Food Science and Culinary Education Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Food Science and Culinary Education Journal

Daya terima dan kandungan gizi roti tawar daun katuk untuk ibu menyusui

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP KUALITAS ROTI TAWAR

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

PEMBUATAN NASTAR KOMPOSIT TEPUNG UBI JALAR KUNING (Ipomoea Batatas L) VARIETAS JAGO

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP KUALITAS ROTI TAWAR. Oleh: VEBY YULIANDARI

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

Food Science and Culinary Education Journal

PENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD

Food Science and Culinary Education Journal

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Food Science and Culinary Education Journal

LOGO BAKING TITIS SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

Food Science and Culinary Education Journal

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

Food Science and Culinary Education Journal

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KULIT ARI BIJI KEDELAI SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TERHADAP KUALIITAS CHOUX PASTRY KERING

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

PENGARUH SUBSTITUSI EKSTRAK BIT TERHADAP KUALITAS DONAT LIANDA SEPTIKA

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

Food Science and Culinary Education Journal

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 01 No. 02 Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

SEMINAR NASIONAL PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK TERHADAP KUALITAS COOKIES. Oleh: NURHAMIDAH RANGKUTI

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil penelitian pembuatan produk Brownies Roll Cake, Pound Cup Cake dan

EKSPERIMEN PEMBUATAN ROTI TAWAR SUBTITUSI TEPUNG AMPAS JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

PENGARUH PENGGUNAAN SUHU PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS ROTI MANIS DILIHAT DARI ASPEK WARNA KULIT, RASA, AROMA DAN TEKSTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Food Science and Culinary Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

Proses Pembuatan Roti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

DAFTAR PUSTAKA. Badan Standarisasi Nasional Roti (SNI ). Jakarta: Daftar Standarisasi Nasional Indonesia.

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

Food Science and Culinary Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

I. PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kegiatan

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

KUALITAS MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI JAGUNG ARTIKEL

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

PENGARUH PENGGUNAAN SARI WORTEL TERHADAP KUALITAS DONAT SRI ULINA BR SINUHAJI

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

EKSPERIMEN PEMBUATAN WINGKO MENGGUNAKAN BAHAN DASAR CAMPURAN JAGUNG MANIS DENGAN TEPUNG KETAN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen sungguhan (True

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran adalah Inggris dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP KUALITAS COOKIES ARTIKEL

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

Edu Elektrika Journal

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

EKSPERIMEN PEMBUATAN MUFFIN SUBTITUSI TEPUNG KULIT PISANG RAJA

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

Transkripsi:

FSCEJ 3 (1) (2014) Food Science and Culinary Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce PENGARUH PENGGUNAAN SARI BIT (Beta Vulgaris L) PADA KUALITAS ROTI TAWAR Irma Yunita, Dyah Nurani Setyaningsih, Titin Agustina Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2014 Disetujui Mei 2014 Dipublikasikan Juni 2014 Keywords: kualitas, roti tawar, sari bit. Abstrak Roti tawar merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti (saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan dipanggang (Wahyudi, 2003: 1). Kurangnya pemanfaatan bit dalam konsumsi harian mendorong dilakukannya penelitian dengan memanfaatkan keunggulan bit. Beberapa keunggulan dari bit antara lain mengandung vitamin C dan serat. Berangkat dari kenyataan yang ada maka peneliti bermaksud untuk membuat roti tawar dengan penggunaan sari bit. Warna alami yang terdapat pada bit digunakan sebagai variasi warna untuk roti tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh sari bit terhadap kualitas roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat, kandungan gizi vitamin C dan serat. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah roti tawar dengan penggunaan sari bit yang berbeda yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Variabel bebas yaitu penggunaan jumlah sari bit yang berbeda, yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Hasil penelitian yaitu adanya perbedaan penggunaan sari bit yang berbeda terhadap kualitas inderawi roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel roti tawar terbaik adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel yang disukai masyarakat yaitu sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel roti tawar terbaik yang di uji kandungan gizinya adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel tersebut memiliki vitamin C sebesar 68,90467 Mgr/100gr dan serat 9%. Abstract Roti tawar merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti (saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan dipanggang (Wahyudi, 2003: 1). Kurangnya pemanfaatan bit dalam konsumsi harian mendorong dilakukannya penelitian dengan memanfaatkan keunggulan bit. Beberapa keunggulan dari bit antara lain mengandung vitamin C dan serat. Berangkat dari kenyataan yang ada maka peneliti bermaksud untuk membuat roti tawar dengan penggunaan sari bit. Warna alami yang terdapat pada bit digunakan sebagai variasi warna untuk roti tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh sari bit terhadap kualitas roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat, kandungan gizi vitamin C dan serat. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah roti tawar dengan penggunaan sari bit yang berbeda yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Variabel bebas yaitu penggunaan jumlah sari bit yang berbeda, yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Hasil penelitian yaitu adanya perbedaan penggunaan sari bit yang berbeda terhadap kualitas inderawi roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Sampel roti tawar terbaik adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel yang disukai masyarakat yaitu sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel roti tawar terbaik yang di uji kandungan gizinya adalah sampel dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc. Sampel tersebut memiliki vitamin C sebesar 68,90467 Mgr/100gr dan serat 9%. 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung E7 Lantai 2 FT Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: tjp_unnes@yahoo.com ISSN 2252-6587 56

PENDAHULUAN Roti tawar merupakan produk makanan yang terbuat dari tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti (saccharomyces cerevisiae), air dan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan dipanggang (Wahyudi, 2003: 1). Bit merupakan tanaman pendatang yang ada di Indonesia. Bit memiliki kandungan gizi antara lain vitamin B9 34%, kalium 14,3%, magnesium 9,8%, triptofan 1,4%, zat besi 7,4%, tembaga 6,5%, fosfor 6,5%, caumarin dan betasianin vitamin C sebesar 10,2% dan serat sebesar 13,6%, selain itu bit juga memiliki warna yang menarik. Kurangnya pemanfaatan bit dalam konsumsi harian mendorong dilakukannya penelitian dengan memanfaatkan keunggulan bit. Uraian diatas mendorong untuk dilakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Sari Bit (Beta Vulgaris L) Pada Kualitas Roti Tawar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sari bit terhadap kualitas inderawi roti tawar ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa, kesukaan masyarakat, kandungan gizi vitamin C dan serat. Eksperimen yang digunakan yaitu Desain Acak Sempurna (DAS). Metode dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah metode penilaian subyektif dengan uji inderawi menggunakan panelis agak terlatih yang berjumlah 21 orang dan uji kesukaan menggunakan panelis tidak terlatih dengan jumlah 80 orang yang telah dikelompokkan sesuai usia. Untuk hasil uji inderawi data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis klasifikasi tunggal, dengan lanjutan uji tukey sedangkan untuk uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Warna kulit indikator warna kulit adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,29. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam METODE PENELITIAN Objek dalam penelitin ini adalah roti tawar dengan penggunaan sari bit yang berbeda yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sehingga subyek didalam populasi dianggap sama. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan jumlah sari bit yang berbeda, yaitu 100cc, 150cc dan 200cc. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas roti tawar dilihat dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. variabel kontrol dalam penelitian ini adalah bahan dan berat bahan, alat, waktu, proses pengovenan. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen. Desain Gambar 1. Grafik hasil rata-rata skor warna kulit 0cc sari bit, nilai rerata yaitu 4,29 termasuk dalam kriteria coklat keemasan. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan, sampel terbaik dilihat dari warna kulit adalah roti tawar dengan 100cc sari bit nilai rerata 4,19 termasuk dalam kriteria coklat. Warna kulit yang tidak coklat keemasan disebabkan pengunaan sari bit yang tidak mempengaruhi warna kulit karena tingkat kepekatan lapisan bit tersamarkan oleh kerak yang cenderung kearah kuning 57

kecoklatan. Akan tetapi penggunaan sari bit yang terlalu banyak yang membuat warna kulit menjadi kecoklatan karena bit memiliki kandungan warna alami. 2. Keserasian bentuk indikator keserasian bentuk adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,29. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam menyimpulkan dapat dibuat grafik rerata skor Gambar 2. Hasil rata-rata skor keserasian bentuk 0cc sari bit nilai rerata 4,29 termasuk dalam kriteria keserasian bentuk sangat serasi. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan sampel terbaik dilihat dari keserasian bentuk adalah roti tawar dengan 150cc sari bit dengan nilai rerata 4,24 termasuk dalam kriteria sangat serasi. Betuk kurang serasi disebabkan karena penggunaan sari bit yang lebih kental sehingga menyebabkan penurunan sisi samping. Hal ini terjadi pada roti tawar dengan sari bit 200cc. 3. Karakteristik kulit indikator karateristik kulit adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,29. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam menyimpulkan dapat dibuat grafik rerata skor Gambar 3. Hasil rata-rata skor karakteristik kulit 0cc sari bit, nilai rerata yaitu 4,29 termasuk dalam kriteria karakteristik kulit sangat tipis. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan sampel terbaik dilihat dari karakteristik kulit adalah roti tawar dengan 150cc sari bit, nilai rerata 4,24 termasuk dalam kriteria tipis. Hal tersebut terjadi karena sari bit memiliki sifat kental di akses 27 oktober 2013. Karakteristik kulit yang kurang tipis disebabkan karena penggunaan sari bit yang mengurangi jumlah cairan yang digunakan. Kekurangan cairan tersebut yang membuat kulit roti menjadi tebal. Penebalan kulit terjadi pada sampel dengan 200cc sari bit. Walapun saat pembakaran dilakukan dengan waktu yang sama dan formula yang digunakan sama pada masingmasing sampelnya. 4. Keseragaman pori-pori indikator keseragaman pori-pori adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,29. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam menyimpulkan dapat dibuat grafik rerata skor Gambar 4. Hasil rata-rata skor keseragaman pori-pori 58

0cc, nilai rerata yaitu 4,29 termasuk dalam kriteria keseragaman pori-pori sangat seragam. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan sampel terbaik dilihat dari keseragaman pori-pori adalah roti tawar dengan 150cc sari bit, nilai rerata 3,67 termasuk dalam kriteria seragam. Keseragaman pori-pori yang kurang seragam terjadi karena kemungkinan pada saat pembuangan gas atau saat pembentukan roti (moulding) tidak sempurna. Hal tersebut terjadi karena sari bit lebih kental dari pada air yang membuat adonan menjadi kaku dan pembuangan gas menjadi tidak maksimal. Sehingga mempengaruhi struktur pori-pori pada masing-masing sampel. 5. Warna pori-pori indikator warna pori-pori adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,19 dan sampel 150cc dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc dengan rerata skor 4,19. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam Gambar 5. Hasil rata-rata skor warna pori-pori 0cc nilai rerata yaitu 4,19 termasuk dalam kriteria warna pori-pori cerah. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan sampel terbaik dilihat dari warna pori-pori adalah roti tawar dengan 150cc sari bit nilai rerata 4,19 termasuk dalam kriteria cerah. Warna pori-pori yang kurang cerah disebabkan karena bit memiliki kandungan warna alami yaitu merah keunguan. Warna merah keunguan berpengaruh pada tingkat kepekatan cairan semakin pekat cairan akan memberikan efek warna lebih gelap, sedangkan pemberian sari bit yang lebih sedikit efek warna merah keunguan sedikit juga sehingga warnanya kurang cerah. 6. Warna penampang roti tawar indikator warna penampang roti tawar adalah pada sampel 200cc yaitu roti tawar dengan penggunaan sari bit sebesar 200cc dengan rerata skor 4,19. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam menyimpulkan dapat dibuat grafik rerata skor Gambar 6. Hasil rata-rata skor warna penampang roti tawar Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa sampel terbaik dilihat dari warna penampang roti tawar adalah 200cc sari bit nilai rerata yaitu 4,19 termasuk dalam kriteria merah. Pada aspek warna penampang roti tawar, penggunaan sari bit sangat berpengaruh dapat dilihat dari rerata skor yang ada pada grafik diatas. Perbedaan warna penampang roti tawar disebabkan adanya perbedaan jumlah sari bit. Bit memiliki betanin yaitu warna merah alami. Warna merah berpengaruh pada kepekatan warna semakin pekat cairan maka akan memberikan efek warna lebih gelap, sedangkan pemberian sari bit yang lebih sedikit efek betanin semakin sedikit juga, maka roti tawar yang dihasilkan kurang lebih merah keunguan. Warna roti tawar terbaik adalah roti tawar sari bit menggunakan jumlah bit 200cc dengan jumlah air 400cc berwarna merah. Karena bit yang digunakan lebih banyak dibanding dengan sampel yang lain. 7. Aroma 59

indikator aroma adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,19. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam Gambar 7. Hasil rata-rata skor aroma 0cc sari bit, nilai rerata yaitu 4,19 termasuk dalam kriteria aroma bit kurang nyata. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan semua sampel roti tawar memiliki kriteria aroma bit kurang nyata. Aroma bit yang kurang nyata disebabkan karena penggunaaan sari bit dalam pembuatan roti tawar tidak terlalu banyak dan aroma bit yang tidak terlalu tajam sehingga tidak mempengaruhi aroma roti tawar. Menurut M. Husin Syarbini (2013:103) aroma yang baik untuk roti tawar adalah beraroma harum khas gandum atau berbau khas biji-bijian atau kacang-kacangan. Dalam penelitian ini roti tawar eksperimen menggunkan sari bit sebagai pengganti air maka aroma yang akan dinilai adalah aroma bit. Secara angka dari hasil analisis anava kasifikasi tunggal tidak terdapat perbedaan nyata antar sampel dengan penggunaan bit yang berbeda. 8. Rasa indikator warna kulit adalah pada sampel 150cc yaitu roti tawar dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc dengan rerata skor 4,29. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam Gambar 8. Hasil rata-rata skor rasa bahwa sampel terbaik dilihat dari rasa adalah roti tawar dengan 150cc sari bit nilai rerata yaitu 4,29 termasuk dalam kriteria rasa sangat gurih. Sedangkan untuk sampel yang lain termasuk dalam kriteria rasa gurih. Hal tersebut terjadi karena penggunaaan sari bit dalam pembuatan roti tidak terlalu banyak dan bit itu sendiri juga tidak memiliki rasa yang signifikan seperti jenis umbi yang lainnya. Menurut Teti Estiasih (2012) Pada proses pembakaran roti tawar terjadi penguapan air. Saat pemanggangan berlangsung terjadi transfer panas dan massa selama pembakaran mengakibatakan unsur bit yang ada menjadi menyusut karena pada awal pemanggangan air diuapkan dari permukaan adonan, suhu pada permukaan luar adonan yang meningkat, dan terbentuk pori dengan tekanan uap meningkat kemungkinan yang mempengaruhi rasa bit tidak berpengaruh pada roti tawar. Oleh karena itu menjadikan rasa tidak berbeda nyata dari keempat sampel. 9. Tekstur indikator tekstur adalah pada sampel 0cc yaitu roti tawar kontrol dengan rerata skor 4,19 dan sampel 150cc dengan penggunaan sari bit sebesar 150cc dengan rerata skor 4,19. Untuk mempermudah dan memperjelas dalam seperti pada gambar berikut: 60

Gambar 9. Hasil rata-rata skor tekstur bahwa sampel terbaik adalah roti tawar 0cc sari bit nilai rerata yaitu 4,19 termasuk dalam kriteria tekstur halus. Apabila dilihat dari sampel yang diberi perlakuan sampel terbaik dilihat dari tekstur adalah roti tawar 150cc nilai rerata 4,19 termasuk dalam kriteria tekstur halus. Hal tersebut terjadi karena penggunaan sari bit yang berbeda tidak mengubah sifat jaringan roti tawar. Akan tetapi kualitas tekstur roti dipengaruhi formula dan proses pengolahan, dimana pada proses pembuatan adonan yang tahap penggilingan dan pembentukan roti pada saat di roll (digulung) memakai kekuatan tekanan yang sama begitu pula dengan Loyang/ cetakan yang digunakan untuk keempat sampel roti tawar eksperimen adalah sama. Penggunaan bit yang berbeda tidak mempengaruhi kualitas tekstur karena yang mempengaruhi tekstur adalah proses pembuatan adonan yang tahap penggilingan dan pembentukan roti pada saat di roll (digulung) memakai kekuatan tekanan yang sama begitu pula dengan Loyang/ cetakan. Sehingga tekstur yang dihasilkan relatif tidak ada perbedaan yang signifikan. 10. Hasil uji kesukaan Hasil uji kesukaan roti tawar sari bit keseluruhan panelis ( 80 ) orang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berdasarkan hasil pengujian dari panelis tidak terlatih kemudian di analisis serta dibandingkan dengan tabel kriteria persentase untuk mengetahui kriteria kesukaannya. Hasil analisis deskripsi persentase roti tawar sari bit dengan penggunaan jumlah bit yang berbeda. Visualisasi rerata masing-masing sampel berdasarkan uji kesukaan secara umum dari 80 responden dapat ditampilkan sebagaimana gambar berikut ini. Gambar 19. Grafik Radar Rerata Sampel pada Uji Kesukaan Dari grafik radar dapat dilihat bahwa pada semua aspek mulai dari aspek warna kulit, keserasian bentuk, karakteristik kulit, kesragaman pori-pori, warna pori-pori, warna penampang roti tawar, aroma, rasa dan tekstur banyak yang menyukai sampel 150cc dibanding dengan kedua sampel lainnya, dimana rerata skor untuk keseluruhan sampel 100cc adalah 3,32 pada sampel 150cc diberi skor 3,78 dan pada sampel 200cc diberi skor rata-rata 3,38. Dari keseluruhan aspek yang dinilai oleh panelis tidak terlatih baik yang remaja putri, remaja putra, dewasa putri dan dewasa putra pada sampel 100cc rerata skornya 3,32 pada 61

interval persentase 66,31% maka termasuk pada kriteria cukup suka, pada sampel 150cc rerata skornya 3,78 pada interval persentase 75,64% maka kriteria termasuk pada kategori cukup suka dan pada sampel 200cc rerata skor 3,4 dan interval persentase 67,97% maka kriterianya termasuk pada kategori suka, disimpulkan pada analisis kesukaan keseluruhan yang paling disukai dari ketiga sampel adalah sampel 150cc. PENUTUP Tidak ada pengaruh kualitas roti tawar sari bit dengan jumlah sari bit yang berbeda (100cc, 150cc, dan 200cc) pada aspek aroma, rasa dan tekstur. Kecuali pada aspek warna kulit, keserasian bentuk, karakteristik kulit, keseragaman pori-pori, warna pori-pori dan warna penampang roti tawar ada pengaruh kualitas roti tawar sari bit. Sampel roti tawar yang paling disukai oleh masyarakat adalah sampel 150cc yaitu dengan penggunaan sari bit 150cc dan air 450cc dengan kriteria disukai.ada peningkatan kandungan gizi roti tawar kualitas terbaik dari hasil eksperimen yaitu roti tawar sari bit 150cc berdasarkan aspek inderawi kandungan vitamin C meningkat 27,6%, yang awalnya 40% menjadi 68,9% dan serat sebesar 8,71% meningkat menjadi 9%. Mudjajanto Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti.2004.Membuat Aneka Roti.Jakarta :Penebar Swadaya Makmoer, Haryanto.2003.Roti Manis Dan Donat.jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama Riyanto, Joko. 2007. Umbi Sumber Makanan. Jakarta: Cakra Media Rubatzky, Vincent E dan Yamaguchi Mas. 1998. Sayuran dunia 2. Bandung : penerbit ITB Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sugiono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Syarbini, M.Husni. 2013. A-Z Bakery. Semarang : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri U.S Wheat Associate. 1983.Pedoman Pembuatan Roti Dan Kue :Djambatan Wahyudi.2003.Memproduksi Roti. Jakarta : Direktorat Menengah Kejuruan DAFTAR PUSTAKA Ali, M.1985.Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Transita Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 1995. Standar Nasional Indonesia Mutu Roti Tawar.Jakarta Hamidah, Siti. 2008. Job Sheet Patiseri I.Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta Mahmud, Mien K.dkk.2008.tabel komposisi pangan indonesia. Jakarta. PT Gramedia 62