ANALISIS DEFORMASI DAERAH PORONG SIDOARJO TERKAIT SEMBURAN LUMPUR DENGAN TEKNIK INTERFEROMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGAMATAN PENURUNAN DAN KENAIKAN MUKA TANAH MENGGUNAKAN METODE DIFFERENTIAL INTERFEROMETRI SYNTHETIC APERTURE RADAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN METODE INSAR DIFERENSIAL UNTUK PEMANTAUAN DEFORMASI ERUPSI GUNUNG MERAPI PADA TAHUN 2010

Eko Yudha ( )

REDUKSI ORBIT PADA INSAR UNTUK PENGAMATAN DEFORMASI GUNUNG MERAPI ORBIT REDUCTION IN INSAR FOR DEFORMATION OBSERVATIONS MOUNT MERAPI.

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Kata Kunci : Deformasi; Gunung Merapi; InSAR

BAB IV STUDI KASUS GUNUNG API BATUR - BALI

Pemanfaatan Metode Differential Intermerometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR) untuk Pemantauan Deformasi Akibat Aktivitas Eksploitasi Panasbumi

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D (DSM, DEM, DAN DTM)

BAB V ANALISIS. V.1 Analisis Data

Phased Array Type L-Band Synthetic Aperture Radar (PALSAR)

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

PENERAPAN METODE DINSAR UNTUK ANALISA DEFORMASI AKIBAT GEMPA BUMI DENGAN VALIDASI DATA GPS SUGAR (STUDI KASUS: KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data

PEMANFAATAN METODE INSAR UNTUK PEMANTAUAN AKTIVITAS GUNUNG SEMERU

BAB III APLIKASI PEMANFAATAN BAND YANG BERBEDA PADA INSAR

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Synthetic Aperture Radar (SAR)

Amblesan di daerah Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

BAB II RADAR APERTUR SINTETIK INTERFEROMETRI. (Interferometric Synthetic Aperture Radar INSAR)

PEMANFAATAN METODE INSAR UNTUK PEMANTAUAN DEFORMASI GUNUNG API DAN PENURUNAN TANAH

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH TANGGULANGIN, SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN METODA GROUND PENETRATING RADAR (GRP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUSI DAN ANALISIS ISU AKTUAL DINAMIKA POSTUR DAN PERILAKU SEMBURAN LUSI MENUJU WHAT NEXT? LUSI 9 TAHUN (29 Mei )

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Gunung Merapi [

PENGENALAN TEKNOLOGI RADAR UNTUK PEMETAAN SPASIAL DI KAWASAN TROPIS. Haniah, Yudo Prasetyo *)

REMOTE SENSING UNTUK PEMANTAUAN DEFORMASI GUNUNGAPI. Seri Pertama: Interferometric Synthetic-Aperture Radar (InSAR) Estu KRISWATI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEM ( Digital Elevation Model

BAB II DASAR TEORI. II.1 Penginderaan Jauh (Remote Sensing)

Pemodelan Perubahan Jaring Titik Kontrol Nasional Wilayah Provinsi Aceh Akibat Efek Coseismic Gempa Aceh Andaman 2004

DETEKSI PENURUNAN MUKA TANAH KOTA SEMARANG DENGAN TEKNIK DIFFERENTIAL INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

Jupi Nurul Azkiya Retnadi Heru Jatmiko

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

Oleh : Ya Asurandi Jurusan Fisika Bidang Minat Geofisika MIPA ITS Surabaya 2011

III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.3. Metode Penelitian

Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Spektrum Gelombang. Penginderaan Elektromagnetik. Gelombang Mikro - Pasif. Pengantar Synthetic Aperture Radar

EKSPLORASI ALOS PALSAR MENGGUNAKAN POLSARPRO V3.0 DENGAN AREAL KAJIAN PT. SANG HYANG SERI, SUBANG, JAWA BARAT. Oleh : DERY RIANSYAH A

PENGOLAHAN CITRA SATELIT ALOS PALSAR MENGGUNAKAN METODE POLARIMETRI UNTUK KLASIFIKASI LAHAN WILAYAH KOTA PADANG ABSTRACT

ANALISIS DEFORMASI PERMUKAAN GUNUNG RAUNG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

PEMANTAUAN MUD VOLCANO DENGAN PENGINDERAAN JAUH REMOTE MONITORING OF A MUD VOLCANO

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No. 2 Vol. 1 ISSN X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gunungapi

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

Studi Pemantauan Penurunan Muka Tanah di Cekungan Bandung dengan Metode Survei GPS dan InSAR

Oleh: Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke sebuah kawasan tertentu yang sangat lebih tinggi dari pada biasa,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Jurnal Geodesi Undip Juli 2017

EFEK PATAHAN WATUKOSEK PADA GEOMORFOLOGI KALI PORONG DENGAN METODE TAHANAN JENIS 2-D

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

BAB III PENGOLAHAN DATA Proses Pengolahan Data LIDAR Proses pengolahan data LIDAR secara umum dapat dilihat pada skema 3.1 di bawah ini.

Deliniasi Wilayah Amblesan Semburan Lumpur Sidoarjo Berdasarkan Data Penginderaan Jauh dan Korelasi Geokimia pada Sistem Vulkanik Kuarter Sekitarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

DEAGREGASI SEISMIC HAZARD KOTA SURAKARTA`

BAB III PENGOLAHAN DATA SAR DENGAN ROI PAC

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

Model Elevasi Digital Permukaan Bumi (DEM)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

KAJIAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI BERDASARKAN CITRA SATELIT ALOS DI CILACAP, JAWA TENGAH

PENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

Deformasi Gunung Guntur berdasarkan data GPS

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MUKA LAUT RATA-RATA DARI CITRA MULTI PASUT

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Jurnal Geodesi Undip April 2017

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTROL STRUKTUR TERHADAP PENYEBARAN BATUAN VOLKANIK KUARTER DAN GUNUNGAPI AKTIF DI JAWA BARAT

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. pegunungan dengan lintasan 1 (Line 1) terdiri dari 8 titik MT yang pengukurannya

Pengolahan Fasa untuk Mendapatkan Model Tinggi Permukaan Dijital (DEM) pada Radar Apertur Sintetik Interferometri (INSAR) Data Satelit

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Memodelkan Deformasi Dasar Laut Akibat Sesar Dengan Slip Homogen Atau Bervariasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TerraMath Profil Perusahaan

PENENTUAN SEBARAN HYPOCENTER PADA SAAT PROSES PEMBENTUKAN KUBAH LAVA MERAPI PERIODE BULAN MARET SAMPAI DENGAN APRIL TAHUN 2006.

Analisis Morfotektonik Daerah Garut Selatan dan Sekitarnya Berdasarkan Metode Geomorfologi Kuantitatif

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

Transkripsi:

ANALISIS DEFORMASI DAERAH PORONG SIDOARJO TERKAIT SEMBURAN LUMPUR DENGAN TEKNIK INTERFEROMETRI (Land Deformation Analysis of Porong Mud-Volcano Based on Satellite Interferometry) oleh / by : Agustan 1 dan Fumiaki Kimata 2 1 Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA), BPPT, Jln. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340 2 Graduate School of Environmental Studies, Nagoya University, Furo-cho, Chikusa-ku, Nagoya-shi, Japan 4648601 Email: agustan@bppt.go.id, kimata@seis.nagoya-u. Diterima (received): 10 Februari 2011; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 19 April 2011 Semburan lumpur di daerah Sidoarjo, Jawa Timur telah mengakibatkan deformasi lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kemampuan citra satelit radar dengan teknik interferometri untuk menganalisis deformasi lahan tersebut. Data satelit radar (ALOS- PALSAR) dari bulan Agustus 2007 sampai Januari 2009 diolah menggunakan 2-pass differential InSAR. Interferogram dibentuk dari dua data radar dengan ketelitian registrasi offset kurang dari setengah pixel dengan pendekatan polinomial orde tiga. Simulasi data DEM diturunkan dari data SRTM, dan beda fase hasil perhitungan dipertajam dengan menggunakan algoritma Median Spatial Filter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak periode awal, daerah terdeformasi telah teridentifikasi. Peningkatan besaran vertikal lebih dominan dibandingkan peningkatan luasnya daerah terdeformasi dan mengilustrasikan penurunan permukaan tanah (land subsidence) di beberapa tempat. Peningkatan permukaan tanah juga teridentifikasi tetapi hal ini mungkin terkait dengan aktifitas peninggian tanggul penahan luapan lumpur. Penurunan permukaan tanah terdeteksi dari 5 16 cm dalam 17 bulan. Mekanisme perubahan permukaan dapat dimodelkan berdasarkan pola warna yang terdeteksi dengan pendekatan patahan dan intrusi. Kata Kunci : InSAR, Interferometri Deferensial, Semburan Lumpur, Deformasi Lahan ABSTRACT The mud flow in Sidorajo, East Java has caused land deformation. This research focused on assessing the ability of differential InSAR to detect the land deformation related to the mud volcano. Seven ALOS-PALSAR data, which were obtained on August 2007 until January 2009 were processed based on 2-pass differential InSAR. The deformation were enhanced on the image using Median Spatial Filtering technique. It is shown that the deformed areas have expanded to the north as uplifted area and to the west as subsided area. The deformed area has been identified since the first observation. However, the magnitude of vertical deformation in this area has increased time by time. Meanwhile, the subsidence has increased from 5-16 centimeters in 17 months. The vertical deformation derived from InSAR was used to model the possible mechanism of land deformation in this 1

Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 1-7 region. The result shows that the fringes pattern is differ between the long-term and shorterm data analysis. The fringes pattern from long-term data analysis indicates a combination between faulting and dyke mechanism. Whereas, the fringes pattern derived from the shortterm data analysis indicates point source dislocation. Keywords : InSAR, Differential Interferometry, Mud Volcano, Land Deformation PENDAHULUAN Semburan uap, air dan lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo dimulai pada tanggal 29 Mei 2006. Dari aktifitas semburan, para ahli mengklasifikasikan fenomena ini sebagai mud volcano atau dapat diterjemahkan sebagai gunung lumpur. Skinner and Mazzini (2009) mendefinisikan gunung lumpur sebagai sebuah fenomena geologi yang terjadi melalui letusan tiba-tiba atau ekstrusi perlahan dari sedimen, batuan, dan cairan dari lapisan yang lebih dalam. Secara geomorfik, gunung lumpur ini menghasilkan kawah berbentuk lubang yang pada umumnya terletak pada kerucut topografi, gundukan, atau punggung dengan berbagai ukuran dan bentuk, yang dikelilingi oleh aliran lumpur (Khalilov dan Kerimov, 1981; Kholodov, 2002; dan Kopf, 2002). Selain menyemburkan gas metan, uap air dan lumpur, fenomena gunung lumpur juga mengubah bentuk permukaan bumi (ground deformation). Perubahan bentuk permukaan sangat berpengaruh terhadap obyek yang ada di atasnya misalnya struktur bangunan dan utilitas sehingga penting untuk dipantau. Terkait dengan gunung lumpur di Sidoarjo, beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan deformasinya misalnya: Abidin et al. (2008) dan Fukushima et al. (2009). Kedua penelitian tersebut membahas perubahan permukaan dari data yang diperoleh dari metode pengamatan Global Positioning System (GPS) dan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Teknik InSAR mampu mendeteksi perubahan permukaan bumi dengan memanfaatkan beda fasa gelombang elektromagnetik yang direkam pada dua waktu pengamatan yang berbeda. Data yang dapat digunakan dengan teknik ini salah satunya adalah satelit radar. Satelit radar yang mengorbit sampai saat ini adalah satelit ALOS (Advance Land Observation Satellite) dengan sensor PALSAR (The Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar). Tulisan ini menguraikan hasil pengolahan data PALSAR dalam memahami perubahan permukaan terkait dengan gunung lumpur di Porong, Sidoarjo. BAHAN DAN METODE Untuk memahami perubahan permukaan akibat gunung lumpur di Sidoarjo, beberapa data satelit PALSAR sejak tahun 2007 sampai 2009 diolah dengan teknik interferometri. Data PALSAR tersedia dalam beberapa tingkatan (level) dan jenis resolusi. Dalam penelitian ini, data PALSAR yang diolah terdiri dari data tingkat 1.0 dan 1.1 serta dalam fine beam single polarization (FBS) dan fine beam double polarization mode (FBD). Interferogram dibentuk berdasarkan dua data radar dalam format Single Look Complex (SLC) dengan resolusi FBS sehingga proses konversi format dan resolusi dilakukan dengan menggunakan algoritma range oversam-pling (Werner et al., 2007). Interferogram yang dihasilkan terdiri dari fasa kelengkungan bumi ( φ curv ), fasa topografi ( φ topo ), fasa akibat perbedaan orbit ( φ orb ), fasa akibat deformasi ( φ defo ), fasa dari atmosfir ( φ atm ) dan fasa akibat gangguan lainnya ( φ noise ), hubungan antara fasa tersebut 2

diformulasikan dengan rumus pada Persamaan 1. φ G = φ curv + φ topo + φ orb + φ defo + φ atm + φ noise (1) Kaitannya dengan perubahan permukaan atau deformasi, maka fasa selain deformasi harus dihilangkan dari interferogram. Untuk menghilangkan fasa topografi, data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) disimulasikan dalam sistem radar untuk dapat diperkurangkan dan dikenal dengan teknik 2-pass differential InSAR (DInSAR). Fasa akibat kelengkungan bumi dan perbedaan orbit dapat dihilangkan dengan persamaan matematis seperti pada Persamaan 2. φ curv+orb = φ G 4π λ Bsin(θ 0 G α) + 4π λ B..(2) dengan λ adalah panjang gelombang radar, B adalah jarak antar orbit satelit 0 (baseline), θ G adalah sudut pandang pada posisi tertentu, α adalah sudut antara orbit satelit dan B adalah jarak paralel orbit satelit (parallel baseline). φ atmosferik ( atm ) digunakan persamaan linear terhadap ketinggian (Li et al., 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkaran warna (fringes) dari sebuah interferogram merepresentasikan informasi ketinggian (topografi) jika yang dihasilkan adalah digital elevation model (DEM); atau besaran deformasi jika teknik differential diterapkan. Lingkaran warna ini sangat terkait dengan nilai perpendicular baseline dari jarak antar orbit satelit. Untuk keperluan deformasi, nilai perpendicular baseline sebaiknya yang sekecil mungkin sehingga efek dari topografi dapat diminimalkan. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa jarak perpendikular dari orbit satelit bervariasi dari 60 m sampai 820 m. Informasi ini memperlihatkan bahwa efek topografi sebaiknya dihilangkan dengan metode 2-pass DInSAR. Secara ringkas, data diolah berdasarkan data pengamatan tanggal 22 Agustus 2007 dan alur pengolahan data diilustrasikan pada Gambar 2. Informasi perubahan permukaan untuk komponen vertikal diperoleh dengan persamaan berdasarkan geometri dan Persamaan 3. V disp = LOS displacement cosθ (3) dengan V disp adalah besaran deformasi Gambar 1. Ilustrasi geometri jarak antar satelit (baseline) Fasa akibat gangguan lainnya atau noise ( φ noise ) dihilangkan dengan menerap-kan adaptive smoothing filtering (Goldstein and Warner, 1998). Sedang untuk menghilangkan fasa akibat untuk komponen vertikal, LOS displacement adalah deformasi sepanjang arah pancaran gelombang yang diperoleh setelah proses phase unwarpping dan θ adalah sudut pandang dari antena ke target (incidence angle). Deformasi vertikal untuk seluruh hasil pengolahan data ditampilkan pada Gambar 3. 3

Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 1-7 Gambar 2. Ringkasan alur pengolahan data dengan strategi 2-pass DInSAR Gambar 3. Geometri perhitungan deformasi vertikal dari hasil DInSAR Terlihat bahwa daerah yang mengalami deformasi sudah terlihat sejak dari interfe-rogram pertama dengan luasan daerah yang tidak berubah secara signifikan. Yang mengalami perubahan secara signifikan adalah besaran vertikal yang terlihat semakin meningkat sampai interferogram terakhir. Apabila ditarik garis penampang AB dan CD seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4, maka perubahan vertikalnya dapat dilihat pada Gambar 5. 4

Gambar 4. Deformasi vertikal yang ditampilkan dalam bentuk interferogram Gambar 5. Penampang melintang dari profile AB dan CD Pola perubahan permukaan memperlihatkan ada 2 wilayah dengan mekanisme yang berbeda. Pada wilayah bagian barat (daerah penampang AB) mengindikasikan pola perubahan penurunan permukaan (land subsidence) akibat mekanime bukaan (tensile), sedangkan daerah di pusat semburan (daerah penampang CD) memperlihatkan pola mekanisme menyudut (dip-slip). Mekanisme ini sering dijumpai 5

Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 1-7 pada aktivitas pergerakan magma dalam aktivitas kegunungapian. Dari hasil pemodelan perubahan permu-kaan berdasarkan model Okada (1992) diperkirakan bahwa titik sumber berada pada kedalaman sekitar 1 km di bawah permukaan yang berasal dari dua sumber yang berbeda. Besaran pergeseran setelah 506 hari sekitar 20 cm untuk bukaan di daerah AB dan sekitar 70 cm dengan bidang sekitar 20 derajat untuk daerah CD. Dimensi bidang yang bergerak di bawah permukaan untuk tiap lokasi berkisar antara 1 sampai 2 km 2. Gambar 6. Hasil pemodelan perubahan permukaan Perubahan permukaan dari hasil pemodelan data satelit radar sampai tanggal 9 Januari 2009 mengindikasikan lokasi bidang slip terletak pada kedalaman dangkal yaitu sekitar 1 km di bawah permukaan. Hasil yang diberikan dari pengolahan data satelit radar menggu-nakan teknik interferometri ini memper-lihatkan kemampuan mendeteksi lokasi perubahan permukaan yang dapat diterapkan pada aplikasi lainnya, misalnya penelitian kegunungapian, perubahan 6

permukaan akibat gempa, penuruan permukaan tanah daerah perkotaan dan lain sebagainya. KESIMPULAN DAN SARAN Tulisan ini memperlihatkan salah satu aplikasi teknik interferometri pada data satelit radar untuk memantau deformasi permukaan bumi. Kajian terhadap berbagai jenis panjang gelombang radar sangat menarik untuk dilakukan dalam memban-dingkan hasil yang diperoleh. Selain itu algoritma dalam mengeliminasi noise dalam hasil interferogram juga menarik untuk dikembangkan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) atas data PALSAR yang disediakan. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z., M.A. Kusuma, H. Andreas, M. Gamal and P. Sumintadireja. 2008. GPS-Based Monitoring of Surface Displacements in the Mud Volcano Area, Sidoarjo, East Java. Observing our Changing Earth: International Asso-ciation of Geodesy Symposia. Vol. 133(4): 595-603, DOI: 10.1007/978-3-540-85426-5_69. Fukushima, Y.J. Mori, M. Hashimoto and Y. Kano. 2009. Subsidence Associated with the LUSI Mud Eruption, East Java, Investigated by SAR Interferometry, Marine and Petroleum Geology, Vol. 26(9): 1740-1750. Goldstein, R.M. and Werner, C.L. 1998. Radar Interferogram Filtering for Geophysical Applications. Geophysical Research Letters. Vol. 25(21): 4035-4038. Khalilov, N.Y. and A.A. Kerimov. 1981. Origin of Mud Volcanism and Diapirism, International Geological Review. Vol. 25(8): 877 881. Kholodov, V.N. 2002. Mud Volcanoes, their Distribution Regularities and Genesis: Communication 1. Mud Volcanic Provinces and Morphology of Mud Volcanoes. Lithology and Mineral Resources. Vol. 37(3): 197-209. Kopf, A. J. 2002. Significance of Mud Volcanism, Reviews of Geophysics. Vol. 40(2) doi:10.1029/2000rg000093. Li, Z.W., Ding, X.L., Huang, C., Wadge, G. and Zheng, D.W. 2006. Modeling of Atmospheric Effects on InSAR Measurements by Incorporating Terrain Elevation Information. Journal of Atmospheric and Solar- Terrestrial Physics. Vol. 68(11): 1189-1194. Okada, Y. 1992. Internal Deformation Due to Shear and Tensile Faults in a Half- Space. Bulletin of the Seismological Society of America. Vol. 82(2): 1018-1040. Skinner, J.A. Jr. and A. Mazzini. 2009. Martian Mud Volcanism: Terrestrial Analogs and Implications for Formational Scenarios. Marine and Petroleum Geology. Vol. 26(9): 1866-1878. Werner, C., Wegmuller, U., Strozzi, T., Wiesmann, A. and Santoro, M. 2007. PALSAR Multi-Mode Interferometric Processing. The First Joint PI symposium of ALOS Data Nodes for ALOS Science Program, Kyoto. 7