BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri

SILABUS. Mata Pelajaran Kelas/Semester : II/ 2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 5. Mengapresisasi karya seni rupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

ARSITEKTUR DAN SOSIAL BUDAYA SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. paling sempurna, karena manusia diberi potensi untuk berfikir, berperasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. maupun Internasional. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam upaya pengembangan dirinya. Perubahan yang terjadi pada peserta

BAB I PENDAHULUAN. umum, sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar dan terancang untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat merupakan kunci pokok dalam mencapai cita-cita suatu bangsa. Pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara peserta didik dan guru, dimana keduanya mempunyai peranan yang penting. Pembelajaran musik bagi peserta didik yang normal secara fisik berbeda dengan yang tidak normal seperti penyandang kebutaan (tunanetra). Secara umum proses pembelajaran dilakukan didalam kelas, peserta didik melihat dan mendengarkan apa yang guru jelaskan secara lisan dan tulisan. Kemudian peserta didik pun menuliskan apa yang mereka lihat dan dengar dari penjelasan guru, bagi peserta didik tunanetra hal ini sangat berbeda. Pembelajaran yang dilaksanankan dengan bantuan guru harus lebih efektif, guru harus menerangkan langsung secara individu kepada peserta didik karena butuh pendekatan kepada peserta didik agar mengerti apa yang dijelaskan secara lisan. pembelajaran membutuhkan adanya pelatihan 1

melalui suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku manusia, yaitu dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program, yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar dapat memperkaya serta memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan dari siswa tersebut. Ekstrakurikuler memiliki manfaat bagi pembentukan kepribadian peserta didik, diantaranya adalah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik, dapat mengetahui serta membedakan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain, serta mampu mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Berbagai macam bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah adalah sebagai berikut: olahraga, pramuka, tari-tarian, pidato, drama, publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah), band, paduan suara, ansambel musik, musik tradisional dan lain-lain. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa adalah musik tradisional batak toba. Musik tradisional merupakan salah satu kegiatan yang diminati oleh peserta didik di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Musik merupakan sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik. Musik juga dijadikan sebagai pembelajaran di sekolah ataupun diluar sekolah, sehingga musik sudah dikenal masyarakat luas.

Musik tradisional tidak kalah menariknya dengan musik modern, hanya eksplorasi terhadap musik tradisional ini yang kurang dilakukan anak-anak sekarang dan juga masyarakat, sehingga tidak banyak anak-anak muda yang mengenal musik tradisional. Tetapi ada sebagian anak-anak muda yang sedini mungkin telah diperkenalkan dengan musik tradisional lalu mampu menikmati musik ini dan bahkan berkarya dengan musik tradisional. Mereka mengubah dan membuat perpaduan yang menarik terhadap musik tradisional agar lebih menarik dan mendapatkan perhatian yang lebih dari masyarakat. Musik tradisional batak toba yang ada di Sumatera Utara merupakan salah satu yang menarik untuk dipelajari dari sekian banyak musik tradisional di Sumatera Utara. Musik tradisional batak toba memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri yang dapat dilihat dari bentuk penyajiannya, salah satunya dengan penyajian polymelodi. Polymelodi artinya bahwa instrument musik yang terdapat di dalam musik tradisional batak toba semuanya membawakan melodi utama (hanya instrument melodis) akan tetapi sesuai dengan karakter dari masingmasing alat musik yang membawakan melodi lagu tersebut. Batak Toba merupakan salah satu suku atau etnik di Sumatera Utara yang masuk dalam suku batak yang terdiri dari Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Dairi, dan Batak Toba. Keterbatasan interaksi sosial pada anak tunanetra patuh dipahami oleh semua pihak, terutama orang tua dan guru. Orang tua dan guru berkewajiban mengupayakan agar interaksi sosial yang dimiliki anak tunanetra dapat ditingkatkan. Guru mempunyai peranan penting dalam menghadapi anak tunanetra agar mampu berinteraksi dengan lingkungan di sekolah, sebab guru

sebagai orangtua di sekolah yang harus siap melayani pendidikan anak tunanetra dengan segala bentuk kekurangannya, khususnya dalam mengembangkan kemampuan bermain musik anak tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA). Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu anak tunanetra agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Melalui program bimbingan, pengajaran, dan latihan anak tunanetra mendapatkan perhatian khusus dalam hal interaksi sosial di sekolah. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang besar, agar anak tunanetra memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain yang berada di sekitar sekolah. Guru membimbing anak tunanetra secara bertahap, disesuaikan dengan dasar pengalaman anak tunanetra ketika berada dalam lingkungan rumahnya. Begitu juga dengan proses pembelajaran musik tradisional batak toba peserta didik tunanetra memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda dalam memainkan alat musik, sehingga pendekatan yang digunakan untuk peserta didikpun berbeda-beda. setiap peserta didik belajar secara bertahap dan berkelanjutan untuk belajar musik tradisional batak toba. Untuk dapat mempelajari musik tradisional batak toba peserta didik tunanetra memulai pengetahuan tentang sifat-sifat ruang dari benda yang biasa dilakukan lewat penglihatan, dapat dilakukan pula dengan rabaan. Di sini pengalaman kinestetis memegang peranan penting. Dengan rabaan anak tunanetra bisa tahu tentang bentuk benda, besar kecilnya, bahkan mempunyai kelebihan

yaitu bisa mengerti halus kasarnya (teksture) dan daya lenting (elastisitas) serta berat ringannya suatu benda. Sehingga peserta didik dapat merekam ciri-ciri atau bentuk dari suatu alat musik, hal ini menunjukkan indra peraba peserta didik tunanetra berperan penting. Didalam kekurangan peserta didik tunanetra yang tidak dapat melihat, mereka bisa belajar musik tradisional batak toba dengan indra peraba dan pendengaran mereka dengan baik. Oleh karena itu, peniliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang diberikan pengajar kepada peserta didik yang penyandang kebutaan atau tunanetra dalam kegiatan ekstrakurikuler ini untuk mendeskripsikan Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba sebagai Ekstrakurikuler bagi Peserta Didik Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. B. Identifikasi Masalah Menurut Iskandar (2010:163) menyatakan bahwa: Identifikasi Masalah merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah, di dalam latar belakang masalah sudah dijelaskan faktorfaktor yang menyebabkan masalah, semua faktor tersebut kita teliti, namun dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan referensi yang relavan, maka tidak semua faktor yang menyebabkan masalah tersebut kita teliti. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa? 2. Bagaimana keberadaan pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa? 3. Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 4. Lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 5. Alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 7. Bagaimana kendala dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa?

C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Iskandar (2008:165) yang mengatakan bahwa: pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relavan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Berdasarkan pendapat diatas maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa? 2. Metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 3. Lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan 4. Alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan

D. Rumusan Masalah Dalam menentukan rumusan masalah penulis berpedoman terhadap pendapat Iskandar (2010-166) Rumusan masalah adalah jawaban atas pertanyaan apa masalahnya? rumusan masalah sebaiknya dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi penelitian karena penilitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan diatas dirumuskan sebagai berikut: Pembelajaran Musik Tradisional Batak Toba sebagai Ekstrakurikuler bagi Peserta Didik Tunanetra di Yayasan Pendidikan Tunanetra Sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan manusia senantiasa berorientasi kepada tujuan, salah satu keberhasilan adalah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan untuk mendapatkan gambar yang jelas tentang hasil yang akan dicapai. Berhasil atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapai tidaknya tujuan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar (2008:244) yaitu tujuan penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian dengan penelitian yang dilakukan. maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. 2. Untuk mengetahui metode apakah yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. 3. Untuk mengetahui lagu-lagu apa saja yang dipelajari dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. 4. Untuk mengetahui alat musik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca. 2. Sebagai bahan masuk kepada penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai pembelajaran musik tradisional batak toba sebagai ekstrakurikuler bagi peserta didik tunanetra di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. 3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian.

4. Sebagai bahan masukan bagi pengajar di yayasan pendidikan tunanetra sumatera (YAPENTRA) Tanjung Morawa. 5. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengajarkan peserta didik yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan.