BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia, jumlah perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

SIARAN PERS BERSAMA BANK INDONESIA, DJLK, BAPEPAM, BPPN DAN BEJ, BERKAITAN DENGAN KASUS PT. BANK LIPPO TBK TANGGAL 17 MARET 2003

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian setiap negara. Tidak sedikit kegiatan perekonomian terutama di

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor yang demikian penting dan strategis dalam berkembangnya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang ini. Selain kemampuan dan keahlian khusus, suatu profesi memiliki etika yang merupakan aturan-aturan khusus yang ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika profesi menjadi kebutuhan yang sangat penting agar pelaksanaan profesi tidak melanggar batas-batas hukum. Semua profesi dituntut untuk berperilaku etis yaitu bertindak sesuai dengan moral dan nilai-nilai berlaku. Apabila etika suatu profesi dilanggar maka terdapat sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Pelaksanaan profesi yang dijalankan berdasarkan etika hasilnya tidak akan merugikan kepentingan umum dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi (Nurlan, 2011). Profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah (Martadi dan Sri, 2006). Salah satu pelanggaran etika yang terjadi di Indonesia adalah laporan keuangan ganda Bank Lippo pada tahun 2002. Kasus Lippo bermula dari adanya

tiga versi laporan keuangan yang ditemukan oleh Bapepam untuk periode 30 September 2002 yang masing-masing berbeda. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada 28 November 2002. Kedua, laporan ke BEI pada 27 Desember 2002, dan ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan publik Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada 6 Januari 2003. Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan mencantumkan opini wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang disampaikan pada 6 Januari 2003. Dimana dalam laporan itu disampaikan adanya penurunan AYDA (Agunan yang Diambil Alih) sebesar Rp 1,42 triliun, total aktiva Rp 22,8 triliun, dan rugi bersih sebesar Rp 1,273 triliun. Untuk laporan keuangan yang diiklankan pada 28 November 2002 ternyata terdapat kelalaian manajemen dengan mencantumkan kata audit. Padahal laporan tersebut belum diaudit, dimana angka yang tercatat pada saat diiklankan adalah AYDA sebesar Rp 2,933 triliun, aktiva sebesar Rp 24,185 triliun, dan laba bersih tercatat Rp 98,77 miliar. Oleh karena itu, BAPEPAM menjatuhkan sanksi denda kepada jajaran direksi PT Bank Lippo Tbk. sebesar Rp 2,5 miliar, karena pencantuman kata diaudit dan opini wajar tanpa pengecualian di laporan keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada 28 Nopember 2002, dan juga menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 3,5 juta kepada Ruchjat Kosasih selaku partner kantor akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan AYDA Bank Lippo selama 35 hari.

Seharusnya pelanggaran tersebut tidak terjadi jika setiap akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan dapat menerapkan etika profesi secara memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan sikap akuntan yang profesional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya sendiri ataupun dari pihak eksternal. Etika profesi bagi praktik akuntansi di Indonesia disebut dengan istilah Kode Etik Akuntan dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia beranggotakan auditor dari berbagai tipe (auditor independen dan auditor intern), akuntan manajemen, akuntan pendidik, serta akuntan sektor publik. Kode etik yang dikeluarkan oleh IAI tidak hanya mengatur anggotanya yang berpraktik sebagai akuntan publik, namun mengatur perilaku semua anggotanya dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lain. Kode Etik Akuntan (www.iaiglobal.or.id) dimaksud sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggungjawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu prinsip etika, aturan etika, dan interpretasi aturan etika. Berdasarkan sumber www.iaiglobal.or.id, Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika,

yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Dengan adanya akuntan yang beretika dan bermoral tinggi diharapkan tujuan dari laporan keuangan dapat tercapai, yaitu: a. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK No.1 Tahun 2012). b. Menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK No.1 Tahun 2012). Menurut PSAK 1 (2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Suatu laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Informasi yang tercantum dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen sehingga laporan keuangan harus disusun dan disajikan

secara wajar dan tepat waktu. Laporan keuangan merupakan media yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pengguna internal dan eksternal laporan keuangan. Akuntansi pada dasarnya merupakan proses untuk mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan, yaitu informasi mengenai aktiva, kewajiban, perubahan aktiva dan utang, serta aktivitas operasional, pendanaan, dan investasi suatu perusahaan. Laporan keuangan harus dapat dipercaya oleh penggunanya sebab informasi ini dipakai untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba di masa depan. Untuk itu, laporan keuangan harus disusun dengan menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang telah diakui, diterima, dan dipahami oleh semua pihak yang akan menggunakan informasi ini. Menurut Sulistyanto (2008), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar laporan keuangan dapat diakui dan diterima serta merupakan informasi yang berkualitas. Laporan keuangan dinilai sebagai informasi yang berkualitas apabila menyajikan informasi yang relevan, netral, lengkap (komprehensif), serta mempunyai daya banding. Agar dapat memenuhi syarat ini maka seluruh informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus disusun dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku secara umum. Proses penyusunan laporan keuangan di Indonesia didasarkan atas Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar Akuntansi Keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparansi tersebut. Standar Akuntansi Keuangan dapat diibaratkan sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktisi bisnis yang sebenarnya.

Pendidikan akuntansi S-1 di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beretika dan bermoral tinggi. Berbagai upaya dilakukan untuk memperkenalkan nilai-nilai profesi dan etika akuntan kepada mahasiswa (Yulianti dan Fitriany, 2005). Etika seorang akuntan seharusnya dibentuk dan dipelajari dimulai pada saat mereka duduk di dalam dunia pendidikan. Program pendidikan S-1 akuntansi sebaiknya memberikan kerangka nilai, etika, dan sikap profesional untuk melatih judgement profesional calon akuntan sehingga dapat bertindak secara etis ditengah kepentingan profesi dan masyarakat. Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman terhadap kode etik profesi. Dengan pengetahuan, pemahaman, kemauan yang lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dapat mengurangi berbagai pelanggaran etika (Ludigdo 1999 dalam Arisetyawan, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti dan Fitriany (2005) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi dan non akuntansi terhadap manajemen laba dan cost-benefit pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai kecenderungan misstate, masalah pengungkapan informasi (disclosure), dan tanggungjawab terhadap pengguna laporan keuangan (responsibility) antara mahasiswa akuntansi dan non akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Prajitno (2006) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan publik, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan.

Arisetyawan (2010) dalam penelitiannya mengenai etika profesi memperoleh yang memperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan auditor terhadap kode etik akuntan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan auditor mengenai etika profesi akuntan dan persepsi auditor KAP Big Four dan Non Big Four terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Penelitian mengenai etika profesi akuntan ini dilakukan karena profesi akuntan aktivitasnya tidak terlepas dari aktivitas bisnis yang menuntut mereka untuk bekerja secara profesional sehingga harus memahami dan menerapkan etika profesinya dalam bisnis. Penelitian ini juga dilakukan kepada mahasiswa akuntansi karena mereka adalah calon akuntan yang seharusnya terlebih dulu dibekali pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa bekerja secara profesional berlandaskan etika profesi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Yulianti dan Fitriany (2005). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Objek penelitian sebelumnya adalah mahasiswa akuntansi dan mahasiswa non akuntansi, tetapi dalam penelitian ini objek penelitian adalah mahasiswa akuntansi dan auditor dengan adanya penambahan variabel etika profesi yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prajitno (2006). Kemudian, perbedaan yang lain adalah tahun penelitian ini adalah tahun 2012, tetapi pada penelitian sebelumnya pada tahun 2005 dan 2006. Penambahan variabel etika profesi berdasarkan alasan bahwa aktivitas profesi akuntan tidak

terlepas dari aktivitas bisnis yang menuntut mereka untuk bekerja secara profesional sehingga harus memahami dan menerapkan etika profesi akuntan. 2. Cakupan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diambil pada penelitian ini adalah KAP di wilayah Jakarta dan Tangerang, termasuk KAP the Big Four dan KAP non Big Four, yaitu KAP Suganda Akna Suhri dan Rekan dan KAP Joachim Sulistyo dan Rekan. 3. Universitas yang menjadi objek penelitian adalah Universitas di wilayah Jakarta, Depok, dan Tangerang yang telah terakreditasi A dan telah menempuh mata kuliah Auditing 1, baik negeri maupun swasta, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan, STAN, dan Universitas Trisakti. Atas dasar uraian yang telah dikemukakan, maka dilakukan penelitian dengan judul Studi Komparasi Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Auditor Terhadap Etika Profesi Akuntan dan Auditor Big Four dan Non Big Four Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. 1.2 Batasan Masalah Obyek penelitian yang ditentukan adalah mahasiswa akuntansi di Universitas di wilayah Jakarta, Depok, dan Tangerang yang telah terakreditasi A, baik negeri maupun swasta, yang sedang atau telah mengambil mata kuliah Auditing 1 dan Auditor kantor akuntan publik big four dan non big four di Jakarta dan Tangerang pada tahun 2012.

Dari ketiga bagian kode etik akuntan, penelitian ini memfokuskan hanya pada bagian prinsip etika profesi dengan masalah tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis. Etika penyusunan laporan keuangan dibatasi pada masalah salah saji, pengungkapan informasi, cost-benefit pengungkapan informasi, dan tanggungjawab terhadap pengguna laporan keuangan. 1.3 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan auditor terhadap etika profesi? 1.3.2 Apakah terdapat perbedaan persepsi antara auditor Big Four dan Non Big Four terhadap etika penyusunan laporan keuangan? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.4.1 Memperoleh bukti empiris berkaitan dengan persepsi mahasiswa akuntansi dan auditor terhadap Etika Profesi. 1.4.2 Memperoleh bukti empiris berkaitan dengan persepsi auditor Big Four dan Non Big Four terhadap etika penyusunan laporan keuangan?

1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.5.1 IAI Memberikan masukan kepada IAI untuk mengetahui seberapa jauh kode etik telah diterapkan oleh profesi akuntan sehingga secara umum dapat diketahui perilaku akuntan dan dapat memberikan citra profesi yang baik serta kemahiran profesionalnya dalam memberikan jasa kepada masyarakat. 1.5.2 Pemakai jasa profesi akuntan Membantu meningkatkan kepercayaan pemakai jasa profesi terhadap profesi akuntan sebagaimana yang mereka harapkan. 1.5.3 Pihak akademis dan pihak lain Memberikan masukan kepada akademis dan pihak-pihak lain dalam mendiskusikan dan meneliti masalah kode etik akuntan dan etika penyusunan laporan keuangan. 1.5.4 Mahasiswa akuntansi yang sedang duduk di bangku perkuliahan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan mengenai etika profesi akuntan dan dapat menyiapkan mental agar dapat berupaya maksimal untuk meningkatkan kinerja di Kantor Akuntan Publik. 1.5.5 Peneliti lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.6 Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II : TELAAH LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Dalam bab ini dibahas mengenai penjelasan tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, yaitu etika profesi akuntan dan etika penyusunan laporan keuangan. Bab ini juga menguraikan hasil dari penelitian sebelumnya, serta perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, metodologi penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini dibahas mengenai hasil dari penelitian yang diteliti, dengan menganalisa dari data yang diperoleh dan yang telah diuji. Alat uji yang digunakan adalah uji kualitas data, yang termasuk di

dalamnya uji validitas, reliabilitas, dan normalitas, serta uji hipotesis yang dilakukan adalah Independent Sample T-Test. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai uraian simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.