BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia adalah

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

A. KEBERSIHAN. Tempat Penampungan Sementara (TPS) saat ini yang ada berupa Container sebanyak 48. Depo/ Landasan Container sebanyak 11 unit; Profile

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Mohd. Gempur Adnan

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Lampiran 7 Rencana Implementasi Lampiran 7.a.1: Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran n+1 (khusus sumber dana dari Pemerintah)

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

SKPD : DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DKI JAKARTA DATA : Rincian Program dan Kegiatan TAHUN : 2018

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Kebersihan Kota Medan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

Rencana Umum Pengadaan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. adalah terjadi perubahan mendasar terhadap tatanan pemerintahan. Yaitu dengan

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

STUDI PENANGANAN SAMPAH DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR JATIBARANG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

DISAMPAIKAN DALAM AGENDA MUSRENBANG TINGKAT KABUPATEN. DLH Kabupaten Buleleng

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan oleh dua unit kerja yaitu Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Kantor Lingkungan Hidup. Pada bulan Agustus 2005 dengan pertimbangan aspek efektivitas administrasi, koordinasi, pengelolaan anggaran dan operasional kegiatan maka kedua unit kerja tersebut dilebur menjadi satu lembaga kedinasan baru yaitu Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH). Selanjutnya, dalam upaya restrukturisasi kelembagaan pemerintah daerah maka pada tanggal 1 Juli 2008 melalui Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 7 Tahun 2008 dibentuk Lembaga Teknis Daerah, dimana DKLH Kota Probolinggo berubah menjadi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo. 2.1.1. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan setiap kegiatan serta konsistensi pencapaian tujuan jangka panjang, maka visi dan misi BLH Kota Probolinggo adalah sebagai berikut : Visi BLH Kota Probolinggo adalah Menuju Probolinggo Kota Seribu Taman, Bersih, Indah, Rapi dan Ramah Lingkungan Adapun misi BLH Kota Probolinggo adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peningkatan penanganan kebersihan dan keindahan kota secara partisipatif didukung dengan pengembangan model kemitraan dan sumber daya manusia yang memadai. 8

2. Mewujudkan peningkatan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Keteduhan dan Keasrian Kota. 3. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. 4. Mewujudkan peningkatan kesadaran masyarakat melalui informasi dan pendidikan lingkungan. 5. Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah melalui pemberdayaan masyarakat. 2.2. Lingkup dan Bidang Pelayanan BLH Kota Probolinggo Lingkup dan bidang pelayanan BLH Kota Probolinggo adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan dan Pengkajian Dampak Lingkungan. 2. Pengembangan Peraturan dan Penegakan Hukum Lingkungan. 3. Pelestarian, Pengendalian dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup. 4. Konservasi Sumber Daya Alam dan Kelistrikan. 5. Penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran Lingkungan. Secara lebih rinci lingkup dan bidang pelayanan BLH Kota Probolinggo yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan limbah adalah (1) menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengelolaan kebersihan; (2) pengurangan dan penanganan sampah dan limbah; (3) pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur ulang dan penanganan akhir sampah; (4) Pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. 9

2.3. Sumber Daya Sumber daya yang dimiliki oleh BLH Kota Probolinggo khusus dalam pengelolaan sampah dan limbah meliputi sumberdaya personil, sumberdaya sarana dan prasarana serta sumberdaya dana. 2.3.1. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLH Kota Probolinggo untuk operasional pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Sarana dan Prasarana Operasional Pengelolaan Sampah No Jenis Jumlah (Unit) 1 Armroll Truck (9 m 3 ) 5 2 Dump Truck (8 m 3 ) 5 3 Truk Sampah Besar (6 m 3 ) 3 4 Colt Pick Up (3 m 3 ) 2 5 Spd. Motor Gerobak (1.5 m 3 ) 23 6 Gerobak Sampah 40 7 Truk Penyedot Tinja (4 m 3 ) 2 8 Buldozer 1 9 Wheel Loader 1 10 TPS Kontainer 26 11 TPS Permanen 9 12 Transfer Depo 4 13 TPS Mini 26 14 Plant Pengomposan 2 15 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah 1 16 Instalasi Pengolah Air Limbah 1 Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013 Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki tersebut, BLH Kota Probolinggo telah dapat memberikan pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah dengan baik. Sampah hasil penyapuan jalan, taman, permukiman, pasar dan sumber sampah lainnya dengan menggunakan gerobak sampah, sepeda motor 10

gerobak dan colt pick-up diangkut dan dikumpulkan sementara di TPS Mini, TPS Permanen, TPS Kontainer atau di Transfer Depo. Selanjutnya dari tempat pengumpulan sementara tersebut, sampah diangkut dengan menggunakan arm truck, dump truck, dan truk sampah besar ke Plant Pengomposan atau ke TPA. Buldozer dan wheel loader dipergunakan untuk penataan dan pemadatan sampah di TPA. Untuk pengumpulan limbah tinja dipergunakan truk penyedot tinja yang selanjutnya dilakukan pengolahan di instalasi pengolah air limbah yang lokasinya berada di TPA. 2.3.2. Sumber Daya Dana Pembiayaan operasional dan pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah dan limbah berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II (APBD II) Kota Probolinggo. Jumlah biaya tahun anggaran 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tahun 2010 sebesar Rp. 992.389.000,- Tahun 2011 sebesar Rp. 3.158.971.648,- Tahun 2012 sebesar Rp. 2.413.758.690,- Jumlah dana tersebut relatif mencukupi untuk pembiayaan operasional pengelolaan sampah. Namun demikian, untuk perluasan atau pembangunan TPS dan sel TPA baru, BLH Kota Probolinggo mengalami kesulitan karena dana yang dibutukan sangat besar yaitu berkisar antara Rp. 4.500.000.000,- sampai dengan Rp. 5.000.000.000,-. Saat ini sedang dilakukan pembuatan Detail Engineering Design untuk sel TPA baru. Untuk biaya pembangunan sedang diajukan dana ke Tingkat Provinsi Jawa Timur dan juga ke Kementerian Pekerjaan Umum. 11

2.3.3. Sumber Daya Personil Sumberdaya personil yang berhubungan dengan pengelolaan sampah dan limbah yaitu Bidang Penanggulangan dan Penanganan Dampak Pencemaran Lingkungan (P2DPL) berjumlah 189 orang. Sebagian besar, yaitu 129 orang adalah penyapu jalan. Supir dan kernet berjumlah 31 orang. Untuk operasional TPA berjumlah 14 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 15 orang bertugas di ketata usahaan. Dengan jumlah tersebut, terutama dengan banyaknya jumlah penyapu jalan, maka pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah telah dapat dilakukan dengan baik. Adapun jumlah personil UPT Pengelolaan Sampah dan Limbah (UPT PSL) adalah sebanyak 49 orang, dimana sebanyak 43 orang adalah petugas operasional dan 6 orang bertugas di ketata usahaan. Petugas operasional antara lain mempunyai tugas sosialisasi dan pembinaan pemberdayaan masyarakat mengenai pengolahan sampah dan limbah serta juga berfungsi menjalankan plant pengomposan. Rincian jumlah personil P2DPL dan UPT PSL dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 114. Sedangkan struktur organisasi BLH dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 115. 2.4. Tantangan Pelayanan Pengelolaan Sampah di BLH Kota Probolinggo Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh BLH Kota Probolinggo adalah pengelolaan sampah kota. Sampah kota jika tidak dikelola secara benar akan berdampak pada lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara serta berdampak bagi kesehatan manusia maupun mahluk hidup lainnya. Upaya untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut antara lain dilakukan oleh BLH Kota 12

Probolinggo melalui peningkatan pelayanan, pengolahan sampah organik menjadi kompos dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah kota. Upaya tersebut telah berhasil mengurangi jumlah sampah kota yang dibuang ke TPA pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Namun demikian, memasuki awal tahun 2014, BLH Kota Probolinggo menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah kota. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh BLH Kota Probolinggo pada akhir tahun 2013, sisa kapasitas TPA Bestari adalah sebesar 15.526 m 3 atau setara 9.316 ton dan diprediksi masa layanan TPA Bestari hanya sampai akhir tahun 2014. Selain itu pada periode tahun 2013 jumlah sampah yang dibuang ke TPA mengalami kenaikan (BLH Kota Probolinggo, 2014). Menghadapi kondisi tersebut, terutama untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA maka BLH Kota Probolinggo berencana mengembangkan plant pengomposan menjadi TPST. Teknologi pengolahan sampah memiliki peran penting dalam TPST karena kemampuannya dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Oleh karena itu, untuk mendapatkan teknologi pengolahan sampah yang paling sesuai dengan kebutuhan TPST, maka perlu dilakukan analisis pemilihan teknologi. Adapun teknologi yang akan dipilih adalah (1) Teknologi daur ulang; (2) Teknologi pengomposan; (3) Teknologi biogas; dan (4) Teknologi pembakaran. 2.5. Proses Pelayanan (Bisnis) Pengelolaan Sampah di BLH Secara garis besar, proses pelayanan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh BLH Kota Probolinggo adalah kegiatan penanganan sampah dari sumber, 13

pengolahan sampah dan pemerosesan akhir di TPA. Sampah hasil sapuan jalan, taman, pasar, permukiman dan sumber lainnya dikumpulkan dan kemudian ditampung ditempat penampungan sementara. Selanjutnya dari penampungan sementara sampah diangkut dan jika tidak dilakukan pengolahan, maka dibuang langsung ke TPA. Jika akan dilakukan pengolahan, maka sampah dibawa ke plant pengomposan. Sampah dipilah, dimana sampah organik dijadikan kompos, sampah plastik diproses lebih lanjut, sampah B3 ditempatkan pada wadah khusus untuk dikirim ke pengelola limbah B3 dan residu dibuang ke TPA. Gambar proses pelayanan (bisnis) pengelolaan sampah di Kota Probolinggo adalah sebagai berikut. SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN PENAMPUNGAN SEMENTARA PENGANGKUTAN PLANT PENGOMPOSAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) PEMILAHAN RESIDU SAMPAH ORGANIK DARI MASYARAKAT SAMPAH ORGANIK PENGELOMPOKAN SAMPAH PLASTIK SAMPAH B3 PENGOMPOSAN PENCACAHAN WADAH KHUSUS SAMPAH B3 DISTRIBUSI KE MASYARAKAT PUPUK ORGANIK KOMPOS PENCUCIAN DAN PENGERINGAN DIKIRIM KE PENGELOLA LIMBAH B3 JUAL PENGKEMASAN PENGEPAKAN JUAL Gambar 2.1. Proses Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kota Probolinggo Sumber : BLH Kota Probolinggo, 2013 14