KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

dokumen-dokumen yang mirip
KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

KONDISI TRIWULAN II-2007

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Permintaan pinjaman bank atau kredit di Indonesia senantiasa mengalami

BAB I PENDAHULUAN. nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

TINGKAT KEYAKINAN KONSUMEN PANGKALPINANG MASIH PESIMIS

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam menunjang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

Asesmen terhadap Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Propinsi Sumatera Selatan

SURVEI TENDENSI BISNIS

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. kapita tersebut haruslah terus berlangsung dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

SURVEI TENDENSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI TENDENSI BISNIS

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992, yang telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

(%, SBT) (%, qtq)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

SURVEI TENDENSI BISNIS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI TENDENSI BISNIS

SURVEI TENDENSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari penjualan asset perusahaan maupun pinjaman kredit ke bank. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun tentang Perbankan(Muhammad 2011:17). Sampai saat ini kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain James Francis Devlin (2002), Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmania

SURVEI TENDENSI BISNIS

Transkripsi:

Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Palembang pada triwulan I 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan yang menggembirakan. Survei Kredit/pembiayaan Perbankan wilayah Palembang pada triwulan I 2008 menyertakan 102 bank yang terdiri dari bank umum dan syariah (bank pelapor Laporan Bank Umum atau Syariah LBU/S) serta bank perkreditan rakyat (BPR/S) sebagai responden. Dari 102 bank responden, tercatat sebanyak 62 bank yang mengembalikan kuesioner tersebut. Secara garis besar, permintaan kredit perbankan diproyeksi mengalami peningkatan seiring dengan bergulirnya roda perekonomian di awal tahun. Perkiraaan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Triwulan I-2008 Permintaan kredit perbankan selama triwulan I rata-rata pada kisaran 1 persen sd.10 persen (lihat tabel 1). Sebanyak 49 kantor bank mengatakan kreditnya tumbuh dalam kisaran 1 persen sd. 10 persen, 6 kantor bank mengatakan bahwa kreditnya tajam di atas 10 persen (terdiri 1 bank pemerintah, 3 BUSN, dan 2 BPR), sedangkan 4 kantor bank mengatakan kreditnya relatif konstan. Sebaliknya terdapat 2 kantor bank mengalami penurunan kredit pada kisaran 1 persen sd. 10 persen, sedangkan 1 kantor bank mengalami penurunan tajam dengan kisaran lebih dari 10 persen (1 BUSN). Tabel 1 Permintaan Kredit di Triwulan I-2008 dibanding Triwulan sebelumnya Permintaan kredit dibanding Triwulan sebelumnya (>1% sd. 10%) Sama (-1% sd 1%) (-1% sd. - 10%) tajam (>- 10%) Bank Pemerintah 1 26 2 0 0 BUSN 3 14 0 1 1 BPR/S 2 8 2 1 0 Total 6 49 4 2 1 Sebagian besar kantor bank mengatakan bahwa penyaluran kredit pada triwulan I berupa kepada modal kerja (lihat Tabel 2). Secara lebih rinci, penggunaan kredit sebagian besar diperuntukan bank kepada modal kerja (36 kantor bank), kemudian disusul untuk konsumsi (22 kantor bank), dan kemudian investasi (4 kantor bank). Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 1

Pola penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaan yang lebih berat kepada kredit modal kerja merupakan ciri dari perbankan Sumsel yang sudah berlangsung cukup lama. Tabel 2 Penyaluran Kredit Berdasarkan Penggunaan Tw I-2008 Prioritas jenis penggunaan kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi Bank Pemerintah 16 1 12 BUSN 10 2 7 Bank Campuran 1 0 0 BPR/S 9 1 3 Total 36 4 22 Peningkatan kredit perbankan menurut para responden terutama disebabkan oleh peningkatan prospek usaha debitur (50 persen) kemudian rendahnya tingkat suku bunga yang menopang terciptanya ekspansi kredit (33,33 persen). Selain itu, alasan persyaratan kredit yang ringan juga merupakan faktor yang telah mendorong ekspansi kredit (7.41 persen), membaiknya kondisi perekonomian (1.85 persen), dan faktor lainnya (7.4 persen). Tabel 3 Alasan Utama Peningkatan Permintaan Kredit Pada Triwulan I-2008 Alasan utama peningkatan permintaan kredit (jika naik) Persyaratan kredit ringan Tingkat suku bunga kredit rendah Prospek Usaha Nasabah yang Lainlain Kondisi perekonomian membaik Bank Pemerintah 2 11 10 3 1 BUSN 0 6 10 1 0 Bank Campuran 0 0 1 0 0 BPR/S 2 1 6 0 0 Total 4 18 27 4 1 Penyaluran Kredit/Pembiayaan Baru Triwulan II-2008 Tidak berbeda dengan triwulan I, permintaan kredit pada triwulan II nanti diperkirakan pada kisaran 1 persen sd. 10 persen atau sebanyak 88.71 persen dari perbankan (lihat tabel 4). Terdapat 5 kantor bank atau 8.06 persen memprediksi peningkatan kredit di atas 10 persen, sedangkan yang memprediksi relatif konstan sebanyak 2 kantor bank atau sebanyak (3.23 persen). 2 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008

Tabel 4 Perkiraan Permintaan Kredit Triwulan Mendatang Perkiraan permintaan kredit di Tw mendatang (>1% sd. 10%) Sama (-1% sd 1%) (-1% sd. -10%) tajam (>-10%) Bank Pemerintah 2 27 0 0 0 BUSN 2 15 2 0 0 BPR/S 1 12 0 0 0 Total 5 55 2 0 0 Untuk triwulan yang sama, diprediksikan juga penyaluran kredit berdasarkan penggunaan masih pada kredit modal kerja, kemudian kredit konsumsi dan kredit investasi (lihat tabel 5). Didominasinya penyaluran kredit pada modal kerja dan bukannya pada konsumsi merupakan salah satu cerminan bahwa kegiatan investasi baru belum banyak tumbuh di Sumsel. Selain itu, dapat juga merupakan indikasi bahwa kegiatan ekonomi masih dijalankan oleh pelaku-pelaku usaha lama atau belum adanya pelaku usaha baru yang memanfaatkan pembiayaan perbankan dari Sumsel. Tabel 5 Penyaluran Kredit Baru Berdasarkan Penggunaan Prioritas jenis penggunaan kredit pada Tw mendatang Modal Kerja Investasi Konsumsi Bank Pemerintah 19 2 8 BUSN 10 2 7 Bank Campuran 1 0 0 BPR/S 9 1 3 Total 39 5 18 Faktor utama yang dikemukakan oleh kalangan perbankan yang diperkirakan menopang pertumbuhan kredit pada triwulan II-2008 adalah nya prospek usaha nasabah. Jumlah kantor bank yang mengatakan demikian adalah sebanyak 32 atau secara prosentase sebesar 61.54 persen. Rendahnya tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang diperkirakan mendorong peningkatan kredit di triwulan mendatang. Hal tersebut dikemukakan oleh 11 kantor bank atau sebanyak 21.57 persen, kemudian disusul oleh faktor lainnya (lihat tabel 6). Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 3

Tabel 6 Alasan Utama Peningkatan Kredit Triwulan Mendatang Alasan utama peningkatan kredit di Tw mendatang (jika naik) Persyaratan kredit ringan Tingkat suku bunga kredit rendah Prospek Usaha Nasabah yang Lain-lain Perekonomian membaik Bank Pemerintah 4 7 12 1 1 BUSN 0 4 11 0 0 Bank Campuran 0 0 1 0 0 BPR/S 2 0 8 0 0 Total 6 11 32 1 1 Semua bank yang disurvei mengatakan bahwa pada triwulan I telah terjadi pemberian kredit baru yang besarnya bervariasi namun dalam kisaran 1 persen sd. 10 persen (lihat tabel 7 dan 8). Pemberian kredit baru merupakan salah satu indikasi peningkatan intermediasi kredit. Namun dari sisi magnitude, laju pertumbuhan kredit masih dirasakan tidak terlalu tinggi. Tabel 7 Pemberian Kredit Baru Triwulan I-2008 Apakah ada pemberian kredit baru dalam triwulan laporan Ya Tidak ada Bank Pemerintah 29 0 BUSN 19 0 Bank Campuran 1 0 BPR/S 13 0 Total 62 0 Sebagian besar kredit baru tumbuh pada kisaran 1 persen sd. 10 persen atau secara prosentase sebanyak 88.71 persen. Terdapat pula kantor bank yang mengalami penurunan jumlah kredit baru yang disalurkan pada triwulan I-2008 dibandingkan triwulan IV-2008. Tabel 8 Jumlah Realisasi Penyaluran Kredit Baru Pada Triwulan I-2008 Jumlah realisasi penyaluran kredit baru (>1% sd. 10%) Sama (- 1% sd 1%) (-1% sd. -10%) tajam (>-10%) Bank Pemerintah 0 28 1 0 0 BUSN 3 15 0 0 1 BPR/S 0 11 1 0 1 Total 3 55 2 0 2 4 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008

Peningkatan kredit baru menurut perbankan paling dominan dikarenakan sisi permodalan bank cukup menunjang terjadi ekspansi kredit. Jumlah kantor bank yang mengatakan demikian sebanyak 21 kantor bank atau sebanyak 39.62 persen. Faktor pendukung kedua adalah membaiknya kualitas portfolio kredit yakni sebanyak 19 kantor bank yang menjawab atau secara prosentase sebanyak 35.85 persen. Faktor selebihnya disebabkan oleh likuiditas bank yang berlebih serta faktor-faktor lain-lainnya (lihat tabel 9). Tabel 9 Alasan Internal Peningkatan Realisasi Penyaluran kredit Baru Alasan Internal peningkatan realisasi penyaluran kredit baru Permodalan bank cukup Kualitas portfolio kredit Likuiditas berlebih Lainnya Bank Pemerintah 11 10 3 3 BUSN 4 7 3 1 Bank Campuran 0 1 0 0 BPR/S 6 1 3 0 Total 21 19 9 4 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 5