Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

THE RELATIONSHIP OF MATERNAL CHARACTERISTICS WITH THE INCIDENCE CERVICAL CANCER IN THE DR

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

HUBUNGAN UMUR DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDA ACEH. Ermila Eviana

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

Sri Mularsih Dosen Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

Sri Suparti Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta. posyandu tentang kanker serviks dengan motivasi pada pemeriksaan deteksi dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

BAB 1 PENDAHULUAN. Human pappiloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KANKER SERVIKS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI KELURAHAN LEPO-LEPO KOTA KENDARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALSARI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dalam program melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN DETEKSI DINI PAP SMEAR DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR USIA TAHUN DI POLI ONKOLOGI RSUD DR.

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP KADER KESEHATAN TENTANG IMUNISASI HPV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menggunakan metode observasional korelatif dengan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawati@ymail.com ABSTRAK Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit, terjadi kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan di kalangan wanita indonesia, kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tinggi (25,6%) dan terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu bagian rahim yang terletak dibawah, yang membuka kearah liang vagina. Personal higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, salah satunya kebersihan organ genitalia. Personal higiene organ genital yang kurang bisa menjadi faktor penyebab kanker serviks. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional dengan jenis penelitian verifikatif dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan checklist dengan cara melihat rekam medik. Data diolah dengan langkah editing, coding, scoring, Entry. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita kanker serviks pada bulan Januari sampai September 2010 di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesisnya menggunakan uji deskriptif dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal higiene organ genital pada responden sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 27 responden (87,10%), kejadian kanker serviks responden sebagian besar dalam stadium III yaitu sebanyak 18 responden (58,1%). Ada hubungan yang signifikan antara hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Hal ini ditunjukkan pada nilai p value yang diperoleh dengan uji chi squere adalah sebesar 0,000 ( p value 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Selanjutnya dapat disarankan ditunjukkan pada wanita pada umumnya dan khususnya yang mempunyai resiko untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks, agar dapat mendeteksi secara dini kanker serviks. Kata kunci : Personal higiene organ genital, kanker serviks PENDAHULUAN Hak reproduksi merupakan hak dasar setiap pasangan maupun individu untuk secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak kelahiran dan waktu untuk 1

memiliki anak, untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi serta cara melakukannya, dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual dengan standart tinggi (Rasjidi, 2010 ). Melakukan deteksi dini tanpa menunggu adanya keluhan, serta memberdayakan diri mencegah terjadinya penyakit kanker serviks dan kanker payudara melakukan deteksi dini secara rutin (Menteri Kesehatan RI, 2010). Menurut WHO 2005, Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit, terjadi kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks paling banyak terdapat di Asia Tengah dan Selatan, sedangkan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan di kalangan wanita indonesia, kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tinggi (25,6%) dan terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya (Bustan, 2007). Di Propinsi khususnya Jawa Tengah prevalensi kanker serviks dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari 0,02% pada tahun 2006 menjadi 0,03% pada tahun 2007, dan tahun 2008 masih tetap 0,03%, prevalensi tertinggi adalah di kota semarang sebesar 0,22% (Dinas Kesehatan Provinsi, 2008) Pada tahun 2009 di Kota Semarang berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 11.862, terdiri dari kanker serviks 6.003 kasus, kanker payudara 5.393 kasus, kanker Hati dan Empedu 304 kasus, kanker Bronkus dan Paru 278 kasus. (Dinas Kesehatan Kota, 2009) 2

Berdasarkan kasus diatas dapat dilihat kanker serviks menempati urutan ke-1 sebanyak 6.003 kasus penyebab kematian di kota semarang, sehingga kanker serviks masih menjadi momok yang paling menakutkan bagi semua wanita. Frekuensi kesakitan dan kematian karena kanker serviks merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Personal higiene organ genitalia adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, salah satunya kebersihan organ genitalia. (Wartonah, 2010). Kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu bagian rahim yang terletak dibawah, yang membuka ke arah liang vagina. Penyebabnya adalah virus HPV(human papilloma virus) yang menular lewat hubungan seksual, seorang perempuan bisa terinfeksi virus ini pada usia belasan tahun dan baru diketahui mengidap kanker 20 atau 30 tahun kemudian setelah infeksi kanker menyebar. Umumnya baru terdeteksi saat sekitar 40 tahunan (Sabella, 2009). Sedangkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, pada tahun 2007 terdapat kurang lebih 382 kasus(34,17%) kanker serviks. Sedangkan pada tahun 2008 terdapat 642 kasus(55,70%) kanker serviks, bahkan mengalami peningkatan. (Kariadi, 2008). Berdasarkan data dari ruang gynekologi tahun 2009 terdapat kurang lebih 136 kasus (29,54%) pasien kanker serviks, Ditahun ini risiko kanker serviks terlihat menurun. Sedangkan pada tahun 2010 bulan januari sampai September terdapat 751 pasien kanker serviks, umur 25-34 tahun sebanyak 140 orang, umur 35-44 tahun sebanyak 166 orang, umur 45-54 tahun sebanyak 242 orang, dan umur 55-64 tahun sebanyak 203 orang. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penderita kanker serviks terbanyak dialami oleh wanita yang usianya lebih dari >35 tahun. (RSUP Dr. Kariadi, 2010). 3

Dari beberapa faktor predisposisi kanker serviks salah satunya adalah higiene organ genital kurang,yang memungkinkan tumbuhnya kuman dan mudah terinfeksi virus sehingga sebabkan kanker serviks.(bustan, 2007) Berdasarkan studi pendahuluan dengan kuesioner yang dilakukan di ruang Gynekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 10 orang penderita kanker serviks, didapatkan jumlah penderita kanker serviks yang personal higienenya kurang sebanyak 8 orang (80%) dan jumlah personal higiene baik sebanyak 2 orang (20%). Dari uraian diatas dan tingginya jumlah wanita yang menderita kanker serviks penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Higiene Organ Genital Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Kariadi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dilakukan pada bulan September 2011. Jenis penelitian ini adalah verifikatif yaitu menguji kebenaran teori atau hipotesis. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional yaitu menghubungkan 2 atau lebih variabel dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian mundur ke belakang, sudah ada akibat yang terjadi dengan melihat rekam medik penderita kanker serviks dan menghubungkan kemungkinan efeknya yang menggunakan pengukuran variabel independennya yaitu personal higiene organ genital sedangkan pengukuran dependennya yaitu kanker serviks (Notoatmojo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita kanker serviks yang rawat inap di ruang Gynekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dari bulan Oktober sampai November tahun 2010 yaitu sebanyak 84 orang. Sampel 31 orang dengan teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Reponden a. Umur Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Umur frekuensi % < 20 tahun 1 3,2 20-35 tahun 4 12,9 >35 tahun 26 83,9 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data menurut umur penderita kanker serviks sebanyak 26 responden (83,9%) pada usia > 35 tahun, sebanyak 4 responden (12,9%) pada usia 20-35 tahun, dan 1 responden (3,2%) pada usia < 20 tahun. b. Pekerjaan Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan 5

Pekerjaan Jumlah % PNS 6 19,4 Swasta 3 9,7 Pedagang 4 12,9 Petani 3 9,7 Buruh 5 16,1 Ibu Rumah Tangga 10 32,3 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 6 responden (19,4%) sebagai PNS, 3 responden (9,7%) swasta, 4 responden (12,9%) sebagai pedagang, 3 responden (9,7%) petani, 5 responden (16,1%) Buruh, 10 responden (32,3%) sebagai ibu rumah tangga. c. Pendidikan Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan Pendidikan Jumlah % Dasar 16 51,6 Menengah 7 22,6 Tinggi 8 25,8 Jumlah 31 100,0 6

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 16 responden (51,6%) tingkat pendidikan dasar, 7 responden (22,6%) pendidikan menengah, 8 responden (25,8%) pengguruan tinggi. 2. Analisis Univariat a. Personal Higiene Organ Genital Distribusi frekuensi responden berdasarkan personal higiene organ genital dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Personal Higiene organ genital Personal Higiene Jumlah % Kurang 27 87,10 Baik 4 12,90 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang personal higiene organ genitalnya kurang sebanyak 27 responden (87,10%) yang personal higienenya baik sebanyak 4 responden (12,90%). b. Kejadian Kanker Serviks Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian kanker serviks dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kejadian Kanker Serviks 7

Kejadian Kanker Serviks Jumlah % Stadium I 6 19,4 Stadium II 7 22,6 Stadium III Stadium IV 18 0 58,1 0 Jumlah 31 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada kejadian kanker serviks pada stadium IV. 3. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, yang dilakukan terhadap 31 responden diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6 Hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang 8

Personal Hygien Kejadian Kanker Serviks Jumlah Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV n % n % n % N % N % Kurang 6 22,2 4 14,8 17 63,0 0 0 27 100,0 Baik 0 0 3 75,0 1 25,0 0 0 4 100,0 Total 6 19,4 7 22,6 18 58,1 0 0 31 100.0 x 2 = 19,386 dk = 2 p = 0,000 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden dengan personal higiene organ genital kurang, dan 4 responden pesonal higiene organ genita baik. Dimana pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada pada stadium IV Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Chi square yang dilakukan terhadap hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000 (p = 0,000 < 0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Kariadi Semarang. PEMBAHASAN 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai umur yang menderita kanker serviks diperoleh hasil terbanyak 26 responden (83,9%) dengan umur lebih dari 35 tahun, 4 responden (12,9%) berumur antar 20 sampai 35 tahun, sedangkan 1 responden (3,2%) berumur kurang dari 20 tahun. 9

Sesuai pendapat Diananda (2009), bahwa usia merupakan faktor yang terpenting dalam terjadinya kanker, semakin tua usia seseorang maka semakin meningkat resiko terkena kanker. Hal ini memberi gambaran bahwa semakin bertambah umur manusia resiko terjadinya kanker serviks lebih besar dibandingkan dengan umur yang muda. 2. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai status pekerjaan diperoleh hasil 6 responden(19,4%) sebagai PNS, 3 responden (9,7%) swasta, 4 responden (12,9%) pedagang, 3 responden (9,7%) petani, 5 responden (16,1%) buruh, dan 10 responden (32,3%) sebagai ibu rumah tangga. Sesuai pendapat Notoatmodjo (2005), bahwa jenis pekerjaan berperan didalam timbulnya penyakit melalui adanya faktor faktor lingkungan, meliputi lingkungan pekerjaan seperti terkena bahan kimia, kebersihan lingkungan dan sebagainya. kanker serviks. Hal ini memberikan gambaran bahwa pekerjaan berperan dalam terjadinya 3. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden berdasarkan tingkatan pendidikan didapatkan data bahwa pendidikan responden paling terbanyak adalah tingkatan pendidikan dasar sebanyak 16 responden (51,6%), 7 responden (22,6%) pendidikan menengah, dan 8 responden(25,8%) tingkatan perguruan tinggi. 10

Sesuai pendapat Meliono (2007), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang ia akan mudah menerima hal hal yang baru dan bisa menyesuaikan dengan mudah informasi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Orang yang pendidikannya menengah dan pendidikannya tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. 4. Personal Higiene Organ Genitalia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden diperoleh hasil personal higiene organ genital kurang sebanyak 27 responden (87,10%), dan personal higiene baik sebanyak 4 responden (12,90%). Hal ini memberikan gambaran bahwa responden terbanyak dengan personal higien organ genital yang kurang. Sesuai pendapat Wartonah (2010), bahwa personal higiene organ genital merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis salah satunya kebersihan organ genitalia. 5. Kejadian Kanker Serviks Sesuai pendapat Nurwijaya (2010), kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel sel serviks, kanker serviks dapat berasal dari sel sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel sel mulut rahim atau keduanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada 11

kejadian kanker serviks pada stadium IV. Hal ini memberikan gambaran bahwa kejadian kanker serviks terbanyak pada stadium III. Menurut pendapat Aziz (2006), kanker serviks pada stadium III dimana kanker meluas ke vagina bagian bawah, kanker juga mungkin telah menyebar ke dinding panggul dan simpul simpul getah bening yang berdekatan atau telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. 6. Hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian yang diperoleh memberikan gambaran bahwa responden dengan personal higiene organ genital yang kurang memiliki resiko lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan responden dengan personal higiene organ genital yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian 31 responden diperoleh personal higiene organ genital kurang sebanyak 27 responden (87,10%), 4 responden (12,9%) dengan personal hig iene baik. Dimana kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), stadium II sebanyak 7 responden (22,6), stadium III sebanyak 18 responden (58,1%), dan tidak ada kejadian kanker serviks pada stadium IV. Sesuai pendapat Bustan (2007), bahwa kejadian kanker serviks salah satunya dipengaruhi oleh personal higiene organ genital kurang. Semakin baik kondisi 12

personal higiene organ genital seseorang maka resiko kejadian kanker serviks atau mulut rahim lebih rendah dibandingkan dengan responden dengan personal higiene organ genital kurang. Jadi pada dasarnya ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks, semakin kurang kebersihan seseorang dalam organ genital semakin cepat pula terinfeksi oleh virus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori > 35 tahun sebanyak 26 (83,9%) responden 2. Sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 (32,3%) responden 3. Sebagian besar responden pada pendidikan dasar sebanyak 16 responden (51,6%) 4. Sebagian besar responden pada personal hygien yang kurang sebanyak 27 responden (87,10%) 5. Sebagian besar responden dengan kejadian kanker serviks pada stadium III sebanyak 18 responden (58,1%) 6. Ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000. KEPUSTAKAAN Admin.2009.http://medisdankomputer.co.10/10/2009 Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta 13

Aziz, dkk. 2006. Onkologi dan Ginekologi. YPB-SP : Jakarta Azwar, A. 2003. Metodologi Penelitian. Yogjakarta : Pustaka Pelajar Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2006. Profil Pendidikan Indonesia Tahun 2006. Jakarta Diananda, R. 2009. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogyakarta : Katahati Maharani, Sabrina. 2009. Mengenal 13 Kanker dan Pengobatannya. Jogjakarta : Katahati Meliono, I. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta : FEUI Notoatmodjo, S. 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurwijaya, Hartati dkk. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Rasjidi, Imam. 2010. Kanker pada Wanita. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Gramedia Sabella, Rifdah. 2009. Cara Pintar Atasi Kanker. Klaten : Cable Book Setropeloh, 2010. Cara Memelihara Higiene Organ Genitalia http://www.scribd.com Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sukaca, Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks. Jogjakarta : Genius Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba medika Wijayanti, Daru. 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta : Book Marks 14