I. PENDAHULUAN. mempunyai budi pekerti yang luhur guna pembangunan bangsa. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

NUR ENDAH APRILIYANI,

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

I. PENDAHULUAN. dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Tujuan negara yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Negara Kesatuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri, sehingga manusia memiliki derajat yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

PIMPINAN JURUSAN GEOGRAFI. : Drs. C. PALANGAN,M.Si

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (PTKI) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :34 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :00

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

Kurikulum Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi Indonesia, ternyata dalam dunia pendidikan juga

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya membantu individu merealisasikan potensinya secara maksimal untuk membentuk manusia yang cerdas, terampil, dan mempunyai budi pekerti yang luhur guna pembangunan bangsa. Pendidikan mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk warga negara yang baik. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dengan Undang-Undang SISDIKNAS No 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan Nasional, yang dikemukakan oleh Purwanto (1998: 36), dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, yaitu: Pendidikan Nasional berdasar atas dasar Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian serta mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan bagian dari globalisasi mempengaruhi hampir di semua tatanan kehidupan berdampak pula pada pendidikan.

2 Menurut Din Wahyudin, dkk dalam Naisbitt dan Patricia (1998:244-245) memerinci konsekuensi logis adanya globalisasi di bidang pendidikan ini antara lain : Pertama, dalam globalisasi, sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci dalam garapan pendidikan nasional. Semua negara menempatkan sistem nilai dan etika sebagai landasan utama dalam merancang kurikulum nasionalnya, Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkualifikasi dan berpendidikan (skilled and educated employes). Dalam masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang berlatar pedidikan. Ketiga, kerjasama pendidikan mutlak diperlukan. Kerjasama internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi globalisasi. Bantuan dana, pengiriman tenaga ahli, ataupun pemberian bea siswa dan pengiriman siswa tugas belajar ke luar negeri merupakan salah satu bentuk kerjasama di bidang pendidikan. Dengan demikian dampak globalisasi yang mengarah pada kemunduran pendidikan dapat diminimalisir. Sejak pertengahan dekade 1970-an terdapat perkembangan yang pesat dibidang dan konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional (pembelajaran) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, tidak saja di Amerika Serikat tetapi juga di negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar.

3 Menurut konsep teknologi pendidikan, sumber belajar dapat meliputi (1) orang (seperti guru, teman, tokoh, artis/selebritis); (2) bahan (seperti buku teks, modul, CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, OHT); (3) alat (seperti komputer, LCD projector, peralatan lab); (4) lingkungan (baik lingkungan fisik seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, hubungan antara guru dan siswa). Guru atau instruktur tersebut berperan terutama sebagai satu-satunya sumber belajar yang paling dominan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini seringkali berakibat menjadinya proses pemberian pelajaran oleh guru atau instruktur bersifat verbalistis, karena guru sangat dominan menggunakan lambang verbal dalam melaksanakan proses pembelajaran yang umumnya dilakukan melalui penggunaan metode ceramah. Begitu dominannya guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah tersebut sehingga menyebabkan guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam rangka memberikan kemudahan bagi murid-murid dalam kegiatan belajar mereka. Di samping makin meluasnya penggunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan, peran dan sumbangan teknologi pendidikan lainnya yang paling monumental dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah dilaksanakannya sistem pendidikan terbuka (open learning) atau pendidikan/belajar jarak jauh (distance education). Sebagai jaringan pembelajaran yang bersifat inovatif dalam sistem pendidikan. Dengan berpegang pada konsep pembelajaran

4 dalam proses pendidikan maka diharapkan setiap siswa maupun guru dapat senantiasa belajar dan menemukan sendiri ataupun atas bantuan orang lain konsep-konsep yang dipelajari. Oleh karena itu maka dibutuhkan beragam sumber belajar yang dapat memberikan suport secara penuh agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sumber belajar pada dasarnya sangat banyak jumlahnya dan beragam. Keberagaman tersebut akan memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah proses pembelajaran akan berlangsung lebih baik, dimana akan terbentuk pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM) serta sesuai kebutuhan. Dampak negatifnya, guru memiliki tugas yang tidak mudah dalam menentukan sumber belajar maupun media belajar yang sesuai dengan pembelajaran yang akan diberikan. Terlebih jika ada kendala misalnya guru tidak tahu tentang peta sumber belajar yang dapat dioptimalkan. Dampak lainnya adalah dengan bertambah majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak banyak memberikan kemudahan bagi manusia, tetapi dilain pihak juga membawa dampak dan permasalahan sendiri. Situasi seperti itu akan berpengaruh banyak terhadap proses dan praktek pendidikan. Pendidikan dan pembelajaran tidak mungkin lagi dipertahankan jika para pengajar/guru masih mempertahankan strategi mengajar mereka yang behavioristik. Untuk era sekarang pola mengajar yang baik adalah pola pengajaran yang menggunakan strategi pembelajaran konstruktivisme. Proses belajar mengajar yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan dan

5 pelatihan tidak mungkin lagi dilakukan dengan banyak menyuapi peserta didiknya. Peserta didik harus aktif mencari informasi yang diperlukan, sementara pengajar (guru/instruktur) berkewajiban memberi arahan, contoh dan dorongan. Selain itu tuntutan akan keluwesan dan kelonggaran waktu dan tempat belajar semakin lama semakin meningkat. Sumber-sumber informasi yang semakin beranekaragam perlu diidentifikasi, disediakan, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk memudahkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Untuk itulah maka pengorganisasian sumber belajar menjadi kebutuhan cukup besar terutama dalam posisinya sebagai suport system dalam sistem pembelajaran. Pengelolaan dan pengorganisasian sumber belajar dalam sebuah institusi pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pusat sumber belajar (PSB). Dalam pasal 1 No 20 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa : Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan Undang-Undang tersebut jelaslah bahwa sumber belajar, di samping pendidik, mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran hanya akan berlangsung apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan pendidik.

6 Dengan kata lain tanpa sumber belajar maka pembelajaran tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan optimal, karena tidaklah mencukupi untuk mewujudkan pembelajaran bila interaksi yang terjadi hanya antara peserta didik dengan pendidik saja. Yang sangat diperlukan dari pendidik terutama adalah perannya dalam memberikan motivasi, arahan, bimbingan, konseling, dan kemudahan (fasilitasi) bagi berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran yang dialami oleh peserta didik dalam keseluruhan proses belajarnya. Sedang sumber belajar berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu sumber belajar yang beraneka ragam, diantaranya berupa perpustakaan, peralatan, dan bahan (media) pembelajaran memberikan sumbangan yang positif dalam peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Mengingat akan pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia, maka Pemerintah Melalui Direktorat Sekolah Swasta pada tahun 1977 melalui proyek peningkatan SLTP Swasta dalam pinjaman ADB No. 1359- INO yang diimplementasikan di 5 propinsi rintisan (Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan) pada 11 Kabupaten/Kota dengan populasi anak usia 13 15 tahun yang cukup padat.

7 Bantuan diberikan kepada SMP Swasta, MTS Swasta dan Ponpes melalui berbagai program antara lain pembinaan bidang kelembagaan, ketenagaan, fasilitas pendidikan, dan beasiswa. Salah satu bantuan pengadaan fasilitas pendidikan ini antara lain dibangunnya Pusat Sumber Belajar Setempat SMP Swasta (PSBS) atau Local Education Center (LEC). Di Propinsi lampung yang mendapatkan bantuan tersebut salah satunya yaitu Kota Metro yang diberi nama: Local Education Center (LEC) Metro, ini terletak di jalan Kapten P. Tendean Margorejo Metro Selatan Kota Metro. Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan terhadap LEC Metro ini, kami dapat menarik suatu kesimpulan bahwa LEC Metro ini sudah memenuhi standar pusat Sumber Belajar pada umumnya, baik dilihat dari gedung, sarana-prasarana, pengelolaan, dan pelayanan terhadap masyarakat. PSB LEC Metro berdiri pada tanggal 22 oktober 1998 yang terletak di jalan Kapten Tendean Margo Rejo Metro Selatan. Didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Metro, Badan Pendapatan Daerah (BAPEDA), Anggaran Dana Bantuan (ADB), dan pendapatan dari hasil sewa fasilitas. Dalam pelaksanaannya PSB LEC Metro dinaungi dan diawasi oleh Dinas Pendidikan Nasional, Departemen Kementerian Agama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah kota Metro, dan Badan Musyawarah Pendidikan Sekolah (BMPS). Selama ini PSB LEC Metro dimanfaatkan oleh sekolah- sekolah yang ada dikota Metro dari tingkat SD, SMP, SMA, baik sekolah yang negeri ataupun yang swasta.

8 Selain digunakan untuk keperluan kependidikan, LEC Metro juga dimanfaatkan untuk keperluan Instansi misalnya seperti diklat pelayanan guru, diklat pengembangan usaha, pertemuan, seminar, word shop, dan perkawinan. Hanya selama ini di LEC Metro belum diadakan evaluasi yang lebih jelas sejauh mana pemanfaatannya secara maksimal, terutama bagi kepentingan pengembangan peserta didik di kota Metro. Pusat Sumber Belajar Kota Metro adalah salah satu unit Pelaksana Teknis dalam pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat. Pusat Sumber Belajar Kota Metro Mencanakan visi Bertekad menjadi Pusat pengembangan media dan sumber belajar yang unggul sesuai perkembangan ilmu dan teknologi guna membantu memenuhi kebutuhan pelajar, mahasiswa, guru-guru, dosen, dan masyarakat sekitar pada umumnya. Ada pun sarana dan prasarana yang terdapat didalam Pusat Sumber Belajar (LEC) Metro yang dapat digunakan oleh SMP Kartikatama Metro dalam meningkatkan pembelajaran PKn dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Sarana dan Prasarana Pusat Sumber Belajar LEC Metro Tahun 2009/ 2010 No Bangunan J. Ruang Kapasitas Pemanfaatan 1 Aula 1 200 Orang Kurang dimanfaatkan 2 Ruang Teori 1 40 Orang Sudah dimanfaatkan 3 Lab. Biologi 1 48 Orang Kurang dimanfaatkan 4 Lab.Fisika 1 48 Orang Kurang dimanfaatkan 5. Lab Kimia 1 45 Orang Kurang dimanfaatkan 6. Lab. Matematika 1 45 Orang Kurang dimanfaatkan 7 Lab. Komputer 1 15 Orang Sudah dimanfaatkan 8 Lab.Bahasa 1 24 Orang Kurang dimanfaatkan 9 Lab. Geografi 1 40 Orang Kurang dimanfaatkan

9 10 Lab. Sejarah 1 40 Orang Kurang dimanfaatkan 11 Lab PKn 1 40 Orang Kurang dimanfaatkan 12 Lab B. Inggris 1 40 Orang Kurang dimanfaatkan 13 Perpustakaan 1 100 Orang Kurang dimanfaatkan 14 Kamar TamuVIP 1 4 Orang Sudah dimanfaatkan 15 Kantin 1 250 Orang Sudah dimanfaatkan 16 Ruang Administrasi 1 17 Orang Sudah dimanfaatkan 17 PDAM 1 40 Orang Sudah dimanfaatkan 18 Sumur Bor 1 40 Orang Sudah dimanfaatkan 19 Listrik PLN 1 23.000 W Sudah dimanfaatkan 20 Gen-Set 1 15.000 Wa Sudah dimanfaatkan 21 Masjid 1 500 Orang Sudah dimanfaatkan 22 Dapur 1 4 Orang Sudah dimanfaatkan 23 WC/ Toilet 10 10 Orang Sudah dimanfaatkan Sumber Data : Dokumentasi LEC Metro Tahun 2010. Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa, selama ini PSB LEC Metro pemanfaatannya masih kurang maksimal digunakan oleh peserta didik terutama pelajar-pelajar dilingkungan kota Metro. Terlihat dari tabel diatas, aula yang berkapasitas 200 orang seharusnya dimanfaatkan untuk ruang pertemuan para pelajar maupun para guru, tetapi hanya digunakan pada saatsaat tertentu saja tidak secara rutinitas. Begitu juga halnya dengan ruang teori dan ruang Lab hanya dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah tertentu saja, misalnya seperti SMP Negeri 4, SMP Negeri 2, SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3 dan SMK 3 Metro. Sedangkan sekolah SMP Kartikatama kurang memanfaatkan LEC Metro, padahal kalau ditinjau dari letak goegrafisnya SMP Kartikatama terletak bersebelahan dengan LEC Metro. Untuk Perpustakaan diperoleh informasi

10 dari petugasnya bahwa penggunaannya masih kurang dimanfaatkan. Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Pusat Sumber Belajar LEC Metro sudah cukup lengkap, namun masih perlu adanya usaha untuk lebih mengoptimalkan fungsi dan peranannya sehingga lebih dapat mempermudah siswa untuk memanfaatkan keberadaan pusat sumber belajar sebagai salah satu tempat yang dapat menjadikan minat siswa untuk belajar lebih baik. Pusat Sumber Belajar Kota Metro adalah salah satu unit Pelaksana Teknis dalam pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat. Pusat Sumber Belajar Kota Metro Mencanakan visi Bertekad menjadi Pusat pengembangan media dan sumber belajar yang unggul sesuai perkembangan ilmu dan teknologi guna membantu memenuhi kebutuhan pelajar, mahasiswa, guru-guru, dosen, dan masyarakat sekitar pada umumnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengapa sekolah SMP Kartikatama Metro dalam mengembangkan pendidikan dalam meningkatkan minat belajar peserta didik kurang memanfaatkan PSB LEC Metro. Dari masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk menulis skripsi dengan judul : Hubungan Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar (PSB) LEC Metro Dengan Minat Belajar Pada Mata Pelajaran PPKn Siswa SMP Kartikatama Tahun Pelajaran 2010/2011.

11 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro oleh siswa SMP Kartikatama. 2. Rendahnya minat siswa dalam menggunakan sarana dan prasarana yang ada di pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro. 3. Keberadaan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro belum di jadikan pilihan oleh guru dan siswa dalam rangka meningkatkan minat belajar. 4. Kepedulian terhadap keberadaan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro masih kurang maksimal. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas maka peneliti membatasi permasalahan pada masalah Hubungan Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar (PSB) LEC Metro Dengan Minat Belajar Pada Mata Pelajaran PPKn Siswa SMP Kartikatama Tahun Pelajaran 2010/2011. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah adakah hubungan pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro dengan minat belajar pada mata pelajaran PPKn siswa SMP Kartikatama tahun pelajaran 2010/2011.

12 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Segala sesuatu yang dikerjakan oleh setiap manusia sudah barang tentu memiliki suatu tujuan, begitupun halnya dengan penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah menjelaskan hubungan pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro dengan peningkatan minat belajar pada mata pelajaran PPKn siswa SMP Kartikatama tahun pelajaran 2010/2011. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis Penelitian ini secara teoritis, penelitian ini berguna untuk mengembangankan konsep-konsep ilmu pendidikan yang berada dalam lingkup kajian pendidikan kewarganegaran yang mengkaji masalah sumber-sumber belajar PKn. b. Kegunaan Secara Praktis 1. Menumbuhkan minat siswa dan guru SMP Kartikatama terhadap pemanfaatan Pusat Sumber Belajar (PSB) LEC Metro supaya menjadi salah satu tempat rujukan tempat belajar. 2. Sebagai informasi dan memberi masukan kepada pemerintah dalam hal ini dinas yang menangani pendidikan untuk mengembangkan Pusat Sumber Belajar (PSB) dan menumbuhkan minat masyarakat pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB).

13 3. Sebagai salah satu referensi atau sumber pustaka bagi semua Pihak yang akan melakukan penelitian lanjut, baik dari praktisi pendidikan maupun dari non pendidikan tentang hubungan pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB) LEC Metro dengan peningkatan minat belajar pada mata pelajaran PPKn siswa SMP. F. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan, yang membahas masalah sumber-sumber belajar PKn. 2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah. hubungan pemanfaatan pusat sumber belajar (PSB) dan peningkatan minat belajar. 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Kartikatama dan Pusat Sumber Belajar (PSB). 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kartikatama Kota Metro. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin Penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian ini.