PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG UDANG SERTA APLIKASINYA DALAM MEREDUKSI KOLESTEROL LEMAK KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

TUGAS AKHIR RK 0502 PEMANFAATAN KITOSAN LIMBAH CANGKANG UDANG PADA PROSES ADSORPSI LEMAK SAPI

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex

PEMBUATAN CHITOSAN DARI KULIT UDANG DAN APLIKASINYA UNTUK PENGAWETAN BAKSO

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

OPTIMASI PEMBUATAN KITOSAN DARI KITIN LIMBAH CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) UNTUK ADSORBEN ION LOGAM MERKURI

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis)

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET TAHU

3. Metodologi Penelitian

4. Hasil dan Pembahasan

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

Jurnal ILMU DASAR Vol. 10 No : Bagus Rahmat Basuki & I Gusti Made Sanjaya Jurusan Kimia,FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

ISOLASI KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DAN APLIKASINYA TERHADAP PENYERAPAN TRIGLISERIDA.

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

VARIASI KONSENTRASI DAN ph TERHADAP KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI METILEN BIRU. Turmuzi Tammi, Ni Made Suaniti, dan Manuntun Manurung

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

PENGGUNAAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP KEASAMAN TUAK SKRIPSI. Oleh: FIKRIATUN NURHIKMAWATI NIM.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT SEBAGAI ADSORBAN LOGAM TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK PEMBEKUAN UDANG HEADLESS BLOCK FROZEN MENJADI KITOSAN MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: ARNEL LUNARTO

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) 2.2 Glukosamin hidroklorida (GlcN HCl)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (Perna viridis) SEBAGAI ADSORBAN LOGAM Cu

3 Metodologi Penelitian

Oleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PROSESS EKSTRAKSI KITIN MENJADI KITOSAN DARI LIMBAH KULIT ULAT HONGKONG ( TENEBRIO MOLITOR )

PEMANFAATAN CANGKANG KEPITING UNTUK MENURUNKAN KOLESTEROL DARAH UTILIZATION CRAB SHELLS TO REDUCE OF BLOOD CHOLESTEROL

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DERAJAT DEASETILASI DAN KELARUTAN CHITOSAN YANG BERASAL DARI CHITIN IRRADIASI

PENYERAPAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) MENGGUNAKAN KHITOSAN HASIL TRANSFORMASI KHITIN DARI KULIT UDANG (PENAEUS sp)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota

Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

Farikha Maharani, Indah Riwayati Universitas Wahid Hasyim, Semarang *

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

EVALUASI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH KULIT UDANG UNTUK MENINGKATKAN MUTU KITOSAN YANG DIHASILKAN

TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata)

Prosiding Farmasi ISSN:

3 Metodologi Penelitian

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

PENGARUH ph, DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Co(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

PENGARUH SUHU ETERIFIKASI PADA PROSES PEMBUATAN KARBOKSIL METIL KITOSAN TERHADAP SIFAT KELARUTANNYA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

PENGEMBANGAN ALAT PRODUKSI KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH UDANG DEVELOPMENT TOOL OF CHITIN AND CHITOSAN FROM SHRIMP WASTE

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

Transkripsi:

Reaktor, Vol. 12 1, Juni 2008, al. 53-57 PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBA CANGKANG UDANG SERTA APLIKASINYA DALAM MEREDUKSI KOLESTEROL LEMAK KAMBING argono *), Abdullah dan Indro Sumantri Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP Semarang Jl. Prof. Soedarto, S, Tembalang, Semarang 50239, Telp.(024)7460058 *) Penulis korespondensi: hargono_tkundip@yahoo.com Abstrak Kitosan adalah hasil proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting. Bila dikonsumsi di dalam tubuh manusia Kitosan bisa berfungsi menyerap lemak. Kemampuan Kitosan untuk menyerap lemak tergantung pada derajat deasetilasinya. Percobaan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan Kitosan dari kulit udang, dengan variasi konsentrasi NaO masing-masing 20, 30, 40 dan 50% (% berat). Kitosan yang dihasilkan dari proses ini dianalisis derajat deasetilasinya dengan FTIR. Tahap kedua adalah proses penyerapan lemak menggunakan Kitosan dengan derajad deasetilasi paling besar. Variabel penelitian adalah ekstrasi masing-masing 10, 30, 45, 60 menit. massa lemak yang ditambahkan ke dalam 50 ml lemak masing-masing 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 gr. Lemak kemudian dianalisis kadar kolesterolnya dengan Spektrofotometri. asil penelitian menunjukkan bahwa derajat deasetilasi Kitosan paling tinggi adalah 82,98% yang didapat dari proses deasetilasi menggunakan konsentrasi NaO 50%, sedangkan kondisi yang efektif proses penyerapani lemak adalah pada konsentrasi (g/ml) berat Kitosan 5 gr di dalam 50 ml lemak serta waktu penyerapani lemak 60 menit menunjukkan derajad penyerapan kolesterol sebesar 45,46% Kata kunci : derajad deasetilasi, kitosan, kolesterol Abstract Chitosan is the deacetylation s product of chitin which are found on the outer skin of Crustacea species such as shrimps and crabs. Nitrogen electron in the amino groups possessed by chitosan can bind cholesterol in fat, its has been used extensively as a dietary supplemen for weight control. The ability of chitosan in binding cholesterol depend on the degree of deacetylation. The adsorption process is influenced by some factor such as the amount of adsorbent, p, time, stirring speed, and temperature. This experiments were done in two steps. The first step was the production of chitosan from shrimp skins, which the NaO concentration range of 20 to 60% (% weight). Chitosan which was produced from this process were analyzed by FTIR. The second step was the adsorption of cholesterol in fat onto chitosan (5g of chitosan/500 ml fat) using the higher degree of deacetylation of chitosan, which adsorption time was variated 10, 30, 45 and 60 minutes. Then, this cholesterol in fat were analyzed by Spectrofotometer. The experiment s result indicated that the optimum degree of deacetylation chitosan about 82,98% was obtained at NaO concentration 50%, while the optimum adsorption time of cholesterol was 60 minutes with the degree of adsorption was 45,46% Keywords : degree of deacetylation, chitosan, cholesterol PENDAULUAN Makanan yang rasanya enak umumnya bukan termasuk jenis makanan yang sehat. Makanan yang terasa enak (gurih) disebabkan karena di dalam makanan tersebut banyak mengandung lemak, seperti makanan yang berasal dari daging kambing, sapi, ayam, dan lain-lain. Mengkonsumsi lemak hewani maupun lemak nabati secara berlebihan bisa menimbulkan obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain. Lemak sebenarnya merupakan sumber energi yang paling besar yaitu sekitar 9 kkal/gram dibandingkan karbohidrat dan protein yang hanya berkisar 4 kkal/gram (Winarno, 1977) namun dalam proses pembakaran yang terjadi dalam tubuh justru karbohidrat dan protein digunakan terlebih dahulu baru kemudian lemak sehingga jarang sekali tubuh 53

Pembuatan Kitosan dari Limbah (argono, dkk) membakar lemak untuk menghasilkan energi. Lemak merupakan senyawa organik yang larut dalam solven non polar seperti benzene, khloroform dan eter, tetapi lemak tidak larut dalam air. Komponen penyusun lemak terdiri dari atom karbon, hidrogen dan oksigen yang berasal dari satu molekul gliserol yang bergabung dengan tiga molekul gliserol. Komposisi daging kambing kandungan protein,lemak dan air, masing-masing 16, 23-25 dan 55% (Winarno, 1977) Berdasarkan asalnya lemak dibedakan menjadi lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani berasal dari lemak hewan, seperti lemak sapi, lemak kambing, lemak susu, keju, telur, dan lain-lain, sedangkan lemak nabati berasal dari lemak tumbuhan seperti lemak yang berasal dari tumbuhan kacang tanah, buah alpokat, buah durian, dan lain-lain. Lemak hewani banyak mengandung sterol yang disebut sebagai kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asal lemak tidak jenuh sehingga umumnya berujud cair. Berdasarkan ikatan rangkap yang dimilikinya lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, titik lebur tinggi sehingga seringkali dijumpai dalam ujud padatan. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan rangkap (Winarno,1977) Salah satu upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam lemak dengan menggunakan biopolimer kitosan. Senyawa ini akan membawa muatan listrik positif, dapat menyatu dengan zat asam empedu yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol, karena zat lemak yang masuk bersama makanan harus dicerna dan diserap dengan bantuan zat asam empedu yang disekresi liver. Tujuan penelitian ini adalah membuat biopolimer kitosan melalui sintesa kitin dari limbah cangkang kepala udang sekaligus menganalisis derajad deasetilasinya. Serta mempelajari pengaruh kitosan dengan derajad deasetilasi paling besar terhadap derajad penyerapan kolesterol dalam lemak kambing. Cangkang kepala udang mengandung 20-30% senyawa kitin, 21% protein dan 40-50% mineral. Kitin merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa yang mempunyai rumus kimia poli(2- asetamida-2-dioksi-β-d-glukosa) dengan ikatan β- glikosidik (1,4) yang menghubungkan antar unit ulangnya. Struktur kimia kitin mirip dengan selulosa, hanya dibedakan oleh gugus yang terikat pada atom C2. Jika pada selulosa gugus yang terikat pada atom C2 adalah O, maka pada kitin yang terikat adalah gugus asetamida. (Muzzarelli, 1985) Kitin tidak mudah larut dalam air, sehingga penggunaannya terbatas. Namun dengan modifikasi kimiawi dapat diperoleh senyawa turunan kitin yang mempunyai sifat kimia yang lebih baik. Salah satu turunan kitin adalah kitosan. Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-β-d-glukosa) yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat. Saat ini terdapat lebih dari 200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di industri makanan, pemrosesan makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi, kesehatan, dan lingkungan. (Balley, et al, 1977) METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah cangkang kepala udang dan lemak kambing (gajih) yang didapatkan dari pedagang di pasar tradisional Bulu, Semarang, NaO, Cl, dan NaOCl reagen standar pro analisa. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini meliputi 2 tahapan, yaitu pembuatan kitosan dari limbah cangkang udang dan penyerapan kolesterol di dalam lemak kambing dengan menggunakan kitosan Secara garis besar pembuatan kitosan meliputi : cangkang udang basah dicuci dan dikeringkan digrinding dan diayak sampai lolos ayakan (-35+48 mesh) atau diameter rata-rata 0,356 mm penghilangan protein (deproteinasi) dicuci dengan air penghilangan mineral (demineralisasi) dicuci dengan air penghilangan warna dicuci dengan air dan dikeringkan (terbentuk kitin) penghilangan gugus asetil (deasetilasi) dicuci dengan air dan dikeringkan terbentuk produk biopolimer kitosan Rangkaian alat percobaan meliputi deproteinasi, demineralisasi, deasetilasi, dan penyerapan kolesterol. Rangkaian alat ini ditunjukkan pada gambar 1. Keterangan : 1. Statif dan klem 2. Termometer 3. Beaker glass 4. Magnetic Stirrer 5. Kompor listrik Gambar 1. Rangkaian alat pembuatan kitosan dan penyerapan kolesterol Pembuatan kitosan a. Pembuatan kitin Deproteinasi Proses ini dilakukan pada suhu 60-70 C dengan menggunakan larutan NaO 1 M dengan perbandingan serbuk udang dengan NaO = 1:10 (gr serbuk/ml NaO) sambil diaduk selama 60 menit. Kemudian campuran dipisahkan dengan disaring untuk diambil endapannya. 54

Reaktor, Vol. 12 1, Juni 2008, al. 53-57 Pencucian dan pengeringan Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai p netral. Selanjutnya disaring untuk diambil endapannya dan dikeringkan. Demineralisasi Penghilangan mineral dilakukan pada suhu 25-30 C dengan menggunakan larutan Cl 1 M dengan perbandingan sampel dengan larutan Cl = 1:10 (gr serbuk/ml Cl) sambil diaduk selama 120 menit. Kemudian disaring untuk diambil endapannya. Penghilangan warna Endapan hasil demineralisasi diekstrak dengan aseton dan dibleaching dengan 0,315% NaOCl (w/v) selama 5 menit pada suhu kamar. Perbandingan solid dan solven 1:10 (w/v) Pencucian dan pengeringan Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai p netral. Kemudian disaring, dan endapan dikeringkan. b. Kitin menjadi Kitosan Kitin yang telah dihasilkan pada proses diatas dimasukkan dalam larutan NaO dengan konsentrasi 20, 30, 40, 50 dan 60% (berat) pada suhu 90-100 C sambil diaduk kecepatan konstan selama 60 menit. asilnya berupa slurry disaring, endapan dicuci dengan aquadest lalu ditambah larutan Cl encer agar p netral kemudian dikeringkan. Maka terbentuklah kitosan. Selanjutnya kitosan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode FTIR untuk mengetahui Derajat (DD). Untuk menentukan DD digunakan metode garis oleh Moore dan Robert, seperti ditunjukkan dalam persamaan (1). Sampel dibuat pellet dalam bubuk KBr kemudian ditentukan spektrumnya (anafi, dkk, 1999) A 1 1588 DD = 1 - x x 100% (1) A3410 1,33 dengan : A = log(po/p) = absorbansi A 1588 = Absorbansi pada panjang gelombang 1588 cm -1 untuk serapan gugus amida/asetamida (C 3 CON - ) A 3410 = Absorbansi pada panjang gelombang 3410 cm -1 untuk serapan gugus hidroksil (O - ) Kitosan dengan DD yang paling besar digunakan untuk proses penyerapan lemak. c. Sebanyak 1 kg lemak/gajih yang berasal dari daging kambing dipanaskan pada suhu tetap 60 o C hingga menjadi lemak cair sebanyak kira-kira 250 ml. Kadar kolesterol dalam lemak mula-mula dianalisis yaitu sebesar 27,87%. Selanjutnya dilakukan penyerapan kolesterol dengan menggunakan kitosan Dalam penyerapan ini dilakukan ekstraksi dengan memasukkan 5 gr kitosan kedalam beaker glass yang berisi lemak kambing cair sebanyak 50 ml, diaduk suhu operasi dijaga tetap 60 C, waktu penyerapan divariasi masing-masing 10, 30, 45, dan 60 menit, selanjutnya dilakukan proses penyaringan, filtratnya diambil untuk dianalisis kandungan kolesterolnya dengan Spektrofotometri. ASIL DAN PEMBAASAN Penentuan Konsentrasi NaO pada Proses Kitosan yang dihasilkan pada setiap variabel NaO dianalisis DD dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum FTIR untuk khitosan dengan konsentrasi NaO 50% dapat dilihat pada gambar 2, sedangkan pengaruh konsentrasi NaO terhadap DD dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Pengaruh konsentrasi NaO terhadap Derajat (DD) kitosan 1. 2. 3. 4. 5. Konsentrasi NaO pada Proses 20% 30% 40% 50% 60% Derajat 68,40 % 75,31 % 77,47 % 82,98 % 75,20 % Gambar 2. Spektrum FTIR untuk chitosan dengan konsentrasi NaO 50% 50% W NaO A DD = 1- A 1588 3410 1 0,1559 1 x x 100% 1- x x 100% = 82,98% 1,33 = 0,6886 1,33 Dari data pada tabel 1 terlihat bahwa derajat deasetilasi tertinggi sebesar 82,98% diperoleh pada konsentrasi NaO 50%. Proses deasetilasi merupakan proses pembentukan kitosan dari kitin menggunakan NaO untuk mengganti gugus asetamida dengan gugus amino. 55

Pembuatan Kitosan dari Limbah (argono, dkk) Reaksi : C O 2 O ~ O ~ NCOC 3 senyawa kitin C O 2 + NaO + C3COONa ~ O ~ O N2 senyawa kitosan Semakin tinggi konsentrasi NaO, derajad deasetilasi (DD) semakin besar, namun hal ini tidak selalu memberikan kenaikan DD yang signifikan. Pada konsentrasi NaO paling besar yaitu 60%, nilai DD menurun. al ini disebabkan pada konsentrasi NaO 60%, larutan menjadi lebih kental, akibatnya proses pengadukan menjadi tidak sempurna artinya ada bagian kitin tidak bereaksi sempurna dengan larutan NaO sehingga gugus amino yang terbentuk sedikit atau nilai DD menurun. Percobaan yang telah dilakukan terhadap kemampuan kitosan untuk mereduksi kolesterol di dalam lemak kambing masih bersifat studi pendahuluan. Analisis yang dilakukan hanya terhadap kadar kolesterol secara total, belum membedakan kolesterol densitas tinggi dan kolesterol densitas rendah. Pengaruh Massa Kitosan terhadap Kadar yang Tereduksi (volume sampel lemak 50 ml) Kemampuan kitosan dalam mereduksi kolesterol ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Pengaruh massa kitosan di dalam 50 ml sampel lemak terhadap penyerapan kadar kolesterol (%), waktu penyerapan 10 menit Massa Kitosan (gram)/vol.lemak 50 ml Kadar (%) % 1. 0 27,87 0 2. 1 26,67 4,31 3. 2 24,90 10,66 4. 3 23,12 17,04 5. 4 21,09 24,33 6. 5 19,25 30,93 7. 7 20,09 27,92 Seperti ditunjukkan tabel 2 bahwa terjadi korelasi antara konsetrasi massa kitosan dalam 50 ml sampel lemak (g/v) dan penyerapan kolesterol. Pengaruh massa kitosan masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 gr berpengaruh secara positif terhadap penyerapan kolesterol. Dengan massa 5 gr kitosan dalam 50 ml sampel lemak (g/v) berpengaruh terhadap prosentase penyerapan kolesterol sebanyak 30,93%, namun pada massa 7 gr kitosan tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. al ini disebabkan karena larutan menjadi sangat kental sehingga proses pengadukan menjadi tidak sempurna, akibatnya prosentase penyerapannya menurun menjadi 27,92%. Pengaruh Waktu terhadap Kadar Pengaruh waktu penyerapan terhadap kadar kolesterol ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Pengaruh waktu penyerapan terhadap kadar kolesterol (5 gr kitosan/50ml lemak) Waktu (menit) Kadar (%) % 1. 0 27,87 0 2. 10 19,25 30,93 3. 30 18,33 34,23 4. 45 17,02 38,93 5. 60 15,20 45,46 Seperti ditunjukkan pada tabel 3 bahwa waktu penyerapan 10 menit menunjukkan penurunan kadar kolesterol secara drastis, yaitu sebesar 30,93%, namun dengan waktu penyerapan masing-masing 30, 45, dan 60 menit prosentase penyerapan kolesterol mengalami kenaikkan hanya sebesar 34,23, 38,93, dan 45,46% al ini disebabkan hingga waktu penyerapan 10 menit, keaktifan kitosan masih tinggi, namun setelah 10 menit menunjukkan adanya kecenderungan menuju kondisi keseimbangan, sehingga prosentase penyerapan mengalami kenaikan walaupun hanya sedikit. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa kitosan paling baik diperoleh dengan derajat deasetilasi paling tinggi sebesar 82,98% yang diperoleh dengan proses deasetilasi menggunakan NaO dengan konsentrasi 50%, konsentrasi massa kitosan didalam volume lemak (g/v) berpengaruh terhadap penyerapan kolesterol total. Dengan massa 5 gr kitosan didalam 50 ml lemak berpengaruh terhadap prosentase penyerapan kolesterol sebanyak 30,93% dan waktu operasi 60 menit menunjukkan derajad penyerapan kolesterol sebesar 45,46% UCAPAN TERIMA KASI Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Teknik UNDIP atas bantuan dana penelitian tahun 2008, juga kepada Carlita Kurnia Sari dan Mufty akim yang ikut membantu dalam analisis hasil. DAFTAR PUSTAKA Balley, J.E., and Ollis, D.F., (1977), Biochemical Engineering Fundamental, Mc. Graw ill Kogakusha, ltd., Tokyo. 56

Reaktor, Vol. 12 1, Juni 2008, al. 53-57 Bambang, S., (2003), Kajian Pengembangan Teknologi Proses Produksi Kitin dan Kitosan secara Kimiawi, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. anafi, M., Syahrul A., Efrina D., dan B. Suwandi,, (1999), Pemanfaatan Kulit Udang untuk Pembuatan Kitosan dan Glukosamin, LIPI Kawasan PUSPITEK, Serpong. argono dan M. Djaeni, Pemanfaatan Kitosan dari Kulit Udang sebagai Pelarut Lemak, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Muzzarelli, R.A.A., (1985), Chitin in the Polysaccharides, vol. 3, pp. 147, Aspinall (ed) Academic press Inc., Orlando, San Diego Suhardi, (1992), Khitin dan Khitosan, Pusat Antar Universitas Pangan&Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Winarno,F.G., (1977), Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm.84-93, Jakarta,. 57