BAB I PENDAHULUAN. 4 (diakses pada tanggal 9 Desember 2015)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output. Pertumbuhan ekonomi mutlak

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ilmiah blogspot peternakan.com. diakses pada tanggal (12 Januarai 2017).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

KETAHANAN NASIONAL, KESEJAHTERAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT (UMK)

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecil, Dan Menengah, Pasal 1. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini kita ketahui bahwa kemajuan di bidang industri sangat pesat, baik

Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2010, hlm Veithzal Rivai, dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, PT.Raja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta, 2002, hlm. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

K L I P I N G. Rabu, 13 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang tergolong padat penduduk. Dizaman

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran signifikan bagi pertumbuhan sektor perekonomian nasional. Struktur dunia usaha yang tangguh, tidak saja akan memberikan kontribusi bagi penciptaan lapangan kerja tetapi juga terhadap pengentasan kemiskinan melalui penciptaan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 1 Terkait dengan penyerapan tenaga kerja, UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja. Nilai persentase penyerapan tenaga kerja UMKM lebih tinggi dibandingkan penyerapan tenaga kerja oleh usaha besar dengan hanya 0,01 persen. 2 Selain peran penciptaan unit usaha dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berkontribusi dalam produk domestik bruto (PDB). 3 Pada data yang disajikan Kemenkop dan UMKM menjelaskan, kontribusi PDB UMKM sebesar 59 persen, 4 masih lebih besar jika dibandingkan usaha besar yang hanya berkontribusi sekitar 41 persen. Peran UMKM lainnya adalah kontribusi terhadap total nilai ekspor nasional. Walaupun UMKM mampu secara signifikan secara dominan berperan besar dibandingkan dengan usaha besar pada penciptaan unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan kontribusi pada PDB, namun pada kontribusi ekspor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih terbilang rendah. Dari sekitar 670 ribu unit UMKM yang tersebar di 1 Suhardjono, Manajemen Perkreditan: Usaha Kecil dan Menengah, AMP YKPN, Yogyakarta, 2003, hlm. 34. UMKM terbukti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan menampung korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan yang terkena krisis,umkm juga dapat bersaing dengan pengusaha asing dan dapat menjadi alternatif yang tepat bagi masalah kemiskinan, khususnya dalam rangka menampung tenaga kerja (lihat dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis, Manajemen Kredit Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), No. 1, Januari 2011, hlm. 31-32) 2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disingkat UMKM memiliki posisi penting dalam membangun perekonomian negara. UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. Sedang secara ekonomi kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia adalah 59 persen. Data dikutip dari Kantor Staf Presiden Kementerian Keuangan Republik Indonesia http://ksp.go.id/menggerakkan-sektor-umkm (diakses pada tanggal 9 Desember 2015) 3 Yustika Ahmad Erani, Perekonomian Indonesia BPFE- UNIBRAW, Malang, 2007, hlm. 180 4 http://ksp.go.id/menggerakkan-sektor-umkm (diakses pada tanggal 9 Desember 2015) 1

negeri. 5 Permasalahan tersebut terjadi karena masih banyak para pelaku UMKM 2 tanah air, hanya 5 ribu unit UMKM yang baru mengekspor produknya ke luar yang belum mampu membaca peluang pasar, kelemahan permodalan, kelemahan manajerial, termasuk kelemahan dalam memperoleh informasi akses pasar. Hal ini juga dinyatakan oleh beliau Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri ketika melakukan blusukan ke dua lokasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. 6 Kemauan politik pemerintah untuk memaksimalkan pemberdayaan bagi para pelaku UMKM sudah ada, dibuktikan dengan program Kemendag mengadakan pelatihan dan pembinaan UKM di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI). Melalui lembaga pelatihan ini, pelaku UMKM dapat meningkatkan kompetensinya agar mampu menembus pasar internasional. 7 Awal September 2015, pemerintah juga menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemerintah memberikan fasilitas subsidi bunga dalam pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fasilitas tersebut memungkinkan UMKM memperoleh kredit berbunga rendah, dari 22-23 persen menjadi 12 persen. 8 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk oleh pemerintah juga dengan maksud dan tujuan yang sama yaitu dalam rangka memberdayakan usaha mikro dan kecil. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi dan mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan 5 http://www.cnnindonesia.com/ekonomi (diakses tanggal 15 Desember 2015) 6 http://news.detik.com (diakses tanggal 10 Februari 2016) 7 Kemendag mengadakan pelatihan dan pembinaan UKM di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI). Melalui lembaga pelatihan ini, pelaku UKM dapat meningkatkan kompetensinya agar mampu menembus pasar internasional, http://www.cnnindonesia.com (diakses pada tanggal 18 Desember 2015) 8 http://www.kemenkeu.go.id, (diakses tanggal 15 Desember 2015)

3 perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 9 BUMN telah mendirikan salah satu lembaga ekonomi yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin mengembangkan sektor rill yaitu Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah. Unit ini adalah layanan dari PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) yang mengemban tugas khusus memberdayakan UMKM. Akan tetapi kegiatan yang dijalankan oleh ULaMM Syariah ini hanya bersifat lending atau menyalurkan pembiayaan dan tidak menghimpun dana dari masyarakat karena unit usaha ini bukan lembaga perbankan. 10 Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah dalam melakukan pemberdayaan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga semakin diakui dan menarik perhatian publik. Pasalnya, tak hanya memberikan jasa pembiayaan, Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah juga memberikan jasa manajemen atau capacity building. Hal ini direalisasikan dengan adanya Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) yang memberikan pelatihan dan pendampingan usaha kepada para pelaku UMKM. Manfaat dari Program PKU yang sejak Januari 2015 hingga November 2015 telah diterima oleh 19.293 UMKM. Para nasabah mitra binaan ULaMM Syariah mulai menunjukkan hasil peningkatan pada produk yang dihasilkan dan para pelaku UMKM mulai memasuki jaringan pasar yang lebih besar. 11 Dari kenyataan di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana strategi untuk memaksimalkan pemberdayaan bagi para pelaku UMKM yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan ULaMM Syariah. Penulis memilih Lembaga Keuangan ULaMM Syariah di daerah Demak sebagai objek penelitian karena penulis ingin mengetahui bagaimana realisasi strategi pemberdayaan UMKM yang 9 Triwulan Titik, Widodo Ismu Gunandi, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, Cetakan Kedua, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hlm. 373 10 Maulana Syarif Hidayatullah, Strategi Unit Layanan Modal Mikro (ULAMM) Syariah PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Dalam Pemberdayaan UMKM, Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muammalat (Ekonomi Islam) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10 Maret 2011, hlm. 4 11, http://www.tribunnews.com (diakses pada tanggal 18 Desember 2015)

4 diterapkan oleh ULaMM Syariah di daerah Demak dan perkembangan yang dialami oleh lembaga tersebut di tengah ketatnya persaingan lembaga keuangan lainnya. Untuk itu penulis memberi judul dalam penelitian ini dengan Strategi Maksimalisasi Pemberdayaan UMKM Melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Demak. B. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus. Ada dua maksud tertentu yang ingin dicapai oleh peneliti dalam menetapkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi atau memasukkan- mengeluarkan suatu informasi yang baru di lapangan. 12 Sesuai dengan judul penelitian, fokus penelitian kali ini adalah tentang bagaimana strategi dan upaya-upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan pemberdayaan atau pengembangan UMKM melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Demak. C. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka penulis dapat memaparkan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut : a. Bagaimana strategi Unit Layanan Modal Mikro ( ULaMM) Syariah dalam pemberdayaan UMKM? b. Bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah dalam pemberdayaan UMKM? c. Bagaimana strategi maksimalisasi yang dilakukan oleh Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah dalam pemberdayaan UMKM? 67. 12 Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

5 D. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk memaksimalkan pemberdayaan UMKM melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah. b. Untuk mengidentifikasi apa saja peluang dan kendala yang dihadapi Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah dalam pemberdayaan UMKM. c. Untuk mengetahui upaya yang akan dilakukan oleh Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah untuk memaksimalkan pemberdayaan UMKM. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian sudah semestinya mempunyai tujuan serta manfaat yang jelas. Adapun sasaran manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Bagi akademisi dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah khasanah keilmuan khususnya terhadap penelitian mengenai strategi yang dilakukan untuk memaksimalkan pemberdayaan UMKM melalui Unit Layanan Modal Mikro Syariah. b. Memberikan kontribusi terhadap peneliti lain untuk pengkajian selanjutnya, terutama dalam bidang Manajemen Bisnis. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh para pelaku usaha khususnya pihak Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) Syariah untuk lebih meningkatkan strategi pemberdayaan bagi para pelaku UMKM. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, penulis akan mendeskripsikan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :

6 1. Bagian awal Dalam bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar abstrak. 2. Bagian Isi Bagian isi ini terdiri dari beberapa bab yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, fokus penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan di uraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian meliputi : Pengertian strategi, pengertian tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pengertian pemberdayaan UMKM, bentuk pemberdayaan UMKM, penelitian terdahulu dan kerangka berfikir. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan metode analisa data. BAB IV : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan analisis dari hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, batasan penelitian, saran dan penutup.

7 3. Bagian akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.