BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

EVALUASI PERTUMBUHAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI SURAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di berbagai banyak Negara di dunia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha Rakyat (KUR) yang pada tahun 2013 ditargetkan sekitar 20 Triliun. Namun

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang cukup besar dan penting dalam menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

Analisis Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah Terhadap Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Nama : Risandra Rejina NPM : Kelas : 3 EB 15

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank sebagai lembaga keuangan merupakan institusi penting dalam

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Perekonomiaan yang baik adalah perekonomian yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemakmuran rakyat. Di Indonesia, berbagai macam investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan.

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) ATAS KEBERHASILAN (UKM) DI TANGGULANGIN SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Urata, 2000). Akterujjaman (2000) menyatakan bahwa UKM di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang UMKM seolah tidak mendapat dukungan dan perhatian dari. selama memiliki izin usaha dan modal cukup.

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 mendefiniskan Dunia Usaha. sebagai Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai tumpuan dalam memperoleh pendapatan. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2011) menyatakan bahwa presentase UMKM di Indonesia mencapai 99,99% dan hanya 0,01%nya adalah usaha besar. Walaupun UMKM bukan merupakan usaha besar, namun peran UMKM dalam menggerakkan sektor perekonomian negara tidak dapat diragukan. Wismiarsi, dkk (2008:6) menjelaskan bahwa UMKM telah berperan besar dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Peran Usaha Mikro Kecil Menengah ini dapat dilihat dari tiga aspek. Aspek yang pertama adalah peningkatan jumlah unit usaha UMKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM (2012) mengungkapkan bahwa, pada tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah unit usaha sebanyak 1.328.163 usaha jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aspek kedua adalah dalam hal penyerapan tenaga kerja. Bertambahnya jumlah UMKM berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh UMKM sebanyak 107.657.509 tenaga kerja. Jumlah ini meningkat sebanyak 5.935.051 orang jika dibandingkan dengan tahun 2011 (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2012). Aspek yang ketiga 1

2 adalah dalam hal sumbangan atau kontribusi UMKM terhadap ekspor dan PDB. Ketiga aspek tersebut membuktikan peranan Usaha Mikro Kecil Menengah dalam menunjang perekonomian Indonesia. Peran besar UMKM terhadap sektor perekonomian ini telah mampu menyelamatkan negara dari berbagai krisis ekonomi yang melanda. Salah satunya adalah dalam peristiwa krisis ekonomi eropa yang berdampak terhadap berbagai negara di dunia. (UMKM Paling Tahan Krisis, 2011). Dengan melihat peran besar UMKM serta proporsi unit usaha yang mencapai 99,99% dari keseluruhan jenis usaha, maka pengembangan UMKM perlu untuk dilakukan. Fokus pengembangan UMKM dapat berupa kualitas produk yang dihasilkan, pengembangan skala usaha, maupun peningkatan jumlah unit usaha. Pengembangan UMKM yang dilakukan dengan baik dapat membantu penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan perekonomian negara. Pengembangan UMKM dirasa harus dilakukan terlebih dalam mempersiapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, sehingga UMKM dapat bersaing di MEA. Namun pengembangan UMKM bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Terdapat kendala yang terjadi dalam melakukan pengembangan, dan kendala tersebut pada umumnya adalah kendala internal. Kendala yang dihadapi antara lain Sumber Daya Manusia yang belum baik, kemampuan pemasaran UMKM yang terbatas, iklim usaha yang belum kondusif, serta akses teknologi yang terbatas (Gayatri, 2013). Tambunan dalam

3 Sari (2012) menyebutkan bahwa kendala yang dihadapi oleh UMKM juga dalam hal kurangnya modal kerja. Permasalahan dalam hal kurangnya modal kerja telah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Pada tahun 2007, pemerintah menggalakkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR telah mampu menggerakkan lebih dari 7 juta pelaku UMKM dengan total kredit mencapai 87 triliun. Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat besar, serta program ini mencetak kesuksesan dengan tingkat kredit bermasalah (kredit macet) yang rendah. Kesuksesan program KUR tersebut berdampak terhadap angka kemiskinan dan pengangguran yang semakin menurun. Angka kemiskinan menjadi 12%, sedangkan angka pengangguran menjadi 6% (Sugiyanto, 2012). Para pelaku UMKM dapat mengajukan KUR pada beberapa lembaga bank yang berpartisipasi menjadi lembaga pemberi kredit. Lembaga bank tersebut diberi kebebasan untuk mengambil kebijakan dalam putusan pemberian KUR serta dalam membuat persyaratan dalam pengajuan KUR. Salah satu lembaga bank yang berpartisipasi dalam pemberian KUR adalah PT. Bank Tabungan Negara. Persyaratan yang ditawarkan oleh bank tersebut salah satunya merujuk pada adanya laporan keuangan atau catatan keuangan usaha sebagai dokumen pendukung dalam pengajuan KUR. Dari dokumen pendukung yang diserahkan pada bank, maka bank akan melakukan analisa kelayakan permohonan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Skema Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Tabungan Negara).

4 Permasalahan yang timbul adalah, tidak banyak UMKM yang menyiapkan laporan keuangan atau catatan keuangan. Informasi akuntansi yang ada dalam laporan keuangan tidak hanya berguna dalam hal pengukuran kinerja usaha namun juga membantu dalam hal permodalan. Laporan keuangan saat ini diperlukan sebagai syarat pengajuan kredit. Namun, kredit yang disalurkan ke UMKM menjadi tersendat akibat adanya kurangnya informasi antara pihak UMKM pada bank pemberi kredit. Laporan keuangan yang diminta oleh bank pemberi kredit menjadi sebuah informasi akuntansi yang berharga bagi kedua belah pihak. Bank membutuhkan laporan keuangan yang lengkap agar dapat mengetahui perkembangan usaha pemohon kredit, sehingga dapat memutuskan permohonan pengajuan kredit. UMKM juga membutuhkan laporan keuangan agar bank dapat memenuhi permohonan kreditnya. Namun hal ini masih belum terlaksana dengan baik karena kurangnya kesadaran UMKM terhadap penyediaan laporan keuangan. Kurangnya kesadaran akan penggunaan informasi akuntansi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sitoresmi dan Fuad (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, pendidikan pemilik berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UKM. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam menentukan kemampuan kerja seseorang dan berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Oleh karena itu, tingginya pendidikan manajer/pemilik UMKM berpengaruh terhadap pengetahuannya terhadap akuntansi, sehingga dapat mempengaruhi penggunaan

5 informasi akuntansi dalam menjalankan usahanya. Selain itu, Solovida (2010) juga menjelaskan bahwa jenjang pendidikan dari pemilik UMKM berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Faktor lain adalah faktor skala usaha. Sitoresmi dan Fuad (2013) menjelaskan faktor skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Apabila suatu usaha memiliki jumlah pendapatan atau penjualan yang makin besar, maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin besar, hal itu menimbulkan tingkat kompleksitas usaha tersebut makin tinggi. Usaha yang semakin kompleks tentu makin membutuhkan informasi akuntansi. Berbeda dengan Sitoresmi dan Fuad (2013), Solovida (2010) menjelaskan bahwa dalam penelitiannya, skala usaha adalah faktor yang berpengaruh negatif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal ini menyangkal penelitian Sitoresmi dan Fuad (2013) yang menjelaskan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Faktor ketiga adalah umur usaha. Umur usaha ini merupakan umur sejak usaha berdiri hingga saat penelitian ini dilakukan (Muniarti, 2002 dalam Aufar, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sitoresmi dan Fuad (2013) menyebutkan bahwa umur usaha adalah faktor yang berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Sedangkan Solovida (2010) juga menyatakan bahwa umur usaha telah berpengaruh secara positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Usaha yang sudah lama beroperasi cenderung

6 terus berusaha untuk mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, diperlukan keputusan bisnis yang tepat. Sarana yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan informasi akuntansi. Informasi akuntansi tersebut juga dapat membantu dalam mengevaluasi perkembangan usaha. Faktor keempat adalah pelatihan akuntansi. Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan. Sitoresmi dan Fuad (2013) dan Solovida (2010) keduanya menjelaskan bahwa pelatihan akuntansi telah berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi. Pemilik/manajemen yang sering memperoleh pelatihan, cenderung menghasilkan informasi akuntansi yang lebih banyak daripada yang kurang mendapatkan pelatihan. Oleh karena itu, apabila semakin banyak pelatihan akuntansi yang diperoleh, maka dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi. Selain faktor diatas, terdapat faktor ketidakpastian lingkungan yang dinilai menjadi faktor kontijensi. Ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan dilakukannya penyesuaian organisasi terhadap kondisi lingkungan. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi dan disertai dengan pendidikan pemilik yang tinggi dapat memperkuat penggunaan informasi akuntansi. Ketidakpastian lingkungan yang disertai dengan skala usaha besar, umur usaha yang semakin lama, serta banyaknya pelatihan akuntansi juga dapat memperkuat penggunaan informasi akuntansi untuk meningkatkan kinerja serta

7 menanggulangi ketidakpastian lingkungan (Sitoresmi dan Fuad, 2013). Salah satu sentra UMKM yang menarik untuk diteliti adalah UMKM yang berada di Kota Kediri. Pelaku UMKM di Kota Kediri, Jawa Timur berkembang dalam jumlah yang cukup banyak. Data pada tahun 2013 menunjukkan sektor UMKM non pertanian di Kota Kediri berjumlah 26.408 usaha (Badan Pusat Statistik Kota Kediri, 2013). Dari sekian banyak UMKM yang tersebar di Kota Kediri tersebut, penelitian ini difokuskan pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri dengan jumlah UMKM sebanyak 36. UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri adalah UMKM yang menghasilkan produk-produk khas Kota Kediri. Sehingga Dinas Koperasi dan UMKM membina pengusaha UMKM tersebut agar UMKM yang ada di Kota Kediri dapat semakin berkembang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha mikro, kecil dan menengah, maka judul dari penelitian ini adalah, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri.

8 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah untuk penelitian ini adalah: a. Apakah jenjang pendidikan pemilik usaha mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi bagi UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri? b. Apakah skala usaha mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi bagi UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri? c. Apakah umur usaha mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi bagi UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri? d. Apakah pelatihan akuntansi mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi bagi UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri? e. Apakah ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh pendidikan pemilik, skala usaha, umur usaha, dan pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah jenjang pendidikan pemilik usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada

9 UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. b. Untuk mengetahui apakah skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. c. Untuk mengetahui apakah umur usaha mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. d. Untuk mengetahui apakah pelatihan akuntansi mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. e. Untuk mengetahui apakah ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh pendidikan pemilik, skala usaha, umur usaha, dan pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri. 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat akademik 1. Manfaat bagi peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pentingnya akuntansi dan faktor-faktor digunakannya informasi akuntansi dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Serta untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S1).

10 2. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah kumpulan koleksi pustaka dan menjadi acuan dalam penelitian-penelitian yang dilakukan selanjutnya oleh kalangan akademisi lainnya. b. Manfaat praktik Penelitian ini diharapkan agar dapat membantu pemerintah Kota Kediri dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Kediri untuk memutuskan kebijakan dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Kediri. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat membantu pemerintah dan dinas di daerah lain dalam rangka meningkatkan kualitas Usaha Mikro Kecil Menengah yang berada di daerah lain tersebut. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab kedua menguraikan tentang landasan teori yang diambil dari literatur-literatur terkait dengan penelitian terdahulu, teori

11 yang akan dibahas, pengembangan hipotesis dan model penelitian. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ketiga menguraikan desain penelitian; identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel; jenis dan sumber data; alat dan metode pengumpulan data; populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel; dan teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab keempat menguraikan karakteristik objek penelitian, analisis deskriptif, hasil uji validitas dan reliabilitas, hasil uji asumsi klasik, hasil analisis regresi linear berganda, serta pembahasan. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Pada bab terakhir akan diberikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran.