GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI POLIKLINIK OBSTETRI/GINEKOLOGI RSU. PANCARAN KASIH GMIM MANADO TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PERILAKU HYGIENE VAGINA PADA WUS YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kental dari vagina (Holmes et al, 2008) dan rongga uterus (Dorland, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGALAMAN WANITA USIA SUBUR DALAM MENCEGAH KEPUTIHAN Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN 2013

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS TENTANG KEBERSIHAN AREA GENITAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MANISRENGGO KLATEN ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. ketidakseimbangan hormon reproduksi wanita. 1. berwarna selain itu, bisa berwarna abu-abu, kehijauan bahkan merah.

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Fluor albus (leukorea, vaginal discharge, keputihan) adalah salah satu

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 15 SEMARANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

INTISARI PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN FARMASI YANG MENGALAMI KEPUTIHAN

ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FEMALE TEENAGERSON REPRODUCTIVE HEALTH AND THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS AT SMPN 2 BANGLI BALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERAWATAN VULVA HYGIENE PADA WANITA DI LAPAS SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode cross sectional mencari hubungan lamanya LAMANYA PENGGUNAAN IUD TIDAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

VULVA HYGIENE CONNECTION AND USE OF IUD WITH DESIGNING INFLUENCE ON WOMEN AGE IN THE WORLD REGION WORK PUSKESMAS PAAL I JAMBI CITY 2016

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN PERINEAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWA PUTRI DI SMA NEGERI 1 PINELENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE


STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN CARA PENCEGAHAN FLOUR ALBUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL REPRODUCTIVE ORGANS CARE AND INCIDENT OF FLUOR ALBUS TO PREGNANT WOMEN

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

GUSTI AYU RATNA ADI SARI

SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty of Medicine Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPUTIHAN DI POLIKLINIK OBSTETRI/GINEKOLOGI RSU. PANCARAN KASIH GMIM MANADO TAHUN 2014 Sartje Ellen Dagasou Linnie Pondaag Jill Lolong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email: Susidagasou@gmail.com Abstrac:Knowledge and good care was a determinant factor in maintaining reproductive health, one of the disorders or diseases of the reproductive organs is vaginal discharge, which is experienced by most women. Whitish or flour albus is the current condition of the vaginal discharge resembling pus or mucus caused by germs. In Indonesia, as many as 75% of women experience vaginal discharge at least once in his life, and 45% of women experience vaginal discharge two or more times in his life. The purpose of this study was to determine the maternal knowledge level overview of whitish in Polyclinic Obstetric/Gynecology in Hospitals ofpancaran Kasih GMIM Manado. This research uses a descriptive research method with a population of 42, with the inclusion criteria with an age range of 20-50 years and 38 samples were taken by means of nonrandom sampling. The results showed the majority of women who visit the clinic Obstetric/Gynecology in Hospitals Pancaran Kasih GMIM Manado have a good level of knowledge. Conclusion to increased outreach efforts and procurement whitish props to push the level of maternal knowledge about the problem of whitish. Keywords : Whitish, knowledge. References : 36 (2003-2014), 2 Journal Abstrak, Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi, salah satu terjadinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah keputihan, yang dialami oleh sebagian besar wanita.keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang menyerupai nanah yang disebabkan oleh kuman. Di Indonesia, sebanyak 75 % wanita mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya, dan 45 % wanita mengalami dua kali keputihan atau lebih dalam hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang keputihan di Poliklinik Obstetri/Ginekologi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan populasi 42, dengan kriteria inklusi dengan rentang usia 20-50 tahun dan diambil sample 38 dengan cara nonrandom sampling. Hasil penelitian menunjukan mayoritas ibu yang berkunjung di Poliklinik Obstetri/Ginekologi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado memiliki tingkat pengetahuan baik.kesimpulan untuk ditingkatkannya upaya penyuluhan keputihan dan pengadaan alat peraga untuk mendorong tingkat pengetahuan ibu tentang masalah keputihan. Kata kunci : Keputihan, pengetahuan. Daftar Pustaka : 36 (2003 2014), 2 Jurnal

A. Pendahuluan Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern menuntut kita agar dapat meningkatkan pengetahuan kita di berbagai bidang, yang salah satunya adalah pengetahuan di bidang kesehatan. Pengetahuan adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan melalui penglihata, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk mengnindaki yang lantas melekat di benak seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan di bidang kesehatan sangat luas berhubungan dengan terjadinya penemuan-penemuan tentang masalah kesehatan yang salah satunya adalah pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi wanita. Organ reproduksi wanita merupakan salah satu organ tubuh yang sensitive dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Salah satu terjadinya gejala kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah keputihan yang dialami oleh sebagian besar wanita. Keputihan yang dialami dapat berupa keputihan fisiologis maupun patologis.dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan bening dan tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau nyeri, sedangkan dalam keadaan patologis akan sebaliknya, terdapat cairan berwarna, berbau, jumlahnya banyak dan disertai gatal dan rasa panas atau nyeri, dan hal itu dapat dirasa sangat mengganggu, pada semua wanita yang mengalami keputihan (Ratna, 2010). Keputihan atau flour albus adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang menyerupai nanah yang disebabkan oleh kuman.terkadang, keputihan dapat menimbulkan rasa gatal, bau tidak enak, dan berwarna hijau (Sunyoto, 2014).Keputihan disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan perilaku wanita dalam menjaga kebersihan organ genetalianya.banyak wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina itu sebagai cairan biasa. Padahal menurut penelitian 75% dari seluruh wanita di dunia akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Bahkan 45% wanita mengalami dua kali atau lebih dan 92% keputihan disebabkan oleh jamur yang disebut Candida albican (Maria, 2009).Data

World Health Organization (WHO, 2011). Merekomendasikan bahwa yang menjadi masalah kesehatan reproduksi diantaranya, wanita hamil yang mengalami keputihan sebesar 31,6% yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Salah satu keluhan yang sering dijumpai di klinik kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah keputihan, 16% penderita keputihan adalah akseptor Keluarga Berencana (KB) dan ibu hamil, (Aghe, 2009). Sedangkan menurut (Zubier, 2003).Mengatakan bahwa wanita di Eropa yang mengalami Keputihansekitar 25%. Dari Data Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2009), di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami Keputihanminimal satu kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Nurmah, 2012).Data Departemen kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI, 2009), kejadian keputihan banyak disebabkan oleh bakteri candiadosis vulvavagenitis, pada daerah Jakarta dan ini juga dikarenakan banyak perempuan yang tidak mengetahui membersihkan daerah vaginnya. Hal ini karena kebiasaan wanita sejak remaja, yang berperilaku buruk dalam menjagakebersihan organ genetalianya (Widyastuti, Dkk, 2009) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Obstetri/Ginekologi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado diperoleh data, jumlah Ibu dengan masalah keputihan yang berkunjung ke Poliklinik tersebut, dari bulan Januari hingga bulan April 2014 berjumlah 167 ibu, atau rata-rata 42 ibu setiap bulan. Rentang usia Ibu yang berkunjung di poliklinik Obsterti/Ginekologi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado adalah usia 20 sampai 50 tahun, dengan latarbelakang tingkat pendidikan yang berbedabeda dan pengalaman yang bervariasi tentang masalah keputihan, yaitu penyebab keputihan, ciri-ciri keputihan normal dan abnormal dan cara pencegahan keputihan. Dari 10 orang ibu yang dilakukan wawancara singkat dari jumlah kunjungan ibu perbulan, 5 orang ibu mengatakan bahwa mereka baru mengetahui keputihan saat melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik tersebut, 3 orang mengatakan bahwa sudah mengetahui adanya keputihan sebelum datang ke Klinik tersebut karena adanya informasi dari petugas kesehatan di tempat lain dan membaca berita kesehatan, sedangkan 2 orang mengatakan bahwa sudah mengetahaui keputihan dan sering mendapat saran dari petugas kesesehatan untuk memriksakan kesehatan organ genitalia ke RS..

B. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu peneliti ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang keputihan dengan menggunakan pendekatan survei dimana pengumpulan atau pengambilan data dilakukan sesaat pada waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2003). 1. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini di ambil secara nonrandom sampling dengan jumlah 38 sampel. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Penentuan besar sampel menggunakan rumus: n= n= ( ) (, ) =38 Keterangan : N : Besar Populasi n : Besar Sampel d : Tingkat Pengetahuan Setelah dilakukan perhitungan, jumlah populasi 42 maka jumlah sampel yang diambil adalah 38 responden. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur kuesioner untuk mengidentifikasi tinkat pengetahuan ibu tentang keputihan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner di bagikan kepada responden yang termasuk pada kriteria insklusif. Pengolahan dan analisis untuk masingmasing variabel dengan cara melakukan analisis Univariat yaitu dengan cara mendiskripsikan setiap variabel penelitan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk memberikan informasi secara lengkap tentang variabel penelitian, Pada penelitian ini data dianalisis menggunakan metode analisis Univariat. Analisis Unuvariat ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan setiap variabel yang digunakan dalam penelitian untuk melihat distribusi frekuensi guna memperoleh informasi secara umum tentang variabel penelitian. C. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. variabel n %

kurang31 81,8 baik7 18,8 total 38 100 Berdasarkan pada tabel 5.4 di atas menunjukan bahwa sebaran frekuensi responden yang Tahu akan keputihan, yaitu 31 orang (81,8%) memiliki kemampuan untuk mengetahui masalah keputihan dengan baik dan 7 orang (18,2%) kurang dalam mengetahui masalah keputihan. b. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pemahaman Responden di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Variabel n % baik 27 71,1 kurang 11 28,9 total 38 100 Tabel 5.5 di atas menunjukan bahwa sebaran frekuensi responden yang Memahami akan keputihan, yaitu 27 orang (71,1%) memiliki kemampuan untuk memahami masalah keputihan dengan baik dan 11 orang (28,9%) kurang dalam memahami masalah keputihan. c. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Aplikasi Responden di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Variabel n % baik 25 65,8 kurang 13 34,2 total 38 100 Tabel 5.6 di atas menunjukan bahwa sebaran frekuensi responden yang Mengaplikasikan atau Melaksanakan pencegahan dan perawatan akan masalah keputihan, yaitu 25 orang (65,8%) memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan atau melakukan pencegahan dan perawatan akan masalah keputihan dengan baik dan 13 orang (34,2%) kurang dalam mengaplikasikan atau melakukan pencegahan dan perawatan akan masalah keputihan. D. Pembahasan Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ria Suciati (2013), dimana mayoritas atau 73,3% wanita usia subur memiliki tingkat pengetahuan cukup dan baik tentang keputihan. variabel memahami ini didukung dengan hasil penelitian Risti Sulistianingsi (2011), memiliki pengetahuan baik dan cukup mencapai 92,5%. E. Daftar Pustaka Agustini (2007). Si Putih Yang Mengganggu. Online. Available:http://astaqauliyah.com.

Diakses, 16 April 2014, pukul 20-19 wita. Aghe NS (2009). Aplastic anemia, myelodysplasia, and related bone marrow failure syndromes. In: Kasper DL, Fauci AS, et al (eds). Harrison s Principle of Internal Medicine. BKKBN (2009).Keluarga Berencana dan Kependudukan. Available from: http://www.bkkbn.go.id/webs/detailrubri k.aspx?myid=2664accessed: Maret 20, 2014.pukul 20-19 wita. Depkes RI (2009).Penyakit Menular Penyebab Kematian Terbanyak Di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. http://www-.depkes.go-.id- /index-.php/berit-a/press-release/1637- penyakit-tidak-menular-ptm-penyebabkematian-terbanyak-di-indonesia.html Iswati Erna( 2010).Awas Bahaya Penyakit Kelamin.Jogjakarta : DIVA Press. Sulistianigsih Riski (2011). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Keputihan Fisiologis dan Patologis Di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Semarang : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Semarang. WHO (2011), Definisi Remaja (online), avalable: http//notok2000. www.com Wijayanti, D (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Book Marks. Widyastuti, Dkk (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta FitamayaHttp: //www. Jurnalpendidikanbidan.Com/ arsip/ 36-ferbuari-2013/97. Zubier, F. (2003).Kondilomata Akuminata. In S. F. Daili, W. I. Makes, F. Zubier, & J. Jud anarso (Eds.), Penyakit Menular Seksual (p p. 125130). Mubarok, dkk (2007).Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi.jakarta:salemba Medika. Suciati Ris (2013). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Keputihan di Puskesmas Miri Sragen : Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Sulistianigsih Riski (2011). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Keputihan Fisiologis dan Patologis Di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Semarang : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Semarang.