BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

Kata kunci : laju aliran udara, tabung venturi dan fiber coupler.

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Sensor Ketinggian Permukaan Oli Berbasis Sensor Pergeseran Fiber Coupler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diperlihatkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. teknologi telekomunikasi, terutama dalam era moderen seperti sekarang ini.

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

Studi Teori dan Eksperimen Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler dengan Target Cermin Cekung

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Fabrikasi Directional Coupler Serat Optik Multimode

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI INDIKATOR KETINGGIAN CAIRAN DENGAN METODE DETEKSI RUGI DAYA OPTIS AKIBAT PELENGKUNGAN DAN PEMOLESAN

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Cahaya, Detektor dan Serat Optik

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya

PERANCANGAN PENYEBARAN DAYA PADA SINGLE-MODE FIBER DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN LITHIUM NIOBATE (LiNbO 3 ) DAN PARAFIN (C 20 H 42 )

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

Sensor Ketinggian Air Menggunakan Concentric Bundle Probe

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI SENSOR KEKENTALAN OLI MESRAN SAE 20W-50 BERBASIS PERUBAHAN TEMPERATUR

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika

Bab III Metodologi Penelitian. III.1 Umum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

FIsika FLUIDA DINAMIK

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE

ANALISA PENENTUAN KETINGGIAN KELUARAN AIR PADA POMPA HYDRAM. Istianto Budhi Raharja ABSTRAK

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-38

Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisis Sensor Regangan dengan Teknik Pencacatan Berbasis Serat Optik Multimode Step-Index

BAB FLUIDA A. 150 N.

PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D

DAN KONSENTRASI SAMPEL

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

MICROWAVES (POLARISASI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

UN SMA IPA Fisika 2015

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

3 METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT 3.2 BAHAN DAN ALAT 3.3 TAHAPAN PENELITIAN Pengambilan Bahan Baku Analisis Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL SKRIPSI PERANCANGAN DIRECTIONAL COUPLER VARIABLE MENGGUNAKAN DUA JENIS SERAT OPTIK MULTIMODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB I ALIRAN MELEWATI AMBANG ( AMBANG LEBAR DAN AMBANG TAJAM )

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

Transkripsi:

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Aplikasi Laser Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Tehnologi Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012. 3.2. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.2.1 Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Laser He-Ne Sumber cahaya yang digunakan adalah laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm dan daya keluaran 1 mw. 2. Multimode Fiber Coupler Multimode Fiber coupler yang digunakan berstruktur 2 2 dari bahan serat optik plastik berdiameter 1 mm (diameter core 960 µm, tebal cladding 20 µm) dan panjang 50 cm. Nilai splitter ratio Multimode Fiber coupler yang digunakan masing-masing sebesar 50 : 50. Jenisnya adalah serat optik tunggal yang terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama sebagai serat pemancar dan yang kedua sebagai penerima berkas cahaya yang dikeluarkan serat optik dan dipantulkan ke bagian penerima. 3. Detektor OPT 101 (Burr Brown) Detektor OPT 101 merupakan foto detektor yang beroperasi baik pada daya optik yang rendah, mempunyai kepekaan yang tingi pada daerah dekat panjang 25

26 gelombang cahaya merah. Detektor ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan daya optik cahaya akibat perubahan jarak pemantul terhadap directional coupler disebabkan oleh perubahan laju aliran cairan pada luas panampang yang berlainan. 4. Mikrometer posisi (Uniphase) Mikrometer posisi ini berfungsi untuk menggeser kanal sensing serat optik Multimode Fiber coupler. 5. Mikrovoltmeter tipe LH 53213 Mikrovoltmeter berfungsi untuk membaca tegangan keluaran detektor optis OPT 101 saat terkena cahaya dari sumber cahaya. 6. Tabung ukur Tabung ukur ini dari bahan gelas berdiameter 10 cm dan tinggi 32 cm yang dilengkapi dengan skala (skala terkecil 1 mm). Selain itu, tangki ini juga dilengkapi dengan keran, sehingga memudahkan saat proses pengurangan volume zat cair di dalam tangki. 7. Bak penampung Bak penampung digunakan untuk menampung air yang di pompa atau tandon air dan sebagai pembuangan air, sedemikian rupa sehingga air membentuk siklus yang berputar. 8. Membran Membran ini berfungsi sebagai media yang mengalami tekanan hidrostatik zat cair di dalam tangki.

27 9. Aluminium Foil Aluminium Foil ini direkatkan pada permukaan membran yang berfungsi sebagai reflektor/pemantul kembali sinar yang dipancarkan melalui Multimode Fiber Coupler. 10. Pompa Pompa yang digunakan adalah pompa air yang dapat diubah-ubah laju alirannya. 11. Flowmeter Blue-White F-403762 N. Flowmeter adalah alat ukur kecepatan aliran fluida standart pabrikan. 12. Perangkat pendukung Perangkat pendukung yang dibutuhkan berupa bangku optik, holder, selang air, sumbat gabus, serta kabel-kabel pendukung. 3.2.2 Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Air Air sebagai fluida yang akan dicari kecepatan (flowrate) saat berada di dalam sebuah pipa. 3.3. Prosedur Penelitian Prosedur kerja pada penelitian ini dapat sebagaimana digambarkan pada diagram alir dibawah ini:

28 Persiapan alat dan bahan Merangkai desain penelitian Desain sensor penelitian Uji coba venturimeter Uji coba flowmeter pabrik Pengambilan data Pengambilan data Membandingkan Analisis data Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 3.4. Desain Sensor Penelitian Desain Multimode fiber coupler dan tabung venturi sebagai sensor laju aliran fluida zat cair berdasarkan pada prinsip Bernoulli dan sensor pergeseran yang berbasis modulasi intensitas diperlihatkan pada gambar berikut :

29 Detektor 1 Voltmeter 1 Voltmeter 2 Detektor 2 Laser 1 Fiber coupler 1 Fiber coupler 2 Laser 2 Membran 1 Membran 2 Pompa air Venturimeter Gambar 3.2. Desain sensor penelitian Bak Penampung Laser, detektor optis dan voltmeter dinyalakan sedemikian sehingga cahaya laser masuk ke input port. Cahaya melewati fiber coupler dan keluar dari sensing port. Cahaya dari transmiter dipantulkan oleh alumunium foil masuk kembali ke sensing port. Selanjutnya cahaya keluar dari detection port menuju detektor dan terbaca pada masing- masing voltmeter. Posisi kanal sensing masing-masing fiber coupler diatur agar cahaya pantul tepat berhimpit dengan cahaya datang. Hal ini berarti antara cahaya datang, cahaya pantul, dan pusat membran yang menggelembung akibat adanya tekanan air terletak pada garis lurus. Posisi berhimpit dapat ditentukan dengan cara membaca tegangan yang terukur paling besar atau bernilai maksimal. Pemasangan sensing port terhadap membran pada taung venturi meter dapat dilihat pada gambar di Lampiran 8. Cahaya dipandu menuju detektor. Detektor merubah sinyal optik menjadi sinyal listrik berupa data tegangan listrik yang dibaca oleh voltmeter. 3.5. Pengambilan data Pengambilan data ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;

30 1. Menentukan hubungan tegangan keluaran detektor terhadap tekanan. Tekanan yang dialami membran adalah tekanan dari ketinggian zat cair. Menentukan persamaan konversi antara tekanan dan tegangan keluaran detektor, yaitu dengan cara merubah ketinggian air dan mencatat hasil berupa ketinggian dan tegangan keluaran detektornya. Rangkai peralatan dan bahan eksperiment yang telah disediakan seperti gambar berikut. Gambar 3.3. Kalibrasi antara tekanan akibat ketinggian fluida dan tegangan listrik yang dihasilkan Air dituangkan pada tangki ukur sampai dengan ketinggian 150cm relatif terhadap posisi membran pada tabung venturi. Tekanan yang dihasilkan menekan membran pada leher kecil(inlet) dan leher besar(throat) tabung venturi.. Kemudian mencatat tegangan keluaran masing- masing detektor. Kran air pada bagian bawah tangki ukur dibuka sehingga ketinggian air berkurang 5 cm, kemudian nilai tegangan

31 yang tertera pada voltmeter dicatat. Mengulangi pencatatan untuk setiap ketinggian berkurang 5 cm sampai ketinggian mencapai 0 cm.. Selanjutnya membuat tabulasi data yang diperoleh ke dalam tabel dan membuat plot grafik tegangan keluaran detektor terhadap tekanan yang diterima pada kedua membran. Setelah itu melakukan uji regresi linear tegangan listrik yang terukur pada voltmeter sebagai fungsi dari tekanan untuk kedua membran. 2. Pengukuran laju aliran Pada Gambar 3.4 menunjukkan set-up alat eksperimen untuk menentukan besarnya laju aliran air. Laser, detektor optis dan voltmeter dinyalakan sedemikian sehingga berkas cahaya pantulan dari setiap membran yang diterima oleh kanal masing- masing fiber coupler dapat diterima oleh detektor dan terbaca pada masingmasing voltmeter. Saklar pompa air dinyalakan sehingga air mengalir dalam pipa dan tabung venturimeter. Pengukuran laju aliran ini dilakukan secara langsung setelah eksperimen pertama (penentuan hubungan tegangan keluaran detektor terhadap tekanan). Hal tersebut perlu dilakukan karena dengan sedikit pergeseran pemasangan alat yang digunakan akan sangat berpengaruh pada data yang dihasilkan. Data yang diperoleh berupa: debit yang terukur pada flowmeter dan tegangan listrik untuk kedua membran.

32 Gambar 3.4. Multimode fiber coupler dan tabung venturi sebagai sensor laju aliran fluida zat cair Tegangan keluaran yang terbaca pada voltmeter V r sebagai representasi tekanan pada membran di inlet tabung venturi (leher kecil r ). Demikian pula tegangan keluaran pada voltmeter V R sebagai representasi tekanan pada membran di throat tabung venturi (leher besar R ). Tabung venturi yang digunakan terdapat 4 macam berdasarkan ukuran jari-jari penampang besar / inlet (R) dan jari-jari penampang kecil / throat (r), yaitu sebagai berikut: 1. Tabung venturi 1 : R 1 = 18 mm dan r 1 = 9 mm 2. Tabung venturi 2 : R 2 = 16 mm dan r 2 = 8 mm 3. Tabung venturi 3 : R 3 = 13 mm dan r 3 = 6,5 mm 4. Tabung venturi 4 : R 4 = 18 mm dan r 4 = 8,35 mm

33 Gambar setiap tabung dapat dilihat pada gambar di Lampiran 8. Setiap tabung venturi tedapat dua membran yang terpasang pada inlet dan throat tabung venturi. Sedangkan laju aliran yang dicari besarnya adalah laju aliran air dalam pipa berjarijari dalam 6,25 mm. Ukuran pipa ini sama dengan ukuran pipa sebelum air masuk tabung venturi dan sesudah air keluar dari tabung venturi. Pompa air yang digunakan dapat divariasikan laju alirannya sehingga dapat digunakan untuk memperoleh beberapa kecepatan. 3.6. Analisis Data Pengukuran kecepatan laju air menggunakan directional coupler serat optik pada dasarnya adalah penerapan directional coupler serat optik sebagai sensor pergeseran. Pada air yang mengalir, pergeseran cermin pada membran terjadi akibat adanya tekanan air dari belakang membran. Pada perlakuan tersebut terlebih dahulu kita harus mengetahui karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin kemudian dicari daerah linier dan faktor konversi tegangan ke tekanan yang memenuhi persamaan V = a P + b dengan V, a atau b, dan P berturut-turut adalah tegangan keluaran detektor, faktor konversi tegangan ke pergeseran dan tekanan. Persamaan tersebut digunakan sebagai persamaan konversi untuk masing-masing membran. Grafik tegangan keluaran detektor sebagai fungsi dari tekanan pada membran tersebut dicari daerah yang diperkirakan merupakan daerah linier yang kemudian diuji dengan menggunakan persamaan garis linier, sehingga diperoleh koefisien korelasi (R²). Jika nilai koefisien korelasi (R²) semakin mendekati 1, maka hubungan

34 antara data daya optik terhadap tegangan keluaran detektor adalah linear. Persamaan yang diperoleh tersebut digunakan sebagai persamaan konversi laju aliran. Data tegangan keluaran detektor yang diperoleh pada eksperimen kedua selanjutnya digunakan untuk mengubahnya menjadi data tekanan pada setiap membran. Setelah tekanan masing-masing membran diketahui maka dapat dicari selisih tekanan dan dapat ditentukan laju aliran dengan persamaan 2.20. Perbandingan hasil kecepatan fluida berdasarkan penggunaan venturi dan flowmeter pabrik menggunakan uji Dunnet. Uji Dunnet merupakan uji dalam bidang statistik yang merupakan tools dari program SPSS (Statistical Product add Survice Solutions) yang digunakan untuk membandingkan sebuah data perlakuan dengan pengontrolnya. Pada penelitian ini, data perlakuan adalah data hasil laju aliran dari tabung venturi sedangkan data pengontrol adalah data hasil laju aliran dari flowmeter. Perbandingan menggunakan uji Dunnet untuk melihat perbandingan data laju aliran dari setiap tabung venturi (multiple comparisons). Perbandingan tersebut dilakukan untuk mengetahui tabung venturi mana yang paling baik digunakan. Sebelum digunakan uji Dunnet terlebih dahulu digunakan uji normalitas data dengan mengunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hal tersebut dilakukan karena syarat utama sebelum data dapat di uji dengan uji Dunnet adalah dalam keadaan ternormalisasi. Hasil yang diambil dari uji Dunnet adalah nilai signifikan dan nilai rata-rata perbedaan antara perlakuan dengan pengontrolnya. Dari hasil tersebut, jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data yang diuji diterima akan tetapi jika hasilnya kurang dari 0,05 maka data tidak diterima. Sedangkan untuk nilai rata-rata

35 perbedaan antara perlakuan dengan pengontrolnya, jika hasil yang didapatkan mendekati nilai 0 maka data yang diuji mendekati hasil pengontrolnya. Untuk menentukan nilai signifikan pada uji Dunnet dengan menggunakan Persamaan: 3.1 dengan nilai t-dunnet ( ), taraf nyata ( ), banyaknya perlakuan yang akan dibandingkan, tidak termasuk kontrol (p), derajat bebas galat (db), Kuadrat Tengah Galat (KTG) dan banyaknya pengamatan (r). Jika kontrol - perlakuan > dari nilai signifikan maka data yang di uji berbeda nyata sedangkan jika kontrol - perlakuan nilai signifikan maka data yang di uji tidak berbeda nyata. Uji tersebut juga diperoleh rata-rata kesalahan (mean difference) untuk masing-masing tabung venturi. Masing-masing tabung venturi dapat ditentukan yang paling baik dengan melihat mean difference tabung venturi. Tabung venturi yang paling baik digunakan adalah yang memiliki besar mean difference paling kecil. Untuk mengetahui performa dari kinerja sensor multimode fiber coupler dan tabung venturi sebagai sensor laju aliran fluida, maka dapat diketahui melalui jangkauan dan kecepatan terkecil yang terukur.