04/09/2013. Proyeksi WHO Populasi Diabetes Melitus

dokumen-dokumen yang mirip
Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Diabetes Melitus

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang telah menjadi masalah global dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

KONSELING PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PENDERITA DIABETES MELLITUS. Oleh Winarsih Nur Ambarwati, S Kep, Ns, ETN, M Kep

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

Volume 15 Nomor 2, Juli Desember 2016: DIABETES MELLITUS DAN OLAHRAGA. Rika Nailuvar Sinaga *

Pengobatan diabetes tipe 2 yang agresif. Lebih dini lebih baik. Perjalanan penyakit Diabetes tipe 2 : Keadaan patologik yang mendasarinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG.

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut ADA (American Diabetes Association) Tahun 2010, diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

PREVALENSI DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

ABSTRAK dan khas anak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

KELUARGA MAJEMUK DENGAN IBU MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II YANG TIDAK TERKONTROL DENGAN PENGETAHUAN YANG RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

EVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

Transkripsi:

Definisi DM DIABETES MELITUS (DM) Nitta Isdiany American Diabetes Association (ADA), 2011: Diabetes Melitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua- duanya. U.S. Prevalence of Diabetes 2010 Diagnosed: 26 million people 8.3% of population (90%+ have Type 2) Undiagnosed: 7 million people 79 million people have pre-diabetes Diabetes In The U.S. 2010 8.3% of all Americans 11.3% of adults age 20 and older 27% of adults age 65 and older 1.9 million diagnosed in 2010 Could be 33% by 2050 CDC 2011 CDC 2011 Prevalensi DM di Indonesia? Tahun 2005 : Menempati urutan ke-4 dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, setelah India, China dan Amerika Serikat (WHO 2005). Proyeksi WHO Populasi Diabetes Melitus Negara maju 1995-2025 Negara berkembang Riskesdas 2007: prevalensi DM di Indonesia: 5,7 %, akan meningkat dari tahun ke tahun Perkiraan Thn 2020 7 juta pasien DM Umur pasien DM paling banyak > 65 th Usia non produktif Umur pasien DM paling banyak 45-65 th Usia produktif 5 6 1

Mengapa DM perlu mendapat perhatian? (1) Mengapa DM perlu mendapat perhatian? (2) Perjalanan penyakit DM akan memberikan dampak terhadap kualitas SDM. Penderita DM tidak bisa sembuh, tetapi bila keadaan glukosa darah terkendali, maka kualitas hidupnya akan baik. Pada komplikasi akut : biasanya cukup berat, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Pada komplikasi kronis : Kualitas hidup menurun, dan biaya pengobatan besar. 7 8 Complications of Diabetes Gangrene Short term Hypoglycemia (low blood sugar) Hyperglycemia (***high blood sugar***) Long term Kidney failure Heart myocardial infarction (heart attack) Brain stroke Eye blindness Periphery gangrene (amputations) White blood cells impairment/infections Typical Diabetic foot ulcer Etiologi DM 1. Penurunan fungsi sel b pankreas 2. Kerusakan sel b pankreas 3. Kehamilan 4. Pengaruh hormon, obat, infeksi dll 2

Hormon Insulin Adalah hormon yang dihasilkan pankreas. Berfungsi untuk merubah glukosa menjadi energi dan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi (glikogen) GLUKOSA darah INSULIN Kerja hormon insulin GLIKOGEN Otot, liver Pathophysiology of Diabetes Melitus Diabetes melitus bukan suatu penyakit yang tunggal, tetapi berupa complex syndrome dengan karakteristik hyperglycemia, hasil perubahan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terjadinya perubahan metabolisme tersebut merupakan keadaan lanjut dari kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Pathophysiology of Diabetes Melitus Karena adanya perubahan metabolisme, diabetes ditandai dengan adanya perubahan vascular dan neurologic dalam tubuh. Ketiadaan insulin atau kerja insulin tidak efektif mencegah glucosa masuk ke sel-sel hati dan otot. Faktor Risiko DM Faktor Risiko DM 1. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi: - Ras dan etnik - Riwayat keluarga dengan diabetes - Umur > 45 tahun - Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4 kg, atau pernah menderita DM Gestasional - Riwayat lahir BBLR (<2,5 kg) 17 2. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi: - Berat badan lebih ( IMT > 23 ) - Kurangnya aktivitas fisik - Hipertensi (> 140/90 mmhg) - Dislipidemia (HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl) - Diet tidak sehat (tinggi gula / KH, rendah serat) 18 3

DM Tipe 1 DM Tipe 2 KLASIFIKASI DM DM Gestational DM Tipe Lain DM tipe 1 Disebut sebagai: insulin-dependent diabetes melitus (IDDM) or juvenile-onset diabetes. Terjadi destruksi sel beta pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, karena adanya: -autoimun -idiopatik Biasanya menyerang anak-anak dan remaja 19 Patofisiologi DM tipe 1 (dalam gambar) DM Tipe 2 Disebut sebagai: non-insulin-dependent diabetes melitus (NIDDM) or adult-onset diabetes. 90% - 95% kasus Diabetes: DM tipe 2 Biasanya dimulai dengan resistensi insulin Type 2 diabetes is associated with older age, obesity, family history of diabetes, history of gestational diabetes, impaired glucose metabolism, physical inactivity, and race/ethnicity. Patofisologi DM tipe 2 (dalam gambar) Gestational diabetes Intoleransi glukosa yang terjadi pada wanita selama masa kehamilan Gestational diabetes lebih sering terjadi pada wanita hamil yang gemuk dan memiliki riwayat DM di keluarga. Gestational diabetes membutuhkan pengobatan untuk menormalkan kadar glukosa darah ibu untuk menghindari komplikasi pada bayi. 4

Gestational diabetes Wanita yang didiagnosa gestational diabetes berpeluang 20% - 50% berkembang menjadi diabetes tipe 2 pada 5-10 tahun kemudian. DM tipe lain 1-2 % dari seluruh kasus DM Berkaitan dengan: Sindrom genetik yang spesifik pembedahan Obat-obatan : steroids malnutrition infeksi Penyakit lain ( seperti: pancreatitis) 26 Gejala / Keluhan Klasik DM Poliuria Polidipsia Polifagia Penurunan BB tanpa sebab Keluhan Klasik DM yang lain Lemah badan, kesemutan pada jari tangan / kaki, gatal-gatal, penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan... 27 28 Diagnosis ditegakkan melalui 3 cara Kategori Diagnosis DM GDP(mg/ (mg/dl) TTGO(mg/dl) A1C 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl sudah dianggap cukup. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dl, ditambah keluhan klasik 3. Tes toleransi glukosa oral (jarang dilakukan, butuh persiapan khusus) Normal <100 <140 <5.7 Prediabetes 100-125125 140-199199 5.7-6.4 Diabetes >126** >200 >6.5 Or patients with classic hyperglycemic symptoms with plasma glucose >200 ** 2 kali pemeriksaan terpisah Diabetes Care 34:Supplement 1, 2011 5

Penatalaksanaan DM Tujuan umum: Meningkatkan kualitas hidup penyandang DM Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyakit penyulit. The Diabetes Team Physician: Primary Care, Diabetologist, Endocrinologist Mid-level provider: Physician Assistant,or Nurse Practitioner Other appropriate specialists (eye, kidney, heart, psychologist, foot, dentist) The Diabetes Team Diabetes Nurse Educator or Certified Diabetes Educator (CDE) Registered Dietitianian The patient! 4 Pilar Penatalaksanaan DM Berdasarkan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, 2011 (PERKENI): 1. Edukasi 2. Terapi Gizi Medis 3. Latihan Jasmani 4. Intervensi Farmakologis EDUKASI Merupakan pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM Tujuan : perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien DM terhadap penyakitnya, sehingga dapat mencapai keadaan sehat optimal, dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Tim kesehatan mendampingi pasien DM dalam menuju perubahan perilaku sehat. TERAPI GIZI MEDIS Prinsip pengaturan makan pada pasien DM : anjuran menu seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi masing- masing. Perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan, mencakup: 3 J 35 6

Pengaturan makan (3 J) Berapa banyak yg boleh dimakan? (jumlah) Apa saja yg boleh dimakan? (jenis) Waktu dan berapa kali makan? (jadwal) LATIHAN JASMANI Latihan 3-5 kali / minggu selama + 30 menit Latihan jasmani berupa aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda, jogging, berenang. Manfaat: menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, memperbaiki sensitivitas insulin akan memperbaiki kendali glukosa darah. 37 38 TERAPI FARMAKOLOGIS Diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terdiri dari: - obat oral - suntikan OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL Jenis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) - Gol pemicu sekresi insulin Sulfonilurea dan Glinid - Gol penambah sensitivitas thd insulin Tiazolidindion - Gol penghambat absorpsi glukosa Alfa Glukosidase - Gol penghambat glukoneogenesis Metformin 39 40 Jenis Insulin kerja pendek Insulin kerja menengah Insulin kerja panjang Insulin campuran Jenis dan lama kerja insulin mulai kerja (jam) 0,5-1 1-2 2 0,5-1 Puncak Kerja (jam) 2-4 4-12 6-20 2-4 dan 6-12 Lama Kerja (jam) 5-8 8-24 18-36 8-24 Insulin diperlukan pada keadaan: Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat Ketoasidosis Diabetik Gagal dgn kombinasi OHO dosis optimal Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kontraindikasi dan atau alergi thd OHO 7

Kriteria Pengendalian DM (Konsensus PERKENI, 2006) Baik Sedang Buruk Glukosa darah puasa (mg/dl) Glukosa darah 2 jam (mg/dl) Hb A1c (%) Kolesterol total (mg/dl) Kolesterol LDL (mg/dl) Tanpa PJK Dengan PJK Kolesterol HDL (mg/dl) Trigliserida (mg/dl) tanpa PJK dengan PJK IMT Tekanan darah (mmhg) 80-109 110-144 <6,5 < 200 < 130 < 100 > 45 < 200 < 150 18,5-22,9 <130/80 110-125 145-179 6,5-8 200-239 130-159 100-129 35-45 200-249 150-199 23-25 130-140/80-90 > 126 > 180 > 8 > 240 > 160 > 130 < 35 > 250 > 200 > 25 >140/90 8