Definisi DM DIABETES MELITUS (DM) Nitta Isdiany American Diabetes Association (ADA), 2011: Diabetes Melitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua- duanya. U.S. Prevalence of Diabetes 2010 Diagnosed: 26 million people 8.3% of population (90%+ have Type 2) Undiagnosed: 7 million people 79 million people have pre-diabetes Diabetes In The U.S. 2010 8.3% of all Americans 11.3% of adults age 20 and older 27% of adults age 65 and older 1.9 million diagnosed in 2010 Could be 33% by 2050 CDC 2011 CDC 2011 Prevalensi DM di Indonesia? Tahun 2005 : Menempati urutan ke-4 dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, setelah India, China dan Amerika Serikat (WHO 2005). Proyeksi WHO Populasi Diabetes Melitus Negara maju 1995-2025 Negara berkembang Riskesdas 2007: prevalensi DM di Indonesia: 5,7 %, akan meningkat dari tahun ke tahun Perkiraan Thn 2020 7 juta pasien DM Umur pasien DM paling banyak > 65 th Usia non produktif Umur pasien DM paling banyak 45-65 th Usia produktif 5 6 1
Mengapa DM perlu mendapat perhatian? (1) Mengapa DM perlu mendapat perhatian? (2) Perjalanan penyakit DM akan memberikan dampak terhadap kualitas SDM. Penderita DM tidak bisa sembuh, tetapi bila keadaan glukosa darah terkendali, maka kualitas hidupnya akan baik. Pada komplikasi akut : biasanya cukup berat, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Pada komplikasi kronis : Kualitas hidup menurun, dan biaya pengobatan besar. 7 8 Complications of Diabetes Gangrene Short term Hypoglycemia (low blood sugar) Hyperglycemia (***high blood sugar***) Long term Kidney failure Heart myocardial infarction (heart attack) Brain stroke Eye blindness Periphery gangrene (amputations) White blood cells impairment/infections Typical Diabetic foot ulcer Etiologi DM 1. Penurunan fungsi sel b pankreas 2. Kerusakan sel b pankreas 3. Kehamilan 4. Pengaruh hormon, obat, infeksi dll 2
Hormon Insulin Adalah hormon yang dihasilkan pankreas. Berfungsi untuk merubah glukosa menjadi energi dan menyimpan glukosa sebagai cadangan energi (glikogen) GLUKOSA darah INSULIN Kerja hormon insulin GLIKOGEN Otot, liver Pathophysiology of Diabetes Melitus Diabetes melitus bukan suatu penyakit yang tunggal, tetapi berupa complex syndrome dengan karakteristik hyperglycemia, hasil perubahan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terjadinya perubahan metabolisme tersebut merupakan keadaan lanjut dari kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Pathophysiology of Diabetes Melitus Karena adanya perubahan metabolisme, diabetes ditandai dengan adanya perubahan vascular dan neurologic dalam tubuh. Ketiadaan insulin atau kerja insulin tidak efektif mencegah glucosa masuk ke sel-sel hati dan otot. Faktor Risiko DM Faktor Risiko DM 1. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi: - Ras dan etnik - Riwayat keluarga dengan diabetes - Umur > 45 tahun - Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4 kg, atau pernah menderita DM Gestasional - Riwayat lahir BBLR (<2,5 kg) 17 2. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi: - Berat badan lebih ( IMT > 23 ) - Kurangnya aktivitas fisik - Hipertensi (> 140/90 mmhg) - Dislipidemia (HDL <35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl) - Diet tidak sehat (tinggi gula / KH, rendah serat) 18 3
DM Tipe 1 DM Tipe 2 KLASIFIKASI DM DM Gestational DM Tipe Lain DM tipe 1 Disebut sebagai: insulin-dependent diabetes melitus (IDDM) or juvenile-onset diabetes. Terjadi destruksi sel beta pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, karena adanya: -autoimun -idiopatik Biasanya menyerang anak-anak dan remaja 19 Patofisiologi DM tipe 1 (dalam gambar) DM Tipe 2 Disebut sebagai: non-insulin-dependent diabetes melitus (NIDDM) or adult-onset diabetes. 90% - 95% kasus Diabetes: DM tipe 2 Biasanya dimulai dengan resistensi insulin Type 2 diabetes is associated with older age, obesity, family history of diabetes, history of gestational diabetes, impaired glucose metabolism, physical inactivity, and race/ethnicity. Patofisologi DM tipe 2 (dalam gambar) Gestational diabetes Intoleransi glukosa yang terjadi pada wanita selama masa kehamilan Gestational diabetes lebih sering terjadi pada wanita hamil yang gemuk dan memiliki riwayat DM di keluarga. Gestational diabetes membutuhkan pengobatan untuk menormalkan kadar glukosa darah ibu untuk menghindari komplikasi pada bayi. 4
Gestational diabetes Wanita yang didiagnosa gestational diabetes berpeluang 20% - 50% berkembang menjadi diabetes tipe 2 pada 5-10 tahun kemudian. DM tipe lain 1-2 % dari seluruh kasus DM Berkaitan dengan: Sindrom genetik yang spesifik pembedahan Obat-obatan : steroids malnutrition infeksi Penyakit lain ( seperti: pancreatitis) 26 Gejala / Keluhan Klasik DM Poliuria Polidipsia Polifagia Penurunan BB tanpa sebab Keluhan Klasik DM yang lain Lemah badan, kesemutan pada jari tangan / kaki, gatal-gatal, penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulvae pada wanita. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan... 27 28 Diagnosis ditegakkan melalui 3 cara Kategori Diagnosis DM GDP(mg/ (mg/dl) TTGO(mg/dl) A1C 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl sudah dianggap cukup. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dl, ditambah keluhan klasik 3. Tes toleransi glukosa oral (jarang dilakukan, butuh persiapan khusus) Normal <100 <140 <5.7 Prediabetes 100-125125 140-199199 5.7-6.4 Diabetes >126** >200 >6.5 Or patients with classic hyperglycemic symptoms with plasma glucose >200 ** 2 kali pemeriksaan terpisah Diabetes Care 34:Supplement 1, 2011 5
Penatalaksanaan DM Tujuan umum: Meningkatkan kualitas hidup penyandang DM Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyakit penyulit. The Diabetes Team Physician: Primary Care, Diabetologist, Endocrinologist Mid-level provider: Physician Assistant,or Nurse Practitioner Other appropriate specialists (eye, kidney, heart, psychologist, foot, dentist) The Diabetes Team Diabetes Nurse Educator or Certified Diabetes Educator (CDE) Registered Dietitianian The patient! 4 Pilar Penatalaksanaan DM Berdasarkan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, 2011 (PERKENI): 1. Edukasi 2. Terapi Gizi Medis 3. Latihan Jasmani 4. Intervensi Farmakologis EDUKASI Merupakan pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM Tujuan : perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien DM terhadap penyakitnya, sehingga dapat mencapai keadaan sehat optimal, dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Tim kesehatan mendampingi pasien DM dalam menuju perubahan perilaku sehat. TERAPI GIZI MEDIS Prinsip pengaturan makan pada pasien DM : anjuran menu seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi masing- masing. Perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan, mencakup: 3 J 35 6
Pengaturan makan (3 J) Berapa banyak yg boleh dimakan? (jumlah) Apa saja yg boleh dimakan? (jenis) Waktu dan berapa kali makan? (jadwal) LATIHAN JASMANI Latihan 3-5 kali / minggu selama + 30 menit Latihan jasmani berupa aerobik seperti: jalan kaki, bersepeda, jogging, berenang. Manfaat: menjaga kebugaran, menurunkan berat badan, memperbaiki sensitivitas insulin akan memperbaiki kendali glukosa darah. 37 38 TERAPI FARMAKOLOGIS Diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Terdiri dari: - obat oral - suntikan OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL Jenis Obat Hipoglikemik Oral (OHO) - Gol pemicu sekresi insulin Sulfonilurea dan Glinid - Gol penambah sensitivitas thd insulin Tiazolidindion - Gol penghambat absorpsi glukosa Alfa Glukosidase - Gol penghambat glukoneogenesis Metformin 39 40 Jenis Insulin kerja pendek Insulin kerja menengah Insulin kerja panjang Insulin campuran Jenis dan lama kerja insulin mulai kerja (jam) 0,5-1 1-2 2 0,5-1 Puncak Kerja (jam) 2-4 4-12 6-20 2-4 dan 6-12 Lama Kerja (jam) 5-8 8-24 18-36 8-24 Insulin diperlukan pada keadaan: Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat Ketoasidosis Diabetik Gagal dgn kombinasi OHO dosis optimal Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kontraindikasi dan atau alergi thd OHO 7
Kriteria Pengendalian DM (Konsensus PERKENI, 2006) Baik Sedang Buruk Glukosa darah puasa (mg/dl) Glukosa darah 2 jam (mg/dl) Hb A1c (%) Kolesterol total (mg/dl) Kolesterol LDL (mg/dl) Tanpa PJK Dengan PJK Kolesterol HDL (mg/dl) Trigliserida (mg/dl) tanpa PJK dengan PJK IMT Tekanan darah (mmhg) 80-109 110-144 <6,5 < 200 < 130 < 100 > 45 < 200 < 150 18,5-22,9 <130/80 110-125 145-179 6,5-8 200-239 130-159 100-129 35-45 200-249 150-199 23-25 130-140/80-90 > 126 > 180 > 8 > 240 > 160 > 130 < 35 > 250 > 200 > 25 >140/90 8