BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut David McClelland dalam bukunya The Achieving Society suatu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kependudukan dengan banyaknya jumlah penduduk di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi mempengaruhi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan (PDRB). Dalam hal ini faktor-faktor produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MADE WIRANANDA ADI KUSUMA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini dihadapkan pada masalah peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Oleh karena itu pemerintah mulai menggiatkan intensi kewirausahaan dengan menyisipkan materi kewirausahaan di dalam perkuliahan untuk membekali mahasiswa ilmu kewirausahaan yang akan membangkitkan intensitas berwirausaha pada dirinya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dirasa belum mampu mengatasi masalah kemiskinan `dan penyediaan lapangan pekerjaan oleh karena itu pemerintah meningkatkan intensi berwirausaha bagi mahasiswa yang nantinya menghadapi MEA 2015. Menurut Lestari dan Wijaya (2012), masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara. Selama beberapa dekade angka pengangguran telah mengalami kenaikan. Di Indonesia angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Saat ini pengangguran tidak hanya berstatus lulusan SD sampai SMA saja, tetapi banyak juga para lulusan sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima karyawan baru sementara tingkat persaingan semakin tinggi, maka dari itu tidak ada jaminan seorang sarjana mudah memperoleh pekerjaan. 1

Berikut disajikan data Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) yang Ditamatkan, 2013-2014 di Indonesia (persen) dan Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan yang Ditamatkan pada Provinsi Bali, 2013. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) yang Ditamatkan, 2013-2014 di Indonesia (persen) Pendidikan Tertinggi 2013 2014 yang Ditamatkan Februari Agustus Februari Agustus SD ke bawah 7,5 7,55 9,69 10,6 SLTP 11,31 9,2 12,85 9,56 SMA Umum 13,64 9,18 14,14 7,49 SMA Kejuruan 9,54 11,81 7,8 10,12 Diploma I/II/III 1,81 5,06 8,17 6,23 SLTA Kejuruan 6,19 4,77 3,66 4,98 Universitas 9,64 8,63 9,84 8,47 Sumber: BPS Indonesia, 2013-2014 Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan yang Ditamatkan pada Provinsi Bali, 2011-2013 (persen) Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tidak/belum sekolah 1,75 0,99 0,10 Tidak/belum tamat SD 0,59 0,71 0,04 SD 0,65 1,18 1,23 SLTP Umum/SMP 2,60 1,83 1,30 SLTA Umum/SMU 2,85 2 2,66 2,78 SLTA Kejuruan 4,67 3,82 3,08 Diploma I/II/III 4,69 3,53 3,38 Universitas 4,21 2,81 2,64 Program S2/S3 3,11 0,00 0,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Bali, 2013 (data diolah) Sumber : BPS Provinsi Bali, 2011-2013 Berdasarkan Tabel B.1 tentang Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Indonesia didapat hasil bahwa pengangguran di Indonesia dari tahun 2013-2014 pada tingkat Diploma I, II, III dan Universitas mengalami fluktuasi. Dilihat pada tahun 2013 Pengangguran Diploma I, II, III mengalami peningkatan dari 1,81% pada bulan Februari menjadi 5,06 pada bulan Agustus. Pada Tahun 2014 pengangguran Diploma I, II, III mengalami peningkatan dari Agustus 2013 sebesar 5,06% menjadi 8,17% tetapi menurun pada bulan Agustus 2014 menjadi 6,23%. Pengangguran tingkat Universitas tahun 2013 bulan Februari 6,19% menurun menjadi 4,77% pada bulan Agustus. Pada Tahun 2014 dibulan Februari pengangguran tingkat Universitas kembali mengalami penurunan menjadi 3,66% dan meningkat pada bulan Agustus menjadi 4,98. Hasil berbeda ditunjukkan Tabel B.2 tentang Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Bali didapat hasil bahwa pengangguran di Bali mengalami penurunan setiap tahunnya dari tahun 2011-2013. Dilihat pada tahun 2013 Pengangguran Diploma I, II, III mengalami penurunan dari 4,69% pada tahun 2011 menjadi 3,53 pada tahun 2012. Pada Tahun 2013 pengangguran Diploma I, II, III mengalami penurunan kembali dari tahun 2012 sebesar 3,53% menjadi 3,38. Pengangguran tingkat Universitas tahun 2011 dari 3

4,21% menurun menjadi 2,81% pada tahun 2012. Pada Tahun 2013 pengangguran tingkat Universitas kembali mengalami penurunan menjadi 2,64. Hasil berbeda yang ditunjukkan oleh Tabel B.1 dan B.2 mengenai perbedaan hasil Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Indonesia dan Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Bali. Di Indonesia tingkat pengangguran pada tingkat Diploma I, II, III dan Universitas mengalami fluktuasi pada tahun 2013-2014, sedangkan tingkat pengangguran di Bali selalu mengalami penurunan tahun 2011-2013. Jika dikaitkan dengan intensi berwirausaha, ketika muncul intensi berwirausaha yang digalakkan oleh pemerintah untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 seharusnya tingkat pengangguran mengalami penurunan sejalan dengan hasil yang diperoleh dari hasil Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Bali tahun 2011-2013, namun terjadi hasil yang tidak sesuai dengan teori yang didapat oleh Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan (TPT) di Indonesia tahun 2013-2014. Berdasarkan fenomena tingkat pengangguran di Indonesia dan Bali yang telah diungkap sebelumnya, intensi berwirausaha harus ditetapkan pada masyarakat agar dapat mengurangi jumlah pengangguran yang menjadi permasalahan dalam menghadapi MEA 2015. Menurut Hisrich et al. (dalam Caecilia, 2012), intensi berkaitan dengan indikasi akan seberapa susah seseorang mencoba untuk memahami, seberapa besar usaha seseorang dalam merencanakan sesuatu, untuk melakukan suatu prilaku tertentu. Menurut Katz dan Gartner (dalam Indarti dan Rostiani, 2008), intensi 4

kewirausahaan diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha. Nurul dan Rokhima (dalam Rustiyaningsih, 2013), ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan, yaitu: Faktor kepribadian, dimana yang mempengaruhi intensi kewirausahaan meliputi, kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, locus of control, dan pengambilan risiko. Faktor lingkungan meliputi akses pada modal, informasi dari jejaring sosial, disamping itu juga faktor infrastruktur fisik dan instisional, dan faktor budaya juga mempengaruhi intensi kewirausahaan. Faktor demografi meliputi gender, umur, latar belakang pendidikan, pekerjaan orang tua, dan pengalaman kerja yang mempengaruhi intensi kewirausahaan berdasarkan hasilhasil penelitian yang pernah dilakukan. Kebutuhan berprestasi menunjukan bahwa keinginan seseorang untuk membuat sesuatu atau bekerja dengan lebih baik, atau lebih cepat dibandingkan dengan prestasi orang lain atau prestasi masa lalunya. Menurut Ertuna dan Gurel (2010) menyatakan bahwa kebutuhan berprestasi terkait niat dalam membangun bisnis. McClelland (dalam Indradi dkk. 2014), beranggapan bahwa seorang wirausaha senantiasa memiliki kebutuhan untuk berprestasi, yang disebutnya sebagai need for Achievement (n-ach). Selain itu menurut Suharti dan Sirine (2011), salah satu pendorong kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan perguruan tinggi melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak perguruan tinggi bertanggung jawab dalam mendidik mahasiswanya serta memberikan motivasi sehingga mereka 5

berani untuk berwirausaha. Perguruan tinggi sebagai penyedia fasilitas kewirausahaan tidak akan mencapai tujuannya dalam menghasilkan lulusan yang berwirausaha bila tidak disertai dengan minat yang tumbuh dalam diri mahasiswa. Persoalan yang dihadapi perguruan tinggi adalah bagaimana cara menumbuhkan minat berwirausaha pada mahasiwa sehingga pilihan karir yang mereka pilih setelah lulus adalah sebagai wirausahawan. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausaha. Edukasi formal tentang kewirausahaan yang di tawarkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana merupakan salah satu usaha dalam mendorong minat mahasiswa dalam meniti karir dalam dunia wirausaha. Hal ini merupakan investasi modal untuk mempersiapkan para mahasiswa FEB dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis. Sejak tahun 2013 bertambahnya nama fakultas yang sebelumnya Fakultas Ekonomi Universitas Udayana menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan suatu usaha bisnis. Setiap lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis diharapkan siap membangun karir sebagai wirausahawan, seperti profil lulusan yang diharapkan oleh program studi manajemen. Pemerintah telah mencanangkan agar pendidikan kewirausahaan diterapkan di perguruan tinggi sebagai upaya menciptakan wirausaha- wirausaha muda berstatus sarjana yang berkompeten untuk ikut membantu pemerintah dalam mengurangi 6

angka pengangguran dan mempersiapkan masyarakat menghadapi MEA 2015. Pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat memberikan bekal wawasan dan keahlian berwirausaha kepada mahasiswa saat lulus nanti. Fakta empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap intensi berwirausaha telah banyak diteliti pada penelitian penelitian terdahulu seperti Sarwoko (2011) melakukan kajian empiris entrepreneur intention mahasiswa yang menemukan bahwa kebutuhan berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Sedangkan menurut Rustiyaningsih (2013) melakuan kajian empiris entrepreneur intention mahasiswa yang menemukan bahwa kebutuhan berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Caecilia (2012), kebutuhan akan berprestasi berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh Indradi dkk. (2014) menyatakan bahwa, pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha berpengaruh secara signifikan terhadap pembentukan jiwa entrepeneurship mahasiswa. Menurut Indradi dkk. (2014), motivasi berwirausaha yang dilaksanakan diberbagai perguruan tinggi maupun pihak-pihak lain terbukti secara empiris mampu membentuk mental entrepreneurship mahasiswa. Motivasi seseorang mempengaruhi timbulnya jiwa berwirausahanya (Indradi dkk. 2014). Berdasarkan hasil-hasil peneliatan terdahulu tersebut masih memunculkan pertanyaan sebenarnya apakah faktor-faktor apa yang mempengaruhi niat berwirausaha (entreprenual intention) dalam diri seseorang. Apakah motivasi 7

berwirausaha, kebutuhan akan prestasi (need for achievement), dan pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap niat berwirausaha (entreprenual intention) dalam diri mahasiswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti kembali Pengaruh Motivasi Berwirausaha, Kebutuhan akan Prestasi, dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Kewirausahaan (Studi pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah motivasi berwirausaha secara signifikan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 2) Apakah kebutuhan akan prestasi secara signifikan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiwa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 3) Apakah pendidikan kewirausahaan secara signifikan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 8

1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha di kalangan mahasiwa ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Tujuan umum tersebut di spesifikan menjadi tujuan khusus dan dijabarkan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh motivasi terhadap intensi berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiwa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 1.4 Kegunaan Penelitian Ada banyak sekali kegunaan dari penelitian ini, berikut penjabaran tentang kegunaan penelitian ini: 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang dapat berguna bagi dunia pendidikan dan untuk memperkuat teori-teori yang berhubungan tentang intensi berwirausaha. 9

2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi calon wirausahawan, mahasiswa dan masyarakat umum terkait dengan kewirausahaan terutama mengenai pengaruh motivasi berwirausaha, kebebasan akan prestasi, dan pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha serta sebagai bahan pertimbangan dalam mengaplikasikan variabelvariabel penelitian ini dalam upaya mengembangkan intensi berwirausaha. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan motivasi berwirausaha, kebutuhan akan prestasi, 10

pendidikan kewirausahaan, intensi kewirausahaan, hipotesis penelitian, dan model penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana beserta mahasiswa S1 FEB Unud yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi variabel penelitian, dan pembahasan mengenai hasil analisis tersebut. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya. 11