BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

BAB II WIDE AREA NETWORK

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Frame Relay. Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses. disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

A I S Y A T U L K A R I M A

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

Wide Area Network [WAN]

BAB 2. lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief, 2004,p2).

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer,

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III KONSEP METRO ETHERNET. Ethernet merupakan salah satu teknologi yang telah dikenal luas,

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN FRAME RELAY over MPLS

BAB IV ANALISA 4.1 Umum

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

FRAME RELAY dan x.25

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing

Gambar 1 : Simple Data Transfer

1.1 PENGANTAR 1.2 FRAME RELAY

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL OSI

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

Lapisan OSI Dan Mcam-Macam Layer

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Protokol WAN. bit-bit tersebut terpola untuk dapat diterjemahkan.

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

NETWORK LAYER MATA KULIAH: JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH: MAYLANI LESTARI ( ) DANDO RIDWANTO LUKMAN HAKIM LUKMAN SUDIBYO RICKY MARDHANI 3KA19

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh:

TCP dan Pengalamatan IP

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TEKNOLOGI MEDIA TRANSMISI

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

WAN (Wide Area Network)

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

BAB II LANDASAN TEORI

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

PROTOKOL. 25/03/2010 Komunikasi Data/JK 1

Frequency Division Multiplexing

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN FRAME RELAY VIRTUAL PRIVATE NETWORK

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING

LAYERED MODEL 9/1/2010. Gambaran Umum Referensi OSI. Pertemuan 6

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)

Bab 2. Tinjauan Pustaka

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

Data Link Layer -switching- Rijal Fadilah, S.Si

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer

LAPORAN NETWORK LAYER

William Stallings Data and Computer Communications. BAB 2 Protokol dan Arsitektur

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

Lapisan Jaringan (Network Layer)

Refrensi OSI

MODUL 5 MULTIPLEXING

MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan

Jaringan Komputer Multiplexing

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERENCANAAN

Protokol dan Arsitekturnya

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

KOMUNIKASI DATA OSI LAYER

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua.

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL OSI DAN DOD. Referensi Model OSI (Open System Interconnections).

Transkripsi:

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah maupun antar wilayah berbeda. 3.1. Kedudukan Sirkit Sewa Digital Dan Frame Relay Pada OSI Seven Layer Reference Model Fungsi utama data link layer adalah menyediakan fasilitas transmisi berupa saluran yang bebas dari kesalahan transmisi yang tidak terdeteksi kepada network layer. Fungsi ini dijalankan dengan mengubah data menjadi beberapa frame dan ditransmisikan secara berurutan. Mekanisme pengaturan trafik akan menjamin pengirim mengetahui besar buffer yang ada di penerima untuk menjamin kecepatan transmisi data tidak menurun. Pada sirkit sewa digital tidak ada fungsi deteksi kesalahan dan mekanisme pengaturan trafik. Kesamaan sirkit sewa digital dan Frame Relay adalah data ditransmisikan melalui jenis media transmisi yang sama serta kesamaan jenis antarmuka antara perangkat dan media transmisi. Sirkit sewa digital dan Frame Relay mempunyai kesamaan pada tingkat physical layer. Kedudukan sirkit sewa digital dan Frame Relay pada OSI seven layer seperti dilihat pada Gambar 3.1. Higher Layer Protocol Frame Relay Sirkit Sewa Digital Application Layer Presentation Layer Session Layer Transport Layer Network Layer Data Link Layer Physical Layer Gambar 3.1. Sirkit sewa digital dan Frame Relay pada OSI seven-layer model. 16

3.2. Synchronous Dan Statistical TDM Synchronous TDM digunakan saat lebar pita media transmisi lebih besar dari sinyal digital yang ditransmisikan. Time slot untuk tiap sumber tetap ditransmisikan walaupun tidak ada data yang dikirim. Dalam hal ini banyak kapasitas yang tidak digunakan. Berlawanan dengan Synchronous,Statistical TDM tidak mengirimkan slot saat tidak ada data yang dikirim. Statistical TDM bekerja berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua sumber mengirimkan data pada saat bersamaan. Perbandingan antara Synchronous dan Statistical TDM dapat dilihat pada Gambar 3.2. t 1 t 2 t 3 t 4 A B C D Synchronous Statistical Data Overhead A 1 B 1 C 1 D 1 A 2 B 2 C 2 D 2 T=1 T=2 A 1 B 1 B 2 C 2 T=1 T=2 Gambar 3.2. Synchronous dan Statistical TDM Pada Synchronous Multiplexer keluaran efektif adalah penjumlahan seluruh input. Dari Gambar 3.2 dilihat pada T=1, sumber C dan D tidak menghasilkan data, sehingga 2 dari 4 time slot yang ditransmisikan oleh multiplexer kosong (C 1 D 1 ). Terjadi pemborosan lebar pita pada C 1 D 1. Sedangkan pada Statistical Multiplexer, pada jangka waktu T=1 hanya slot A dan B yang dikirimkan. Sehingga terdapat penghematan lebar pita. Karena data datang dari sumber yang tidak dapat diperkirakan, informasi tambahan dibutuhkan untuk memastikan pengiriman Frame tepat. Informasi tersebut dikenal dengan nama Overhead, berisi informasi alamat dan informasi kontrol lainnya. Dapat terjadi kemungkinan total jumlah lebar pita sumber lebih besar dari saluran Multiplexer. Hal ini dapat ditangani dengan menyediakan Buffer sebagai 17

tempat penyimpan data sementara yang mengakibatkan terjadinya waktu tunda (Delay), sehingga terjadi penambahan pada waktu pengiriman data. Dengan menganggap Multiplexer sebagai Server antrian tunggal, waktu tunda dapat dihitung dengan asumsi kedatangan bit acak (Poisson) dan waktu pelayanan tetap dengan persamaan sebagai berikut : M K = NR (3.1) 1 s = M (3.2) λ = αnr (3.3) αnr α ρ = λs = = (3.4) M K ( 2 ρ) t = s q (3.5) 2(1 ρ) 0 < α < 1 dan α < K < 1 (3.6) Dimana : K, rasio kapasitas keluaran Multiplexer dengan maksimum masukan M, kapasitas efektif kanal keluaran Multiplexer, bit per second (bps) N, jumlah sumber masukan R, data rate tiap sumber, bps s, waktu layanan untuk mengirimkan 1 bit, detik t q, waktu rata rata dalam sistem (menunggu dan dilayani), detik α, rata rata perbedaan waktu tiap sumber mentransmisikan data λ, rata rata kedatangan bit tiap detik ρ, utilisasi atau rata rata pemakaian dari total kapasitas keluaran Waktu pengiriman data adalah waktu layanan untuk mengirimkan seluruh bit ditambah waktu tunda karena proses sistem Multiplexing untuk seluruh bit data. Jika K=1, maka Multiplexer bersifat Synchronous, artinya sistem mempunyai kapasitas untuk melayani semua masukan pada saat bersamaan. 18

3.3. Sirkit Sewa Digital Dikenal juga sebagai saluran point to point karena saluran tetap untuk setiap jaringan pelanggan ke jaringan remote. Saluran point to point adalah jalur komunikasi WAN antara perangkat pelanggan dengan jaringan remote lewat jaringan penyelenggara telekomunikasi, seperti dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Konfigurasi Point to point Saluran sirkit sewa digital menggunakan teknik Synchronous TDM. Kanal/time slot yang menghubungkan pelanggan dengan jaringan remote tidak dapat diduduki oleh pelanggan lain. Time slot diduduki oleh pelanggan sesuai dengan banwidth/kecepatan yang ditentukan pada kontrak berlangganan. Utilisasi time slot tidak tergantung kepada karakteristik trafik sirkit pelanggan dan bersifat tetap. Untuk lebih jelas dapat dapat dilihat pada Gambar 3.4. Plg 1, 64 Kbps Plg 2, 128 Kbps Plg 2, 256 Kbps Plg 2, 64 Kbps E1/T1 TS 2 TS 3,4 TS 7,8,9,10 TS 26 Gambar 3.4. Time slot (TS) pada kanal E1/T1 3.4. Frame Relay Frame Relay adalah teknologi komunikasi kecepatan tinggi yang digunakan untuk menghubungkan LAN, internet bahkan aplikasi suara dengan cara memecah informasi menjadi beberapa frame atau paket yang mempunyai tanda pengenal yang unik. Paket-paket informasi ini di sisipi dengan adderess atau tanda pengenal lainnya saat akan di kirm ke jaringan, dengan tanda pengenal 19

ini di harapkan tidak akan terjadi kesalahan pengiriman informasi ke alamat yang bukan tujuannya. Pada Frame Relay Packet yang di kirim dari sumber biasanya di switch melewati berbagai segmen jaringan sampai packet tersebut tiba pada tujuan yang di kehendaki. Disini di gunakan teknik Multiplexing statis untuk mengkontrol akses jaringan packet switched. Kelebihan dari teknik ini adalah fleksibilitas dan efisiens dalam menggunakan bandwidth. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang Frame Relay adalah : Frame Format, terdiri dari bit bit kontrol yang digunakan untuk start stop bit dan pengalamatan yang mengelilingi bit bit informasi data. Total panjang frame harus integral dari panjang minimal 5 bytes (40 bit). Tetapi sesuai dengan standard Frame Relay, perangkat pelanggan harus mampu menerima frame dengan ukuran paling sedikit 4096 bytes dan paling banyak 6400 bytes. Komposisi frame format seperti pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Frame format a) Flag : Merupakan batas awal dan akhir dari sebuah frame b) Data : Berisi data yang telah di enkapsulasikan, di kirim dari titik sumber ke titik tujuan, frame ini bersifat variable yang berisi data dari user, batas maksimal data dari user tersebut adalah 1600 oktet c) Frame Chek Squaence (FCS) : field ini berisi bit-bit yang berfungsi untuk memeriksa integritas bit-bit dalam frame. Teknik pengecekan bit yang di gunakan adalah Cyclic Redudancy Chek (CRC). Jika terjadi kesalahan frame akan langsung di buang. FCS ini dikirim oleh 20

perangkat sumber ke perangkat tujuan untuk memastikan bahwa pada saat proses transmisi, data tersebut tidak hilang/rusak. d) Address : Secara garis besar berguna untuk pengontrolan dan pengalamatan frame. Adapun bagian dari address frame relay antara lain : Data Link Connection Identifier (DLCI), adalah koneksi logikal yang menghubungkan dua titik komunikasi melewati jaringan Frame Relay packet switch. Gambar DLCI dalam jaringan Frame Relay diperlihatkan pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. DLCI DLCI berfungsi untuk membedakan jaringan dan perangkat yang terhubung melalui PVC pada port fisik yang sama. Setiap PVC mempunyai sebuah DLCI pada setiap sisi akhir jaringan. DLCI pada satu sisi PVC harus menggunakan nomor yang berbeda. Sedangkan tiap sisi pada akhir jaringan bisa menggunakan DLCI yang sama maupun berbeda. C/R (Command/Response), Bit C/R menunjukkan apakah frame tersebut adalah suatu perintah (command) atau jawaban (response) EA (Extended Address), Bit EA berfungsi menunjukkan apakah DLCI yang terakhir atau bukan. Jika EA = 0 menunjukkan byte DLCI dalam header bukan yang terkahir, sedangkan bit EA=1 menunjukkan byte terakhir. Forward Explicit Congestion Notification (FECN), ketika Frame Relay switch mengenali kongesti di jaringan, paket FECN akan 21

dikirimkan ke perangkat tujuan untuk memberitahukan bahwa kongesti terjadi di jaringan. Backward Explicit Congestion Notification (BECN), ketika Frame Relay switch mengenali kongesti di jaringan, paket BECN akan dikirimkan ke router asal, memerintahkan router untuk mengurangi kecepatan pengiriman paket. Discard Eligiblity (DE), di setting oleh perangkat DTE atau router yang mengindikasikan data yang dikirm dari suatu frame dengan prioritas rendah, suatu frame yang DE-nya bernilai 1 akan di hancurkan jika kongesti terjadi dalam jaringan frame relay tersebut Port speed, dalam bit per second adalah kecepatan pada port yang menghubungkan perangkat pelanggan dengan jaringan lokal penyelenggara jasa. Committed Information Rate (CIR), dalam bit per second adalah kecepatan yang ditetapkan di Frame Relay switch untuk transfer data. Virtual Circuit (VC), adalah koneksi logikal yang dibuat antara dua titik komunikasi melewati Frame Relay packet switch network, dibagi menjadi : Permanent Virtual Circuit (PVC), merupakan jalur logikal yang dibuat lebih dulu melewati penyelenggara jasa antara dua titik akhir. Switched Virtual Circuit (SVC), koneksi sementara yang digunakan pada situasi dengan kebutuhan data transfer sporadis antara dua DTE melewati jaringan Frame Relay. Local Management Infterface (LMI), adalah standard sinyal antara router dengan Frame Relay switch yang bertanggung jawab untuk mengatur hubungan dan memelihara status antar perangkat. LMI juga mendukung mempertahankan hidupnya sistem dan memberikan status link. Ketika router menerima informasi LMI, router akan megupdate status circuitnya ada 2 status yang di berikan LMI : WAIT, mengindikasikan sedang menunggu respon status dari network 22

DATA. Mengindikasikan PVC telah dapat beroperasi. Data dapat bejalan dengan normal. Saluran Frame Relay menggunakan teknik Statistical TDM, sehingga kanal pelanggan dapat mempunyai jumlah CIR lebih besar dari lebar pita port yang disebut overbooking, dengan rumus : Overbooking n = i= (3.7) V CIR port Dengan : n, jumlah PVC CIR, CIR tiap PVC V port, lebar pita port 3.5. Penyelenggaraan Sirkit Sewa Digital Dan Frame Relay di PT. Indosat Sirkit sewa digital dan Frame Relay digolongkan dalam jasa Global Corporate Service (GCS) dikenal dengan nama Indosat World Link (sirkit sewa digital) atau Sirkit Dedicated Internasional dan Indosat Frame Net (Frame Relay). Untuk menghubungkan pelanggan jasa GCS ke mitra di luar negeri, sirkit pelanggan dilewatkan ke dua bagian besar jaringan yaitu jaringan lokal dan jaringan internasional. Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan lokasi dari gedung pelanggan dengan PT. Indosat, dapat berupa radio microwave pointto-point maupun fiber optic. Untuk jaringan internasional hampir seluruh sirkit data telah dilewatkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). PT. Indosat sebagai penyelenggara jasa bertanggung jawab terhadap setengah sirkit yaitu jaringan lokal ditambah dengan jaringan internasional dalam batas teritorial Indonesia. Tidak seperti jasa berbasis telepon, perhitungan tarif jasa sirkit sewa digital dan Frame Relay tidak berdasarkan lama pemakaian, tetapi berdasarkan tarif sewa yang disepakati saat kontrak berlangganan. 23

Jika melihat jaringan WAN pelanggan secara end to end, penerapan Sirkit Sewa Digital dan Frame Relay seperti pada Gambar 3.7 sebagai berikut : Gambar 3.7. Jaringan WAN end to end pelanggan Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan untuk membangun hubungan antar LAN. Dilihat dari Gambar 4.1, jaringan WAN tersebut dibagi menjadi : Bagian A, adalah jaringan lokal pelanggan (LAN) yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelanggan. Pengaturan dan karakteristik trafik diatur oleh pelanggan. Router, yang merupakan antarmuka antara jaringan pelanggan dan sirkit sewa digital atau Frame Relay. Perangkat ini termasuk dalam tanggung jawab pelanggan. Bagian B, adalah jaringan transport yang merupakan tanggung jawab penyelenggara jasa. Karena berada pada 2 layer terbawah dari OSI, sirkit sewa digital dan Frame Relay bersifat transparan terhadap protokol, artinya kedua jasa tersebut harus mampu dilewati semua protokol aplikasi diatasnya. Frame Relay menjalankan protokol data link dan physical layer, sedangkan sirkit sewa digital hanya menjalankan aturan aturan pada physical layer. 24

3.5.1. Penyelenggaraan Sirkit Sewa Digital Secara umum konfigurasi sirkit sewa digital internasional mulai pelanggan di Indonesia sampai dengan pelanggan luar negeri terdiri dari beberapa bagian besar yaitu : Pelanggan, adalah seluruh perangkat pelanggan seperti server, router, PBX dan lain lain. Saluran transmisi lokal, adalah saluran transmisi yang menghubungkan pelanggan dengan penyelenggara jasa seperti fiber optic, radio microwave, VSAT dan lain lain. Crossconnect, merupakan antarmuka antara jaringan lokal dan jaringan internasional. Saluran transmisi internasional, adalah saluran transmisi yang menghubungkan dua carrier penyelenggara jasa. Blok diagram konfigurasi tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Diagram konfigurasi sirkit sewa digital internasional. Penyelenggaraan sirkit sewa digital internasional dilakukan secara bilateral antara penyelenggara jasa. Masing masing penyelenggara jasa bertanggungjawab terhadap setengah sirkit sesuai dengan batas wilayah negara. Biaya berlangganan sirkit sewa digital PT. Indosat dapat dilihat pada Tabel 3.1 (sesuai dengan International Telecommunication Rate Table PT Indosat). 25

Perhitungan tarif berlaku untuk seluruh negara tujuan sirkit, sedangkan biaya instalasi dikenakan satu kali dalam masa kontrak. Tabel 3.1 : Tarif berlangganan sirkit sewa digital intarnasional ( Sumber : International Telecommunication Rate Table, PT. Indosat ) Speed (Kbps) Biaya Instalasi (USD) Biaya Bulanan (USD ) 64 1000 8,500 128 1000 12,750 192 1000 17,000 256 1000 21,250 384 1000 29,750 512 1000 38,250 768 1000 44,625 1024 1000 51,000 1536 1000 63,725 2048 1000 76,500 3.5.2. Penyelenggaraan Frame Relay Konfigurasi jaringan Frame Relay hampir sama dengan konfigurasi sirkit sewa digital internasional, hanya berbeda pada node Frame Relay. Node aliansi Frame Relay adalah Frame Relay switching yang merupakan kepemilikan aliansi. Blok diagram konfigurasi jasa Frame Relay internasional seperti pada Gambar 3.9 Gambar 3.9. Diagram konfigurasi Frame Relay digital internasional Penyelenggaraan jasa Frame Relay internasional dilakukan dengan cara membentuk aliansi yang terdiri dari beberapa carrier penyelenggara jasa. 26

Masing masing aliansi mempunyai node switch Frame Relay yang dihubungkan secara point to multipoint ke seluruh anggota aliansi. Biaya berlangganan Frame Relay PT. Indosat dapat dilihat pada Tabel 3.2 (sesuai dengan International Telecommunication Rate Table PT Indosat). Komponen tarif Frame Relay dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Biaya instalasi, dikenakan satu kali dibagi menjadi port dan saluran lokal. Biaya bulanan, terdiri dari biaya port akses, biaya saluran lokal, dan biaya CIR. Tabel 3.2 : Tarif berlangganan Frame Relay intarnasional ( Sumber : International Telecommunication Rate Table, PT. Indosat ) Speed (Kbps) Biaya Instalasi (USD) Biaya Port (USD) Biaya Local Line (USD) Biaya CIR (USD) 64 1,400 510 1,000 3,625 128 1,400 1,020 1,400 5,750 192 1,400 1,785 1,600 7,375 256 1,400 2,550 1,900 8,750 384 1,400 3,215 2,300 11,875 512 1,400 3,880 2,600 13,750 768 1,400 4,290 3,300 17,125 1024 1,400 4,700 3,900 20,085 1536 1,400 5,310 4,900 25,855 2048 1,400 5,920 5,900 31,125 27