Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang terus meningkat dan sumber daya alam yang tidak

ANALISIS PARTISIPASI PRIA DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2011

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER KB. Ditta Tourisia 1), Sumarah 2), Hartini 3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

The Factors that Affect the Participation of Men in Vasektomi in Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu 2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Pengetahuan Akseptor tentang KB Suntik 3 Bulan Tidak Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Kunjungan Ulang di BPRB Bina Sehat Kasihan, Bantul, Yogyakarta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA SUAMI

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

1. Rinda Ika Maiharti 2. Kuspriyanto. S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

98 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. VOLUME 5 Nomor 03 November 2014 Artikel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

PENGARUH STATUS SOSIAL, EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SUKOMANUNGGAL KOTA SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

PARTISIPASI SUAMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAMPUNG JOGONEGARAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

32 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family Planning Condom In Bangsalan Teras Boyolali Ernawati STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRACT Factors causing low participation of men in family planning due to several factors including knowledge, ignorance of men to information and family planning services which was still low, attitudes and environmental factors and access to family planning services men, limitations male contraceptive and while the perception in the community still less profitable. The research design used analytic survey through cross sectional approach. The participants in this research were fertile men in Bangsalan, Teras, Boyolali the researcher used 764 respondent and 76 samples. The researcher used questionnaire as the data instrument. Moreover, in the data analysis, the researcher used chi square test and fisher s exact test method. The result of the data about men s knowledge about Family Planning condom showed that 8 respondents had good knowledge, 29 respondents had adequate knowledge and 39 respondents had low knowledge. Moreover, based on the men s participation showed that 4 respondents used condom and 72 respondents did not use condom. As the result there was a relationship between the knowledge level and men s participation condom. Keywords : Knowledge, Men s participation ABSTRAK Faktor penyebab rendahnya partisipasi pria dalam KB disebabkan beberapa faktor antara lain pengetahuan, ketidaktahuan laki-laki terhadap informasi dan pelayanan KB yang ternyata masih rendah, sikap dan faktor lingkungan dan akses terhadap pelayanan KB pria, keterbatasan jenis kontrasepsi pria dan sementara persepsi yang ada di masyarakat masih kurang menguntungkan. Desain penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Pria Usia Subur di Desa Bangsalan Teras Boyolali sebanyak 764 responden, sampel yang diambil 76 responden. Data Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 31

dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi square dengan metode fisher s exact test. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan tentang KB 8 responden memiliki pengetahuan baik, 29 responden memiliki pengetahuan cukup dan 39 responden memiliki pengetahuan kurang. Berdasarkan partisipasi pria diperoleh 4 responden menggunakan kondom dan 72 responden tidak menggunakan kondom. Sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan dengan partisipasi pria dalam KB. Kata Kunci : Pengetahuan, Partisipasi pria PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 didunia, mencapai 237,6 juta dan telah melampaui proyeksi penduduk pada tahun 2010 sebanyak 234,2 juta. Selama 10 tahun terakhir jumlah penduduk bertambah 32,5 juta jiwa dan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,49% pertahun. Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentu saja akan berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara. Program Keluarga Berencana (KB) memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia. Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi menjadi Undang- Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (BKKBN, 2013). Rendahnya partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi dikarenakan pelaksanaan program KB yang sasarannya cenderung diarahkan Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 32

kepada kaum perempuan juga sangat terbatasnya jenis metode kontrasepsi pria. Sangat terbatasnya informasi KB bagi pria serta informasi tentang hakhak reproduksi bagi pria/suami, rendahnya pengetahuan pria tentang KB Pria (Budisantoso, 2008). Masih kurangnya tokoh KB pria, tokoh masyarakat yang seharusnya menjadi contoh atau panutan bagi masyarakat setempat, kurang penyediaan pelayanan KB dinilai masih rendah (BKKBN, 2008). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap dan perilaku suami tentang partisipasi pria dalam pelayanan KB akan meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan sikap suami tentang patisipasi pria dalam pelayanan KB, sehingga tercapai kesetaraan dan keadilan gender dalam program KB (Notoadmodjo, 2010). Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta dengan rincian, KB dengan metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau disebut juga IUD sebanyak 406.097 orang (8,49%), MOW sebanyak 262.761 orang (5,49%), MOP sebanyak 52.679 orang (1,10%), kondom sebanyak 92.072 orang (1,92%), implant sebanyak 463.786 orang (9,69%), suntik sebanyak 2.753.967 orang (57,56%), dan pil sebanyak 752.788 orang (15,74%). Menurut data yang diperoleh di di Desa Bangsalan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 764, jumlah peserta KB aktif IUD 17 (2,22%), MOW 17 (2,22%), MOP 1 (0,13%), kondom 4 (0,52%), implan 20 (2,61%), suntik 10 (1,30%), pil 73 (9,55%). Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, dari 10 pria yang diwawancarai mengatakan 3 orang tahu tentang KB kondom. Sedangkan 8 orang mengatakan tidak tahu tentang KB kondom. Mereka tahu tentang alat kontrasepsi tersebut dari tetangga dan saudara. Sedangkan alasan dasarnya Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 33

adalah istrinya sudah memakai alat kontrasepsi, malu saat membeli dan merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Berdasarkan latar belakang masalah diatas partisipasi pria dalam KB sedikit hanya 4 (0,52%) pengguna KB kondom, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi Pria dalam KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan partisipasi pria dalam KB kondom di desa Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional di Desa Bangsalan pada bulan Januari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 764 pria usia subur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling, sampel dalam penelitian ini berjumlah 76 responden. Pengumpulan data menggunakan 15 item pertanyaan mengenai pengetahuan pria tentang KB kondom dan 1 item pertanyaan tentang partisipasi pria dalam KB secara langsung. Sebelum kuesioner dimana telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Pengujian validitas menggunakan product moment. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Pengetahuan tentang KB Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang KB Pengetahuan Jumlah Persentase Baik 8 10,5 Cukup 29 38,2 Kurang 39 51,3 Didapatkan hasil penelitian berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (10,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 29 responden (38,2%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 39 responden (51,3%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 34

reponden terbanyak adalah responden yang berpengetahuan kurang. Partisipasi Pria dalam KB Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Partisipasi Pria dalam KB Partisipasi Pria dalam KB Menggunakan Tidak Menggunakan Didapatkan hasil partisipasi pria dalam KB sebagian besar dalam kategori tidak menggunakan kondom yaitu sebanyak 72 responden (94,7%) dan kategori menggunakan kondom sebanyak 4 responden (5,3%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Uji Statistik Chi Square tabel 3x2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi Pria dalam KB Pengeta huan KB Frekuensi 4 5,3 Persentase 72 94,7 Jumlah 76 100 Partisipasi Pria dalam KB Kodom Mengguna kan Tidak Mengguna kan Total Baik 4 4 8 Cukup 0 29 29 Kurang 0 39 39 Total 4 72 76 Didapatkan hasil yang pengetahuan baik 8 responden yang hanya menggunakan kondom 4 responden dan yang tidak menggunakan kondom 4 responden, berpengetahuan cukup 29 responden tidak ada yang menggunakan kondom, sedangkan berpengetahuan kurang 39 responden tidak ada yang menggunakan kondom. Terdapat 3 sel Expected Count dengan nilai E < 5 (50%), sehingga dilakukan penggabungan sel 3x2 dari kategori yang berdekatan agar mendapatkan derajat kepercayaan 95% dengan ketentuan x² hitung x² tabel. Berdasarkan penggabungan sel 3x2 peneliti menggunakan rumus Fisher s Exact Test karena ada nilai E < 5 dan Expected Count lebih dari 20%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Uji Statistik Chi Square tabel 2x2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Partisipasi Pria Dalam KB Pengetahuan tentangkb Partisipasi Pria dalam KB Mengguna Tidak kan Menggunakan Total Baik 4 4 8 Cukup dan 0 68 68 kurang Total 4 72 76 Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 35

Hasil penelitian dari 76 responden, 8 responden berpengetahuan baik tentang KB diantaranya 4 responden dalam kategori menggunakan kondom dan 4 responden lainnya dalam kategori tidak menggunakan kondom. Sedangkan 68 responden yang berpengetahuan cukup dan kurang tidak ada pria yang menggunakan kondom. Hasil penelitian dengan uji Chi Square di dapat nilai p value 0,000 lebih kecil dari derajat signifikan yang digunakan atau nilai alpa yaitu 0,05 dan nilai x² hitung sebesar 35,889 lebih besar dari x² tabel yaitu 3,84146, maka dapat dilakatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan partisipasi pria dalam KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang KB dalam kategori kurang yaitu sebanyak 39 responden (51,3%). Hasil penelitian di lapangan ternyata Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sudah memberikan informasi mengenai KB, tetapi masih belum bisa di mengerti oleh responden. Sehingga sebagian besar responden berpengetahuan kurang tentang KB. Hal ini terlihat dari 76 responden mengenai pengertian kondom yang dapat menjawab dengan benar 69 responden, cara kerja kondom yang dapat menjawab dengan benar 45 responden, efektivitas kondom yang dapat menjawab dengan benar 40 responden, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, Selain itu, sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Hasil Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi Pria dalam KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali tahun 2016. Hasil uji statistik menggunakan taraf kesalahan 0,05 sehingga x² hitung x² tabel. Nilai x² tabel adalah 3,84146, sedangkan nilai x² hitung di peroleh 35,889, dari nilai Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 36

yang diperoleh dapat dikatakan x² hitung lebih besar dari x² tabel maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi pria dalam KB di Desa Bangsalan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan pria, maka semakin baik pula partisipasi pria dalam KB. Dengan kata lain tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi partisipasi pria dalam KB yang benar sesuai dengan hasil penelitian. Dapat juga dipengaruhi oleh bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya faktor pengetahuan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pengetahuan pria tentang KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali sebagian besar kurang. Partisipasi pria dalam KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali sebagian besar tidak menggunakan kondom. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi pria dalam KB di Desa Bangsalan Teras Boyolali Saran Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberi perhatian khusus kepada akseptor KB yaitu perlunya peningkatkan Konseling dan membentuk suatu kelompok KB khusus pria tentang alat KB meningkatkan pengetahuan pria tentang alat kontrasepsi kondom Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi tentang kontrasepsi kondom. Bagi akseptor kontrasepsi pada pria yang sudah menikah/suami untuk lebih banyak mencari informasi mengenai KB dengan mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk lebih menyadari pentingnya peran serta pria dalam program KB. DAFTAR PUSTAKA Budisantoso, Saptono Iman. Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. 2008. Didapat dari http://eprints.undip.ac.id Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 37

BKKBN. Juknis Penyaluran Melalui Kelompok Prio Utomo. Semarang. 2008 BKKBN. Program Kependudukan dan KB Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 2013 Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori & aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 38