I. PENDAHULUAN. menjanjikan untuk dieksploitasi oleh masyarakat lokal maupun masyarakat luar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

FITOREMEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENGURANGAN LIMBAH MERKURI AKIBAT PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL DI EKOSISTEM SUNGAI TULABOLO KABUPATEN BONE BOLANGO

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total produksi selama tahun adalah sebesar ,73 kg,

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

POTENSI AMMONIUM TIOSULFAT DALAM MENINGKATKAN SERAPAN MERKURI PADA TANAMAN SENTRO (Centrosema pubescens Benth.) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Bab V Hasil dan Pembahasan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

SKRIPSI. PEMANFAATAN PURUN TIKUS (Eleochalis dulcis) UNTUK MENURUNKAN KADAR MERKURI (HG) PADA AIR BEKAS PENAMBANGAN EMAS RAKYAT

Kata kunci :Fitoremediasi, Ni, Air terkontaminasi Nikel, Ki Ambang (Salvinia molesta), Faktor Transfer (FT)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. laboratorium maupun kegiatan sehari-hari. Logam berat memiliki efek merugikan

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Ada berbagai macam sumberdaya alam yang saat ini sangat menjanjikan untuk dieksploitasi oleh masyarakat lokal maupun masyarakat luar, salah satunya adalah emas (Au) yang masuk dalam golongan logam mulia. Emas (Au) merupakan jenis bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan ketersediaannya hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia (Anonim, 2007). Penambangan emas sekarang ini banyak dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, salah satunya terjadi di Provinsi Kalimantan Barat. Menurut Langkubi (2004) dalam Tommy dan Palapa (2009), kegiatan penambangan telah meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. Hampir sebagian besar masyarakat terutama yang tinggal di daerah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat menekuni usaha menambang emas, yang dilakukan dengan berbagai cara dengan menggunakan bantuan mesin maupun cara tradisional. Menurut Sjahrin (2003), kegiatan penambangan ini menimbulkan dampak yang merugikan seperti rusaknya tanah bekas penambangan, tercemarnya air yang berasal dari penggunaan logam berat seperti merkuri (Hg), serta dapat menyebabkan kemerosotan lingkungan hidup dan menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan, terutama gangguan sistem syaraf, iritasi kulit, dan saluran pencernaan. 1

2 Merkuri (Hg) dalam penambangan emas digunakan sebagai pelarut emas dan untuk menyatukan bijih bijih emas kasar menjadi satu bentuk emas yang besar dengan ukuran gram sampai ons. Setelah itu amalgam (campuran emas + merkuri) dibakar untuk memisahkan emas dan merkuri sehingga diperoleh bijih emas murni (Subanri, 2008). Dampak merkuri terhadap lingkungan yang kemudian merugikan manusia dimulai pada proses amalgamasi emas yang dilakukan oleh rakyat secara tradisional, merkuri dapat terlepas ke lingkungan pada tahap pencucian dan penggarangan. Pada proses pencucian, limbah yang umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung ke badan air. Hal ini disebabkan merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiran-butiran halus, yang sifatnya sukar dipisahkan pada proses penggilingan yang dilakukan bersamaan dengan proses amalgamasi, sehingga pada proses pencucian merkuri dalam ampas terbawa masuk ke sungai. Di dalam air, merkuri dapat mengalami biotransformasi menjadi senyawa organik metil merkuri atau fenil merkuri akibat proses dekomposisi oleh bakteri. Selanjutnya senyawa organik tersebut akan terserap oleh jasad renik yang selanjutnya akan masuk dalam rantai makanan dan akhirnya akan terjadi akumulasi dan biomagnifikasi dalam tubuh hewan air seperti ikan dan kerang, yang akhirnya dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya (Widhiyatna, 2005). Dampak terhadap kesehatan apabila keracunan merkuri (Hg) ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur, daya dengar menurun

3 (Subanri, 2008). Selain itu, orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan disertai pula dengan diare (Subanri, 2008). Propinsi Kalimantan Barat memiliki potensi tambang mineral, terutama emas sejak krisis ekonomi tahun 1998 dan aktivitas tambang emas rakyat yang dikenal dengan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) semakin marak berkembang di permukaan badan sungai Kapuas dengan menggunakan mesin Dong Feng atau biasa juga disebut dengan mesin jek (Subanri, 2008). Lingkungan di sekitar daerah pertambangan emas banyak menyisakan bekas-bekas pertambangan yang berupa danau danau bekas galian yang menyebar dalam jumlah luas, bisa diperkirakan penyebaran merkuri (Hg) yang ada juga sangat banyak dan sudah terakumulasi selama bertahun tahun pada daerah tersebut (Setiabudi, 2005). Pemulihan kembali kondisi lingkungan yang ada terutama kondisi airnya akan sangat sulit dan butuh waktu yang sangat lama. Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi pencemaran merkuri (Hg) adalah metode fitoremediasi (Mardekawati dkk, 2012). Fitoremediasi merupakan satu-satunya metode pengolahan limbah yang menggunakan tanaman sebagai indikator, mudah untuk diakukan atau diaplikasikan, tidak memakan biaya banyak dan tanaman yang digunakan juga banyak terdapat di alam (Melethia dkk, 1996). Secara genetis, spesies tumbuhan sangat beragam dalam kemampuannya untuk toleran atau tidak toleran terhadap keracunan unsur logam non - esensial seperti Pb, Cd, Hg, Al dan lain sebagainya (Salisbury dan Ross, 1995). Salah satu tanaman

4 yang mampu mengurangi kadar dampak logam berat pada air yang diakibatkan oleh penambangan emas ini adalah purun tikus yang merupakan tumbuhan liar yang banyak terdapat di lahan rawa pasang surut sulfat asam seperti yang terdapat di desa Nyempen, Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Purun tikus dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, biofilter, dan penyerap unsur beracun seperti logam berat timbal (Pb), besi (Fe) dan sulfat (SO 4 ) (Asikin dan Thamrin, 2012). Alasan pemilihan tanaman purun tikus adalah karena tanaman ini merupakan tanaman yang tumbuh liar di daerah rawa dan mudah diperoleh. Tanaman ini tumbuh dalam biomassa yang besar sehingga untuk penggunaan dalam jumlah banyak lebih mudah. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan Susilawati dan Jumberi (2011), purun tikus ini dimanfaatkan sebagai biofilter inlet untuk perbaikan kualitas air dan hasilnya purun tikus mampu menurunkan kadar Fe dibandingkan dengan fosfat alam sebagai perbandingannya. Banyak penelitian membuktikan kemampuan tanaman sebagai hiperakumulator, misalnya hiperakumulator untuk seng (Zn) dan kadmium (Cd). Thalspi caerulescens mampu memproduksi biomassa hingga 5 ton/ ha dan mengakumulasi Zn hingga 125 kg /ha atau 20-40% dari berat keringnya (Salt, 2000; Li dkk, 2000; Ebbs dkk, 2000; Baker dkk, 1994; Brown dkk, 1995). Alyssum bertolonii dapat mengakumulasi nikel (Ni) (Salt, 2000; Reeves,1992). Reynourtria sachalinensis dan mikroalga Chlamydomonas sp. telah digunakan untuk bioremediasi

5 lahan bekas instalasi senjata kimia yang terkontaminasi arsen (As) dengan kemampuan akumulasi lebih dari 2 g As kg- 1 (Feller, 2000). Atriplex codonocarpa dapat menyerap hingga 12,2% Na (13,0 g Na per tanaman) dan A. linleyi dapat menyerap hingga 13,8% natrium (Na) atau 44,6 g Na per tanaman untuk fitoremediasi tanah salin (Ishikawa dkk, 2001). Tanaman Lolium multiflorum, Holcus lanatus dan Agrotis castellana telah digunakan untuk fitostabilisasi bekas penambangan emas yang terkontaminasi As dan Zn (Vangronsveld dkk, 2000). B. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang dilakukan oleh Permatasari (2009) mengenai fitoremediasi logam berat Cd menggunakan ki ambang (Salvinia molesta) pada medium modifikasi lumpur Sidoarjo dengan hasil tingkat akumulasi Cd cenderung meningkat seiring dengan lamanya waktu pemaparan. Konsentrasi Cd terbesar terdapat pada organ akar dibandingkan organ non - akar. Faktor transfer tertinggi didapatkan pada pemaparan 21 hari yaitu sebesar 8,29 ppm. Penelitian yang dilakukan oleh Tommy dan Palapa (2009) mengenai bioremediasi merkuri (Hg) dengan tumbuhan air seperti kangkung air (I. aquatica), teratai (N. nelumbo), dan eceng gondok (E. crassipes) sebagai salah satu alternatif penanggulangan limbah tambang emas rakyat dengan hasil penelitian menunjukkan pada hari ke-15 perbedaan jenis tumbuhan belum berpengaruh secara nyata (p > α

6 0,05) pada penurunan konsentrasi Hg. Pada hari ke-30 jenis tumbuhan berpengaruh secara nyata (p < α 0,05) pada penurunan konsentrasi Hg. Penelitian oleh Hidayati dkk. (2005) mengenai potensi Centrocema pubescence, Calopogonium mucunoides, dan Micania cordata dalam membersihkan logam kontaminan pada limbah penambangan emas. Hasil menunjukkan bahwa C. mucunoides mampu menyerap Kopernisium (Cn) sebesar 3,51 ppm, Pb 0,29 ppm dan Hg 0,6800 ppm dan Micania cordata mampu menyerap logam dengan konsentrasi tinggi Cn sebesar 2,27 ppm, Pb 1,30 dan Hg 0,0005 ppm, serta akar Centrocema pubescence mampu menyerap menyerap Cn sebesar 0,47 ppm, Pb 29,91 ppm dan Hg 0,4800 ppm dan daun Centrocema pubescence mampu menyerap Cn sebesar 3,36 ppm, Pb 0,014 ppm dan Hg 0,0005 ppm. Penelitian oleh Susilawati dan Jumberi (2011) mengenai pemanfaatan purun tikus (Eleocharis dulcis) sebagai biofilter pada saluran inlet untuk perbaikan kualitas air masuk di lahan sulfat asam potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman purun tikus pada saluran air masuk dapat memperbaiki kualitas air yang ditunjukkan oleh penurunan konsentrasi Fe dan SO 4. Penelitian lain yang dilakukan oleh Asikin dan Thamrin (2012) dengan melihat manfaat purun tikus pada ekosistem rawa sawah. Hasil menunjukkan bahwa selain berfungsi sebagai tanaman perangkap penggerek batang padi putih, purun tikus juga dapat digunakan sebagai pupuk kadmium, biofilter, dan penyerap kadmium beracun dan kompos purun tikus dapat mengkhelat asam-asam kadmium,

7 meningkatkan ph, Mg, dan Ca tanah serta sebagai tumbuhan hiperakumulator terhadap logam berat kadmium (Cd). Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Azizah (2009), mengenai kontaminasi Merkuri (Hg) pada purun tikus yang tumbuh di tanah sulfat masam Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi merkuri pada bagian akar purun tikus lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian batang. Pada bagian akar didapatkan rata-rata kandungan merkuri pada minggu 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 0,49 ± 0,44, 2,10 ± 0,63 dan 1,90 ± 0,65 mg.kg -1. Ratarata kandungan merkuri dibagian batang pada minggu 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 0,20 ± 0,08, 1,80 ± 1,01 dan 1,54 ± 0,50 mg.kg -1. Berdasarkan penelitian lain yang pernah dilakukan, maka penelitian Pemanfaatan Purun Tikus untuk Menurunkan Kadar Merkuri (Hg) pada Air Bekas Penambangan Emas Rakyat memang belum ada, oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan memenuhi kriteria sebagai penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. C. Rumusan Masalah 1. Apakah tumbuhan air purun tikus memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar merkuri (Hg) pada air bekas penambangan emas? 2. Seberapa efektifkah purun tikus mampu menurunkan kadar Hg pada air bekas penambangan emas?

8 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kemampuan purun tikus dalam menurunkan kadar merkuri (Hg) pada air bekas penambangan emas. 2. Mengetahui efektifitas purun tikus dalam menurunkan kadar Hg. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti baru mengenai variasi dari jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai hiperakumulator yang baik seperti purun tikus yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman fitoremediasi untuk memperbaiki kualitas air.