PEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

Penentuan Kesadahan Dalam Air

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi


BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB I PENDAHULUAN. perairan. Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Lama Tanam dan Luas Penutupan Azolla microphylla terhadap Kualitas Kimia dan Fisika Limbah Cair Laundry

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Transkripsi:

18-191 PEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA Rischa Wulandari 1, Yuli Siti F. 2, Eka Septia W. 2, Jenni Indah DPN 2, Niken RH 2 1 Departemen Biologi (Institut Pertanian Bogor, Bogor), 2 Departemen Biologi (Institut Pertanian Bogor, Bogor), 2 Departemen Biologi (Institut Pertanian Bogor, Bogor), 2 Departemen Biologi (Institut Pertanian Bogor, Bogor), 2 Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan (Institut Pertanian Bogor, Bogor) E-mail: rischawulandari91@gmail.com ABSTRAK Kadar limbah rumah tangga yang meningkat di suatu perairan dapat menyebabkan kualitas air menurun. Kualitas air yang menurun dapat mengganggu aktivitas biota perairan maupun manusia, sehingga perlu adanya upaya peningkatan kulitas air. Peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan bioremediasi. Bioremediasi yang dilakukan oleh tumbuhan disebut fitoremediasi. Tumbuhan iris air (Neomarica gracilis) diduga dapat bertindak sebagai agen bioremediasi. Metode bioremediasi dilakukan secara ex situ. Limbah rumah tangga dibuat dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%, kemudian diberi dua perlakuan. Perlakuan pertama diberi tanaman Neomarica gracillis, sedangkan perlakuan kedua tanpa diberi tanaman Neomarica gracillis. Parameter kualitas air yang terdiri atas ph, suhu, DO, BOD, CO2 bebas, dan kesadahan total diukur selama tiga minggu. Tanaman Neomarica gracillis secara umun dapat menurunkan ph, suhu, BOD, CO2 bebas, dan kesadahan total, serta meningkatkan nilai DO. Hal ini menunjukkan kualitas air limbah rumah tangga meningkat. Kata kunci : Bioremediasi, Neomarica gracillis, Air Limbah PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat pokok bagi semua makhluk hidup. Air digunakan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan semua makhluk hidup, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak tergantung dari kebutuhan hidupnya. Suatu perairan sering mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh unsur hara yang berlebihan yang berasal dari limbah pertanian, domestik, maupun industri. Pencemaran ini dapat menyebabkan menurunnya nilai guna perairan. Permasalahan lain yang muncul adalah meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga limbah rumah tangga yang dihasilkan pun semakin bertambah. Limbah yang dihasilkan tersebut dapat berasal dari limbah cucian, dapur, kamar mandi, industri rumah tangga, dan kotoran manusia. Air limbah yang dihasilkan mengandung bahan kimia yang berbahaya dan sukar untuk dihilangkan. Bahan-bahan kimia tersebut menjadi media pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti disentri, tifus, dan kolera (Irma 2012). Karakteristik limbah di Indonesia menurut Guntur (2008) adalah TS (Total Solute) 350-1200 mg/l, TDS (Total Dissolved Solid) 200-850 mg/l, TSS (Total Suspended Solid) 100-350 mg/l, BOD (Biochemical Oxygen Demand) 40-400 mg/l, COD (Chemichal Oxygen Demand) 250-100 mg/l, N total 20-85 mg/l, P total 4-15 mg/l, dan lemak 50-150 mg/l. Bioremediasi merupakan penggunaan makhluk hidup yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut (Priadie 2012). Pemurnian air secara biologis dapat menggunakan tumbuhan air karena tumbuhan air dapat menyerap unsur hara yang berlebihan. Nitrogen yang masuk ke air limbah umumnya terdiri dari amonia (dalam bentuk NH4+ dan NH4OH). Tingginya kadar amonia di dalam air dapat menyebabkan racun bagi hewan, tetapi amonia tersebut dapat digunakan sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhan tumbuhan air seperti Neomarica gracillis. Tumbuhan air ini mampu menyerap unsur hara dan dapat menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis sehingga dapat digunakan sebagai pembersih air (Guntur 2008). Neomarica gracillis mampu mendegradasi amonia menjadi nitrogen. Nitrogen dapat digunakan untuk pertumbuhan Neomarica gracillis. Kemampuan ini dapat 1 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah lingkungan berupa pencemaran air oleh limbah rumah tangga. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan Neomarica gracillis dalam bioremediasi limbah rumah tangga. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan pada penelitian ini, diantaranya, ph meter, buret, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 1 l, pipet volumetrik, ember plastik bening volume 5 l, tabung erlenmeyer, penggaris, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air sampel limbah rumah tangga, tumbuhan iris air, indikator phenoftalein (PP), indikator EBT, larutan EDTA, Na 2 S 2 O 3, indikator amilum, dan Na 2 CO 3. Menurut Andiese (2011) proses pengembalian kualitas air dilakukan melalui beberapa tahapan berikut. Limbah Rumah tangga Kolam Penampungan awal Kolam Fakultatif Kolam pematangan Hasil Gambar 1 Metode Kualitas Limbah Penelitian ini hanya melakukan perbaikan kualitas air pada tahap pematangan. Pada penelitian ini, air limbah rumah tangga dari sungai dimasukkan ke ember bening dengan volume 5 liter. Metode penelitian dilakukan dengan tiga perlakuan berdasarkan konsentrasi yaitu kadar limbah 25%, 50%, dan 100% yang masing-masing terdiri atas tiga kali ulangan. Setiap konsentrasi terdiri atas air limbah dengan tanaman dan air limbah tanpa tanaman. Air limbah tanpa tanaman digunakan sebagai kontrol. Metode tersebut dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tanaman iris air terhadap kualitas air limbah. Setiap air limbah diukur sifat fisik dan kimianya meliputi pengukuran suhu, ph, Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD 5 ), kesadahan total, dan kadar CO 2 bebas. Pengukuran suhu, ph, DO, dan kesadan total dilakukan pada kondisi awal air limbah dan setiap minggu selama tiga minggu. Pengukuran BOD 5, kadar CO 2 bebas, kadar ammonium, dan kadar fospat dilakukan dua kali, yaitu pada kondisi awal air limbah dan kondisi akhir air limbah pada minggu ketiga. Pengukuran jumlah daun pada setiap minggu dilakukan untuk mengetahui pengaruh air limbah terhadap pertumbuhan tumbuhan iris air. 1. Pengukuran suhu Suhu air limbah diukur dengan termometer air raksa. 2. Pengukuran ph Air limbah diukur phnya dengan ph meter. Sebelum digunakan, ph meter ditera pada ph 4 dan ph 7. 3. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) DO air limbah diukur dengan metode titrasi Winkler. Air limbah dimasukkan ke botol Winkler, kemudian ditambahkan MnSO 4 dan NaOHKI, dan dibiarkan hingga terbentuk endapan. Sampel ditambahkan H 2 SO 4 hingga tidak terdapat endapan. Selanjutnya, sampel sebanyak 50 ml dimasukkan ke labu Erlenmeyer dan dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0.025 N hingga berubah warna menjadi kuning seulas. Sampel ditambahkan indikator amilum hingga warna berubah menjadi biru. Sampel kembali ditirasi dengan Na 2 S 2 O 3 0.025 N hingga sampel tidak berwarna. Volume Na 2 S 2 O 3 yang terpakai dicatat dan DO dihitung dengan rumus sebagai berikut: DO (mg/l) = Volume Na 2 S 2 O 3 (ml) x N Na 2 S 2 O 3 x Volume botol sampel (ml) Volume sampel (ml) x ( 1000 x BE O 2 ) ( Volume botol sampel (ml) Volume reagen (ml) ) 2 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

CO2 bebas (mg/l) 4. Biochemical Oxigen Demand (BOD 5 ) DO air limbah diukur sesaat sebelum dilakukan penyimpanan. Sampel disimpan dalam kedaan gelap selama lima hari. DO sampel diukur kembali setelah lima hari penyimpanan. BOD (mg/l) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : BOD (mg/l) = (DO awal DO akhir )x 300 ml Volume sampel (ml) 5. Kesadahan total Kesadahan air limbah diukur dengan metode titrasi. Air limbah sebanyak 25 ml dan akuades sebanyak 25 ml dimasukkan ke labu erlenmeyer. Larutan ditambahkan larutan buffer ph 10 sebanyak 1-1,5 ml. Selanjutnya, indikator EBT ditambahkan pada larutan sehingga berwarna merah anggur. Larutan dititrasi dengan larutan EDTA 0.01 N hingga warnanya menjadi biru. Volume EDTA yang terpakai dicatat dan kesadahan total dihitung dengan rumus sebagai berikut. Kesadahan total (mg/l) = V EDTA (ml) x N EDTA x BM CaCO 3 x 1000 Volume sampel (ml) 6. Kadar CO 2 bebas. Pengukuran kadar CO 2 bebas dilakukan dengan metode titrasi. Air limbah sebanyak 50 ml dimasukkan ke labu erlenmeyer dan ditambahkan 3-5 ml indikator phenolftalein (PP). Larutan dititrasi dengan Na 2 CO 3 standar hingga berwarna merah muda. Volume Na 2 CO 3 yang terpakai dicatat dan kadar CO 2 bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut. Kadar CO 2 = V Na 2 CO 3 (ml) x N Na 2 CO 3 x 22 ml/l HASIL DAN PEMBAHASAN Mekanisme Tumbuhan dalam Proses Bioremediasi Tumbuhan memiliki tiga mekanisme dalam bioremediasi air limbah rumah tangga. Mekanisme pertama yaitu fitostabilisasi sebagai proses imobilisasi kontaminan dalam air. Kenaikan kontaminan disebabkan oleh terbawa aliran air tanah melalui pori kapiler. Selain itu, kontaminan naik menuju zona akar disebabkan oleh proses transpirasi tumbuhan sehingga kontaminan terakumulasi dan tidak bergerak keluar dari zona akar. Mekanisme kedua yaitu rizofiltrasi yang berhubungan dengan adsorpsi atau presipitasi kontaminan yang ada di akar. Proses tersebut terjadi karena adanya perbedaan muatan ion pada air dan ion pada akar. Salah satu senyawa yang diadsorpsi yaitu bikarbonat (CO 3 2- ) akan mengikat kation kontaminan misalnya logam-logam atau garam mineral pada perairan. Proses tersebut dipengaruhi oleh ph perairan (Mangkoedihardjo 2010). Mekanisme ketiga tumbuhan dalam bioremediasi air limbah rumah tangga, yaitu rizodegradasi dimana terjadi penguraian kontaminan dalam air oleh aktivitas mikroba pada perakaran tanaman air. Mikroba dapat hidup dari pasokan sumber karbon organik dari tumbuhan, asam amino, protein, alkohol, dan vitamin. Zat-zat yang dapat terurai oleh mikroba yang terdapat didalam akar tanaman berupa zat organik. Zat organik yang terurai tersebut dapat terukur sebagai BOD. Kontaminan yang terserap oleh tumbuhan akan dilanjutkan dan terdistribusi ke dalam berbagai organ tumbuhan.proses penyerapan kontaminan pada air limbah berlangsung sejalan dengan aliran transpirasi saat kejadian proses transpirasi (Mangkoedihardjo 2010). Kadar CO 2 air limbah Gambar 1 Kadar CO 2 bebas pada air limbah rumah tangga 3 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

Kesadahan Total (mg/l) DO (mg/l)) Kadar CO 2 bebas pada suatu peraiaran dengan menggunakan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga menunjukkan penurunan (Gambar 1). Kandungan CO 2 bebas pada suatu perairan yang tinggi akan membahayakan biota air bahkan meracuni kehidupan organisme perairan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa bila dalam suatu perairan kadar CO 2 bebas berlebihan dapat berdampak kritis bagi kehidupan binatang air. Kenaikan CO 2 selalu diiringi oleh turunya kadar O 2 terlarut yang diperlukan bagi pernafasan hewan-hewan air. Jika CO 2 pada suatu perairan meningkat maka dapat dikatakan bahwa O 2 yang berada di suatu perairan akan menurun. Kadar DO (Dissolved Oxygen) air limbah 25% tanpa tanaman Gambar 2 Kadar DO (Dissolved Oxygen) pada air limbah rumah tangga Kadar oksigen terlarut mengalami kenaikan dengan menggunkan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga (Gambar 2). Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Kadar oksigen terlarut pada suatu perairan juga dipengaruhi oleh tingginya suhu dan semakin tinggi salinitas. Jika suhu suatu peariran meningkat maka nilai DO akan menurun dan jika salinitas suatu perairan meningkat maka nilai DO juga akan turun. Kesadahan Total air limbah Gambar 3 Kesadahan total pada air limbah rumah tangga Kesadahan total dari air limbah rumah tangga mengalami penurunan dengan menggunakan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah (Gambar 3). Kesadahan pada suatu perairan yang tinggi menyebabkan terganggunya ketel air karena air dengan kesadahan yang tinggi menimbulkan kerak. Kesadahan total juga dapat menunjukkan jumlah logam Ca 2+ dan Mg 2+ pada suatu perairan tersebut. 4 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

ph BOD (mg/l) BOD 5 (Biological Oxygen Demand) air limbah 25% tanpa tanaman BOD (Biochemical Oxygen Demand) menurun pada penggunaantumbuhan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga (Gambar 4). Nilai BOD menunjukkan banyaknya oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme untuk metabolisme. Jika nilai BOD tinggi maka jumlah mikroorganisme dekomposer yang ada didalam perairan tersebut juga tinggi. Hal ini menunjukkan tingginya kadar bahan organik pada perairan tersebut. Sebaliknya jika nilai BOD rendah maka jumlah mikroorganisme dan kadar bahan organik pada perairan tersebut juga rendah. ph air limbah Gambar 5 BOD pada air limbah rumah tangga 25% tanpa tanaman Gambar 5 ph air limbah rumah tangga Nilai ph suatu perairan menunjukkan kualitas pada suatu perairan tersebut. Nilai ph perairan mendekati netral dengan menggunakan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga. Akan tetapi kenaikan ph dengan menggunakan agen bioremediasi tidak berbeda jauh dibandingkan dengan kontrol (Gambar 4). Derajat keasaman (ph) juga digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan perairan dalam memproduksi garam mineral. Garam mineral merupakan faktor penentu bagi semua proses produksi di suatu perairan. Kandungan ph dalam suatu perairan dapat berubah-ubah sepanjang hari akibat dari proses fotosintesis tumbuhan air. Pengunaan tumbuhan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga diharapkan dapat menstabilkan ph mendekati ph netral. 5 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

Jumlah daun Jumlah Daun Neomarica gracillis Kosentrasi 100 % Kosentrasi 50% Kosentrasi 25% Gambar 6 Jumlah daun Neomarica gracillis Jumlah daun tumbuhan Neomarica gracillis rata-rata mengalami kenaikan (Gambar 6). Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut mampu digunakan sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga. Tanaman Neomarica gracillis dapat memanfaatkan senyawa yang terdapat pada air limbah rumah tangga untuk pertumbuhan dan perkembangannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kualitas air limbah rumah tangga meningkat dengan penggunaan Neomarica gracillis sebagai agen bioremediasi air limbah rumah tangga. Hal tersebut dapat diketahui dengan kemampuan tanaman iris air yang dapat menaikkan DO pada perairan, menurunkan BOD, menurunkan kadar CO2 bebas, menurunkan kesadahan tota. Selain itu, tanaman iris air dapat meningkatkan ph sampai terbentuk ph netral dan menurunkan suhu. Pertumbuhan tanaman iris air mengalami peningkatan dengan adanya limbah rumah tangga. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan Neomarica gracillis dalam bioremediasi air limbah rumah tangga dilihat dari parameter kualitas air yang lain. Tumbuhan iris air dapat ditanam di bantaran sungai dan pinggir kolam penampungan air limbah rumah tangga. DAFTAR PUSTAKA Andiese VW. 2011. Pengolahan limbah cair rumah tangga dengan metode kolam oksidasi. Infrastruktur 1(2): 102-110. Guntur Y. 2008. Bioremediasi limbah rumah tangga dengan sistem simulasi tanaman air. Jurnal Bumi Lestari 8 (2): 136-144. Irma D. 2012. Keragaman jenis dan persen penutupan tumbuhan air di ekosistem danau air tawar, Takengon, Provinsi Aceh. DEPIK 1(2): 125-130. Mangkoedihardjo S, Ganjar S. 2010. Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Priadie B. 2012. Teknik bioremediasi sebagai alternatif dalam upay pengendalian pencemaran air. Jurnal Ilmu Lingkungan 10 (1): 39-49. 6 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS