No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 14 / PBI / 2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

No.14/ 11 /DPM Jakarta, 21 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.17/ 23 /DPM Jakarta, 30 September Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.15/3/DPM Jakarta, 28 Februari Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.15/33/DPM Jakarta, 27 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.17/21/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.17/20/DPM Jakarta, 28 Agustus Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

No.10/ 42 /DPD Jakarta, 27 November S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/22 /PBI/2008 TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN VALUTA ASING DOMESTIK KORPORASI DOMESTIK MELALUI BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 9 /PBI/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/ 3 /UKMI Jakarta, 8 Februari 2008 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Laporan Kantor Pusat Bank Umum

No.5/24/DSM Jakarta, 3 Oktober 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA. Nomor : 3/10/PBI/2001 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

No.17/50/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 15/6/DPNP Jakarta, 8 Maret 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/18/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

No.16/5/DPM Jakarta, 8 April Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia tenta

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 2/ 23 /DSM Jakarta, 10 November 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA LEMBAGA KEUANGAN NON BANK DI INDONESIA

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/20/DPSP Jakarta, 23 September 2016 S U R A T E D A R A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

No. 17/ 9 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N

No.3/21/DPM Jakarta, 3 September 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/ 8 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 28 /PBI/2008 TENTANG PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.17/16/DPM Jakarta, 12 Juni Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

No.9/1/DInt Jakarta, 15 Februari 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pinjaman Luar Negeri Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 2/27/DPM Jakarta, 13 Desember 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 13/ 1 /DInt Jakarta, 20 Januari 2011 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

No.4/5/DSM Jakarta, 28 Maret 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

No. 17/31/DPSP Jakarta, 13 November 2015 SURAT EDARAN

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 5/29/DPD Jakarta, 18 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 15/16/DInt Jakarta, 29 April 2013 SURAT EDARAN. Perihal : Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Berupa Realisasi dan Posisi Utang Luar Negeri

Transkripsi:

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/3/PBI/2001 tanggal 12 Januari 2001 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4074), yang bertujuan untuk membatasi transaksi rupiah di luar negeri dalam rangka mengurangi fluktuasi nilai tukar rupiah, dengan ini dijelaskan hal-hal sebagai berikut: I. PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI A. Warga Negara Asing (WNA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a PBI di atas adalah warga negara yang memiliki paspor selain paspor Indonesia, termasuk yang memiliki izin menetap atau izin tinggal di Indonesia seperti Kartu Izin Tinggal Menetap atau Kartu Izin Tinggal Terbatas dan WNA yang membuka rekening bank secara bersama-sama (joint account) dengan Warga Negara Indonesia (WNI) atau Badan Hukum Indonesia. B. Dalam

2 B. Dalam pengertian Badan Hukum Asing atau Badan Asing lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b PBI di atas termasuk Badan Hukum Asing yang membuka rekening secara bersama-sama dengan Badan Hukum Indonesia atau WNI, namun tidak termasuk dalam pengertian Badan Hukum Asing atau Badan Asing lainnya adalah Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan perusahaan patungan (joint venture) yang berbadan hukum Indonesia. C. Sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 1 angka 1 PBI di atas definisi Bank termasuk Kantor Cabang Bank Asing yang berkedudukan di Indonesia. Dalam pengertian ini Kantor Cabang Bank Asing tersebut tidak termasuk dalam pengertian badan hukum asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b PBI di atas. D. Dalam pengertian lembaga internasional di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d PBI di atas tidak termasuk lembaga internasional yang bersifat nirlaba atau yang melakukan kegiatan sosial di Indonesia seperti IMF, UNICEF, Palang Merah Internasional. E. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e dalam PBI di atas, kantor Bank yang berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di luar negeri termasuk dalam pengertian pihak-pihak yang tidak diperkenankan untuk menerima transaksi-transaksi tertentu dari Bank di Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) PBI di atas. Dengan pengertian tersebut maka kantor Bank yang berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di luar negeri tidak termasuk dalam pengertian Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 PBI di atas. II. PEMBERIAN

3 II. PEMBERIAN CERUKAN INTRA-HARI OLEH BANK A. Pengertian cerukan intra-hari yang dilarang diberikan oleh Bank sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (2) huruf a PBI di atas adalah cerukan intra-hari yang diakibatkan oleh dilaksanakannya suatu pembayaran atau perintah untuk melakukan pembayaran sebelum tersedianya dana yang dibutuhkan dan tidak didukung terlebih dahulu oleh konfirmasi Message Type (MT) 210 melalui sarana Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) untuk untung rekening tersebut pada tanggal valuta yang sama (same day value). B. Pemberian cerukan intra-hari tidak dilarang sepanjang terdapat konfirmasi MT 210 sebagai dokumen pendukung dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. hanya diberikan pada penerima dana yang dinyatakan dalam konfirmasi MT 210 dan dilaksanakan pada tanggal valuta pembayaran yang juga dinyatakan dalam konfirmasi dimaksud; 2. nilai dana yang akan diterima yang tercantum pada konfirmasi MT 210 dimaksud ditambah dengan saldo rekening penerima dana sekurangkurangnya sama atau lebih besar dari nilai transaksi pembayaran yang akan dilaksanakan; 3. transaksi pembayaran dilakukan setelah konfirmasi MT 210 dimaksud diterima terlebih dahulu. C. Apabila penerimaan dana sebagaimana tercantum dalam konfirmasi MT 210 dimaksud tidak terealisasi sampai akhir hari pada tanggal pembayaran dilaksanakan sehingga terjadi cerukan, maka cerukan yang terjadi tersebut dikategorikan sebagai cerukan intra-hari yang dilarang dan kepada bank yang memberikan fasilitas cerukan tersebut diberlakukan sanksi sebagaimana dimaksud dalam PBI di atas. D. Dokumen

4 D. Dokumen konfirmasi MT 210 tersebut di atas wajib disimpan oleh Bank untuk kepentingan pemeriksaan di kemudian hari (post audit) oleh Bank Indonesia. III. TRANSFER RUPIAH KE BANK DI LUAR NEGERI A. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf b PBI di atas, Bank dilarang melakukan transfer rupiah ke bank di luar negeri. Sehubungan dengan itu dapat dijelaskan bahwa larangan transfer rupiah dimaksud adalah: 1. Transfer rupiah dari pihak-pihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, yang ditujukan kepada pihak-pihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, ke bank di luar negeri yang mengakibatkan bertambahnya rekening rupiah nasabah penerima akhir (ultimate beneficiary) pada bank di luar negeri atau transfer tersebut diterima secara tunai oleh nasabah penerima akhir pada bank di luar negeri; 2. Transfer rupiah dari pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, yang ditujukan kepada pihak-pihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, ke bank di luar negeri yang mengakibatkan bertambahnya rekening rupiah nasabah penerima akhir pada bank di luar negeri atau transfer tersebut diterima secara tunai oleh nasabah penerima akhir pada bank di luar negeri; 3. Transfer rupiah dari pihak-pihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, yang ditujukan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas : a. pada

5 a. pada rekening rupiah pihak-pihak yang dituju tersebut di bank dalam negeri untuk transaksi yang tidak berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, sebagaimana dimaksud pada butir III. B di bawah; b. pada rekening rupiah pihak-pihak yang dituju tersebut di bank luar negeri baik untuk transaksi yang berkaitan maupun transaksi yang tidak berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, sebagaimana dimaksud pada butir III.B di bawah; c. untuk penyelesaian (settlement) transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah melalui bank di luar negeri dan atau dibukukan ke rekening rupiah pada bank di luar negeri. 4. Transfer rupiah dari pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, yang ditujukan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas : a. pada rekening rupiah pihak-pihak yang dituju tersebut di bank dalam negeri untuk transaksi yang tidak berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, sebagaimana dimaksud pada butir III.C. di bawah; b. pada rekening rupiah pihak-pihak yang dituju tersebut di bank luar negeri baik untuk transaksi yang berkaitan maupun transaksi yang tidak berkaitan dengan kegiatan ekonomi di Indonesia, sebagaimana dimaksud pada butir III.C. di bawah; c. untuk penyelesaian transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah namun rekening valuta asing dan atau rekening rupiah milik pihak-pihak dimaksud dibukukan pada bank di luar negeri. B. Kegiatan

6 B. Kegiatan ekonomi di Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf A angka 3.a dan 3.b adalah : 1. Pembayaran yang terkait dengan penyertaan langsung di Indonesia; 2. Pembayaran yang terkait dengan transaksi Surat-surat Berharga dalam rupiah yang diterbitkan badan hukum Indonesia termasuk Sertifikat Bank Indonesia; 3. Pembayaran yang terkait transaksi utang luar negeri dalam rupiah, termasuk dalam rangka restrukturisasi utang; 4. Pembukaan Letter of Credit (L/C) impor dalam rupiah pada Bank di dalam negeri; 5. Pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN); 6. Pembelian barang dan jasa di Indonesia; 7. Biaya hidup pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas di Indonesia. C. Kegiatan ekonomi di Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf A angka 4.a. dan 4.b. adalah : 1. Pembayaran yang terkait dengan pengalihan kepemilikan atas penyertaan langsung di Indonesia; 2. Pembayaran yang terkait dengan transaksi Surat-surat Berharga dalam rupiah yang diterbitkan badan hukum Indonesia termasuk Sertifikat Bank Indonesia; 3. Transaksi jual beli barang dan jasa di Indonesia; 4. Biaya hidup pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas di Indonesia. IV. DOKUMEN

7 IV. DOKUMEN PENDUKUNG A. Sehubungan dengan adanya penjelasan mengenai transfer rupiah ke bank di luar negeri sebagaimana dimaksud pada butir III, maka perlu diatur lebih lanjut mengenai informasi atau dokumen pendukung yang wajib disediakan untuk membuktikan adanya kegiatan ekonomi di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.B dan III.C, sebagai berikut: 1. Untuk transaksi dengan nilai sampai dengan Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), harus dinyatakan informasi mengenai jenis transaksi yang mendasari (underlying transaction) transfer tersebut; 2. Untuk transaksi dengan nilai lebih dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) jenis dokumen pendukung yang wajib disediakan oleh nasabah ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut: a. Untuk pembayaran yang terkait dengan penyertaan langsung di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.B.1 dan pembayaran yang terkait dengan pengalihan kepemilikan atas penyertaan langsung di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.C.1 adalah: i. untuk pembayaran dividen yang terkait dengan penyertaan langsung tersebut berupa fotokopi keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau yang sejenisnya; atau ii. untuk penyertaan langsung berupa fotokopi perjanjian jual beli saham; b. Untuk pembayaran yang terkait dengan transaksi Surat-surat Berharga (SSB) dalam rupiah yang diterbitkan badan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.B.2 dan III.C.2 adalah: i. untuk jual beli SSB berupa fotokopi konfirmasi jual beli SSB dari broker atau pihak lain yang berwenang; ii. untuk

8 ii. untuk pembayaran deviden bagi saham berupa fotokopi konfirmasi pembayaran deviden dari penerbit saham; iii. untuk pembayaran bunga bagi obligasi atau SSB lain berupa fotokopi surat pemberitahuan dari penerbit obligasi atau SSB lain. c. Untuk pembayaran yang terkait dengan transaksi Sertifikat Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.B.2 dan III.C.2 adalah fotokopi Bilyet Depot Simpanan (BDS) atau bukti lain yang dapat dipersamakan dengan itu; d. Untuk pembayaran yang terkait transaksi utang luar negeri dalam rupiah, termasuk dalam rangka restrukturisasi utang sebagaimana dimaksud pada butir III. B.3 adalah fotokopi perjanjian kredit; e. Untuk pembayaran yang terkait dengan pembukaan L/C impor sebagaimana dimaksud pada butir III.B.4 adalah fotokopi dokumen impor; f. Untuk pembayaran yang terkait dengan pembukaan SKBDN sebagaimana dimaksud pada butir III.B.5 adalah fotokopi dokumen pembelian barang atau jasa; g. Untuk pembayaran yang terkait dengan transaksi jual beli barang dan jasa di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir III.B.6 dan III.C.3 serta untuk keperluan biaya hidup sebagaimana dimaksud pada butir III.B.7 dan III.C.4 adalah fotokopi dokumen perikatan atau faktur atas transaksi jual beli barang dan jasa. B. Dokumen

9 B. Dokumen pendukung bagi transfer rupiah dalam rangka penyelesaian transaksi valuta asing terhadap rupiah sebagaimana dimaksud pada butir III.A.3.c dan III.A.4.c adalah sekurang-kurangnya berupa fotokopi deal conversation dan atau deal ticket. V. VERIFIKASI DOKUMEN Tanggung jawab untuk melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen dan status pihak penerima yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan transfer ditetapkan sebagai berikut: 1. Bank pengirim transfer yaitu untuk transfer rupiah yang ditujukan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas; 2. Bank penerima transfer (receiving bank) yaitu untuk memastikan bahwa transfer rupiah tersebut ditujukan kepada pihak-pihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas. VI. LAIN -LAIN A. Dalam pengertian pemberian kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a PBI di atas tidak termasuk pemberian kredit konsumsi kepada Warga Negara Asing yang memiliki izin menetap atau izin tinggal di Indonesia seperti Kartu Izin Tinggal Terbatas atau Kartu Izin Tinggal Menetap. B. Sesuai ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 3 ayat (8) PBI di atas maka Bank dilarang melakukan tindakan-tindakan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap transaksi yang dilarang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 PBI di atas dan transaksi yang dibatasi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 PBI di atas. Tindakan

10 Tindakan-tindakan dimaksud adalah tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan oleh Bank yang memungkinkan transaksi yang dilarang dan atau transaksi yang dibatasi dapat terlaksana. Contoh: 1. Pemberian Kredit kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas namun menggunakan identitas pihak lain yang diperkenankan (nominee) dan berdasarkan kelaziman yang seharusnya dapat diketahui oleh Bank. 2. Memfasilitasi penjualan valuta asing terhadap rupiah melalui transaksi derivatif melebihi USD 3.000.000,- (tiga juta US dolar) kepada pihakpihak yang tidak termasuk kategori sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, yang patut diduga oleh Bank akan dijual kembali kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, tanpa dilandasi oleh kegiatan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dan (5) PBI di atas. 3. Bank mendeteksi pengiriman atau penerimaan untuk untung pihak penerima akhir yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas secara berulang-ulang masing-masing dengan jumlah sampai dengan Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), yang patut diduga untuk melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 3 ayat (8) PBI di atas. C. Sehubungan dengan penjelasan atas larangan transfer rupiah ke bank di luar negeri melalui rekening yang dimiliki oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) PBI di atas, maka kepada Bank diberikan batas waktu penyelesaian (settlement) transaksi yang dilakukan dengan transfer rupiah selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal mulai berlakunya Surat Edaran ini. D. Dalam

11 D. Dalam rangka mendukung tercapainya maksud dan tujuan PBI di atas, Bank diharapkan untuk tidak melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip yang mendasari ketentuan ini. E. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan ketentuan yang terdapat dalam PBI di atas dan Surat Edaran ini dialamatkan kepada : Bagian Analisis Pengelolaan Devisa Direktorat Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Jl.M.H Thamrin No.2 Jakarta 10110; Faksimile No. 021-2310520, 021-3501873; email: pbi_transaksi_rupiah@bi.go.id. Ketentuan dalam Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 31 Januari 2001. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar maklum. BANK INDONESIA MIRANDA S. GOELTOM DEPUTI GUBERNUR