TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

MODUS DAN IMPLIKATUR PADA IKLAN HANDPHONE DI TABLOID PULSA EDISI MEI-JULI 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM WACANA STIKER ANGKUTAN UMUM ANGKOT DI WILAYAH KUDUS SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. hasil perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Iklan terdiri dari dua

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN

ANALISIS TINDAK TUTUR ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR CEPOGO BOYOLALI: KAJIAN PRAGMATIK

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK) Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ERIZA MUTAQIN A

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Transkripsi:

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ADDING YOUTH WASIS WIYATA A. 310080112 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ii

xii ABSTRAK Adding Youth Wasis Wiyata, A 310080112, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV, (2) mengidentifikasi strategi tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Data pada penelitian ini berupa tuturan ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Sumber data penelitian ini berupa semua tuturan pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan ekstra lingual. Penelitian ini mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif dan strategi tindak tutur ekspresif. Penelitian ini juga mengidentifikasi latar belakang tuturan, maksud tuturan, konteks tuturan, dan status sosial penutur serta mitra tutur. Dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang terdahulu, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan maupun persamaan. Sesuai dengan rumusan masalah, hasil penelitian ini menemukan 74 bentuk tindak tutur ekspresif dengan 16 jenis tindak tutur ekspesif yang terdiri dari 15 tuturan ekspresif berterima kasih, 7 tuturan ekspresif menyalahkan, 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 4 tuturan ekspresif membanggakan, 4 tuturan ekspresif mengungkapkan harapan, 4 tuturan ekspresif ketidakpuasan, 3 tuturan ekspresif meminta maaf, 3 tuturan ekspresif mengungkapkan keoptimisan, 3 tuturan ekspresif penasaran, 3 tuturan ekspresif ketakjuban, 2 tuturan ekspresif memberi salam, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan keprihatinan, 2 tuturan ekspresif keteguhan tekad, 2 tuturan ekspresif memuji, 2 tuturan ekspresif mengeluh, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan kepesimisan, 2 tuturan ekspresif menghormati, 2 tuturan ekspresif marah, 1 tuturan ekspresif mengungkapkan kecintaan, 1 tuturan ekspresif keyakinan, 1 tuturan ekspresif bersyukur, 1 tuturan ekspresif kesombongan, 1 tuturan ekspresif terkejut, 1 tuturan ekspresif kekhawatiran, 1 tuturan ekspresif mencurigai, dan 1 tuturan ekspresif menghargai. Strategi tindak tutur ekspresif pada penelitian ini ditemukan strategi tindak tutur ekspresif langsung dan tidak langsung. Kata kunci: tindak tutur ekspresif, debat, calon Gubernur xii

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan pendapatnya atau alasan (KBBI, 2005: 240). Menurut Widyamartaya (1999; 21), berdebat berarti berbicara kepada lawan bicaranya untuk membela atau menyerang/pendapatnya, saling beradu kepandaian dan logika. Di dalam konteks pemilu, debat berarti saling beradu kepandaian dan logika membahas suatu masalah daerah pemilih dengan menyampaikan visi, misi, rencana program, dan argumenargumen oleh calon pejabat/peserta debat. Sehubungan dengan situasi tersebut, secara sadar maupun tidak sadar peserta debat tersebut telah melakukan kegiatan berbahasa dengan berposisi sebagai penutur dan mitra tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur didalam pentuturan. Peran penutur dan mitra tutur dilakukan silih berganti dalam sebuah tindak tutur. Pelaku tuturan yang semula berperan sebagai penutur pada tahap tuturan berikutnya dapat menjadi mitra tutur begitu juga sebaliknya (Rustono, 1999: 27). Pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan berbahasa yang berupa tuturan-tuturan berpotensi untuk dikaji ke dalam kajian pragmatik. Hal ini yang mendorong peneliti untuk meneliti kegiatan berbahasa pada debat Calon Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2012-2017 putaran ke-2, yaitu pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) yang ditayangkan di Metro TV. Setelah menyimak referensi-referensi berupa penelitian terdahulu, peneliti belum menemukan penelitian dengan kajian dan objek penelitian yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian

tentang tindak tutur ekspresif dalam debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 belum pernah diteliti. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, berdasarkan penggunaan bahasa di dalam masyarakat terdapat dua kemungkinan yaitu pemakaian bahasa sebagai sarana penyampaian informasi dalam komunikasi dan pemakaian bahasa sebagai sarana penyampaian maksud-maksud tertentu dari penutur dan mitra tutur. Seperti halnya tuturan yang terjadi antar peserta debat (Calon Gubernur) dalam debat Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2. Selain itu, tuturan yang muncul dari peserta debat tersebut dapat dikategorikan dalam suatu jenis tindak tutur. Kedua, penyampaian tuturan penutur dan mitra tutur dipengaruhi beberapa faktor yang melatarbelakangi sehingga terjadi ragam bahasa dalam pengujaran kalimat. Ketiga, peneliti ingin mendokumentasikan peristiwa bahasa sekaligus peristiwa sosial debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 dalam bentuk karya tulis ilmiah. Peristiwa sosial tersebut berkaitan dengan tokoh-tokoh penting di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam tentang tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada dua masalah yang perlu dibahas. 1. Bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV? 2. Bagaimana strategi tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV? 3. Tujuan Penelitian

Ada 2 tujuan penelitian yang ingin dicapai. 1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. 2. Mengidentifikasi strategi tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. B. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian akan dilakukan di rumah peneliti, yaitu Dukuh Karang Jati RT 03/RW 08, Desa Gombang, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2012-Februari 2013. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata dari pada angka-angka (Mahsun, 2007: 257). 3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. 4. Data dan Sumber Data a. Data Data dalam penelitian ini adalah tuturan ekspresif pada debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. b. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah semua tuturan dalam debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. 5. Teknik Pengumpulan Data Metode simak dan catat adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. a. Metode Simak Metode pengumpulan data ini adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Metode ini memiliki teknik dasar yang bewujud teknik sadap karena pada hakekatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2007: 92). b. Metode Catat Pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dengan pencatatan dan mengklasifikasikan tindak tutur ekspresif debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV yang didukung dengan teknik simak. 6. Teknik Analisis Data Penelitian ini cenderung mengunakan motode padan ekstralingual dalam menganalisis data. (Mahsun, 2007: 117-120). Implementasi dalam penelitian ini dari teori tersebut adalah menganalisis tuturan dalam debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV yang terdiri dari beberapa satuan lingual. Langkah selanjutnya menghubungbandingkan satuan lingual tuturan dalam debat Calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV tersebut dengan unsur di luar bahasa (konteks tuturan, maksud tuturan, latar belakang tuturan, dan sebagainya) yang dimaksudkan mengetahui sasaran dalam data penelitian. 7. Teknik Validitas Data

Penelitian ini menggunakan validitas intern dan ekstern. Validitas intern menyatakan seberapa jauh kecocokan sesuatu yang diamati, diukur, dan dianalisis dengan realitas. Validitas intern berarti merujuk pada kesesuaian penelitian dengan realitas. Validitas ekstern berbeda dengan validitas intern, validitas ekstern mengacu kepada generabilitas atau keuniversalitas produk penelitian dengan perkataan lain, validitas ekstern menjawab masalah tentang temuan peneliti dapat diterapkan pada situasi lain atau tidak (Sutama, 2009: 72-73). C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Penelitian Acara debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV dilatarbelakangi oleh pemilihan umum putaran ke-2 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memilih Kepala Daerah DKI Jakarta periode 2012-2017. Pemilihan umum Kepala Daerah DKI Jakarta putaran ke-2 diadakan pada tanggal 20 September 2012. Acara debat ini merupakan acara kedua setelah sebelumnya diselenggarakan acara debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama yang diikuti 6 kandidat pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Kedua acara debat ini disiarkan langsung oleh Metro TV. Tujuan kedua acara ini adalah penajaman visi, misi, dan program para calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Judul acara debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 adalah Jakarta Memilih The Final Round. Acara ini dilaksanakan di Studio Metro TV pada tanggal 15 September 2012. Acara berlangsung dari pukul 20.30-22.05 WIB (selama 1 jam 35 menit). Pimpinan redaksi acara debat adalah Putra Nababan dan Najwa Shihab serta Suryopratomo didaulat sebagai pembawa acara debat. Dua pasang peserta debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2

adalah calon Gubernur-Wakil Gubernur pasangan nomor urut 1, yaitu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan calon Gubernur-Wakil Gubernur pasangan nomor urut 3, yaitu Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama. b. Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Ekspresif Hasil dan temuan data tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV ditemukan 74 tuturan ekspresif dengan 26 maksud tuturan, yaitu (1) berterima kasih, (2) menyalahkan, (3) mengucapkan selamat, (4) membanggakan, (5) mengungkapkan harapan, (6) ketidakpuasan, (7) meminta maaf, (8) mengungkapkan keoptimisan, (9) penasaran, (10) ketakjuban, (11) memberi salam, (12) mengungkapkan keprihatinan, (13) keteguhan tekad, (14) memuji, (15) mengeluh, (16) mengungkapkan kepesimisan, (17) menghormati, (18) marah, (19) mengungkapkan kecintaan, (20) keyakinan, (21) bersyukur, (22) kesombongan, (23) terkejut, (24) kekhawatiran, (25) mencurigai, dan (26) menghargai. Dari 6 segmen, ditemukan 15 tuturan ekspresif berterima kasih, 7 tuturan ekspresif menyalahkan, 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 4 tuturan ekspresif membanggakan, 4 tuturan ekspresif mengungkapkan harapan, 4 tuturan ekspresif ketidakpuasan, 3 tuturan ekspresif meminta maaf, 3 tuturan ekspresif mengungkapkan keoptimisan, 3 tuturan ekspresif penasaran, 3 tuturan ekspresif ketakjuban, 2 tuturan ekspresif memberi salam, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan keprihatinan, 2 tuturan ekspresif keteguhan tekad, 2 tuturan ekspresif memuji, 2 tuturan ekspresif mengeluh, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan kepesimisan, 2 tuturan ekspresif menghormati, 2 tuturan ekspresif marah, 1 tuturan ekspresif mengungkapkan kecintaan, 1 tuturan ekspresif keyakinan, 1 tuturan ekspresif bersyukur, 1 tuturan ekspresif kesombongan, 1 tuturan ekspresif terkejut, 1 tuturan ekspresif kekhawatiran, 1 tuturan ekspresif mencurigai, dan 1 tuturan ekspresif menghargai.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dominasi tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV adalah tuturan ekspresif berterima kasih yang mencapai 15 kali tuturan. c. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV ditemukan 74 tindak tutur ekspresif menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung. Strategi tindak tutur ekspresif langsung modus berita ditemukan 15 tuturan berterima kasih, 6 tuturan menyalahkan, 4 tuturan mengucapkan selamat, 4 tuturan membanggakan, 3 tuturan mengungkapkan harapan, 3 tuturan meminta maaf, 3 tuturan mengungkapkan keoptimisan, 3 tuturan mengungkapkan ketakjuban, 2 tuturan memberi salam, 2 tuturan mengungkapkan rasa keprihatinan, 2 tuturan mengungkapkan keteguhan tekad, 2 tuturan mengeluh, 2 tuturan mengungkapkan perasaan pesimis, 2 tuturan menghormati, 2 tuturan mengungkapkan kemarahan, 1 tuturan mengungkapkan kecintaan, 1 tuturan mengungkapkan keyakinan, 1 tuturan bersyukur, 1 tuturan menyombongkan, 1 tuturan kekhawatiran, dan 1 tuturan menghargai. Strategi tindak tutur ekspresif langsung modus tanya ditemukan 1 tuturan menyalahkan, 1 tuturan menyatakan ketidakpuasan, 2 tuturan mengungkapkan rasa penasaran, 1 tuturan terkejut, 1 tuturan mencurigai, 1 tuturan memuji. Strategi tindak tutur ekspresif langsung modus perintah ditemukan 1 tuturan mengungkapkan kemarahan, 1 tuturan memuji. Strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung modus berita ditemukan 3 tuturan mengungkapkan rasa ketidakpuasan, 1 tuturan mengungkapkan harapan, 1 tuturan mengungkapkan rasa penasaran. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa bentuk tindak tutur ekspresif yang sering digunakan pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV adalah tindak tutur berterima kasih. Selain itu, strategi tinndak tutur ekspresif yang sering digunakan pada

debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV adalah strategi tindak tutur langsung. 2. Pembahasan Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu, pertama penelitian Mukti (2010) berjudul Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Wacana Pidato Presiden RI SBY Masa Jabatan 2004-2009. Persamaan penelitian Mukti dengan penelitian ini adalah sama-sama ditemukan tuturan ekspresif menghormati, menghargai, meyakinkan, besyukur, mengungkapkan rasa terima kasih, mengungkapkan keoptimisan, meminta maaf, mengungkapkan selamat terhadap sesuatu, membanggakan, dan mengungkapkan keteguhan hati/tekad. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Mukti adalah penelitian ini tidak ditemukan tindak tutur ekspresif mempercayakan, mengharuskan diri, bersimpati, mendoakan, mengungkapkan kesadaran, memberi dukungan, dan mengungkapkan kegembiraan, seperti yang ditemukan pada penelitian Mukti. Kedua, penelitian Liya (2012) berjudul Tindak Tutur Ekspresif dalam Wacana Non Resmi di Kalangan Guru SD Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Liya adalah sama-sama ditemukan tindak tutur ekspresif sombong, terkejut, khawatir, dan mengucapkan terima kasih dengan strategi tindak tutur ekspresif langsung dan tidak langsung. Perbedaan penelitian Liya dengan penelitian ini adalah ditemukannya tindak tutur ekspresif gembira dan rasa tidak suka pada penelitian Liya yang tidak ditemukan pada penelitian ini. Ketiga, penelitian Musruroh (2012) berjudul Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif di Kalangan Guru Sekolah Dasar dalam Proses Belajar Mengajar. Persamaan penelitian Musruroh dengan penelitian ini adalah sama-sama ditemukan tindak tutur ekspresif memuji, mengucapkan salam, dan mengeluh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Musruroh adalah ditemukannya tuturan ekspresif simpati, heran, dan jengkel pada penelitian Musruroh dan tidak ditemukan pada penelitian ini.

Keempat, penelitian Anas ( 2012) berjudul Strategi Bertindak Tutur Ekspresif di Kalangan Masyarakat Jawa dalam Wacana Hajatan. Persamaan penelitian Anas dangan penelitian ini adalah sama-sama ditemukan tindak tutur ekspresif memuji, meminta maaf, berterima kasih, mencurigai, dan mengucapkan selamat. Selain itu, kedua penelitian ini sama-sama ditemukan tindak tutur ekspresif langsung dan tidak langsung dalam strategi bertutur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anas adalah hasil temuan pada penelitian Anas ditemukan tindak tutur ekspresif bersimpati, mengkritik, menyindir, dan menuduh, sedangkan pada penelitian ini tidak ditemukan tuturan-tuturan tersebut. Kelima, penelitian Yanti (2001) berjudul Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Minangkabau. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yanti adalah penelitian Yanti hanya mengkaji tindak tutur ekspresif khusus pada tuturan maaf, sedangkan penelitian ini mengkaji tindak tutur ekspresif secara keseluruhan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yanti adalah sama-sama mengkaji tindak tutur ekspresif dalam lingkup pragmatik. Penelitian ini memiliki keunikan, yaitu tentang objek kajiannya. Pengkajian bahasa merupakan kajian fleksibel yang dapat mengkaji bahasa di lingkungan manapun. Penelitian ini mengkaji bahasa di lingkungan politik, yaitu debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta. Lazimnya fenomena seperti itu dikaji dalam ranah kepemerintahan dan politik. Maksud penggunaan sudut pandang kajian yang berbeda dari objek tersebut adalah penulis ingin memotret tingkah laku sosial yang sedang fenomenal pada waktunya dari segi bahasa sehingga data-data yang disajikan dalam penelitian sangat sulit untuk dimanipulasi atau keaslian temuan dapat dibuktikan dengan mudah. Ini sekaligus sebagai keunggulan penelitian ini. D. Simpulan Bentuk tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV ditentukan berdasarkan latar

belakang, konteks, maksud, status sosial, eksplikatur, dan implikatur. Pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV ditemukan 74 tuturan ekspresif dengan 26 maksud tuturan. Dari 6 segmen, ditemukan 15 tuturan ekspresif berterima kasih, 7 tuturan ekspresif menyalahkan, 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 4 tuturan ekspresif membanggakan, 4 tuturan ekspresif mengungkapkan harapan, 4 tuturan ekspresif ketidakpuasan, 3 tuturan ekspresif meminta maaf, 3 tuturan ekspresif mengungkapkan keoptimisan, 3 tuturan ekspresif penasaran, 3 tuturan ekspresif ketakjuban, 2 tuturan ekspresif memberi salam, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan keprihatinan, 2 tuturan ekspresif keteguhan tekad, 2 tuturan ekspresif memuji, 2 tuturan ekspresif mengeluh, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan kepesimisan, 2 tuturan ekspresif menghormati, 2 tuturan ekspresif marah, 1 tuturan ekspresif mengungkapkan kecintaan, 1 tuturan ekspresif keyakinan, 1 tuturan ekspresif bersyukur, 1 tuturan ekspresif kesombongan, 1 tuturan ekspresif terkejut, 1 tuturan ekspresif kekhawatiran, 1 tuturan ekspresif mencurigai, dan 1 tuturan ekspresif menghargai. Strategi tindak tutur yang digunakan pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran ke-2 di Metro TV adalah strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung. Strategi tindak tutur langsung terdiri dari tindak tutur langsung bermodus berita, tanya, dan perintah. Sedangkan tindak tutur tidak langsung terdiri dari tindak tutur tidak langsung bermodus berita.

ABSTRAK Adding Youth Wasis Wiyata, A 310080112, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV Penelitian ini mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif dan strategi tindak tutur ekspresif. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi bentukbentuk tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV, (2) mengidentifikasi strategi tindak tutur ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode padan ekstralingual. Data pada penelitian ini berupa tuturan ekspresif pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Sumber data penelitian ini berupa semua tuturan pada debat calon Gubernur Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 di Metro TV. Sesuai dengan rumusan masalah, hasil penelitian ini menemukan 74 bentuk tindak tutur ekspresif dengan 16 jenis tindak tutur ekspesif yang terdiri dari 15 tuturan ekspresif berterima kasih, 7 tuturan ekspresif menyalahkan, 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 4 tuturan ekspresif membanggakan, 4 tuturan ekspresif mengungkapkan harapan, 4 tuturan ekspresif ketidakpuasan, 3 tuturan ekspresif meminta maaf, 3 tuturan ekspresif mengungkapkan keoptimisan, 3 tuturan ekspresif penasaran, 3 tuturan ekspresif ketakjuban, 2 tuturan ekspresif memberi salam, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan keprihatinan, 2 tuturan ekspresif keteguhan tekad, 2 tuturan ekspresif memuji, 2 tuturan ekspresif mengeluh, 2 tuturan ekspresif mengungkapkan kepesimisan, 2 tuturan ekspresif menghormati, 2 tuturan ekspresif marah, 1 tuturan ekspresif mengungkapkan kecintaan, 1 tuturan ekspresif keyakinan, 1 tuturan ekspresif bersyukur, 1 tuturan ekspresif kesombongan, 1 tuturan ekspresif terkejut, 1 tuturan ekspresif kekhawatiran, 1 tuturan ekspresif mencurigai, dan 1 tuturan ekspresif menghargai. Strategi tindak tutur ekspresif pada penelitian ini ditemukan strategi tindak tutur ekspresif langsung dan tidak langsung. Kata kunci: tindak tutur ekspresif, debat, calon Gubernur

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA DEBAT CALON GUBERNUR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KE-2 DI METRO TV SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ADDING YOUTH WASIS WIYATA A. 310080112 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

DAFTAR PUSTAKA Anas, Zaenisa Zeinudin. 2012. Strategi Bertindak Tutur Ekspresif di Kalangan Masyarakat Jawa Dalam Wacana Hajatan. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Anggraini, Rita. 2011. Tindak Tutur dan Konteks Percakapan Tokoh dalam Novel Pandaya Sriwijaya. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arifin. 2011. Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Pemuda Desa Banaran, Kalijambe, Kabupaten Sragen. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Juminah. 2010. Analisis Tindak Tutur pada Dialog Buku Catatan Seorang Demonstran Soe Hok Gie Sutradara Riri Reza. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Liya, Anissa. 2012. Tindak Tutur Ekspresif dalam Wacana Non Resmi di Kalangan Guru SD Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mukti, Kristi Nurna Rendra, 2010. Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif pada Wacana Pidato Presiden RI SBY Masa Jabatan 2004-2009. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Musruroh, Nulaili. 2012. Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif di Kalangan Guru Sekolah Dasar dalam Proses Belajar Mengajar. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prasetyo, Aji. 2010. Nglulu dalam Bahasa Jawa. Lingua. Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume 6, Nomor 2, Desember 2010.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rustono. 1999. Pokok - Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Pers. Suryatini, Ratni Indah. 2012. Tindak Tutur Ekspresif pada Interaksi Pembelajaran Guru dan Siswa Kelas 1 SD Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sutama. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kurnia Offset. Widymartaya, A. 1999. Kreatif Berwicara. Yokyakarta: Kanisius. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yanti, Yusrita. 2001. Tindak Tutur Maaf di dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Minangkabau. Jurnal Ilmiah Masyarakat Indonesia: Universitas Bung Hatta. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.