Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu. pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tahunan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA KANTOR KECAMATAN TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 27 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan di bidang ekonomi, sosial dan politik dalam era reformasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan akan memenuhi kegagalan (Sanaky, 2010: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN CIAMIS TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era reformasi memberikan peluang bagi perubahan paradigma

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

Rencana pembangunan pendidikan jangka panjang ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

PENGANTAR. Soreang, Januari 2015 KEPALA BAGIAN UMUM. DIAN WARDIANA, S.IP, M.Si, MP Pembina NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbukti menjadi faktor determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pengalaman negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Honggkong dan Singapura membuktikan kebanaran hal tersebut (Hidayat Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap aspek-aspek sebagai berikut: Pertama, menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua menciptakan suasana dalam proses belajar mengajar yang mampu membangkitkan dan menumbuhkkembangkan kreatiivitas, inovasi dan bakat belajar. Keiiga, menumbuhkembangkan daya juang (fightings spirit), profesionalisme dan wawasan keunggulan. Keempat, menumbuhkembangkan sikap hidup hemat, cermat, tertib, tekun dan disiplin, dan kelima menumbuhkembangkan moral dan budi pekerti luhur sebagai pengejewantahan dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam kaitannya dengan uraian di atas Brodjonegoro (1998:9) mengatakan bahwa/' pembangunan pendidikan yang bermutu merupakan

wahana untuk membangun sumber daya manusia yang berwawasan Iptek dan Imtak, yaitu sumber daya manusia yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan menguasai Iptek dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa." Strategi yang perlu ditempuh untuk mewujudkannya adalah strategi budaya yang menggunakan prinsip dasar moral dan keadilan. Di era reformasi, telah lahir Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Pelaksanaan kedua undang-undang tersebut membawa perubahan paradigma baru dalam pengelolaan pendidikan. Lahirnya Unndang-undang yang membahas Otonomi Daerah berimplikasi terhadap munculnya berbagai pendapat dan pandangan mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional, yang berarti pula dibutuhkan pengkajian Otonomi Pendidikan. Dengan desentralisasi berarti adanya penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah sehingga wewenang dan tanggungjawabnya sepenuhnya merupakan milik daerah, termasuk di dalamnya penentuan kebijakan, pelaksanaan, serta hal-hal yang menyangkut segi-segi pembiayaan dan aparat pelaksananya.

Secara umum, tujuan desentralisasi adalah untuk : (a) mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah-masalah kecil pada tingkat lokal, serta memberikan peluang untuk koordinasi pelaksanaan pada tingkat lokal, (b) meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan usaha pembangunan sosial ekonomi, (c) menyusun program-program perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal lebih realistis, (d) melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri, dan (e) membina kasatuan nasional (Emil J. Sady dalam Tjokroamdjqjo, 1978:85). Pemberian proporsi yang lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya membawa sejumlah implikasi, yaitu: (a) implikasi administrasi, yakni pemberian kewewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan dengan potensi dan kebutuhan setempat, (b) implikasi kelembagaan, yakni untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kerjr, daerah, (c) implikasi keuangan, yakni kebutuhan dana yang lebih besar bagi daerah untuk dapat melaksanakan fungsinya di bidang pembangunan, dan (d) implikasi pendekatan perencanaan, yakni kebutuhan untuk memperkenalkan model pendekatan kewilayahan yang bermula dari bawah, dengan melibatkan peran serta masyarakat semaksimal mungkin (Tamim, 1997:68).

Uraian di atas menggambarkan bahwa daerah memiliki kewajiban untuk turut serta membantu peningkatan daya saing nasional, yang diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia, yang didukung oleh tingkat manajemen yang potensial serta penguasaan teknologi yang memadai. Ini berarti daerah situntut mampu meningkatkan mutu pendidikan agar siap bersaing di tingkat global. Sehubungan dengan hal di atas, kesiapan Sumber Daya Manusia untuk menjalankan peran dalam kualitas layanan pendidikan dalam pelaksanaan desentralisasi semakin besar. Hal tersebut dapat dipahami, mengingat peningkatan mutu pendidikan sangat bekiatan dengan sumber daya manusia, sarana prasarana serta biaya, yang jika terabaikan akan menjadi penyebab sulitnya meningkatkan mutu pendidikan. Karem.- perangkat pemenntahan daerah menyangkut pula dinas-dinas yang ada, maka tugas dan wewenang penyclenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan berada pada Depdiknas dan dmas pendidikan daerah. Pemerintah Kota Bandung bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung telah menetapkan Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bandung untuk tahun 2000-2004, melalui Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2000. Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah yang strategis dalam menyongsong pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 beserta perangkat Peraturan Pemerintah sebagai penjabarannya, karena telah menunjukkan kemandirian sesuai dengan desentralisasi. Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bandung 2000-2004 hasil inventarisasi kewenangan bidang pendidikan Kota Bandung yang merupakan hasil kesepakatan Dinas Pendidikan dengan institusi lainnya, melahirkan visi dan misi Dinas Pendidikan yang dapat dirunuiskan tujuan, sasaran dan kebijakan pendidikan. Adapun maksud dan tujuan ditetapkannya kebijakan bidang pendidikan Kota Bandung adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai kondisi umum pendidikan di Kota Bandung, meliputi potensi yang dimiliki serta masalah yang dihadapi. (2) Melakukan inventarisasi potensi dan pennasalahan pendidikan sebagai bahan dan antisipasi penyusunan kebijakan jangka panjang. (3) Mencari alternatif kebijakan strategis sebagai upaya menyelesaikan pennasalahan pendidikan di Kota Bandung dengan menetapkan prioritas kebijakan untuk kurun waktu 2001-2004.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan kualitas layanan administratif pada Dinas Pendidikan Daerah Kota Bandung Jawa Barat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektifdan efesien. B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian Fokus masalah penelitian ini bahwa pengelolaan pendidikan yang selama ini sentralistik, dengan pemberlakukan UU Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 mengalami pergeseran kearah desentralisasi. Keadaan ini menuntut daerah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan. Kurangnya koordinasi antar daerah, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan, fasilitas, kualitas personil dan Iain-lain akan menyebabkan inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan. Berdasarkan pada latar belakang dan fokus masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini dapat disusun dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kesiapan mental dan fisik Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam rangka otonomi?

2. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan sarana dan prasarana (fasilitas) dalam mendukung manajemen Sumber Daya Manusia di Dinas Pendidikan Kota Bandung9 3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat serta bagaimana strategi mengatasi hambatan penempatan personil'.' 4. Peluang dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung? 5. Bagaimana Upaya penempatan pegawai dalam rangka otonomi daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung? C. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan dasar pemikiran yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Paradigma penelitian memiliki fungsi untuk menelaah dan mengkaji permasalahan-permasalahan terutama dalam kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma juga merupakan serangkaian konsep-konsep dasar yang disusun secara terpadu, sehingga membentuk pola pikir. Paradigma juga dipergunakan sebagai pegangan nasional penelitian dan sebagai pedoman bcrfikir dalam memecahkan setiap pennasalahan yang telah dirumuskan.

8 Dalam penelitian ini paradigma yang akan dikembangkan adalah model strategi penyiapan Sumber Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma tersebu*. dapat digambarkan sebagai benkut: Gambar 1 Paradigma Penelitian Kesiapan SDM Dinas Pendidikan (Fuktuul) Idenlifikasi Kebutuhan SDM Dinas Pendidikan Program Pcngembangan SDM (Akinril) Dukungan. Hainbatan. Peluang dan Tanlangan Serta Slrategi Penempatan Personil = Fokus Kajian/Penelitian Dalam penelitian ini difokuskan pada proses penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana fungsi perencanaan merupakan fungsi awal dalam penyelenggaraan program pendidikan. Dengan perencanaan ini ditentukan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan

program pendidikan pada Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai upaya mengimplementasikan Otonomi Daerah. Identifikasi kebutuhan Sumber Daya Manusia pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, merupakan fase kegiatan awal untuk perencanaan program. Karena tanpa mempersiapkan kebutuhan SDM, maka program Dinas Pendidikan Kota Bandung sukar akan terealisasikan. Dengan identifikasi tersebut maka akan diketahui kebutuhan Sumber Daya Manusia dari segi kuantitas dan kualitas. Langkah berikutnya mengidentifikasi Sumber Daya Manusia yang tersedia dan fasilitas yang dimiliki. Dalam kegiatan ini dianalisis pula hambatan dan strategi mengatasinya, sehingga manajemen SDM yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam rangka keberhasilan program Dinas Pendidikan pada pelaksanaan Otonomi Daerah. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perlu diadakannya program penyaiapan Sumber Daya Manusia pada Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dan bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan kualitas layanan administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat.

^f^sc ^ V <«-;" 2 4^^l Sasarannya, jika terdapat kekurangan atai^i^vc!1^^m»atan dalam Otonomi Daerah kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan pada Dinas Pendidikan di Kota Bandung, maka dapat dilakukan perbaikanperbaikan dan pemantapan terhadap Sumber Daya Manusia yang dapat memberikan kualitas layanan administratif, sesuai dengan harapan masyarakat terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung 1. Tujuan limum a. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan kualitas layanan administrasi pada Dinas Pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat. b. Penelitian ini juga untuk mengetahui penempatan struktur pegawai pada dinas pendidikan sehingga mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah. 2. Tujuan Khusus Secara khusus tujuan penelitian ini ditujukan untuk: a. Mengadakan penjajagan awal tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam membenkan layanan administratif pada Dinas Pendidikan di Kota Bandung Jawa Barat. b. Mengetahui strategi penempatan pegawai struktural pada Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah.

11 c. Mengungkap berbagai penyebab hambatan, peluang dan tantangan pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. d. Mendeskripsikan kecenderungan perangkat Dinas Pendidikan Daerah dalam merespon Otonomi Pendidikan. e. Memperoleh gambaran tentang peran Dinas Pendidikan Daerah menyiapkan Sumber Daya Manusia untuk pelaksanaan Otonomi Pendidikan. f. Memperoleh gambaran tentang peran Dinas Pendidikan Daerah dalam menyiapkan fasilitas dan prasarana untuk merealisasikan Otonomi Daerah. g. Mendapatkan dasar pijakan bagi penyusunan program Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sebagai perwujudan Otonomi Daerah. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan, khususnya pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan. Secara normatif hasil penelitian ini juga dijadikan bahan bagi Dmas Pendidikan Daerah dalam memahami Otonomi Pendidikan serta

12 menyikapinya secara pro aktif, sehingga tujuan dari Otonomi Daerah untuk memperkuat kualitas pendidikan nasional dapat terealisasikan secara efektif dan efesien. Di samping memberikan feedback bagi institusi Dinas Pendidikan, juga dapat dijadikan wahana dalam mengembangkan analisis SWOT dengan menyertakan permasaahan-permasalahan kontekstual penyelenggaraan pendidikan. Implikasinya dalam penelitian ini juga dapat memunculkan pengkajian teori-teori pengembangan Sumber Daya Manusia dalam bentuk inservice training, dan pengelolaan Dinas Pendidikan. 2. Manfaat Praktis Perlama, secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung, dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mampu memberikan kualitas layanan pendidikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedua, dapat dijadikan pertimbangan Dinas Pendidikan dalam merumuskan program penyaiapan Sumber Daya Manusia yang lebih relevan, fleksibel, dan bersifat futuristic oriented, sehingga hasil dari penyaiapan SDM tersebut dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan program Dinas Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

13 Keliga, menjadi bahan pertimbangan bagi para pejabat Dinas Pendidikan tentang pengelolaan Sumber Daya Manusia yang menunjang keberhasilan program. F. Sistematika Tesis Tesis yang berujudul: "Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM di Dmas Pendidikan Kota Bandung)" ini disusun dalam lima bab, setiap babnya secara garis besar memuat sebagai berikut: Bab Pertama, mengungkap hal-hal yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan. Uraian tersebut mencakup: latar belakang masalah, pennasalahan dan pertanyaan masalah, paradigma penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Bab Kedua, Membahas Peranan Sumber Daya Manusia dalam Pelaksanaan Pendidikan. Dalam uraiannya dibahas tentang : Konsep Dasar Administrasi Pendidikan, kesiapan sumber daya manusia, kualitas pelayanan administrasi, paradigma manajemen pada Dinas Pendidikan. Bab Ketiga, Metode Penelitian, dalam pembahasannya diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah penelitian, prosedur analisis data, dan validitas temuan penelitian.

14 Bab Keempat, Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian. Dalam uraiannya dijelaskan tentang: kesiapan mental dan fisik personil Dinas Pendidikan Kota Bandung, menentukan sarana dan prasarana, faktor pendukung dan hambatan dalam penempatan personil, peluang dan tantangan serta upaya penempatan personil dalam rangka otonomi daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Bab Kelima, membahas kesimpulan, implikasi dan rckomendasi. Kemudian dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran.