BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

Basuki Priatno, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESEJARAHAN DALAM KUMPULAN PUISI TIRANI KARYA TAUFIQ ISMAIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pada dasarnya merupakan alat komunikasi yang akurat bagi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reza Saeful Rachman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. (sastrawan), dan pembaca karya sastra. Oleh karena itu, karya sastra memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Penggunaan Teks Puisi Di Kelas VII Panggih Cahyo Setiaji,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

AKAR TUBUH: BERANGKAT DARI KATA, MERAJUT MAKNA 1 Hermawan 2

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga perlu dilestarikan dalam upaya mempertahankan eksistensi karya sastra. Dalam hal ini, karya sastra yang berupa teks perlu dijaga dan dipertahankan untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang aspek sejarah yang terkandung di dalamnya. Dengan adanya karya sastra yang tetap dipertahankan keberadaannya tersebut, akan memberi manfaat yang besar, terutama bagi pembaca kelak, karena dapat digunakan sebagai objek kajian penelitian, penambah wawasan keilmuan, dan pengetahuan. Sastra dapat memberikan keterangan tentang masa lampau, yang berupa informasi, sehingga pantas disebut sebagai bahan dokumenter bagi studi sejarah sastra. Sebagai bahan dokumenter, sastra memiliki ciri yang khas, yakni bersifat naratif. Demikian pula dengan Tirani, karya sastra periode 66 ini merupakan jejak sejarah yang mengandung informasi tentang demonstrasi mahasiswa periode 66, yang dirangkum secara rapi oleh Taufiq ismail dalam bentuk kumpulan puisi. Tirani merupakan sumber sejarah yang dapat dilihat dari corak sumber informasinya, yakni sumber naratif yang berisi uraian lengkap tentang peristiwa demonstrasi mahasiswa pada periode 66 yang menyangkut masalah sosial dan politik. Sehubungan dengan hal tersebut, pemanfaatan Tirani sebagai sumber sejarah dapat dipahami dengan cara menempatkan karya sastra 1

2 dalam kerangka sastra dan realitas. Dalam hal ini, jika terdapat hubungan antara karya sastra dan realitas, maka dapat dikatakan bahwa karya sastra termasuk dokumen sejarah yang relevan dengan realitas. Dikatakan demikian, karena banyak di antara karya sastra yang memuat komponen-komponen rekonstruktif dari lingkungan sosial pengarang. Meskipun sastra kebanyakan imajinatif, secara tidak sadar pengarang mengungkapkan data yang berisi tentang keadaan sosial dari zaman terjadinya peristiwa. Dengan demikian, Tirani sangat relevan untuk digunakan sebagai bahan dokumenter dalam merekonstruksi keadaan serta kehidupan sosial dari masa tertentu dan berguna sebagai pelengkap informasi sejarah sastra. Puisi yang dijadikan sebagai objek penelitian berupa kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. Tirani merupakan karya sastra periode 66, yang sangat menarik untuk dikaji, karena memiliki beberapa keunikan. Menurut sudut pandang peneliti, keunikan tersebut dapat dilihat dari fungsinya. Secara umum, Tirani berfungsi rekreatif, yakni puisi Tirani memiliki nilai estetis, yang mampu memberi efek penyegaran bagi pembaca. Kedua, jika ditelusuri lebih jauh, Tirani berfungsi informatif, karena Tirani merupakan puisi yang berisi tentang fakta sejarah demonstrasi 1966, yang lebih menonjolkan aspek historis atau aspek sejarah, yang perlu disampaikan kepada pembaca. Perlu disampaikan karena suatu kebenaran atau kebathilan, sudah seharusnya dikabarkan kepada publik, bukan disembunyikan. Dengan demikian, puisi ini berfungsi memberikan informasi.

3 Kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail merupakan luapan emosi, asumsi, dan isi hati Taufiq tentang peristiwa pergerakan mahasiswa periode 66, dalam melawan ketidakadilan Pemerintah Orde Lama pada masa itu. Hal tersebut dapat digambarkan melalui masing-masing judul puisi di dalam Tirani, yang dikemas begitu rapi, menggunakan diksi yang sederhana, dan mudah dipahami pembaca, namun tidak melewatkan nilai estetis sedikitpun. Tujuan ditulisnya puisi ini adalah menyampaikan kebathilan pada masa itu kepada pembaca, agar pembaca mengetahui betapa pada tahun 1966 begitu sulit memperjuangkan kebebasan dan keadilan rakyat. Informasi tidak hanya didapatkan melalui koran, televisi, dan radio saja, karena kemungkinan besar yang disampaikan kurang mendapatkan respon yang maksimal dari publik. Hal itu dikarenakan penggunaan bahasa yang terlalu formal dan monoton, sehingga terdengar membosankan dan kurang menarik perhatian publik. Berbeda dengan Taufiq Ismail, ia menggunakan puisi sebagai media penyampai informasi, yakni tentang peristiwa 66, yang merupakan saksi sejarah lahirnya Orde Baru. Taufiq Ismail tidak perlu menulis artikel politik atau apapun untuk meluapkan emosi dan protes sosialnya terhadap pemerintah Orde Lama pada era 1966. Ia cukup menulis kumpulan puisi Tirani yang indah, penuh makna, dan mampu menyentuh perasaan siapapun yang membacanya, karena penggambaran peristiwa sejarah di dalam Tirani mampu menggugah imajinasi pembaca dan mampu membuktikan betapa Taufiq menyuarakan

4 protes sosialnya. Tirani memiliki nilai sejarah tertentu, sehingga perlu dianalisis. Tujuan analisis kumpulan puisi Tirani pada dasarnya berupaya membantu pembaca dalam mengenali aspek kesejarahan yang terdapat di dalam puisi. Dalam hal ini, kegiatan analisis ini diawali dengan kegiatan membaca masing-masing puisi secara keseluruhan, kemudian menganalisis unsur-unsur intrisniknya. Dengan demikian hasil analisis dapat diperoleh secara maksimal. Tirani berjumlah 18 puisi, judul-judul puisi ini antara lain: Sebuah Jaket Berlumur Darah, Merdeka Utara, Harmoni, Jalan Segara, Karangan Bunga, Salemba, Tableau Menjelang Malam, Dari Catatan Seorang Demonstran, Percakapan Angkasa, Geometri, Aviasi, Mimbar, Arithmetik Sederhana, Depan Sekretariat Negara, 22 Tahun Kemudian, Seorang Tukang Rambutan Pada Isterinya, Doa, dan Kita Adalah Pemilik Sah Republik ini. Dalam hal ini, 18 judul puisi dalam satu kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail mengandung unsur perlawanan terhadap ketidakadilan dan protes sosial terhadap Pemerintah Orde Lama. Hal tersebut dapat dilihat dari masing-masing puisi Tirani, yang jika diparafrasekan secara keseluruhan, akan mengandung kebenaran sejarah pada masa lampau, yakni pada masa Orde Lama, tepatnya tahun 1966 ketika puisi ini dilahirkan. Melalui kumpulan puisi ini, Taufiq Ismail berusaha menggambarkan, mengungkap, dan meluapkan jiwa protes sosialnya terhadap kesewenang-wenangan pemerintah pada masa Orde Lama, yang begitu menyengsarakan dan menyulitkan rakyat kecil, termasuk dirinya.

5 Taufiq Ismail secara konkret telah menunjukkan tanggung jawab dan keterlibatan sastra dan sastrawan, melalui kumpulan puisi Tirani, yang menunjukkan keberpihakan terhadap rakyat, saat negara tidak menaruh simpati kepada penderitaan rakyat. Pemihakan Taufiq Ismail terhadap rakyat, dituangkan dalam kumpulan puisi Tirani yang merepresentasikan peristiwa protes sosial. Dengan demikian, latar belakang ditulisnya kumpulan puisi Tirani ini, dikarenakan adanya keresahan hati dan perasaan simpati Taufiq Ismail terhadap perilaku pemerintah Negara Indonesia pada Orde Lama. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan analisis kesejarahan puisi adalah, penelahaan terbatas pada masalah yang berhubungan dengan kenegaraan, kebangsaan, masalah sosial-politik, masalah kehidupan masyarakat, dan sikap penyair terhadap fenomena kehidupan masyarakat. Hal inilah yang membuat penelitian ini relevan, karena objek kajian penelitian ini adalah kumpulan puisi Tirani, yang berisi peristiwa sejarah demonstrasi mahasiswa 66 dalam menghadapi masalah sosial dan politik pada masa itu. Dengan demikian, objek penelitian yang dikaji relevan dengan pendekatan yang digunakan. Tirani termasuk ungkapan protes sosial Taufiq Ismail, karena sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Saini K.M (1986: 3), bahwa suatu karya sastra dikatakan protes sosial jika suatu individu bersikap prihatin, menyanggah, memberontak, mengutuk, dan tidak membatasi sasarannya hanya pada hubungan perorangan, masyarakat, manusia pribadi, dan manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa Taufiq Ismail menyampaikan protes

6 sosial yang ditujukan kepada kemunafikan dan kesewenang-wenangan Pemerintah Orde Lama. Dalam menyampaikan protesnya, Taufiq Ismail menggunakan kritik yang cukup keras, namun berusaha dikemas dalam wujud pengucapan gaya bahasa yang lembut dan halus, dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan. Taufiq Ismail sadar bahwa tujuannya menciptakan puisi adalah untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan hak asasi manusia, meskipun hanya melalui karya sastra. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pengungkapan protes sosial, yang dikemukakan begitu berapi-api oleh Taufiq Ismail. Hal yang mendukung suatu karya sastra dikatakan protes sosial adalah kesejatian antara kesadaran dengan kenyataan (realitas) sosial yang dihadapi oleh pengarang. Dengan kata lain, pengarang tidak perlu memaksakan dirinya untuk menciptakan suatu karya sastra karena mengikuti zaman, melainkan karyanya harus orisinil dari hati pengarang sendiri, sesuai dengan masa karya sastra itu diciptakan. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan upaya memberikan batasan yang jelas pada bagian yang diteliti atau yang tidak diteliti, agar penelitian tidak meluas ke mana-mana. Dengan demikian, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah ini, yakni sebagai berikut.

7 1. Peneliti menganalisis relevansi antara pengarang, karya yang dihasilkan, dan peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra yang dihasilkan. 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis, sehingga penelitian hanya mengarah pada aspek kesejarahan karya sastra. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kebenaran sejarah dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail? 2. Bagaimana keterlibatan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail? 3. Bagaimana amanat yang disampaikan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail? D. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan kebenaran sejarah dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. 2. Menjelaskan keterlibatan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. 3. Menjelaskan amanat yang disampaikan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail.

8 E. Manfaat 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan khazanah pengetahuan tentang kebenaran sejarah dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. b. Memberikan khazanah pengetahuan tentang keterlibatan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. c. Memberikan khazanah pengetahuan tentang amanat yang disampaikan pengarang dalam kumpulan puisi Tirani karya Taufiq Ismail. 2. Manfaat Praktis a. Skripsi ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis berbagai karya sastra, khususnya kumpulan puisi. b. Hasil skripsi ini dapat diaplikasikan di masyarakat, agar mengetahui tentang bagaimana cara mengapresiasi dan merespon karya orang lain. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan istilah-istilah yang terdapat dalam skripsi ini, maka peneliti menjelaskan istilah-istilah berdasarkan definisi kamus dan beberapa asumsi, yakni sebagai berikut. 1. Analisis Penguraian suatu pokok atas berbagai penelaahan (Maulana dan Putri, Tt: 23). 2. Kesejarahan

9 Berasal dari kata dasar sejarah yang merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau (Maulana dan Putri, Tt: 370). 3. Kumpulan Puisi Buku yang berisi puisi-puisi, yang ditulis oleh pengarang/ sastrawan. Kumpulan puisi dapat berupa antologi, bunga rampai, maupun koleksikoleksi puisi uang dikemas dalam satu buku. 4. Tirani Judul kumpulan puisi Taufiq Ismail yang diterbitkan pada tahun 1966. 5. Karya Karya berarti buatan, karangan, pekerjaan, dan hasil dari perbuatan (Maulana dan Putri, Tt:195). 6. Taufiq Ismail Salah satu sastrawan angkatan 66, yang membuat kumpulan puisi Tirani. Nama lengkap Sang pelopor adalah Taufiq Abdul Ghafar Ismail, lahir di Bukittinggi tahun 1937 (Natia 2008:56).