I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan berganti dengan model pembelajaran yang lebih modern. Model

I. PENDAHULUAN. diinginkan. Dari semua model yang ditawarkan, model kooperatif tipe Jigsaw

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Media,2003), hlm 6. 1 UU RI No.20 th 2003 Bab II pasal 3 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

I. PENDAHULUAN. Menurut Djamarah dan Zain (1996:1) menyatakan bahwa Belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

I. PENDAHULUAN. disusun oleh satuan pendidikan. Dengan mengacu kepada Standar Isi dan

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

I. PENDAHULUAN. mengatasi kesulitan belajar. Guru juga perlu mengadakan berbagai alternatif

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, model pembelajaran yang saat ini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (Isjoni, 2013: 5). Salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sering digunakan adalah Jigsaw. Hal ini dikarenakan Jigsaw merupakan model pembelajaran yang fleksibel dan bervariasi (Doymus, 2008 dalam Sahin, 2010: 778). Selain itu, Aronson (2005, dalam Dollard & Mahoney, 2010: 3), menyatakan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan model Jigsaw menunjukkan peningkatan akademik yang lebih besar daripada siswa yang diajar dengan metode tradisional. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Melizawati (2011: 42), bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw di SMA Negeri 1 Tanjungbintang terbukti dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada materi sistem ekskresi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011.

2 Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, setiap siswa akan berperan sebagai anggota tim asal dan tim ahli. Slavin (1987, dalam Sahin, 2010: 785) mengungkapkan bahwa adanya tim asal dan tim ahli dalam Jigsaw akan merangsang kerja sama di antara siswa sehingga efektif untuk memberikan pemahaman terhadap isi/materi pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang lebih baik disamping memiliki efek positif terhadap prestasi akademik. Faktor yang diduga menentukan keefektivan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah adanya kontribusi dari anggota tim ahli, dalam pembelajaran Jigsaw setiap siswa adalah seorang ahli yang mempunyai tanggung jawab individual dan kesempatan sukses yang sama dalam pembelajaran. Slavin (2005: 10) mengungkapkan tanggung jawab individual maksudnya adalah bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Sedangkan kesempatan yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari sebelumnya. Hal ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai kontribusi tim ahli dalam pembelajaran. Oleh

3 karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Tim Ahli dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Ekskresi (Kajian Deskriptif pada Siswa Kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Adakah hubungan antara kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar anggota tim asal di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Adakah hubungan antara aktivitas anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajarnya di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Manakah tim ahli terbaik dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar anggota tim asal di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Hubungan antara aktivitas anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajarnya di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Tim ahli terbaik dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan bekal berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga dapat dijadikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Kontribusi belajar adalah keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan dampak terhadap hasil belajar. Kontribusi anggota tim ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas anggota tim ahli yang dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar anggota tim asal, antara lain menyampaikan dengan lisan dan benar setiap poin hasil diskusi, menjelaskan hasil diskusi menggunakan bahasa yang jelas, menggunakan gambar, bagan, atau alat bantu lainnya ketika menjelaskan hasil diskusi, dan menjelaskan hasil diskusi secara sistematis. Kontribusi anggota tim ahli ditinjau berdasarkan hasil observasi menggunakan lembar observasi aktivitas. 2. Tim ahli dalam Jigsaw adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota tim asal yang ditugaskan untuk mempelajari/mendalami materi tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan materi tersebut untuk kemudian dijelaskan kembali kepada tim asal. 3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari kegiatan belajar dimana didalamnya terjadi perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain.

6 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi, yang terdapat pada SK 3 KD 3.5 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga). 5. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2. F. Kerangka Pikir Seiring dengan kemajuan zaman yang terus berkembang, dunia pendidikan juga mengikuti arus perkembangan zaman tersebut. Salah satu perkembangan dalam dunia pendidikan ditunjukkan dengan banyaknya model-model pembelajaran yang ditawarkan saat ini. Model pembelajaran yang banyak diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Hal ini dikarenakan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif terbukti memiliki efek positif bagi perkembangan siswa, termasuk dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa adalah Jigsaw. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran siswa lain. Dengan demikian model ini akan membantu siswa

7 untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keefektivan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran komponen-komponen di dalamnya. Salah satu komponen Jigsaw yang memegang peranan penting dalam menunjang keefektivan model ini adalah kontribusi dari anggota tim ahli. Kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran ditinjau dari aktivitas anggota tim ahli setelah kembali ke tim asal, karena aktivitas anggota tim ahli dalam tim asal inilah yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar anggota tim asal, seperti menyampaikan dengan lisan dan benar setiap poin hasil diskusi, menjelaskan hasil diskusi menggunakan bahasa yang jelas, menggunakan gambar, bagan, atau alat bantu lainnya ketika menjelaskan hasil diskusi, dan menjelaskan hasil diskusi secara sistematis. Jadi, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kontribusi anggota tim ahli terhadap hasil belajar siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kontribusi anggota tim ahli dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut. X Y Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan: X: Kontribusi anggota tim ahli dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Y: Hasil belajar siswa

8 G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H 0 = Tidak terdapat hubungan antara kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar anggota tim asal di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. H 1 = Terdapat hubungan antara kontribusi anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar anggota tim asal di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. H 0 = Tidak terdapat hubungan antara aktivitas anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajarnya di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. H 1 = Terdapat hubungan antara aktivitas anggota tim ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajarnya di kelas XI IPA 2 Semester Genap SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.