SIARAN PERS Pernyataan Sikap Koalisi Masyarakat Sipil Untuk SDGs Pentingnya Indikator Sunat Perempuan dalam Goal 5 SDGs bagi Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
SUNAT PEREMPUAN DALAM HUKUM INDONESIA DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan tersebut lumrah dilakukan terhadap kaum laki-laki saja.

Penyebab dan Akar Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu lemahnya penegakan hak asasi manusia (HAM) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Praktek sirkumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

Katalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat

Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

BAB 1 PENDAHULUAN. pertanyaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Banyaknya kontroversi

PROSES & HASIL UNGA BAGI PEREMPUAN

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

Kebijakan Jender. The Partnership of Governance Reform (Kemitraan) 1.0

2017, No kewajiban negara untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses terhadap keadilan dan bebas dari diskriminasi dalam sistem peradilan

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman kebutuhan kelompok dan individu masyarakat, tak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI ACEH

BAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan

Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

FEMALE GENITAL MUTILATION (FGM) DITINJAU DARI PENGALAMAN PEREMPUAN YANG MENGALAMI FGM

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

STATISTIK PENDIDIKAN DAN INDIKATOR BERWAWASAN GENDER

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

Perempuan dalam pandangan Islam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN WORKSHOP PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2016 RABU, 6 APRIL 2016

BAB II. Kajian Pustaka. Studi Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Pembangunan 9

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

Analisa Media Edisi Agustus 2013

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP TERHADAP SUNAT PEREMPUAN PADA IBU BALITA DI KECAMATAN TEMPEL SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

PEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

Islamiyatur Rokhmah, Ummu Hani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

Analisa Kebijakan PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Asesmen Gender Indonesia

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

PEREMPUAN DAN PEMBANGUNAN OLEH: KHOFIFAH INDAR PARAWANSA DISAMPAIKAN DI KONFERENSI DAN SIDANG UMUM INFID JAKARTA, 14 OKTOBER 2014

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. pelosok dunia. World Health Organization (2000), mendefinisikan kekerasan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Peraturan Presiden 59/2017: Apresiasi dan Beberapa Catatan

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

Oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

Transkripsi:

SIARAN PERS Pernyataan Sikap Koalisi Masyarakat Sipil Untuk SDGs Pentingnya Indikator Sunat Perempuan dalam Goal 5 SDGs bagi Indonesia Jakarta, 4 Agustus 2016 Koalisi Masyarakat Sipil untuk Sustainable Development Goals (SDGs) memberikan perhatian khusus terhadap proses penyusunan Definisi Operasional SDGs Goal 5 di Indonesia yang dilaksanakan beberapa hari lalu. Target SDGs 5.3 tentang penghilangan semua praktek-praktek berbahaya terhadap perempuan dan anak perempuan memiliki turunan berupa indikator global berupa presentase anak perempuan dan wanita berusia 15-49 tahun yang telah menjalani FGM atau sunat perempuan menurut kelompok umur. Namun secara nasional indikator ini di tolak dengan alasan belum ada kementerian lembaga mana yang akan memegang tanggung jawab untuk indikator ini termasuk penyediaan datanya. Ironisnya Kementerian Kesehatan menolak menjadi pengampu indikator tersebut karena menurut mereka sunat perempuan itu bukan isu medis melahirkan lebih ke isu budaya dan agama. Hamong Santono, Senior Program Officer International NGO Forum on Indonesian Development menyayangkan, Padahal seharusnya Kementerian Kesehatan harus lebih fokus memperhatikan isu sunat perempuan dan menjadi aktor utama dalam pengawalan keberhasilan indikator SDGs ini. Sangat disesalkan bagaimana pemerintah Indonesia cenderung ingin menghilangkan indikator sunat perempuan tanpa mengindahkan adanya indikator global yang telah ada. Sunat perempuan selama ini merupakan masalah yang tidak menjadi perhatian pemerintah. Namun sejatinya pada 2016 ini, Indonesia menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah Mesir dan Ethiopia dari 200 juta anak perempuan dan perempuan yang hidup di 30 negara. Praktek sunat perempuan mendasarkan pada label buruk terhadap perempuan dan mengakibatkan dampak buruk pula secara fisik maupun psikis. Fakta juga menunjukkan bahwa, meskipun sunat perempuan bukan merupakan tindakan medis, namun penyedia layanan kesehatan dan tenaga kesehatan Indonesia telah melakukan medikalisasi sunat perempuan, dengan menyediakan jasa melakukan sunat perempuan. Medikalisasi Sunat Perempuan di Indonesia pun telah didukung dengan kebijakan Menteri Kesehatan. Sejatinya dari sisi kesehatan sunat perempuan termasuk salah satu praktek yang berbaya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Zumrotin K. Soesilo dari Yayasan Kesehatan Perempuan. Ia menyoroti, Dampak dari sunat perempuan adalah pemotongan hak perempuan untuk menikmati hasrat seksualnya, bisa terjadi infeksi, pendarahan, kanker rahim, bahkan sampai menyebabkan kematian. Praktek di lapangan, yang menyediakan jasa sunat perempuan justru bukan tenaga medis, seperti bidan ataupun dokter, melainkan dukun. Dalam penelitian Jurnalis Uddin, dkk, tentang "Female circumcision: a sosial, cultural, health and religious perspectives", (Jakarta: Universitas YARSI, 2010), jelas bahwa sunat perempuan beresiko pendarahan yang berakhir pada kematian, infeksi pada organ dalam dan panggul organ, tetanus yang dapat berakibat kematian, terkena penyakit gangrane, rasa sakit yang hebat ketika pelaksanaan sunat atau setelahnya, kerusakan organ dalam akibat pelaksanaan sunat yang salah, pembengkakan pada uretra sehingga menyulitkan buang air kecil. Demikian halnya Sumardi, dkk, "Sunat Perempuan di Bawah Bayang-bayang Tradisi", (Yogyakarta: PSKK UGM, 2005)), Ristiani Musyarofah, dkk, "Khitan Perempuan antara Tradisi dan Ajaran Agama", (Yogyakarta: PSKK UGM, 2003) menyatakan hal yang serupa. Berbagai penelitian dan penafsiran ini belum tersebar luas kepada masyarakat sehingga temuan-temuan yang 1

menyatakan bahwa sunat perempuan tidak bermanfaat dan justru berakibat buruk belum disadari oleh publik. Dari sisi agama aktivis Rumah Kitab, Ahmad Hilmi, menyampaikan bahwa di beberapa negara seperti Mesir, pemerintahannya telah melakukan pelarangan terhadap praktek sunat perempuan. Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa tentang pelarangan praktek sunat perempuan pada tahun 2010. Sayangnya, ini sering tidak dijadikan rujukan dan diperhatikan oleh masyarakat karena sunat perempuan adalah produk lama dari ulama konservatif. "Sunat perempuan adalah salah satu bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan karena melanggar pasal 133 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengatakan bahwa setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar dari segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat mengganggu kesehatannya, tegas Dian Kartikasari, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia. Lebih lanjut Dian mengatakan perlunya pemerintah mengeluarkan regulasi tentang sunat perempuan; melakukan pencegahan praktek sunat perempuan; memberikan pendidikan masyarakat tentang bahaya sunat perempuan; melakukan peningkatan kapasitas tenaga medis untuk tidak melakukan praktek sunat perempuan; serta melakukan penelitian yang berbasis data tentang sunat perempuan. Sesuai prinsip no one left behind, maka tidak ada alasan sunat perempuan ditinggalkan dalam pembangunan. Hal ini juga sejalan dengan visi pembangunan nasional dalam RPJMN 2014-2019, yaitu mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur dan makna adil adalah tidak ada pembatasan diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender maupun wilayah. Pembangunan Indonesia 5 tahun ini menetapkan agenda pengarusutamaan lintas bidang yang salah satunya adalah pengarusutamaan gender. Karenanya, sekarang adalah saatnya Indonesia menghentikan segala bentuk diskriminasi bebasis gender seperti yang tercermin dalam praktek sunat perempuan. Terakhir Misiyah dari Institut KAPAL Perempuan mengungkapkan penting dibutuhkan pendidikan publik untuk mengungkap tabir ketabuan tentang sunat perempuan dengan mengungkap akar masalah dan mendorong pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan, memberikan pendidikan publik dan masyarakat sipil berpartisipasi untuk mengembangkan inisiatif-inisiatif penyadaran publik sekaligus membangun gerakan pengawasan. Berdasarkan hal itu, Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk SGDs mendesakkan kepada: 1. Kementerian Bappenas yang memimpin penyusunan kebijakan SDGs agar memasukkan masalah sunat perempuan ini ke dalam target dan indikator tujuan 5 (Kesetaraan Gender). 2. Kementerian Kesehatan bertanggung jawab sebagai pengampu indikator penghapusan sunat perempuan, termasuk bertanggung jawab menerbitkan kebijakan yang mendukung penghapusan sunat perempuan dan menghapuskan praktek medikalisasi sunat perempuan. 3. Badan Pusat Statistik, melaksanakan manjat untuk menyediakan data terpilah berdasar jenis kelamin dan data secara khusus data tentang sunat perempuan di Indonesia. 4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) agar melakukan mandat pengarusutamaan gender lintasan bidang, termasuk didalamnya memastikan praktek-praktek diskriminatif terhadap perempuan dihapuskan melalui kebijakan dan implementasi SDGs. KPPPA juga mesti melakukan penyadaran publik tentang pentingnya menghapus praktek sunat perempuan. 2

5. Menteri Agama agar memberikan penyadaran kepada organisasi-organisasi yang berbasis agama untuk bersikap terbuka dan tidak memberlakukan pemahaman tafsir tunggal terhadap masyarakat, seperti pemahaman yang mengharuskan melakukan sunat terhadap anak perempuan. Narahubung Hamong Santono Misiyah Zumrotin K. Susilo Dian Kartikasari Ahmad Hilmi : 0815511485137 / among@infid.org : 08111492264 / misi@kapalperempuan.org : 08159995544 / zumrotin@gmail.com : 0816759865 / dian@koalisiperempuan.or.id : 082310676050 / ahmad.hilmi@rumahkitab.com Film Pendek Female Genital Mutilation in Indonesia yang diproduksi oleh UNFPA, Komnas Perempuan, dan Kalyanamitra dapat dilihat melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=qmtbqhglb6s Caption Foto 1. Narasumber dari Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk SDGs dan Jaringan. Dari kanan ke kiri: Ahmad Hilmi (Rumah Kitab), Hamong Santono (INFID), Zumrotin K. Susilo (YKP), Misiyah (KAPAL Perempuan), dan Dian Kartikasari (KPI). Caption Foto 2. Zumrotin K Susilo dari Yayasan Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahaya sunat perempuan dari segi kesehatan. 3

Caption Foto 3. Ahmad Hilmi dari Rumah Kitab menjelaskan sunat perempuan dari segi agama. Caption Foto 4. Salah satu contoh iklan jasa praktek sunat perempuan yang ada di Sulawesi Selatan. 4

Lampiran 1. Materi Konferensi Pers oleh Dian Kartikasari, Koalisi Perempuan Indonesia 2. Materi Konferensi Pers oleh Misiyah, Institut KAPAL Perempuan 3. Jurnal UGM, Sunat Perempuan Madura (Belenggu Adat, Normativitas Agama, dan Hak Asasi Manusia) oleh Imam Zamroni 4. Jurnal STIKES Aisyiyah Yogyakarta, Sunat Perempuan dalam Perspektif Budaya, Agama, dan Kesehatan (Studi Kasus di Masyarakat Desa Baddui Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan) oleh Islamiyatur Rokhmah dan Ummu Hanni 5. Jurnal UGM, Sunat Perempuan: Cermin Bangunan Sosial Seksualitas masyarakat Yogyakarta dan Madura oleh Basilica Dyah Putranti 5