BAB II ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada prinsipnya, teknik OFDM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP DASAR. 2.1 Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

BAB II LANDASAN TEORI

OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang 1.2. Perumusan Masalah

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

PENGUJIAN TEKNIK FAST CHANNEL SHORTENING PADA MULTICARRIER MODULATION DENGAN METODA POLYNOMIAL WEIGHTING FUNCTIONS ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori Teknologi Radio Over Fiber

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING PADA SISTEM DVB-T (DIGITAL VIDEO BROADCASTING TERRESTRIAL)

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI ORTHOGONAL FREQUENCY AND CODE DIVISION MULTIPLEXING (OFCDM) PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS OLEH

SIMULASI TEKNIK MODULASI OFDM QPSK DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

Pengaruh Modulasi M-Psk Pada Unjuk Kerja Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (Ofdm)

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

PENGARUH MODULASI M-PSK PADA UNJUK KERJA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Dan Analisa Efek Doppler Terhadap OFDM Dan MC-CDMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

STUDI OFDM PADA KOMUNIKASI DIGITAL PITA LEBAR

SIMULASI PERBANDINGAN KINERJA MODULASI M-PSK DAN M-QAM TERHADAP LAJU KESALAHAN DATA PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

TUGAS AKHIR ANALISIS BER OFDM DENGAN MENGGUNAKAN LOW-DENSITY PARITY-CHECK (LDPC) PADA SISTEM DVB-T (DIGITAL VIDEO BROADCASTING TERRESTRIAL)

TUGAS AKHIR. PENGARUH PANJANG CYCLIC PREFIX TERHADAP KINERJA SISTEM OFDM PADA WiMAX MUHAMMAD FAISAL

BAB II TEKNOLOGI DIGITAL VIDEO BROADCASTING-TERRESTRIAL (DVB-T) standar DVB dalam penyiaran televisi digital terrestrial (DVB-T) dan hand-held

BAB 2 DASAR TEORI FFT-IFFT

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

BAB III DISCRETE FOURIER TRANSFORM SPREAD OFDM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknologi Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada Komunikasi Wireless. Oleh : YB. Praharto. Abstrak

ANALISIS MODEM AKUSTIK OFDM MENGGUNAKAN TMS320C6416 PADA LINGKUNGAN KANAL BAWAH AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Telekomunikasi

TUGAS AKHIR GABUNGAN MODULASI OQAM DAN PULSE SHAPING PADA SISTEM OFDM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Unjuk kerja Trellis Code Orthogonal Frequency Division Multiplexing (TCOFDM) pada kanal Multipath Fading (Andreas Ardian Febrianto)

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KINERJA AKSES JAMAK OFDM-CDMA

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

6.2. Time Division Multiple Access (TDMA)

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

Analisis Penanggulangan Inter Carrier Interference di OFDM Menggunakan Zero Forcing Equalizer

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Sistem Komunikasi HAPS

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pengembangan Universal Audio Scrambler Menggunakan Teknik Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI HUFFMAN CODING UNTUK REDUKSI PAPR PADA SISTEM OFDM SKRIPSI

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BAB II TRANSMISI OFDM DAN PAPR

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

Simulasi Modulasi Discrete Multitone pada Asymmetric Digital Subscriber Line. Purwanto Nugroho L2F

PERANCANAN MODEL PERANGKAT MODULATOR QUADRATUR UNTUK PENGIRIM OFDM. Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi.

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA SISTEM AKSES JAMAK PADA ORTHOGONAL FREKUENSI DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) MENGGUNAKAN TEKNIK CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA)

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

SIMULASI MODULASI OFDM - BPSK BERDASARKAN STANDAR IEEE G

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC

TUGAS AKHIR UNJUK KERJA MIMO-OFDM DENGAN ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL DIAM DAN BERGERAK

UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DAN ANALISA KINERJA SISTEM MIMO OFDM-FDMA BERDASARKAN ALOKASI SUBCARRIER SKRIPSI

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

Fitur Utama OFDM dan OFDMA. bagi Jaringan Komunikasi Broadband

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) DENGAN MENGGUNAKAN DSK-TMS320C6713

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

PERBANDINGAN KINERJA ANTARA OFDM DAN OFCDM PADA TEKNOLOGI WiMAX

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

TEKNIK EQUALIZER UNTUK SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISON MULTIPLEXING (OFDM) PADA KANAL MOBILE TUGAS AKHIR

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

Tekno Efisiensi Jurnal Ilmiah KORPRI Kopertis Wilayah IV, Vol 1, No. 1, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEING (OFDM) 21 Umum OFDM merupakan sebuah teknik transmisi dengan beberapa frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal) Pada prinsipnya, teknik OFDM hampir sama dengan FDM (frequency division multiplexing) yaitu membagi lebar pita (bandwidth) yang ada kedalam beberapa kanal Namun teknik OFDM membagi kanal trsebut dengan lebih efisien dibanding sistem FDM Karena masing-masing frekuensi sudah saling tegak lurus (orthogonal) sehingga terjadi overlap antarfrekuensi yang bersebelahan, maka tidak diperlukan guard band[1] Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar dan dioperasikan di Eropa yaitu pada proyek DAB (Digital Audio Broadcast), selain itu juga digunakan pada HDSL (High Bit-rate Digital Subscriber Lines; 16 Mbps), VHDSL (Very High Speed Digital Subscriber Lines; 100 Mbps), HDTV (High Definition Television) dan juga komunikasi radio Teknologi ini sebenarnya sudah pernah diusulkan pada sekitar tahun 1950, dan penyusunan teori-teori dasar dari OFDM sudah selesai sekitar tahun 1960 Pada tahun 1966, OFDM telah dipatenkan di Amerika Kemudian pada tahun 1970-an, muncul beberapa paper yang mengusulkan untuk mengaplikasikan DFT (Discrete Fourier Transform) pada OFDM, dan sejak tahun 1985 muncul beberapa paper yang memikirkan pengaplikasian tekonologi OFDM ini pada komunikasi wireless[2] Gambar 21[1] mengilustrasikan perbedaan antara teknik multicarrier non-

overlap konvensional dan teknik modulasi multicarrier orthogonal, teknik ini dapat menghemat hampir 50% bandwidth (a) Single Carrier Frekuensi (b) FDM Frekuensi Penghematan Bandwidth (c) OFDM Frekuensi Gambar 21 Perbandingan Penggunaan Frekuensi Modulasi (a) Single carrier (b) FDM (c) OFDM Pada umumnya kanal transmisi wireless dapat mengalami multipath pada sinyal yang ditransmisikan Hal ini dapat menimbulkan ISI (Intersymbol Interference) Suatu cara untuk mengatasi ISI ini ialah dengan melakukan penyisipan guard interval Guard interval dapat berupa cyclic prefix Dalam sistem OFDM, cyclic prefix memegang peranan penting untuk mempertahankan orthogonalitas subcarrier OFDM[3] 22 Konsep Orthogonalitas Secara matematis, untuk membuat setiap sinyal orthogonal adalah dengan membuat luas area positif sama dengan luas area negatif atau hasil integral dari

sinyal tersebut adalah nol[4] (21) Persamaan 21 dapat diturunkan menjadi: (22) Dimana: n dan m = konstanta sinyal yang saling tegak lurus = 2 ; f = frekuensi sinyal carrier (Hertz) Luas daerah (LA) dinyatakan dengan persamaan 23: (23) Jika Luas daerah adalah 0, maka sin dan sin saling orthogonal untuk nilai m dan n adalah integer[4] 23 Komponen Sistem OFDM Secara umum, komponen yang membentuk sistem komunikasi wireless terdiri dari bagian transmitter, channel, dan receiver Demikan juga halnya dengan sistem OFDM 231 Transmitter OFDM Sebuah sinyal carrier OFDM terdiri dari sejumlah orthogonal subcarrier Data baseband pada masing-masing subcarrier dimodulasi menggunakan teknik modulasi yang umum, seperti Quadrature Amplitude Modulation (QAM) atau Phase Shift Keying (PSK) Sinyal baseband ini biasanya digunakan untuk memodulasi carrier RF, s[n] adalah aliran serial digit-digit biner Dengan multiplexing inverse,

aliran serial ini di-demultiplex ke dalam aliran paralel, kemudian masing-masing dipetakan (mapping) ke aliran simbol menggunakan beberapa konstelasi modulasi (QAM, PSK, FSK dll) Gambar 22 menunjukkan blok diagram transmitter OFDM[5] Constellation mapping s[n] Serial to parallel 0 1 N-2 IFFT DAC Real Imaginary f c 90 + s(t) N-1 DAC Gambar 22 Blok Diagram Transmitter OFDM IFFT dihitung pada setiap set simbol, memberikan satu set sampel kompleks pada domain waktu Set sampel ini kemudian dicampur (mixed) secara kuadratur untuk passband Komponen real dan imajiner dikonversi ke domain analog menggunakan Digital to Analog Converter (DAC); sinyal analog kemudian digunakan untuk memodulasi gelombang kosinus dan sinus pada frekuensi pembawa (fc) Sinyal-sinyal ini kemudian dijumlahkan dan diperoleh parameter transmisi sinyal, s(t)[5] 232 Channel Kanal adalah media elektromagnetik diantara pemancar (transmitter) dan penerima (receiver) Kanal komunikasi wireless antara transmitter dan receiver

merupakan gelombang radio Gelombang ini rentan oleh gangguan sistem transmisi, salah satunya adalah Additive White Gaussian Noise (AWGN) AWGN merupakan noise thermal yang disebabkan oleh pergerakan pergerakan elektron di dalam konduktor yang terdapat pada perangkat telekomunikasi Pada bidang frekuensi, noise thermal ini memiliki nilai kepadatan spektral daya yang sama untuk daerah frekuensi yang lebar, yaitu sebesar N/2, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 23 (a) sedangkan fungsi otokorelasi AWGN ditunjukkan pada Gambar 23 (b)[6] G n (f) R(σ) N/2 N/2 0 f 0 (a) (b) f Gambar 23 (a) Rapat Spektral Daya Derau Putih (b) Fungsi Otokorelasi Derau Putih Karakteristik seperti ini disebut white Noise yang memiliki karakteristik white disebut white noise, sehingga noise thermal merupakan white noise Pergerakan elektron penyebab noise thermal bersifat acak, sehingga besarnya noise thermal juga berubah secara acak terhadap waktu Noise ini merusak sinyal dalam bentuk aditif, yaitu ditambahkan ke sinyal utama, sehingga noise thermal pada perangkat penerima ini disebut Additive White

Gaussian Noise (AWGN) Persamaan Distribusi Gaussian yang mewakili AWGN dapat dituliskan pada persamaan 24 = (24) Dimana: Mean = 0 dan Varians = Varians memiliki nilai: (25) Dimana: adalah kerapatan spektral daya dari noise dan T b adalah laju bit Sehingga: (26) Dimana[6]: k = Konstanta Boltzman (1,3810-23 J/K) T s = Temperatur Noise (Kelvin) B = Bandwidth Noise (Hertz) 233 Receiver OFDM Pada sisi receiver, dilakukan proses yang berkebalikan dengan proses yang terjadi pada sisi transmitter Receiver menerima sinyal r(t), yang kemudian diproses secara kuadratur ke baseband menggunakan gelombang kosinus dan sinus pada frekuensi pembawa Hal ini juga menciptakan sinyal berpusat pada 2fc, jadi low-pass filter digunakan untuk menolak ini Gambar 24[5] menunjukkan blok diagram receiver OFDM

r(t) 90 ADC Real f c Imaginary ADC FFT Symbol Detection Y 0 Y 1 Y N-2 Y N-1 s[n] Parallel to serial Gambar 24 Blok Diagram Receiver OFDM Sinyal baseband kemudian dicuplik dan diubah kebentuk digital menggunakan Analog to Digital Converter (ADC) FFT digunakan untuk mengubah kembali ke domain frekuensi Aliran data kembali paralel, yang masing-masing dikonversi menjadi aliran biner menggunakan detektor simbol yang sesuai Aliran simbol ini kemudian kembali digabungkan menjadi aliran serial s[n] yang merupakan aliran biner asli dari transmitter[5] 24 Modulasi/Demodulasi QAM Quadrature Amplitude Modulation (QAM) merupakan salah satu teknik modulasi yang sering digunakan pada sistem OFDM Pada modulasi QAM, titik-titik konstelasi (constellation points) dibuat dalam bentuk kotak dengan jarak vertikal dan horizontal yang sama 241 Modulator QAM Sinyal yang akan dikirimkan dibagi menjadi dua bagian sehingga terdapat

dua bagian bit stream Keduanya di-encode secara terpisah dan kemudian salah satu bit stream (yang disebut kanal inphase) dikalikan dengan sinyal kosinus dan yang lain (disebut kanal quadrature) dikalikan dengan sinyal sinus Oleh karena itu, terdapat perbedaan fasa 90 di antara masing-masing kanal Kemudian kedua bit stream tersebut digabung dan dikirimkan pada kanal transmisi Gambar 25 menunjukkan blok diagram QAM[7] inphase IMPULSE GENERATOR Ht (f) cos 2πf ct S FLOW SPLITTER + s (t) IMPULSE GENERATOR Ht (f) quadrature Gambar 25 Blok Diagram Modulator QAM -sin 2πf ct Sinyal yang dikirimkan dapat dirumuskan sebagai[7]: (27) Dimana: Frekuensi sinyal carrier (Hertz) I = Amplitude Kanal inphase Q = Amplitude Kanal quadrature-phase 242 Demodulator QAM Pada bagian receiver terdapat demodulator QAM Demodulator ini merupakan logika inverse dari modulator pada bagian transmitter Gambar 26[7]

menunjukkan blok diagram demodulasi QAM dengan frekuensi carrier dan respon frekuensi dari filter penerima[7] inphase cos 2πf c t H r (f) r (t) quadrature Gambar 26 Blok Diagram Demodulator QAM Dengan mengalikan sinyal kosinus atau sinus dan dengan filter low pass, akan didapat komponen konstelasi Selanjutnya sinyal sinus dan kosinus tersebut digabung kembali menjadi satu bit stream sinyal informasi Pada praktiknya, terdapat phase delay antara transmitter dan receiver yang nantinya dapat diatasi dengan menggunakan sinkronisasi pada bagian receiver [7] 25 Fast Fourier Transform (FFT) dan Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) Algoritma ini awalnya dikembangkan oleh Cooley dan Tokey yang mengajukan sebuah penyelesaian alternatif untuk Dicrete Fourier Transform (DFT) yang didasarkan pada dekompresi transformasi yang ukurannya lebih kecil dan mengkombinasikan hasilnya untuk mendapatkan transformasi total[6] FFT mengubah sinyal dalam domain waktu kebentuk spektrum frekuensi yang ekuivalen Hal ini dilakukan dengan menemukan bentuk sinyal yang ekuivalen, yaitu dengan menjumlahkan komponen-komponen sinyal sinus yang saling orthogonal

Amplitudo dan fasa dari komponen-komponen sinusoidal merepresentasikan spektrum frekuensi dari sinyal domain waktu IFFT melakukan proses yang berkebalikan, mengubah sebuah spektrum (amplitudo dan fasa dari setiap komponen) ke bentuk sinyal dalam domain waktu IFFT mengubah sejumlah titik data kompleks, kedalam domain waktu dengan jumlah titik yang sama Setiap titik data dalam spektrum frekuensi yang digunakan pada FFT atau IFFT disebut dengan bin Orthogonal carrier digunakan untuk sinyal OFDM dapat dengan mudah disamakan dengan mengatur amplitudo dan fasa dari setiap bin-ifft, kemudian dilakukan proses IFFT Ketika setiap bin-ifft diatur amplitudo dan fasanya pada gelombang sinusoidal orthogonal, proses yang berkebalikan menjamin bahwa carrier tetap orthogonal FFT merupakan metode perhitungan DFT yang sangat efisien sehingga akan mempercepat proses perhitungan DFT Kecepatannya berasal dari kenyataan bahwa algoritma FFT memanfaatkan hasil-hasil komputasi sebelumnya untuk mengurangi banyaknya operasi Khususnya, algoritma FFT memanfaatkan sifat keperiodikan dan sifat simetri fungsi-fungsi trigonometri pada runtun eksponensial kompleks untuk menghitung transformasi tersebut dengan sekitar Nlog 2 N operasi, berbeda dengan menggunakan metode perhitungan DFT yang mencapai N 2 operasi Dalam hal ini, N dapat diasumsikan sebagai jumlah cacah bin-ifft Perhitungan DFT ditunjukkan oleh persamaan 28 (28) dengan h(n) adalah runtun masukan diskret dan H(k) merupakan magnitude frekuensi serta N merupakan jumlah runtun masukan diskret

Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT) ditentukan dengan cara menghitung runtun waktu diskret h(n) dari runtun frekuensi diskret H(k) Perhitungan IDFT ditunjukkan oleh persamaan 29 (29) FFT merupakan prosedur penghitungan DFT yang efisien sehingga akan mempercepat proses penghitungan DFT Bila diterapkan pada kawasan waktu maka algoritma ini disebut juga sebagai FFT penipisan dalam waktu atau decimation-intime (DIT) Penipisan kemudian mengarah pada pengurangan yang signifikan dalam sejumlah perhitungan yang dilakukan pada data kawasan waktu Perhitungan IDFT ditunjukkan oleh persamaan 210 (210) dengan: Akhiran n pada persamaan 210 diperluas dari n=0 sampai dengan n=n-1, bersesuaian dengan nilai data h(0), h(1), h(2), h(3),, h(n-1) Runtun bernomor genap adalah h(0), h(2), h(4),, h(n-2) dan runtun bernomor ganjil adalah h(1), h(3),, h(n-1) Kedua runtun berisi N/2-titik Runtun genap dapat ditandakan h(2n) dengan n=0 sampai n=n/2-1, sedangkan runtun ganjil menjadi h(2n-1) Kemudian diperoleh persamaan 211 dan 212 (211) (212)

Selanjutnya dengan menggantikan, maka diperoleh persamaan 213 (213) dan FFT Jumlah stage Pada Tabel 21 dapat dilihat perbandingan perhitungan kompleks antara DFT Tabel 21 Perbandingan perhitungan kompleks pada DFT dan FFT Jumlah masukan diskret, N Jumlah perkalian kompleks dengan DFT, N 2 Jumlah perkalian kompleks dengan FFT, (N/2) log 2 N N 2 /(N/2) log 2 N 2 4 16 4 4 3 8 64 12 5,333 4 16 256 32 8 5 32 1024 80 12,8 6 64 4096 192 21,33 7 128 16384 448 36,57 8 256 65536 1024 64 9 512 262144 2304 113,77 10 1024 1048576 5120 204,8 26 Guard Interval Simbol OFDM akan tetap orthogonal dengan menerapkan DFT pada sisi receiver Hal ini dapat tercapai bila tidak terjadi ISI (Intersymbol Interference) dan ICI (Intercarrier Interference) pada kanal transmisi Namun, hal ini sulit tercapai karena pada umumnya kanal transmisi wireless dapat mengalami multipath pada sinyal yang ditransmisikan Hal ini mengakibatkan diterimanya sinyal asli yang terdelay pada receiver Dengan demikian, suatu simbol dapat mengakibatkan interferensi pada simbol berikutnya atau suatu simbol dapat mengalami interferensi dari simbol sebelumnya[4]

Suatu cara untuk mengatasi ISI ini ialah dengan melakukan penyisipan guard interval Guard interval dapat berupa CP (cyclic prefix) Dalam sistem OFDM, CP memegang peranan penting untuk mempertahankan orthogonalitas subcarrier OFDM pada situasi kanal yang selektif frekuensi CP adalah deretan bit yang dibentuk dengan menyalin ulang bagian akhir bit-bit suatu simbol OFDM, kemudian menempatkan bit-bit tersebut di awal simbol Dengan adanya tambahan CP ini, sinyal OFDM tidak akan mengalami ISI selama besar delay spread kanal lebih pendek dari durasi CP yang diilustrasikan seperti Gambar 27[3] Kekurangan dari sistem guard interval adalah daya transmisi yang menjadi kurang efektif akibat adanya pengiriman secara berulang sinyal guard interval[4] Secara matematis, periode total simbol OFDM dapat dirumuskan: Ttotal = Tguard + Tsymbol (210) Dimana: Ttotal = Periode total simbol OFDM (detik) Tsymbol = Periode simbol OFDM (detik) Tguard = Periode cyclic prefix (detik) GUARD INTERVAL SYMBOL GUARD INTERVAL Tguard Tsymbol Ttotal Gambar 27 Penyisipan Guard