BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

Aplikasi Pengolahan Dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Berbasis Desktop

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

Pembentukan Puskesmas PONED ini diawali dengan pelatihan. Pelatihan PONED diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan P2KP (Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak masih merupakan masalah di beberapa negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan menurun. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merumuskan delapan tujuan pembangunan, dua diantaranya adalah komitmen dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI tahun 2007 yang kemudian justru mengalami peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan SDKI tahun 2012 merupakan gambaran status kesehatan ibu yang masih jauh dari yang diharapkan karena target MDGs untuk AKI tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013b). Pencapaian AKB memang sudah mengalami penurunan namun besarnya belum mencapai target MGDs, dapat dilihat dari data hasil SDKI tahun 1997 yaitu sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup menurun menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI tahun 2007, dan mengalami penurunan kembali pada SDKI tahun 2012 yaitu sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target MDGs yaitu sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup, pencapaian AKB di Indonesia masih belum memenuhi harapan (Kemenkes RI, 2013b). Pencapaian AKI di Provinsi Bali berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013 sebesar 72,1 per 100.000 kelahiran hidup, sudah lebih rendah jika dibandingkan dengan target MDGs yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. 1

2 Namun perlu diperhatikan dengan baik karena dalam tiga tahun terakhir AKI terus mengalami peningkatan yaitu 57,5 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, meningkat menjadi 84,2 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, terus meningkat pada tahun 2012 yaitu menjadi 89,6 per 100.000 kelahiran hidup, kemudian baru mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 72,1 per 100.000 kelahiran hidup namun tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2010. Sementara itu, pencapaian AKI di Kabupaten Karangasem tahun 2013 menduduki peringkat kedua tertinggi di Provinsi Bali yaitu sebesar 125,8 per 100.000 kelahiran hidup, masih belum mencapai target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Pencapaian AKB di Provinsi Bali menurut Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013 adalah sebesar 5,5 per 1.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 5,09 per 1.000 kelahiran hidup. Namun angka ini tetap lebih rendah dibandingkan dengan target MDGs yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara itu, pencapaian AKB di Kabupaten Karangasem tahun 2013 sebesar 8,3 per 1.000 kelahiran hidup masih lebih tinggi dengan pencapaian AKB Provinsi Bali (Dinkes Provinsi Bali, 2014). Laporan Pencapaian Tujuan Milenium di Indonesia Tahun 2010 (Bappenas, 2010) menyebutkan bahwa keterjangkauan akses terhadap sarana kesehatan, transportasi, dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan, berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian ibu. Masih tingginya AKI dan AKB dipengaruhi dan didorong oleh faktor 4T (terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan atau persalinan dan terlalu banyak hamil atau melahirkan). Kondisi tersebut diperparah oleh adanya

3 keterlambatan penanganan kasus emergensi atau komplikasi maternal dan atau neonatal secara adekuat akibat kondisi 3T (Terlambat), yaitu: 1) Terlambat mengambil keputusan merujuk, 2) Terlambat mengakses fasyankes yang tepat, dan 3) Terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/ kompeten (Kemenkes RI, 2013a). Untuk mencapai tujuan MDGs dalam menurunkan AKI dan AKB, negaranegara di dunia menginvestasikan sumber daya yang lebih untuk menyediakan pelayanan kesehatan ibu yang adil dan memadai (WHO, 2009). Begitu pula dengan Indonesia, pemerintah menyadari pentingnya unit gawat darurat obstetri dan neonatal untuk mengurangi AKI dan AKB dengan membangun sarana kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lengkap dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Dwicaksono & Setiawan, 2013). Menurut the International Federation of Gynecology Obstetrics (FIGO) terdapat empat pintu untuk keluar dari kematian Ibu yaitu: 1) status perempuan dan kesetaraan gender; 2) Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi; 3) persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga yang kompeten 4) PONED-PONEK (Kemenkes RI, 2013a). Semua kehamilan dan persalinan merupakan kejadian berisiko, oleh karena itu setiap ibu hamil dan bersalin harus berada sedekat mungkin dengan pelayanan obstetrik emergensi dasar (WHO, 2009). Puskesmas mampu PONED adalah puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi atau komplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Puskesmas mampu PONED melaksanakan berbagai upaya, antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan tim dalam menyelenggarakan PONED, pemenuhan tenaga kesehatan,

4 pemenuhan ketersediaan peralatan, obat dan bahan habis pakai, manajemen penyelenggaraan serta sistem rujukannya (Kemenkes RI, 2013a). Puskesmas mampu PONED menjadi tempat rujukan terdekat dari desa dan mendekatkan akses pelayanan kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bersalin. Pengembangan Puskesmas mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, bidan, dan perawat serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai syarat yang telah ditetapkan diharapkan dapat mencegah dan menangani komplikasi kehamilan dan persalinan (Kemenkes RI, 2013a). Kualitas yang buruk dari fasilitas kesehatan merupakan hambatan besar dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi (UNICEF Indonesia, 2012). Agar Puskesmas mampu PONED dapat memberikan kontribusi pada upaya penurunan AKI dan AKB maka perlu dilaksanakan dengan baik agar dapat dioptimalkan fungsinya (Kemenkes RI, 2013a). Berdasarkan penelitian di Kabupaten Agam (Ariani, 2008), bahwa pada Puskesmas mampu PONED kurang lengkap akan meningkatkan risiko kegagalan penanganan kasus perdarahan dibandingkan dengan Puskesmas mampu PONED lengkap. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan suatu program dibutuhkan evaluasi yang dapat memberikan gambaran pelaksanaan program tersebut dan dapat mengetahui strategi untuk meningkatkan kinerja. Selain itu dengan adanya evaluasi akan diketahui data tentang aktivitas yang terjadi sehingga dapat diketahui sejauh mana keberhasilan yang telah diperoleh (Ayuningtyas, 2014). Hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) Puskesmas 2011 menyebutkan di Provinsi Bali terdapat 30 Puskesmas mampu PONED dan hanya terdapat 16,7% diantaranya yang telah mendapatkan pengawasan, evaluasi, dan bimbingan lengkap (Kemenkes RI, 2012).

5 Puskesmas Mampu PONED di Kabupaten Karangasem pertama kali beroperasi mulai tahun 2009. Di Kabupaten Karangasem terdapat enam Puskesmas mampu PONED. Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan beberapa tim PONED, kasus kegawatdaruratan yang masuk dalam kewenangan PONED masih banyak yang tidak ditangani secara definitif di Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit, pengawasan dan evaluasi telah dilaksanakan namun tidak berkelanjutan dan terhadap masalah yang ditemukan masih belum dilakukan pembahasan secara mendalam untuk menemukan solusi. Dengan demikian penting untuk dilakukan evaluasi secara mendalam terkait implementasi Puskesmas mampu PONED. 1.2 Rumusan Masalah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Karangasem masih tinggi. Keberadaan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem sebagai fasilitas pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang terdekat dengan masyarakat diharapkan mampu membantu menurunkan AKI dan AKB. Keberlangsungan program tersebut perlu dilakukan pengawasan, bimbingan, dan evaluasi guna meningkatkan keberhasilan program, namun pada kenyataannya bentuk evaluasi yang diberikan belum berkelanjutan dan belum secara mendalam. Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk dilakukan evaluasi terkait implementasi Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimanakah Implementasi Puskesmas Mampu PONED di Kabupaten Karangasem Tahun 2015?

6 1.4 Tujuan Penelitian 5.4.1 Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 5.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui ketersediaan input dalam menyelenggarakan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 2. Untuk mengetahui aktivitas manajerial dan aktivitas operasional dalam penyelenggaraan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 3. Untuk mengetahui pencapaian output dalam penyelenggaraan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penyelenggaraan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 5. Untuk mengetahui alternatif strategi untuk meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis 1. Sebagai dasar informasi untuk melakukan evaluasi lanjutan terkait dengan pelaksanaan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 2. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem.

7 3. Sebagai masukan kepada instansi penyelenggara Puskesmas mampu PONED dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas pelayanan. 4. Sebagai masukan bagi para stakeholder dalam rangka menyusun kebijakan dan strategi pengembangan pelaksanaan Puskesmas mampu PONED. 1.5.2 Manfaat Teoritis 1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangasem. 2. Dapat menambah pengalaman, keterampilan, dan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji pelaksanaan program kesehatan. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah upaya evaluasi mengenai implementasi Puskesmas mampu PONED di Kabupaten Karangsem, merupakan penelitian di bidang manajemen kesehatan yang mengukur input, proses, dan output. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai Mei tahun 2015.