Optimalisasi informasi perubahan iklim dalam rangka membangun kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

dokumen-dokumen yang mirip
ISBN

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

PERUBAHAN KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN DI YOGJAKARTA, SEMARANG, SURABAYA, PROBOLINGGO DAN MALANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Penggunaan Model Simulasi Atmosfer Sebagai Alat Pembelajaran Dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

Kajian dan Sosialisasi Perubahan Iklim serta Antisipasi Dampaknya. Ringkasan Eksekutif

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

Prediksi Kenaikan Muka Air Laut di Pesisir Kabupaten Tuban Akibat Perubahan Iklim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Emisi global per sektornya

Kementerian PPN/Bappenas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan LH Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

Buku 1 EXECUTIVE SUMMARY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

TANYA-JAWAB LAPORAN AR-5 WORKING GROUP I PRESS RELEASE CHANGE (IPCC)

PENGEMBANGAN METODE KAJIAN RISIKO IKLIM FOKUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1

Pemimpin baru dan tantangan krisis ikan era perubahan iklim

Studi Variabilitas Lapisan Atas Perairan Samudera Hindia Berbasis Model Laut

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di Wilayah Banjarmasin

I. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

Inventarisasi, Verifikasi dan Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu yang Dinamis di Papua

PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM TAHUN DI WILAYAH ZONA MUSIM (ZOM) PROVINSI SUMATERA BARAT

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

VERIFIKASI MODEL ATMOSFER WILAYAH TERBATAS DALAM SIMULASI CURAH HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP KENAIKAN TEMPERATUR GLOBAL

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

PERBANDINGAN LUARAN MODEL GCM, TRMM DAN OBSERVASI DALAM MENENTUKAN VARIABILITAS CURAH HUJAN DI ZONA PREDIKSI IKLIM JAWA BARAT

1. BAB I PENDAHULUAN

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

Pengukuran Variabilitas Co 2 dan Analisis Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus: Semarang)

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

Anomali Curah Hujan 2010 di Benua Maritim Indonesia Berdasarkan Satelit TRMM Terkait ITCZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

UPAYA DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH PESISIR DAN. Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

Gambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

ANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

BENY HARJADI-BPTKPDAS-SOLO Peneliti bidang Pedologi dan Inderaja

Bencana Perubahan Iklim Global dan Proyeksi Perubahan Iklim Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diantara dua benua, dan dua samudra serta berada di sekitar garis equator yang

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Pertukaran Gas Karbon Dioksida (CO 2 ) Antara Laut dan Udara di Perairan Indonesia dan Sekitarnya

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Panduan Pengguna Untuk Sektor Kelapa Sawit. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau dengan garis pantai sepanjang km, merupakan

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : TYAS ESTININGRUM

HUBUNGAN ANTARA ANOMALI SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN CURAH HUJAN DI JAWA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

VARIABILITAS TEMPERATUR UDARA PERMUKAAN WILAYAH INDONESIA BERDASARKAN DATA SATELIT AIRS

VISUALISASI 3D PEMBELAJARAN PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN VIRTUAL REALITY

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

Transkripsi:

Optimalisasi informasi perubahan iklim dalam rangka membangun kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Suaydhi Bidang Pemodelan Iklim, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, LAPAN Jl. Dr. Junjunan 133 Bandung 40173 Email: suay@bdg.lapan.go.id ABSTRAK Rata-rata temperatur global diproyeksikan meningkat antara 1.4 C sampai 5.8 C pada akhir abad ke 21. Kenaikan temperatur ini akan berdampak besar pada hasil pertanian pada daerah tropis seperti Indonesia, karena tanaman di daerah tropis sudah mendekati toleransi temperatur maksimumnya. Proyeksi perubahan iklim ini juga akan mengakibatkan perubahan pada intensitas dan jumlah curah hujan. Oleh karena itu adaptasi yang tepat diperlukan untuk mengantisipasi terhadap dampak yang merugikan dari perubahan iklim. Informasi tentang proyeksi perubahan iklim baik pada skala global maupun skala regional dapat diperoleh dari berbagai simulasi model iklim. Namun penggunaan informasi ini belum optimal, karena kurangnya kerjasama antar berbagai sektor dalam pengkajian dampak perubahan iklim pada skala lokal. Dalam makalah ini akan dibahas pentingnya dan prospek pengembangan suatu metoda atau alat untuk menggunakan informasi perubahan iklim dalam mengkaji respon sistem pertanian terhadap perubahan iklim. Kata-kata kunci: kenaikan temperatur global, perubahan iklim, adaptasi, pertanian 1. Pendahuluan Iklim mungkin bukan kata yang asing bagi kebanyakan orang. Kata ini biasanya didefinisikan sebagai rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang cukup lama, misalnya 30 tahun. Banyak yang tak menyadari bahwa dengan definisi ini, setelah lebih dari 30 tahun iklim bisa berubah atau mengalami perubahan baik disebabkan oleh sebab alami atau berbagai aktivitas manusia. Karena iklim mencakup skala ruang yang luas dan skala waktu yang panjang, perubahan yang terjadi tidak mendapat perhatian yang memadai. Menjelang akhir abad ke 20, perubahan iklim mulai mendapat yang serius baik dari kalangan ilmuwan maupun politisi. Hal ini berkaitan dengan hasil-hasil pengamatan yang menunjukkan adanya peningkatan suhu permukaan bumi, salah satunya dari Brohan dkk. (2006). Mulai paruh akhir abad ke 20, suhu rata-rata permukaan bumi meningkat secara tajam (lihat gambar 1). Peningkatan suhu permukaan menyebabkan berkurangnya lapisan salju yang menutup bagian Dipresentasikan dalam SEMINAR NASIONAL MIPA 2007 dengan tema Peningkatan Keprofesionalan Peneliti, Pendidik & Praktisi MIPA yang diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta pada tanggal 25 Agustus 2007.

Karakterisasi Suara Vokal puncak gunung-gunung tinggi, contohnya beberapa puncak gunung di gugusan pegunungan Jayawijaya telah kehilangan salju yang tadinya menutupinya. Perubahan iklim yang paling terasa dampaknya bagi masyarakat adalah berubahnya pola dan besarnya curah hujan dan ketersediaan air. Sektor pertanian baik yang bersifat tadah hujan maupun yang memakai irigasi sangat rentan terhadap variabilitas curah hujan. Masyarakat lapisan bawah semakin sulit mendapatkan air bersih, terutama pada waktu musim kemarau. Kerentanan pada masyarakat level ini akan bertambah akibat pengaruh perubahan iklim yang semakin kuat. Ketahanan pada sektor-sektor di atas harus diperkuat terhadap variabilitas iklim sekarang dan masa mendatang. Terapi kejut, misalnya dengan mengadakan tanki-tanki air untuk menanggulangi kekurangan air bersih, mungkin bisa dilakukan, namun tidak efisien untuk jangka panjang. Oleh karena itu harus diupayakan untuk mencari metoda yang berlaku untuk jangka waktu yang lama, yaitu mengembangkan kapasitas beradaptasi terhadap perubahan iklim. Gambar 1. Anomali suhu permukaan rata-rata tahunan untuk daerah tropis (30LS 30LU) dan global dari tahun 1850 sampai dengan 2007 relatif terhadap suhu rata-rata perioda 1961 1990 (sumber: www.metoffice.gov.uk/hadobs). 2. Sumber Informasi Perubahan Iklim Pada tahun 1988 dibentuk suatu organisasi internasional yang diberi nama IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change). Organisasi ini terdiri dari Fisika F-143

Siwi Setyabudi, Agus Purwanto dan Warsono berbagai pakar di bidang yang berkaitan dengan perubahan iklim yang mewakili mayoritas pemerintahan yang ada di seluruh dunia. IPCC berperan mengkaji secara obyektif dan komprehensif, terbuka, dan transparan informasi ilmiah, teknis, dan sosio-ekonomi yang relevan terhadap pemahaman basis ilmiah tentang resiko perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, potensi dampaknya, dan pilihan-pilihan untuk beradaptasi dan mitigasinya. Panel ini tidak melakukan riset baru atau melakukan pengamatan, namun hanya mengumpulkan berbagai hasil riset di seluruh dunia dan mengkajinya, untuk menentukan berbagai strategi yang diperlukan dalam menghadapi perubahan iklim dan menyebarkan informasi tersebut ke semua negara. Sejak didirikan hingga saat ini IPCC telah mengeluarkan empat laporan pengkajian (tahun 1990, 1995, 2001, dan 2007), beberapa laporan pendukung dan laporan khusus, dan makalah-makalah teknis yang berkaitan dengan perubahan iklim. Laporan-laporan ini merupakan hasil kerja IPCC dalam melakukan tugasnya. Dari laporan-laporan ini, banyak informasi yang bisa diperoleh tentang bagaimana status atau kondisi iklim sekarang atau di masa mendatang, faktorfaktor apa yang paling berperan dalam perubahan iklim, pemahaman-pemahaman ilmiah tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim, bagaimana cara mengurangi dampak negatif akibat perubahan iklim, daerah-daerah mana yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, dan masih banyak informasi lainnya. Karena IPCC mengkompilasi informasi-informasi yang berkaitan dengan perubahan iklim, maka organisasi ini dapat menjadi sumber utama dalam memperoleh informasi tentang perubahan iklim. Selain IPCC, banyak institusi di dunia dan beberapa institusi di Indonesia, salah satunya adalah LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), yang dapat menjadi sumber informasi perubahan iklim. Masalahnya adalah keberadaan data, peralatan, dan metoda yang tersedia kurang mendapat perhatian yang cukup dari para pengambil kebijakan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Padahal tanpa strategi yang tepat dari sekarang, perubahan iklim dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada sektor-sektor yang terkait, misalnya yang paling utama adalah sektor pertanian. Untuk itu diperlukan suatu F-144 Seminar Nasional MIPA 2007

Karakterisasi Suara Vokal rantai yang menghubungkan antara sains perubahan iklim dengan inovasi pertanian pada tingkat regional dan lokal. 3. Proyeksi Perubahan Iklim Wilayah Indonesia Kondisi iklim pada masa lalu dapat dianalisis dengan data pengamatan, namun untuk kondisi pada masa mendatang kita memerlukan suatu perkiraan perubahan iklim yang akan terjadi. Perkiraan ini harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Para ilmuwan telah menciptakan model iklim sejak beberapa dekade yang lalu. Pada saat ini model-model tersebut telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga pada skala global kepercayaan para ilmuwan pada hasil model iklim makin meningkat. Kenaikan emisi gas rumah kaca (terutama gas karbondioksida) ke atmosfer yang tak terkendali ditengarai sebagai penyebab utama kenaikan suhu permukaan bumi sehingga terjadi perubahan iklim. Oleh karena itu untuk memperoleh proyeksi perubahan iklim, model-model iklim dipaksa (forced) menggunakan suatu skenario emisi gas rumah kaca yang makin bertambah tiap tahunnya dari masa sekarang, sehingga pada waktu 50 atau 100 tahun mendatang waktu simulasi akan diperoleh suatu keadaan iklim yang berbeda dari waktu sekarang. Pada tahun 1992, untuk pertama kalinya IPCC mengeluarkan suatu skenario kenaikan gas rumah. Skenario ini dikenal dengan nama IS92. Berbagai model iklim di dunia telah melakukan simulasi perubahan iklim dengan menggunakan skenario ini. Salah satu contoh hasil simulasi perubahan iklim untuk wilayah Indonesia ditunjukkan pada gambar 2. Dalam gambar tersebut terlihat pola curah hujan tahunan hasil pengamatan (Kirono dkk., 1999) dan pola curah hujan hasil simulasi untuk beberapa wilayah di pulau Jawa untuk masa sekarang dan proyeksi untuk 50 dan 100 tahun mendatang. Ada daerah yang mengalami kenaikan curah hujan, ada yang mengalami penurunan, dan ada pula yang kurang lebih sama pola curah hujannya. Data simulasi ini diperoleh dari McGregor dkk. (1998) menggunakan model iklim area terbatas DARLAM yang dijalankan di CSIRO, Melbourne, Australia. Dengan data simulasi yang sama, Suaydhi dkk. (2003) memperoleh Fisika F-145

Siwi Setyabudi, Agus Purwanto dan Warsono proyeksi kenaikan suhu permukaan rata-rata bulanan untuk pulau Jawa sekitar 1 C pada masa 50 tahun mendatang dan 2 C pada 100 tahun mendatang. Gambar 2. Pola curah hujan pengamatan dan hasil simulasi untuk beberapa wilayah di pulau Jawa pada masa sekarang, 50 dan 100 tahun mendatang. 4. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim Dalam suatu sistem, setiap terjadi perubahan pada satu bagian tentu memerlukan penyesuaian pada bagian yang lain. Sektor pertanian sangat terkait erat dengan kondisi iklim, maka ketika iklim mengalami perubahan sistem pertaniannya juga perlu beradaptasi agar tidak terjadi penurunan produksinya. Setiap areal pertanian mempunyai karakter yang berbeda, baik kondisi iklim, kondisi tanah, jenis tanah, maupun letak geografisnya. Perubahan iklim global akan menimbulkan dampak yang berbeda terhadap masing-masing areal pertanian, dan akan mempengaruhi pada produktivitasnya. Untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim ini diperlukan suatu strategi adaptasi yang sesuai. Salah satu contoh strategi adaptasi diperlihatkan oleh suatu hasil penelitian di Australia yang dikompilasi oleh F-146 Seminar Nasional MIPA 2007

Karakterisasi Suara Vokal Kelompok Kerja 2 (Working Group 2 atau WG2) IPCC. Gambar 3 memperlihatkan prosentase hasil gandum terhadap kenaikan temperatur dan perubahan jumlah hujan. Kenaikan temperatur atau penurunan jumlah hujan saja menunjukkan hasil produksi gandumnya menurun. Kenaikan suhu yang disertai penurunan jumlah hujan menimbulkan dampak negatif yang sangat besar terhadap hasil gandumnya. Dengan menggunakan optimalisasi musim tanam, dampak negatif dari kenaikan temperatur dan/atau perubahan jumlah hujan telah dapat diminimalkan (lihat gambar 3 panel kanan). Strategi adaptasi yang tepat dalam mengantisipasi perubahan iklim dapat meningkatkan hasil pertanian (jagung, gandum, dan padi) juga didapatkan oleh beberapa hasil penelitian di berbagai belahan dunia (gambar 4). Gambar 3. Panel kiri: dampak perubahan iklim terhadap hasil gandum di Australia. Panel kanan: salah satu contoh adaptasi yang tepat dalam mengantisipasi perubahan iklim telah menunjukkan adanya kenaikan prosentase hasil gandum (sumber: WG2 TS7, IPCC) Gambar 4. Penerapan strategi adaptasi yang tepat dapat meningkatkan hasil pertanian dalam menghadapi perubahan iklim (sumber: WG2 TS4, IPCC). Fisika F-147

Siwi Setyabudi, Agus Purwanto dan Warsono Beberapa langkah untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dalam menghadapi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian dicantumkan dalam laporan pengkajian ke-4 IPCC (Fourth Assessment Report). Langkah-langkah ini antara lain meliputi: perbaikan sistem irigasi, pembudidayaan varietas padi baru, informasi, program pendidikan dan komunikasi untuk meningkatkan level kesadaran dan pemahaman pada kelompok-kelompok masyarakat yang memerlukannya. Perubahan dalam filosofi manajemen juga dapat meningkatkan kapasitas adaptasi. Kemampuan masyarakat dalam melakukan adaptasi sistem produksi mereka dalam menghadapi perubahan iklim akan berbeda-beda. Salah satu langkah penting dan efektif untuk meningkatkan kapasitas adaptasi adalah melalui pendidikan dan pengadaan akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan dengan perubahan iklim. Kebijakan-kebijakan pemerintah dan institusi-institusi pemerintah sangat berperan dalam meningkatkan kapasitas adaptasi ini. Karena langkah-langkah seperti pengembangan strategi manajemen adaptasi pada level petani, pengubahan tanggal mulai tanam untuk memperoleh musim tanam yang lebih panjang, pengubahan cara penggunaan pupuk dan pestisida, penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kekurangan air, hama, dan penyakit, dan peningkatan infrastruktur pertanian memerlukan campur tangan pemerintah dan institusi-institusi yang terkait. 5. Penutup Masyarakat yang berkecimpung pada sektor pertanian perlu menyadari dan memahami bahwa perubahan iklim tak bisa dihindari. Iklim dapat berubah secara alami dan dapat pula akibat dari kegiatan manusia. Para ilmuwan cenderung memilih pendapat yang menyatakan bahwa perubahan iklim yang teramati sejak pertengahan abad ke 20 ini diakibatkan oleh aktivitas manusia melalui peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Sektor pertanian yang sangat terkait erat dengan kondisi iklim harus beradaptasi terhadap perubahan iklim agar dapat mengurangi dampak negatifnya. Pengembangan sistem adaptasi ini memerlukan kerjasama dari berbagai institusi dan juga kebijakan pemerintah yang mendukung langkah ini. F-148 Seminar Nasional MIPA 2007

Karakterisasi Suara Vokal Daftar Pustaka: Brohan, P., J.J. Kennedy, I. Harris, S.F.B. Tett and P.D. Jones, 2006: Uncertainty estimates in regional and global observed temperature changes: a new dataset from 1850. J. Geophys. Res., 111, D12106, doi:10.1029 /2005JD006548. Cruz, R.V., H. Harasawa, M. Lal, S. Wu, Y. Anokhin, B. Punsalmaa, Y. Honda, M. Jafari, C. Li and N. Huu Ninh, 2007: Asia. Climate Change 2007: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, M.L. Parry, O.F. Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der Linden and C.E. Hanson, Eds., Cambridge University Press, Cambridge, UK, 469-506. Kirono, D.G.C., N.J. Tapper, and J.L. McBride, 1999: Documenting Indonesian rainfall in the 1997/1998 El Nino event. Physical Geography, 20, 422-435. McGregor, J.L., J.J. Katzfey, and K.C. Nguyen, 1998: Fine resolution simulations of climate change for Southeast Asia. CSIRO, Australia, 50 hal. Suaydhi, H. Yanti, dan M.A. Ratag, 2003: Simulasi kenaikan suhu permukaan di pulau Jawa dengan scenario kenaikan konsentrasi CO2. Dalam Pengembangan dan Aplikasi Teknik Prediksi Cuaca dan Iklim, Prosiding Temu Ilmiah Prediksi Cuaca dan Iklim Nasional 2002, M.A. Ratag, B. Tjahyono, dan Z.L. Dupe (editor), LAPAN, Bandung, hal. 119-123. Fisika F-149