LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Karakteristik Stasiun Pengamatan. Stasiun I terletak pada area dengan kepadatan lalulintas yang tinggi yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan

KEANEKARAGAMAN LICHENES DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA (Studi Kasus Di Jalan H.B. Jasin Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo)

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA TALUS LICHENES DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI. Oleh: MOH. ZAINUL AMIN NIM

EKSPLORASI LICHEN DI SEPANJANG JALAN RAYA SOLO TAWANGMANGU DAN KAWASAN HUTAN SEKIPAN KARANGANYAR JAWA TENGAH

3,35 3,96 Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

KERAGAMAN JENIS LICHEN DI KOTA BENGKULU. Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNIB. Abstrak

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

STUDY KELAYAKAN JALAN AKSES JEMBATAN BARU PLOSO DI KABUPATEN JOMBANG - JAWA TIMUR. I Made Avadhuta Austinov Mahagana

DENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

KEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA DI KAWASAN INDUSTRI CITEUREUP DAN HUTAN PENELITIAN DRAMAGA NUSAIBAH SOFYAN

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan di dunia ini ( Arya, 2004: 27).

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KERAPATAN POPULASI LUMUT KERAK (LICHENES) PADA POHON MAHONI (Swietenia mahagoni (L.) Jacq.) DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BABAK SEMIFINAL KMNR 12 RAYON SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah : 1. Kadar klorofil daun mahoni (Swietenia macrophylla King)

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)

Gambar 1. Peta Prakiraan Cuaca Hujan Mei 2018 (Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang)

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik

I. PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI LOKASI BERSARANG) BURUNG TAKUR UNGKUT-UNGKUT ( Megalaima haemacephala ) DI KOTA JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR

Kandungan sulfur dan klorofil thallus lichen Parmelia sp. dan Graphis sp. pada pohon peneduh jalan di Kecamatan Pontianak Utara

BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI

INVENTARISASI JENIS TANAMAN PENGHIJAUAN DI PERUMAHAN KORPRI LOA BAKUNG SAMARINDA. Oleh: MATIAS HIMANG NIM

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KENYAMANAN HUTAN KOTA LINARA BERBASIS KERAPATAN VEGETASI, IKLIM MIKRO DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KOTA METRO

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Identifikasi Jenis-Jenis Lichenes Sebagai Indikator Pencemaran Udara Asap Kendaraan Bermotor Di Hutan Lindung Aek Nauli-Parapat Kab.

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst.

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuhan yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, sumber energi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EKSTRAK BUAH Breynia sp DAN. KUNCUP DAUN JATI (Tectona grandis) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI LUGOL PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii. ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

PENDAHULUAN. listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tidak untung oleh adanya asosiasi. Tipe interaksi amensalisme ini diberi lambang

V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. manfaatkan untuk tempat tinggal dan usaha pertanian (Adhitya, 2008).

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

TINJAUAN PUSTAKA. ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan bagian dari ruang-ruang terbuka

1. Masuk ke dalam file explorer atau file commander pada smartphone. 2. Cari file Mojo.apk kemudian pilih file Mojo.apk.

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?

Transkripsi:

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Karakteristik Stasiun Pengamatan a. Stasiun I (Jalan Raya Deket) Stasiun I terletak pada area dengan kepadatan lalulintas yang tinggi yaitu di Jalan raya Deket Lamongan. Satasiun ini merupakan bagian dari sebelah timur kabupaten Lamongan. Jalan raya Deket merupakan jalan poros utama Lamongan Gresik Surabaya sehingga kepadatan lalu lintas cenderung tinggi. Pada Satasiun I di jalan raya deket pengambilan lokasi pengamatan yaitu di dekat SPBU. Lokasi ini di pilih karena kendaraan cenderung akan mengurangi kecepatan sebelum melintas di area pertamina sehingga akan lebih memudahkan untuk menghitung jumlah kendaraan yang melintas. Pada Stasiun ini jenis pohon yang diamati yaitu pohon Mahoni, Ketapang dan pohon mengkudu karena pada stasiun ini bukan pada jalan masuk ke desa akan tetapi jalan poros sehingga di kanan kiri jalan masih banyak terdapat tambak ikan dan persawahan serta pada jarak-jarak yang sudah ditentukan hanya ditemukan pohon-pohon tersebut. b. Stasiun II (Jalan Raya Mantup) Stasiun II terletak di jalan raya Mantup Lamongan yang merupakan bagian selatan dari kabupaten Lamongan. Jalan raya mantup merupakan stasiun dengan kepadatan lalulintas yang sedang, karena pengguna jalan yang lewat kemungkinan hanya bertujuan ke arah Mojokerto. Sehingga kepadatan lalulintasnya tidak terlalu padat dan lebih didominasi oleh kendaraan-kendaraan roda dua. 97

98 Pada stasiun ini jenis pohon yang diamati yaitu pohon Akasia, Mangga dan pohon Jati. Penentuan lokasi pengamatan yaitu diambil berdasarkan perkiraan tempat berkembangnya talus lichen yaitu dipilih di sekitar jembatan Jati Langkir No. 04 yang mana pada lokasi tersebut sudah terlihat ada talus lichen yang tumbuh dan berkembang disana. c. Stasiun III (Jalan Raya Sumberwudi) Stasiun III terletak di jalan Raya Sumberwudi yang merupakan area dengan kepadatan lalu lintas yang rendah. Stasiun ini merupakan lokasi yang mewakili bagian tengah dari kabupaten Lamongan. Jalan raya Sumberwudi merupakan jalan masuk ke desa-desa kecil yang ada di sekitarnya sehingga kepadatan lalu lintasnya cenderung rendah dan lebih di dominasi oleh kendaraan roda 2 daripada kendaraan roda 4. Pada Stasiun ini pohon yang diamati yaitu ada dua jenis pohon yaitu pohon Jati dan pohon mangga. Penentuan lokasi pengamatan ini yaitu berada di depan penggilingan padi UD Sumber Ayem sehingga dimungkinkan polusi dari aktivitas penggilingan tersebut akan mampu mempengaruhi terhadap pertumbuhan talus spesies lumut kerak yang ada pada lokasi tersebut. d. Stasiun IV (Jalan Raya Babat) Stasiun IV terletak di Jalan Raya Babat Lamongan. Jalan ini merupakan Jalan terusan dari Stasiun I yang menuju ke arah Tuban dan Bojonegoro. Sehingga Stasiun ini merupakan stasiun pengamatan yang masih dalam kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi akan tetapi tidak seperti pada stasiun I karena

99 kendaraan yang melintas dimungkinkan sudah banyak yang berbelok ke arah pantura dan ke kota laomongan. Stasiun IV ini merupakan bagian Barat dari kabupaten Lamongan. Pada Satsiun IV ini pohon yang diamati yaitu sebanyak dua jenis pohon yaitu pohon Mahoni dan Pohon Mangga. Penentuan Lokasi pengamatan pada stasiun ini yaitu berada di depan Pondok pesantren Moropelang Babat. Karena dimungkinkan banyaknya aktivitas kendaraan yang keluar masuk pondok peasantren dan juga yang melintas di jalan raya Babat. e. Stasiun V (Jalan Raya Pantura) Stasiun V terletak di jalan Raya Pantura yaitu tepatnya di sebelah tempat rekreasi di lamongan yaitu Wisata Bahari Lamongan. Stasiun ini merupakan stasiun pengamatan dengan kepadatan lalu lintas yang sedang. Kepadatan lalu lintas pada lokasi ini lebih didomonasi oleh kendaraan roda 2 dibandingkan kendaraan roda 4. Pada stasiun V ini pohon yang diamati yaitu hanya pohon mangga karena tidak ditemukan pohon lain pada lokasi yang telah tentukan. Pada Stasiun ini merupakan stasiun yang berbeda dengan stasiun lainnya. Karena pada stasiun ini merupakan stasiun yang berjarak paling dekat dengan laut utara sehingga di mungkinkan akan ada perbedaan dibandingkan stasiun-stasiun yang lainnya.

100 Lampiran 2. Hasil Penelitian Tabel 1. Kepadatan Lalu Lintas Lima Stasiun Pengamatan di kabupaten Lamongan No Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Stasiun E MTR MBL MTR MBL MTR MBL MTR MBL MTR MBL 1 33 27 18 34 25 10 23 7 5 0 2 33 17 20 21 16 4 27 4 4 0 3 36 22 15 19 15 2 11 5 5 0 4 41 29 20 23 16 7 14 2 6 0 5 38 23 29 38 30 2 17 5 4 0 6 33 26 8 23 28 3 20 4 3 0 7 32 33 19 14 15 7 26 0 2 0 8 32 23 18 24 18 2 13 1 3 0 9 32 26 18 32 16 4 17 6 3 0 10 39 19 11 28 14 3 20 10 1 1 11 30 17 14 21 16 4 12 6 3 0 12 31 19 13 39 22 3 24 4 5 0 13 22 15 7 30 11 7 19 4 5 0 14 24 37 16 22 23 9 15 3 6 0 15 34 30 14 23 26 6 11 4 4 0 16 32 30 12 24 12 2 24 3 2 0 17 36 28 18 20 23 1 21 7 5 0 18 38 21 22 35 10 6 18 8 3 0 19 30 16 20 21 15 3 11 6 0 0 20 28 23 24 15 18 7 17 5 4 0 21 26 29 10 42 12 8 24 2 6 0 22 25 38 16 21 25 3 16 5 3 0 23 26 24 19 14 28 10 12 11 0 0 24 38 19 14 24 21 2 10 0 2 0 25 43 27 15 36 12 5 22 2 7 0 26 42 23 22 39 17 9 15 12 3 0 27 32 15 21 32 26 3 17 7 4 0 28 36 19 17 28 17 2 11 3 8 0 29 28 30 12 33 12 5 18 0 3 0 30 45 36 10 27 28 5 13 9 1 0 31 28 36 12 24 23 3 20 2 3 0 32 36 20 14 15 21 5 23 4 0 0 33 40 23 16 32 15 1 14 7 2 0 34 35 26 26 40 18 0 12 0 4 0 35 26 27 14 20 11 3 24 11 7 0 36 32 32 21 14 23 4 29 7 1 0 37 30 20 14 16 24 7 11 2 4 0

Lanjutan Tabel 1. No Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Stasiun E MTR MBL MTR MBL MTR MBL MTR MBL MTR MBL 38 32 23 10 29 23 9 25 0 3 0 39 36 25 21 24 20 11 15 5 4 0 40 25 28 6 19 13 2 33 1 2 0 41 27 18 17 27 23 3 22 4 4 0 42 28 21 13 45 14 5 15 12 3 0 43 38 32 22 28 18 3 17 1 5 0 44 42 22 11 17 29 6 11 4 2 0 45 40 20 23 36 31 1 28 0 8 0 46 30 20 24 14 11 12 12 0 5 0 47 34 38 15 23 17 3 22 4 7 0 48 48 18 19 35 30 7 22 2 0 0 49 40 22 21 38 12 10 31 7 10 0 50 24 26 13 29 24 14 12 2 2 1 51 28 21 15 15 15 6 16 0 6 0 52 20 16 19 21 17 2 10 3 12 0 53 24 23 5 14 20 0 13 10 5 0 54 27 27 13 34 16 9 22 3 7 0 55 25 32 22 15 23 4 15 10 1 0 56 22 18 12 23 21 3 17 0 6 0 57 37 25 9 38 18 5 13 0 3 0 58 34 22 11 19 24 2 20 2 4 0 59 45 18 13 34 26 7 15 9 3 0 60 32 12 17 24 17 1 19 3 3 1 1960 1452 960 1564 1164 292 1076 260 236 4 3412 2524 1456 1336 240 Keterangan : A : Pengambilan Sampel di Jalan raya Deket (Kepadatan lalu lintas 3412 kendaraan/jam) B : Pengambilan Sampel di Jalan raya Babat (Kepadatan lalu lintas 2524 kendaraan/jam) C : Pengambilan Sampel di Jalan raya Pantura (Kepadatan lalu lintas 1456 kendaraan/jam) D : Pengambilan Sampel di Jalan raya Mantup (Kepadatan lalu lintas 1336 kendaraan/jam) E : Pengambilan Sampel di Jalan raya Sumberwudi (Kepadatan lalu lintas 240 kendaraan/jam) 101

102 Tabel 2. Jenis-jenis Lichenes yang Ditemukan pada Lima Stasiun Pengamatan di kabupaten Lamongan No Jenis Lichenes STASIUN A B C D E 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Lepraria sp - - - - - - - 2 Graphis sp - - - - - - - - 3 Hafellia levieri - - - - - - - - - - - - 4 Opegrapha atra - - - - - - - - - - - - - - 5 Lecidella elaeochroma - - - - - - - - - - - - - 6 Cryptothecia scripta - - - - - - - - - - - - - 7 Parmelia sulcata - - - - - - - - - - - - - Keterangan : A : Pengambilan Sampel di Jalan raya Deket (Kepadatan lalu lintas 3412 kendaraan/jam) B : Pengambilan Sampel di Jalan raya Babat (Kepadatan lalu lintas 2524 kendaraan/jam) C : Pengambilan Sampel di Jalan raya Pantura (Kepadatan lalu lintas 1456 kendaraan/jam) D : Pengambilan Sampel di Jalan raya Mantup (Kepadatan lalu lintas 1336 kendaraan/jam) E : Pengambilan Sampel di Jalan raya Sumberwudi (Kepadatan lalu lintas 240 kendaraan/jam) 1,2,3 : Jarak Pengambilan Sampel (0, 10 dan 20 meter dari jalan raya) : Hadir/ditemui Tabel 3. Jenis Lichen yang ditemukan Pada Tanaman Inang di Lima Stasiun Pengamatan Kabupaten Lamongan No Jenis Pohon Jenis Lumut Kerak Sp 1 Sp 2 Sp 3 Sp 4 Sp 5 Sp 6 Sp 7 1 Mahoni (Swietenia mahagoni) v - v - - - - 2 Ketapang (Terminalia catappa) v v - - - - - 3 Mengkudu (Morinda citrifolia) - v - - - - - 4 Akasia (Acacia mangium) v - - - - - - 5 Mangga (Mangifera indica) v v - v v v v 6 Jati (Tectona grandis) - - v - - - - Keterangan: v = hadir/ditemui

103 Tabel 4. Suhu, Kelembapan udara dan Intensitas cahaya pada Lima Stasiun Pengamatan di kabupaten Lamongan No Stasiun Jarak Suhu udara Kelembapan Intensitas 1 ( 0 C) udara (%) Cahaya (Lux) 1 34 56,8 4800 2 A 2 34,4 53,8 1250 3 3 34,1 55,4 920 4 Rata-rata 34,17 55,33 2323,33 4 1 34,3 51,1 5560 5 B 2 35,4 46 1220 6 3 37,3 47 1050 7 Rata-rata 35,67 48,03 2610 8 1 33 62,7 1400 9 C 2 35,7 58,2 1100 10 3 33,1 63 1300 11 Rata-rata 33,93 61,30 1266,67 12 1 29,3 71 8000 13 D 2 30,7 63 2880 14 3 33,1 56,5 7450 15 Rata-rata 31,03 63,50 6110 16 1 28 70,3 5500 17 E 2 27,7 70,9 4500 18 3 34 51,6 5900 19 Rata-rata 29,9 64,27 5300 Keterangan : A : Pengambilan Sampel di Jalan raya Deket (Kepadatan lalu lintas 3412 kendaraan/jam) B : Pengambilan Sampel di Jalan raya Babat (Kepadatan lalu lintas 2524 kendaraan/jam) C : Pengambilan Sampel di Jalan raya Pantura (Kepadatan lalu lintas 1456 kendaraan/jam) D : Pengambilan Sampel di Jalan raya Mantup (Kepadatan lalu lintas 1336 kendaraan/jam) E : Pengambilan Sampel di Jalan raya Sumberwudi (Kepadatan lalu lintas 240 kendaraan/jam) 1,2,3 : Jarak Pengambilan Sampel (0, 10 dan 20 meter dari jalan raya)

104 Tabel 5. Persentase Kepadatan Lichenes pada Lima Stasiun Pengamatan di Kabupaten Lamongan No Stasiun Jarak Jenis Lichen Jmlh Koloni Jenis Pohon Keliling Batang Diameter Persentase Batang Kepadatan Mahoni 1 1 Sp 1 23 (Swietenia mahagoni) 110 35,03 65,65 2 Ketapang Sp1 15 A 2 (Terminali 75 23,89 62,8 3 Sp 2 10 a catappa) 75 23,89 41,87 Mengkudu 4 3 Sp 2 8 (Morinda citrifolia) 55 17,52 45,67 Mahoni 5 1 Sp 3 12 (Swietenia mahagoni) 64 20,38 58,88 6 B Sp 1 26 Mangga 120 38,22 68,03 7 2 (Mangifera Sp 2 8 indica) 120 38,22 20,93 Mangga 8 3 Sp 7 9 (Mangifera indica) 55 17,52 51,38 9 Sp 1 24 Mangga 110 35,03 68,51 10 1 Sp 2 8 (Mangifera 110 35,03 22,84 11 Sp 6 12 indica) 110 35,03 34,25 C Mangga 12 2 Sp 1 20 (Mangifera indica) 140 44,59 44,86 13 Sp 7 18 Mangga 85 27,07 66,49 14 3 (Mangifera Sp 6 12 indica) 85 27,07 44,33 Akasia 15 1 Sp 1 25 (Acacia mangium) 130 41,4 60,38 D Mangga 16 2 Sp 2 9 (Mangifera indica) 80 25,48 35,33 Jati 17 3 Sp 3 12 (Tectona 65 20,7 57,97 grandis)

105 Lanjutan Tabel 5. No Stasiun Jarak Jenis Lichen Jmlh Koloni Jenis Pohon Keliling Batang Diameter Persentase Batang Kepadatan Jati 18 1 Sp 3 14 (Tectona grandis) 65 20,7 67,63 19 Sp 1 8 Mangga 70 22,29 35,89 20 Sp 2 6 (Mangifera 70 22,29 26,91 2 21 E Sp 4 4 indica) 70 22,29 17,94 22 Sp 5 10 70 22,29 44,86 23 Sp 1 12 Mangga 63 20,06 59,81 24 3 Sp 2 7 (Mangifera 63 20,06 34,89 25 Sp 5 13 indica) 63 20,06 64,79 Keterangan : A : Pengambilan Sampel di Jalan raya Deket (Kepadatan lalu lintas 3412 kendaraan/jam) B : Pengambilan Sampel di Jalan raya Babat (Kepadatan lalu lintas 2524 kendaraan/jam) C : Pengambilan Sampel di Jalan raya Pantura (Kepadatan lalu lintas 1456 kendaraan/jam) D : Pengambilan Sampel di Jalan raya Mantup (Kepadatan lalu lintas 1336 kendaraan/jam) E : Pengambilan Sampel di Jalan raya Sumberwudi (Kepadatan lalu lintas 240 kendaraan/jam) 1,2,3 : Jarak Pengambilan Sampel (0, 10 dan 20 meter dari jalan raya) Tabel 6. Warna Talus Lumut Kerak Secara Umum Pada Lima Stasiun Pengamatan di Kabupaten Lamongan No Jenis Lumut Warna Talus Hijau Warna Talus Putih Kerak Hijau/Hijau tua Hijau muda Hijau Putih Putih Keabuan keabuan/kusam A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E 1 Spesies 1 - - - - v - - - - - v v v v - - - - - - - - - - - 2 Spesies 2 - - - - - - - - - - - - - - - - v v v v v - - - - 3 Spesies 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - v - v - v - 4 Spesies 4 - - - - v - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5 Spesies 5 - - - - - - - - - v - - - - - - - - - - - - - - - 6 Spesies 6 - - v - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 Spesies 7 - v v - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan: A : Pengambilan Sampel di Jalan raya Deket (Kepadatan lalu lintas 3412 kendaraan/jam) B : Pengambilan Sampel di Jalan raya Babat (Kepadatan lalu lintas 2524 kendaraan/jam) C : Pengambilan Sampel di Jalan raya Pantura (Kepadatan lalu lintas 1456 kendaraan/jam) D : Pengambilan Sampel di Jalan raya Mantup (Kepadatan lalu lintas 1336 kendaraan/jam) E : Pengambilan Sampel di Jalan raya Sumberwudi (Kepadatan lalu lintas 240 kendaraan/jam) V = Hadir/ditemui

106 Lampiran 3. Hasil Analisis Kandungan Timbal (Pb) Pada talus Lichenes Tabel 7. Hasil Uji Kandungan Logam Berat Pb pada taalus Lichen pada Lima Stasiun Pengamatan di kabupaten Lamongan No SAMPEL UL M SMPL ABS TOTAL PB (PPM) 1 S1 SP1 1 0,501 0,296 6,340 2 S12 SP1 1 0,511 0,306 6,419 3 S13 SP2 1 0,509 0,259 5,483 4 S2 SP1 1 0,504 0,186 4,028 5 S3 SP1 1 0,502 0,089 2,032 6 S3 SP3 1 0,506 0,077 1,769 7 S3 SP5 1 0,508 0,096 2,151 8 S32 SP2 1 0,503 0,139 3,063 9 S32 SP4 1 0,511 0,152 3,280 10 S5 SP1 1 0,501 0,296 6,340 11 S4 SP3 1 0,508 0,326 6,867 12 S42 SP1 1 0,516 0,269 5,610 13 S43 SP1 1 0,504 0,331 7,025 14 S33 SP1 1 0,502 0,085 1,949 15 S5 SP6 1 0,501 0,095 2,160 16 S5 SP2 1 0,506 0,237 5,062 17 S52 SP1 1 0,508 0,286 6,047 18 S53 SP1 1 0,507 0,206 4,415 19 S23 SP3 1 0,502 0,189 4,107 20 S42 SP2 1 0,506 0,214 4,589 21 S22 SP2 1 0,508 0,203 4,345 22 S53 SP6 1 0,507 0,075 1,724 23 S33 SP5 1 0,502 0,078 1,803 24 S33 SP2 1 0,506 0,115 2,551 25 S12 SP2 1 0,512 0,287 6,020

107 Lampiran 4. Laporan Analisis Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang

108

109 Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian Pengukuran Diameter Pohon Pengukuran Suhu dan Kelembaban Pengukuran Intensitas Cahaya Pengambilan Sampel Lichen Pengukuran Jarak Pengambilan Sampel Pengamatan dengan Mikroskop

Lampiran 6. Bukti Konsultasi Skripsi 110