BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk membandingkan Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun kec. Rengat kab. Indragiri Hulu. Alat ukur yang digunakan adalah skala Subjective Well-being dan biodata dari petani sawit. Agar lebih jelas Variable bebas (X) : factor demografi B. Identifikasi Variabel Penelitian Variable terikat (Y): Subjective Well-being C. Defenisi Operasional 1. Subjective Well Being merupakan persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya, yang terdiri dari komponen yang penting didalam kualitas hidup positif yang pastinya akan dicari oleh masing- masing orang didalam kehidupannya. Adapun komponen dari subjective well-being adalah sebagai berikut: 1) Kepuasan hidup, adapun indikatornya adalah: a) kepuasan hidup saat ini b) kepuasan pada masa lalu c) kepuasan pada masa depan d) keinginan untuk merubah kehidupan 2) Afek positif, adapun indikatornya adalah: a) kesenangan

b) kebahagiaan c) kasih sayang d) rasa bangga 3) Afek negatif, adapun indikatornya adalah: a) rasa bersalah b) sedih c) kecemasan d) marah stress 2. Faktor Demografi tertentu dapat meningkatkan Subjective Well-being tergantung dari nilai dan tujuan yang dimiliki seseorang, kepribadian dan kultur. Dalam beberapa faktor demografi yang ada memiliki pengaruh yang tidak begitu besar namun kemudian itulah yang dapat membedakan tingkat Subjective Well-being seseorang. Faktor demografis membedakan antara orang yang sedang-sedang saja dalam merasakan kebahagiaan (tingkat Subjective Well-being sedang) dan orang yang sangat bahagia (tingkat Subjective Well-being tinggi). Factor demografi yang diukur adalah sebagai berikut: 1) Status pernikahan (menikah/ tidak menikah) 2) Jenis kelamin (laki- laki/ perempuan) 3) Tingkat pendidikan (SD/SMP/SMA) 4) Status pekerjaan (buruh/ pemilik) 5) Jumlah tanggungan (2-5 orang/ 6-9 orang/ 10-13 orang) D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Hadi (2011) mengatakan bahwa populasi merupakan sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai suatu ciri yang sama dengan untuk menentukan sampel terlebih dahulu harus menentukan luas dan sifat populasi juga memberikan batasan yang tegas. Arikunto (2010) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyaikualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari beberapa pendapat diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah petani sawit di Desa Rawa Bangun Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu yang jumlahnya adalah 134 orang (Keputusan Bupati Indragiri Hulu, 2014). 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut (Arikunto, 2010). Sampel penelitian peneliti menggunakan tolak ukur seperti yang dikemukakan oleh Arikunto bahwa untuk sekedar patokan, apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan jika jumlah subjeknya banya dapat diambil antara populasi 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan pendapat diatas, bahwa subjek penelitian ini populasinya lebih dari 100 orang, maka peneliti akan mengambil jumlah sampel sebagian (50% dari populasi), yaitu sebanyak 67 orang petani untuk dijadikan sampel penelitian sebelum dilakukan try out dan 67 orang petani setelah dilakukan try out. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel Sugiyono (2003).

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa teknik pengambilan sampel nya sebanyak 134 orang, yaitu sebanyak 67 orang petani untuk dijadikan sampel penelitian sebelum dilakukan try out dan 67 orang petani setelah dilakukan try out. B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini digunakan metode skala untuk mengungkapkan kesejahteraan subjektif ( Subjective Well-being) dan data factor demografi. Tujuan untuk mengetahui ( goal of knowing) haruslah dicapai dengan metode atau cara- cara yang efisien dan akurat (Azwar, 2010). Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membuat skala psikologi yang disusun berdasarkan skala likert. Skala likert merupakan skala untuk mengukur sikap. Skala likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral, dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti diatas. Skala likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat rangking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya didalam skala (Nazir, 2013). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Alat Ukur a. Skala Subjective well being (kesejahteraan subjektif) Untuk mengungkap subjective well-being pada petani maka skala subjective wellbeing disusun berdasarkan komponen subjective well-being yang diungkapkan oleh Diener (dalam eid & Larsen, 2008:97), subjective well-being terbagi dalam tiga komponen umum, yaitu kepuasan hidup, afeksi positif dan afeksi negatif. Pada penelitian pengambilan data dilakukan dengan pemberian skala pada sampel penelitian. Skala tersebut kemudian diberi skor berdasarkan model skala likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif jawaban netral untuk menghindari jawaban subjek yang berkelompok. Skoring dilakukan dengan cara membedakan item menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aitem favorable dan kelompok aitem unfavorable. Cara pemberian nilai alternative jawaban pada aitem, besarnya berkisar antara 1 sampai 4 dengan susunan sebagai berikut: Tabel. 3.1 Sistem Penilaian Skala Subjective Well Being Aitem Favorable aitem unfavorable Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat sesuai Sesuai Tidak sesuai Sangat tidak sesuai 4 3 2 1 Sangat sesuai Sesuai Tidak sesuai Sangat tidak sesuai 1 2 3 4 Skor jawaban tertinggi pada skala ditemukan pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan- pernyataan dalam skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan- pernyataan dalam skala.

Selanjutnya peneliti menyusun blue print skala yang berisi indicator- indicator subjective well-being yang kemudian dibuat menjadi aitem. Tabel 3.2 Blue Print Skala Subjective Well-being Sebelum Uji Coba (Try Out) No Aspek Indikator Sebaran Aitem Jumlah 1. Kepuasan Hidup 1. kepuasan hidup saat ini 2. kepuasan pada masa lalu 3. kepuasan pada masa depan 4. keinginan untuk merubah kehidupan Favorable Unfavorable Aitem 1,3 2,4 4 5,6 2 7 16 2 9,10,45 8,11 5 2. Afek Positif 3 Afek Negatif Total 1. kesenangan 12,15,18,19,20 36 6 2. kebahagiaan 21,25 2 3. kasih saying 13,14,22,24,26 17,23 7 4. rasa bangga 28,33 44 3 1. rasa bersalah 27,29,38,43 30,34 6 2. sedih 32 1 3. kecemasan 39,42 37,40 4 4. marah 31,41 35 3 5. stress b. Data Faktor Demografi Untuk mengungkap tentang faktor demografi digunakan data faktor demografi berdasarkan pendapat dari diener yang mengatakan bahwa efek faktor demografis terdiri dari status pernikahan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan jumlah tanggungan. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan pemberian biodata terhadap subjek penelitian.

C. Uji Coba Alat Ukur Sebelum alat ukur ini digunakan dalam penelitian, maka alat ukur yang akan digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu dengan melakukan uji coba (try out). Uji coba dilakukan pada petani sawit di Desa Rawa Bangun Kec. Rengat kab. Indragiri Hulu sebagai populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) guna mendapatkan aitem-aitem yang layak sebagai alat ukur. Uji coba alat ukur ini dilakukan di Desa Rawa Bangun kec. Rengat kab. Indragiri Hulu pada tanggal 12 Mei 2015. Uji coba alat ukur dilakukan pada 67orang petani sehingga terpenuhilah jumlah subjek untuk try out sebanyak 67 orang petani. Skala yang disebarkan sebanyak 67 skala aitem dan kembali dengan utuh. Peneliti dibantu oleh Kepala Desa dengan cara mendatangi tiap-tiap rumah yang dijadikan subjek penelitian, dan Kepala Desa tersebut yang meminta waktu terlebih dahulu kepada subjek penelitian untuk mengisi skala penelitian. 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument instrument pengukur (tes) dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Untuk mengetahui apakah skala yang dibuat sesuai dengan tujuan pengukuran perlu dilakukan uji validitas, dan uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2009). Pendapat professional dalam mengkaji validitas isi skala penelitian ini adalah pembimbing skripsi dan narasumber.

2. Uji Daya Beda Aitem Pengujian tingkat kesahihan alat ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan r ix 0,30, artinya semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan interpretasinya yaitu dengan cara mengkonsultasikan antara r hitung dengan r kritis. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan 0,30. Tetapi, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang tidak diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2002). Selain itu juga dibantu dengan sistem komputerisasi untuk menganalisis secara statistik tingkat kesahihan alat ukur tersebut. Adapun teknik yang akan digunakan adalah teknik Korelasi Product Moment dari Pearson (dalam Azwar, 2002). Menurut Azwar (2010 ), apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari pada 0,30 dan jumlahnya melebihi aitem yang direncakan untuk dijadikan skala, maka peneliti dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi yang tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai Untuk skala Subjective well-being, peneliti menggunakan batasan 0,30. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala Subjective well-being, maka dari 45 aitem diperoleh 39 aitem yang valid dan 6 aitem yang lainnya dinyatakan gugur. Koefisien korelasi aitem totalnya berkisar 0,310 0,737. Rincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Sebaran Aitem Skala Subjective Well-being Yang Valid dan Gugur (Setelah Try Out) No Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur Jumlah F UF F UF Aitem Untuk Penelitia 1 Kepuasan Hidup 2 Afek Positif 3 Afek Negatif n kepuasan hidup 1 2,4 3-3 saat ini kepuasan pada - 5,6 - - 2 masa lalu kepuasan pada 7 16 - - 2 masa depan keinginan untuk 9,10,45,11 8-11 4 merubah kehidupan Kesenangan 12,15,18,19 20 4 Kebahagiaan 21,25 2 kasih saying 13,14,24,26 17,23 22 6 rasa bangga 28,33,44-44 3 rasa bersalah 27,38,43,34 30 - - 4 Sedih - 32 - - 1 Kecemasan 39,42 37,40 - - 4 Marah 31,41 35 - - 3 Stress 29 - - - 1 Total 26 13 3 3 39 Setelah diperoleh aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor pada aitem sebelumnya. Maka dibuat blue print untuk penelitian yang berisikan aitemaitem yang valid saja. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Blue Print Skala Subjective Well-being Setelah Uji Coba (Penelitian) No Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur F UF F UF 1 Kepuasan kepuasan hidup 1 2,4 3 - Hidup saat ini kepuasan pada - 5,6 - - masa lalu kepuasan pada 7 16 - - masa depan keinginan untuk 9,10,45,11 8-11 merubah kehidupan 2 Afek Positif Kesenangan 12,15,18,19 20 Kebahagiaan 21,25 kasih saying 13,14,24,26 17,23 22 rasa bangga 28,33,44-44 3 Afek Negatif rasa bersalah 27,38,43,34 30 - - Sedih - 32 - - Kecemasan 39,42 37,40 - - Marah 31,41 35 - - Stress 29 - - - Total 26 13 3 3 3. Uji Reliabilitas Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2010). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach (dalam Azwar, 2010). Dalam perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus program SPSS 16.0 for windows. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reabilitas (r xy ) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati

angka 1, maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, jika koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 0, maka semakin rendah tingkat reliabilitasnya (Azwar, 2010). Pada penelitian ini teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik satu kali pengukuran atau disebut juga konsistensi internal. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem yang valid pada skala Subjective well-being diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,952. Dengan demikian tingkat reliabilitas pada skala Subjective well-being berada pada kategori tinggi. D. Teknis Analisa Data Analisa data dengan menggunakan Anova Faktorial 2 jalur (Factorial Anova), merupakan teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan kelompok-kelompok data interval atau rasio yang berasal dari 2 variabel bebas (Winarsunu, 2010). Anova dua jalur merupakan analisis untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas yang bertingkat (bervariasi) dengan satu variabel dependent (Ivan M Agung, 2013 ). Dengan prosedur penghitungannya menggunakan dasar-dasar seperti yang diterapkan pada anava faktorial 2 jalur, akan tetapi variasi interaksi antar variabel akan menjadi lebih banyak variasi interaksi. E. Lokasi dan jadwal penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rawa Bangun kec. Rengat kab. Indragiri Hulu. Jadwal penelitian dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Jadwal Penelitian No Keterangan Tanggal 1. Pengajuan Sinopsis Oktober 2014 2. Seminar Proposal 6 Mei 2015 3. Uji Coba Instrumen Penelitian 4-13 ei 2015 4. 5. 6. Pelakasanan Penelitian Seminar Hasil Ujian Munaqasah 16-17 Mei 2015 10 Juni 2015 26 Juni 2015