BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie, film sering

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. dalam alur ceritanya yang berbeda-beda. Film yang bertemakan horor yang banyak

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan bunyi dari sebuah disc (kaset). Namun sayangnya ide tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana


BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. lagu bertemakan cinta, mungkin ia akan sedih karena patah hati (broken heart)

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. bahwa musik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan kita

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknik CGI (Computer-generated imagery). Namun, jauh sebelum penggunaan CGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai rasa gembira dan bersenang-senang, namun dalam pengertian lain seni

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum. 3 Film adalah sebuah karya cipta

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman ilmu komunikasi dan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

[STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR]

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi

BAB II TINJAUAN UMUM SEKOLAH TINGGI FILM INDONESIA

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 2 DATA 2.1 STATE OF THE ART

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

Wawancara Berikut hasil ringkasan wawancara dengan Gotot Prakosa dan Wahyu Aditya yang dikutip dari wawancara yang dilakukan oleh Raissa Christie:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat film

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang diketahui secara umum, visual effect merupakan sebuah teknik

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater/ peran. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuan-kemajuan lainnya, salah satunya kemajuan teknologi. Salah satu bidang seni yang ada berkat kemajuan teknologi yaitu seni media. Hal ini sesuai dengan pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, "Seni media adalah seni yang bentuk sajian yang disampaikan kepada penontonnya setelah mengalami tahapan perekaman dan pengemasan hasil akhir. Tersimpan dalam silinder, piringan hitam, tape (dari reel hingga casette), sampai ke compact disc (CD) dan seterusnya yang dapat kita jumpai kini". Salah satu bentuk seni media disebut film.film ada yang berupa film hiburan, film serius, film dokumenter, film kartun/ animasi, film eksperimental, maupun film pendek edukasi. Semua jenis film ini dimasukkan kedalam kategori seni media rekam atau yang sering disebut seni media. Film adalah sebuah karya seni serta media komunikasi yang memiliki banyak parameter. Indikator untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan film tidak hanya terletak pada hal yang terlihat di layar kaca/ layar lebar saja. Berbagai indikator yang tidak terlihatpun turut serta menentukan berhasil dan atau sukses tidaknya sebuah film. Film juga merupakan disiplin seni yang sangat fleksibel karena dapat di isi dengan berbagai cabang seni bahkan dapat menggabungkan berbagai cabang seni 1

yang pernah ada. Seni peran sudah pasti menjadi bagian dari film, selain seni peran, film juga mencakup seni rupa dan seni musik dan bahkan untuk beberapa genre, film juga mengadopsi seni bela diri. Seiring perkembangan zaman, film juga ikut berkembang. Mulai dari film bisu, film bersuara, sampai film dengan sentuhan efek dan ilustrasi musik yang disebut musik film. Kekuatan film terdapat pada hasil produksi sekelompok orang yang berpengaruh terhadap hasil film, termasuk dari musik film yang juga berperan besar dalam kesuksesan sebuah film. Film menjadi media yang mudah diingat dan tidak membosankan dikarenakan audio dan visual bekerjasama dengan baik dalam karya film. Dengan kata lain, saat menikmati sajian film kita tidak hanya melihat, tetapi juga mendengar. Hal itulah yang membuat film sangat menyenangkan untuk dinikmati. Dibandingkan dengan media yang lain, film menjadi media yang paling berpengaruh karena film merupakan bentuk perwujudan dari pemikiran seseorang, baik itu pemikiran yang Real (nyata) maupun yang Unreal (tidak nyata). Pemikiran-pemikiran tersebut bisa berasal dari kehidupan pribadi atau kehidupan sosial masyarakat, dan bisa juga berasal dari mimpi atau khayalan semata. Namun, hal sebaliknya juga bisa terjadi. Sajian film juga dapat menimbulkan pemikiran-pemikiran yang tadinya tidak ada menjadi ada, misalnya, film-film produksi Hollywood yang menyajikan film tentang kebengasan ikan piranha yang menyerang manusia. Ternyata setelah diteliti, piranha merupakan ikan rakus yang mudah stres yang tidak akan menyerang manusia kalau tidak 2

diganggu. Film ini mempengaruhi pemikiran masyarakat bahwa piranha adalah ikan yang berbahaya. Dimulai dari pemikiran-pemikiran penulis cerita, lalu dirangkai kembali oleh penulis skenario yang kemudian direalisasikan oleh sutradara, penata fotografi, penyunting, penata artistik, penata suara, penata musik, kru, dan para pemeran (baik itu aktris, aktor, atau tokoh) kedalam bentuk film, yang kemudian disajikan ke penonton. Bukan tidak mungkin para penonton film pernah berpikir atau berkhayal tentang hal itu juga. Selain tampilan visual film, musik film sebagai sajian audio dari film juga ikut andil dalam keberhasilan film dalam mempengaruhi penontonnya. Ketepatan pemilihan dan penempatan musik film pada setiap adegan film, tanpa sadar mampu memperkuat makna dalam setiap adegan film tersebut. Itulah sebabnya banyak orang yang berfikir bahwa apa yang terjadi di dalam film tersebut seperti atau sedang atau akan terjadi pada dirinya. Penulis berpendapat bahwa banyak penikmat film yang tidak menyadari peran penting musik film terhadap keberhasilan sebuah film. Penonton yang menyukai film tertentu akan mengingat judul film serta para aktor dan aktris selaku pemeran utama dari film, dan terkadang juga sampai mengingat nama sutradara film. Tapi sangat jarang sekali yang akan memperhatikan siapa komposer musik film dari film tersebut. Ini sangat disayangkan mengingat tugas komposer musik film tidaklah mudah. Hal inilah yang menarik minat peneliti tentang bagaimana komposisi musik pada film, struktur penyajian musik film, dan dan bagaimana kaitannya dengan fungsi musik film pada film tersebut. 3

Berdasarkan tulisan di atas, penulis memilih salah satu film popular untuk dianalisis musik film nya, yaitu sebuah film pendek animasi yang berjudul Paperman (2012). Film Paperman (2012) disutradarai oleh John Kahrs dengan komposer musik film/ film music composer Christophe Beck. Paperman (2012) adalah pemenang penghargaan pada kategori Film Animasi Pendek Terbaik Academy Awards ke-85, dan Annie Award untuk Subjek Animasi pendek terbaik di Annie Awards ke-40. Paperman (2012) adalah film pendek animasi pertama yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios yang memenangkan Academy Award sejak terakhir dimenangkan oleh It's Tough to Be a Bird pada tahun 1969. Paperman (2012) adalah film animasi berlatar tahun 1940-an yang menceritakan tentang pertemuan singkat antara George dan Meg di stasiun kereta api yang mana pertemuan tersebut terjadi karena lembaran-lembaran kertas. Banyak unsur menarik dalam film pendek ber genre komedi romantis ini. Takdir, Jodoh, dan waktu sangat berperan penting dalam film ini yang akhirnya menunjukkan bahwa usaha keras pada setiap kesempatan adalah hal terpenting, walau pada akhirnya takdirlah yang menentukan (sumber: en.m.wikipedia.org/wiki/paperman). Alasan mengapa penulis memilih film tersebut adalah karena film tersebut merupakan film bisu dimana musik film berperan sebagai pembawa dialog yang bertugas menjelaskan aktivitas dalam film sebagai pengganti suara dan juga sebagai lambang suasana. Mulai dari musik saat berjalan, tergesa-gesa (dikejar waktu), dalam bahaya, terpesona, bahagia, semuanya dijelaskan melalui musik 4

film. Musik dibuat sedemikian rupa seolah-olah melambangkan waktu yang tidak pernah berhenti ataupun mundur kembali. Hal ini menarik minat peneliti karena musik film pada film fiksi memiliki kesulitan tersendiri dimana musik film tersebut harus dapat membuat sesuatu yang tidak nyata dalam film tersebut menjadi terasa, terdengar serta terlihat nyata. Peneliti akan menganalisis musik film pada film Paperman (2012) mulai dari bentuk musik serta struktur penyajian musik film pada film tersebut. Permasalahan ini sangat menarik untuk diteliti dengan judul, ANALISIS MUSIK FILM PAPERMAN (2012)". B. Identifikasi Masalah Menurut Hawadi (2002: 107) Identifikasi adalah suatu prosedur yang dipilih dan yang cocok dengan ciri-ciri yang akan dicari dan selaras dengan program yang mau dikembangkan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diteliti. Permasalahan dalam "Analisis Musik Film Paperman (2012)" adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran musik terhadap film Paperman (2012)? 2. Bagaimana dampak musik film terhadap film Paperman (2012)? 3. Bagaimana analisis musik film Paperman (2012)? 4. Bagaimana struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012)? 5. Mengapa film Paperman (2012) membutuhkan musik? 5

C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti, maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, dalam hal ini penulis membuat pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian ini. Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian (sumber: belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/). Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2009:30) yang mengatakan bahwa: Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum ke dalam beberapa pertanyaan yang jelas. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana analisis musik film Paperman (2012)? 2. Bagaimana struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012)? 6

D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani (2005:14), yang mengatakan bahwa: Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan Berdasarkan uraian baik latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Analisis musik film Paperman (2012)?". E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan penelitian sudah pasti menuju pada tujuan, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Tujuan dari Analisis musik film Paperman (2012)yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil analisis musik film Paperman (2012). 2. Untuk mengetahui struktur penyajian musik film pada film Paperman (2012). 7