BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan rutin yang dilakukan pada pembahasan ini, dikhususkan mengenai jumper pada saluran udara tegangan menengah. Cara yang paling efektif untuk mengetahui kondisi jumper dalam keadaan baik atau tidak adalah dengan menggunakan alat ukur thermovision. Dimana prinsip kerja dari thermovision yaitu dengan mengukur temperatur objek / benda. Bila thermovision diarahkan pada sambungan yang terletatak pada jumper, maka dapat dilihat temperatur dari sambungan tersebut. Baik dan tidaknya sambungan, berbanding lurus dengan kenaikan temperatur. Artinya sambungan yang baik (nilai tahanan yang rendah), akan menghasilkan temperatur yang rendah pada sambungan tersebut. Sebaliknya sambungan yang buruk (nilai tahanan tinggi) diindikasikan dengan temperatur yang tinggi. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Giancoli, tetapi dalam kondisi yang berkebalikan. Dimana beliau mengemukakan : Semakin tinggi temperatur suatu penghantar, semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik) dalam penghantar tersebut. Adapun hambatan jenis penghantar (ρ) akan berubah seiring dengan perubahan temperatur. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya akan diikuti oleh perubahan hambatan total (R) penghantar itu sendiri. (Giancoli, 2001) 23
24 Sebagai contoh dari penggunaan thermovision pada saluran udara tegangan menengah di salah satu tiang percabangan Penyulang Logam yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini : (a) Hasil ukur thermovision (b) Kondisi aslinya Gambar 4.1 Perbandingan hasil ukur thermovision dengan pandangan visual di Penyulang Logam Pada gambar hasil ukur thermovision (gambar a) terlihat bahwa terdapat tanda silang berwana merah (HS1) yang menandakan adanya kenaikan temperatur ( t) pada sambungan jumper tiang percabangan. Kenaikan temperatur tersebut disebabkan oleh koneksi sambungan jumper yang tidak baik. Yang mana panas yang berlebih pada sambungan akan berdampak pada rusaknya bahan sambungan dan penghantar, sehingga lambat laun akan mengakibatkan putusnya jumper tersebut. Bila diamati pada gambar (b), sepintas bahwa tidak tampak kelainan pada sambungan jumper. Tetapi bila lakukan pemeriksaan dengan menggunakan thermovision tentu akan terlihat dengan jelas kelainan tersebut. Kejadian seperti ini yang paling banyak ditemui di jaringan saluran udara tegangan menengah. Maka dari itu, dalam rangka upaya menurunkan gangguan yang diakibatkan oleh jumper putus, harus dilakukan inspeksi rutin berkala, agar dapat dideteksi lebih awal. Kemudian dilakukan tindakan pemeliharaan agar dapat kembali normal.
25 4.2 Implementasi Pemeliharaan Jumper SUTM dengan PDKB-TM Metode Berjarak Setelah dilakukan pemeriksaan rutin, maka akan didapatkan data-data mengenai lokasi temuan yang terindikasi dapat menimbulkan gangguan. Dari data tersebut, tim PDKB akan melakukan upaya pemeliharaan berdasarkan skala prioritas dari hasil temuan tersebut. Skala perioritas diukur dari posisi temuan dan tingkat kerusakan. Pada pembahasan ini, penulis akan mengambil sebuah contoh temuan hasil pemeriksaan rutin yang akan dilakukan perbaikan / pemeliharaan oleh tim PDKB. Lokasi temuan yang dipilih yaitu dengan data sebagai berikut : Gardu Induk : Balaraja Penyulang / feeder : Sinuhun Nomor Tiang : CSK 4055 & CSK 4056 Segmen : Outdoor Incoming gardu BLR6 Jenis temuan : Jumper outdoor SKTM membara Skala perioritas : sangat penting Alamat : Jl. Raya Serang KM.24 Balaraja (a) Hasil ukur dengan thermovision (b)kondisi aslinya Gambar 4.2 Perbandingan hasil ukur thermovision dengan pandangan visual sebelum pemeliharaan
26 Setelah itu analisa akan lebih mudah dengan adanya tabel pengukuran yang didapatkan dari software thermovision. Seperti yang ditunjukkan pada table dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil ukur temperatur dengan thermovision Refl.Temp. No Temp.[ C] Emiss. Remark [ C] HS1 96,1 0,95 20,0 Jumper Phasa 2 HS2 82,0 0,95 20,0 Jumper Phasa 3 Diketahui bahwa dari tabel tersebut untuk HS1 memiliki kenaikan temperatur ( t) aktual sebesar 96,1 20 = 76,1 o C. Kemudian untuk HS2 memiliki kenaikan temperatur ( t) aktual sebesar 82 20 = 62 o C. 4.2.1 Prosedur Kerja PDKB Sesuai dengan langkah kerja PDKB, maka pelaksanaan pekerjaan harus melalui prosedur sebagai berikut : 1. Survey lokasi pekerjaan Pelaksanaan survey lokasi kerja mengikuti SOP PDKB-TM Nomor 1 yaitu survey lokasi kerja. Survey lokasi perkerjaan yang dilakukan oleh preparator mendapatkan data sebagai berikut. a. Foto lokasi kerja : terlampir b. Kondisi SUTM : baik c. Kondisi tanah : tanah padat d. Kondisi tiang : baik e. Kondisi lingkungan : luas dan bisa untuk digelar peralatan PDKB serta parkir kendaraan PDKB f. Hazard / hambatan : kabel SUTR yang terkelupas 2. Diskusi dan analisa pekerjaan Pada tahap ini pekerjaan akan dibahas sesuai dengan data hasil survey preparator. Diskusi dan analisa dilakukan oleh semua
27 anggota Tim PDKB. Hasil dari diskusi dan analisa ini adalah berupa data-data sebagai berikut : a. Disiapkan peta lokasi dan foto (terlampir) b. Pekerjaan dapat dilakukan dengan PDKB-TM metode berjarak c. Tenaga kerja : 8 orang d. Lama waktu : 4 jam e. Jadwal pelaksanaan : Rabu, 23 September 2015 f. Membuat SP2B dan SP3B (terlampir) g. Menentukan material, peralatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan. Material : 1. Live Line Connector : 3 bh 2. Joint Sleeve AL 240-150 mm 2 : 3 bh 3. Konduktor / penghantar A3CS 150 mm 2 : 9 m 4. Heat strink : 3 bh 5. Isolasi 500V : 1 bh Peralatan kerja Perlatan kerja untuk pekerjaan pemeliharaan jumper terdiri dari dua bagian, yaitu : Peralatan utama berisolasi 1. Hook Pole : 3 bh 2. Tie Pole : 2 bh 3. Universal Hand Pole : 1 bh 4. Rack Wire Cutter : 1 bh 5. Wire Holding Pole : 1 bh 6. Measuring Rod : 1 bh 7. Insulated Flexible Cover TR : 5 bh 8. Insulated Blanket Clamp TR : 5 bh 9. Tangga Isolasi : 4 bh Peralatan utama tidak berisolasi 1. Tangga Aluminium : 2 bh 2. Tool rack : 2 set
28 3. Tarpaulin : 1 lbr 4. Tool Kit : 1 set 5. Service Rope : 1 bh 6. Service Hook : 1 bh 7. Snatch Block : 1 bh 8. Rope Gin : 1 bh 9. Rambu rambu tanda bahaya ada pekerjaan : 1 set 10. Conductor Cleaning Brush : 1 bh 11. Pengupas Isolasi Konduktor PDKB : 4 bh 12. Gergaji : 1 bh 13. Pisau pemotong : 1 bh 14. Hydraulic Crimping Tools : 1 bh 15. Peralatan grounding : 1 set 16. Siliconed Cloth : 1 bh Alat ukur 1. No Voltage Detector : 1 bh 2. Ampere meter TM : 1 bh Alat Pelindung Diri (APD) 1. Safety Helmet : 8 bh 2. Full Body Harness : 4 set 3. Kaca Mata Ultraviolet : 8 bh 4. Insulated Gloves : 8 set 5. Sepatu Safety : 8 set 3. Pelaksanaan Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan mengikuti Standard Operation Procedure (SOP) PDKB yaitu SOP Nomor 8 Persiapan lokasi kerja, SOP Nomor 9 Penggantian Jumper atas dan SOP Nomor 48 Pemasangan Jumper Outdoor. Adapun urutan langkah pekerjaan pemeliharaan jumper outdoor adalah sebagai berikut :
29 a. Koordinasi dengan pengatur tegangan menengah bahwa akan dilakukan pemeliharaan di outdoor gardu BLR6 Penyulang Sinuhun b. Menyiapkan dan memeriksa material, alat kerja dan APD ke mobil pegangkut c. Menuju lokasi kerja d. Breafing dan berdoa sebelum memulai pekerjaan Gambar 4.3 Breafing dan berdoa bersama e. Menempatkan mobil peralatan, memasang rambu lalu lintas dan melakukan pengamatan jaringan f. Persiapan peralatan kerja g. Koordinasi dengan pengatur tegangan menengah bahwa tim PDKB siap melaksanakan pekerjaan h. Memasang tangga, memasang tali pelayanan serta mengamankan hazard
30 Gambar 4.4 Pemasangan tangga aluminium dan tangga isolasi i. Mengukur EP (Elemen Pelindung) dan melakukan pengetesan tegangan j. Mengukur arus yang mengalir pada jumper dan harus dipastikan bernilai 0A. k. Memotong jumper outdoor ketiga phasa l. Memasang grounding pada kabel outdoor m. Melakukan perbaikan pada jumper outdoor Gambar 4.5 Pelaksanaan pemeliharaan jumper oleh tim PDKB n. Mengupas isolasi penghantar bila penghantar SUTM berjenis A3CS (berisolasi Half Insulated) atau membersihkan penghantar bila penghantar SUTM berjenis A3C (kawat telanjang)
31 o. Mengukur jumper permanen / outdoor ketiga phasa p. Melepas grounding pada kabel outdoor q. Memasang jumper outdoor ketiga phasa r. Melepas peralatan persiapan s. Koordinasi dengan pengatur tegangan menengah bahwa tim PDKB selesai melaksanakan pekerjaan t. Merapikan peralatan kerja ke mobil pengangkut u. Berdoa setelah selesai melaksanakan pekerjaan 4. Evaluasi hasil pekerjaan Evaluasi pekerjaan bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif dan baiknya pekerjaan serta mengetahui kekurangankeurangan yang telah dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk kedepannya. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dapat diketahui jenis kerusakan dengan lebih detail. Maka dari itu, persiapan material yang tepat sangat diperlukan karena kondisi kerusakan di lokasi kerja terkadang tidak bisa diprediksi dengan tepat. Pada pekerjaan kali ini, diketahui bahwa kenaikan temperatur ( t) diakibatkan oleh sambungan cable shoe yang tidak baik. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.6 Sambungan Cable Shoe yang tidak baik
32 Berikut ini merupakan hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan oleh tim PDKB dengan pengukuran menggunakan thermovision. (a) hasil ukur thermovision (b) Kondisi aslinya Gambar 4.7 Perbandingan hasil ukur thermovision dengan pandangan visual setelah pemeliharaan Bila dilihat dari gambar diatas, dapat diketahui bahwa koneksi pada jumper outdoor sudah tidak ada kenaikan temperatur ( t) sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini sangat baik dan efektif. 5. Laporan hasil pekerjaan Laporan hasil pekerjaan mengikuti SOP PDKB Nomor 7 tentang Pemberitahuan Penyelesaian Pekerjaan Bertegangan yang ditandatangani oleh kepala operasi dan pengawas pekerjaan. Setelah itu realisasi hasil pekerjaan ini harus dimasukkan ke formulir daftar temuan bahwa status pekerjaan ini telah selesai dilaksanakan.