Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I tahun 1998 salah satunya berdampak pada sektor industri Property dan Real Estate.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. termasuk satu negara bank based yaitu negara yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan bergerak dalam

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

Pendekatan Pendapatan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh Penilaian Kinerja

PEMETAAN ALTERNATIF INVESTASI MELALUI THE EFFICIENT FRONTIER CURVE DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS: PT.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

UNIVERSITAS INDONESIA VALUASI PROYEK MIGAS MENGGUNAKAN METODE DYNAMIC DISCOUNTED CASH FLOW DAN REAL OPTIONS TERHADAP VOLATILITAS HARGA MINYAK TESIS

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

Konsep Dasar Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

Transkripsi:

Paper Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Nuzulul Haq - Principal - A Publication of http:/explorerealoptions.com LOGO

Overview (1) Perbankan nasional masih belum banyak terlibat langsung dengan kontraktor PSC dalam pembiayaan pengeboran sumur atau pembangunan fasilitas pengolahan migas. Hal ini dapat dipahami karena selain berkenaan dengan jumlah uang yang tidak sedikit, risiko yang ada pada proyek hulu migas relatif tinggi. Hal ini yang menyebabkan perbankan nasional masih enggan masuk ke dalam proyek hulu. Bahkan ada peraturan yang melarang pembiayaan pada proyek hulu migas terutama tahap eksplorasi yang mempunyai risiko yang tinggi. Namun meski proyek hulu migas berisiko tinggi, namun upside potential dari proyek ini tidak terbatas (high risk, high return). Hal ini yang mungkin menarik perhatian perbankan, karena adanya opportunity untuk mendapatkan keuntungan yang relatif lebih tinggi dengan pemberian tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan kepada industri non-migas. Adanya ketidakpastian yang tinggi pada proyek hulu migas seperti harga minyak dan tingkat produksi, membuat analisis pembiayaan untuk proyek ini tidak cukup hanya mengandalkan metode konvensional yang bersifat deterministik. Diperlukan pendekatan lain dalam melakukan analisis ini yang sifatnya probabilistik agar risiko dalam proyek hulu ini dapat dianalisis dengan lebih mendalam. Berdasarkan siklus bisnisnya seperti terlihat pada gambar diatas, suatu lapangan migas akan mengalami tiga tahap kegiatan yaitu tahap Eksplorasi termasuk kegiatan survey seismik Pengembangan (development) Produksi

Overview (2) Dari tahapan diatas, lapangan dalam tahap pengembangan (developing field) serta lapangan yang sudah berproduksi (producing field) adalah aset-aset dari perusahaan migas yang dapat dijadikan target pembiayaan oleh perbankan. Hal ini dikarenakan lapanganlapangan ini mempunyai cadangan migas yang sudah terbukti secara teknis. Dengan menggunakan data pengeboran hasil eksplorasi dan pemetaaan, seorang independent appraisal akan menentukan jumlah cadangan migas dari lapangan yang akan dikembangkan berdasarkan kategori sebagai berikut: 1. Proved Reserve (P1) a. Developed b. Undeveloped 2. Probable Reserve (P2) 3. Possible Reserve (P3) Berdasarkan laporan cadangan dari Independent Appraisal ini, kontraktor PSC akan membuat suatu perencanaan pengembangan dari lapangan tersebut. atau dikenal dengan Plan of Development (POD). Semua data dan asumsi yang dibuat kontraktor dalam suatu POD akan didiskusikan dengan BP Migas sebagai wakil pemerintah yang berwenang menyetujui rencana pengembangan suatu lapangan migas. Dalam hal ini, BP Migas akan mereview semua asumsi yang dibuat dalam rencana pengembangan lapangan tersebut. Jika suatu POD disetujui, maka biaya yang terjadi dalam pengembangan lapangan dapat di cost recovery. Adanya proses birokrasi dalam penyetujuan POD diatas tentunya akan menghasilkan suatu perencanaan proyek hulu yang lebih matang sebagai hasil proses review yang intense. Situasi ini tentunya sangat membantu perbankan dalam memberikan kepastian dari sisi risiko teknis yang selama ini menjadi momok bagi perbankan untuk masuk ke dalam proyek hulu migas.

Methodology Salah satu metode yang digunakan dalam menentukan tingkat hutang dari suatu proyek hulu migas adalah dengan menfokuskan pada nilai NPV dari arus kas proyek selama periode hutang berjalan (loan life NPV). Sebagai contoh, jika suatu proyek berumur 10 tahun, sedangkan periode pinjaman adalah 5 tahun, maka nilai loan life NPV hanya dihitung selama periode pinjaman selama 5 tahun saja. Tingkat diskonto yang digunakan dalam memperoleh nilai NPV ini adalah tingkat suku bunga pinjaman yang biasanya terdiri dari interest rate + margin serta loan fees. Cover ratio akan diaplikasikan terhadap nilai NPV selama periode pinjaman (loan life NPV) untuk menentukan besarnya pinjaman maksimal yang dapat dicover oleh asset pada awal dari periode hutang. Cover ratio sering didefinisikan sebagai loan life NPV dibagi dengan hutang. Sebagai contoh jika loan life NPV sebesar $150 dan pinjaman sebesar $100, maka cover ratio nya adalah 1.5 (atau dalam persentase, nilai pinjaman adalah sebesar 66.7% dari loan life NPV). Dengan mengunakan cover ratio ini, bank dapat menentukan besarnya pinjaman yang dapat diberikan pada suatu proyek hulu migas untuk memitigasi risiko yang ada dalam proyek hulu. Masih adanya risiko atas ketidakpastian yang terjadi kedepan seperti fluktuasi harga serta tingkat produksi, menyebabkan penggunaan analisis dengan pendekatan deteriministik tidak cukup untuk melihat upside potential dan downside risk dari suatu proyek hulu. Penggunaan pendekatan probabilistik dengan model simulasi akan membantu perbankan untuk melihat range besarnya pinjaman yang dapat diberikan pada saat awal pengembangan suatu proyek hulu.

Case Study (1) Kontraktor PSC sedang mengembangkan lapangan gas mereka untuk menyuplai sebuah pembangkit tenaga listrik di Jawa. Kontraktor membutuhkan dana untuk membangun fasilitas pengolahan gas sekitar $60 juta. Sebuah bank tertarik untuk memberikan pembiayaan proyek mereka. Yang menjadi pertanyaan bagaimana bank dapat menjustifikasi besarnya pinjaman yang layak untuk proyek ini. Berdasarkan perhitungan keekonomian POD yang telah disetujui oleh BP Migas, seperti terlihat pada tabel dibawah, proyek gas ini sangat prospektif dimana IRR lebih besar dari hurdle rate perusahaan sebesar 20% serta NPV positif. Dari screening pertama ini, pihak bank dapat menyimpulkan bahwa proyek ini sangat layak untuk menjadi target pembiayaan Pada screening kedua, untuk melihat kemampuan proyek ini dalam mengembalikan pinjaman, maka bank akan melihat profil arus kas dari kegiatan operasi (operating cash flow). Dengan menggunakan profil arus kas dari kegiatan operasi, akan dihitung field life NPVdan loan life NPV. Dari tabel diatas terlihat, nilai NPV dari arus kas operasi selama proyek berjalan adalah sebesar $ 105.8 juta (field life NPV). Jika periode pinjaman adalah 5 tahun, maka nilai NPV nya adalah sebesar $ 81.7 juta (loan life NPV).

Case Study (2) Dengan mengasumsikan debt cover ratio yang digunakan bank adalah sebesar 1.5, maka nilai pinjaman maksimal yang dapat diberikan pada proyek ini adalah sebesar $ 54.5 juta. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, maka bank tidak dapat memenuhi semua kebutuhan kontraktor dalam pendanaan untuk pembangunan fasilitas pengolahan gas yaitu sebesar $60 juta seperti yang dibahas sebelumnya. Sesuai dengan bisnis praktis yang banyak dilakukan, maka kebutuhan pendanaan suatu proyek akan dibiayai bersama-sama antara kreditur (bank) dan debitur (kontraktor PSC). Acuan yang biasa digunakan adalah 70% bank dan 30% debitur. Dengan komposisi seperti ini, maka yang ditanggung bank adalah sebesar 70% dari total biaya proyek $60 juta adalah 42 juta. Jumlah ini masih lebih kecil dibandingkan besar pinjaman maksimal yang dapat diberikan pada proyek ini. Pemberian kredit diatas dilakukan dengan pendekatan deterministik dimana belum dipertimbangkan adanya risiko jika jumlah gas yang dapat dijual serta biaya capex tidak sesuai dengan target yang diharapkan sebelumnya. Untuk itu perlu digunakan pendekatan probabilistik untuk membantu bank dalam mengidentifikasi risiko kinerja dari aset ini kedepan. Sebagai contoh jika bank akan melakukan pembiayaan kegiatan pengembangan proyek hulu, maka bank harus mempunyai tingkat kepercayaan tertentu proyek tersebut tidak masuk kedalam loan default.

Probabilistic Approach (1) Berdasarkan simulasi terhadap variabel input yang berpengaruh pada keekonomian proyek gas ini, didapatkan distribusi nilai NPV seperti terlihat pada tabel berikut dibawah ini. Dari hasil simulasi sebanyak 50,000 iterasi, rata2 (mean) NPV proyek ini adalah sebesar $8.3 juta. Jika kita bandingkan dengan hasil perhitungan deterministik yaitu sebesar $19.8 juta, maka hasil simulasi lebih rendah. Hal ini mengindikasikan proyek ini mempunyai downside risk yang lebih besar dibandingkan potential upside -nya. Dari grafik diatas terlihat bahwa tingkat keyakinan terhadap nilai NPV proyek ini minimal adalah sebesar $19.7 juta (hasil deterministik) adalah sebesar 50%. Jika suatu bank memerlukan tingkat keyakinan yang lebih tinggi dari 50%, maka batas minimal nilai NPV diatas akan semakin kecil

Dengan mengasumsikan adanya ketidakpastian dari produksi gas, maka kita bisa melihat adanya range maksimal pinjaman yang diberikan atas proyek ini yaitu diantara $52.8 61.3 juta. Dari studi kasus diatas, dapat disimpulkan dengan menggunakan model probabilistik, maka analisis risiko atas pembiayaan proyek hulu ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai downside risk dan upside potential dari proyek tersebut. Probabilistic Approach (2) Seperti terlihat pada grafik diatas, tingkat keyakinan nilai NPV proyek ini diatas 0 adalah sebesar 88.85%. Berarti ada potensi sebesar 11.15% NPV dari proyek ini negative. Berdasarkan risk preference yang dipakai oleh bank, bank dapat menentukan pada tingkat kepercayaan berapa %, NPV sebuah proyek hulu minimal harus lebih besar 0 (positif)

Risiko dan Peluang dalam proyek hulu migas akan terlihat dengan menggunakan pendekatan probabilistik