PENELITIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BENDA UJI KUBUS BETON PADA PERKERASAN LENTUR TYPE CEMENT TREATED BASE (CTB)

dokumen-dokumen yang mirip
MEWUJUDKAN KETERATURAN PEMBUATAN BENDA UJI PENGUJIAN UTAMA MELALUI PENGUJIAN PRA KONDISI

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI MATERIAL CEMENT TREATED BASE (CTB)

Selamat Datang. Tak kenal maka tak sayang Sudah kenal maka tambah sayang

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

Analisis Kekuatan Cement Treated Base (CTB) dengan Bahan Tambah Zat Aditif Menggunakan Variasi Kandungan Tanah

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

PENGARUH VARIASI SEMEN TERHADAP NILAI CBR BASE PERKERASAN LENTUR TIPE CEMENT TREATED BASE (CTB) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

BAB III LANDASAN TEORI

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON AC-BC DENGAN FILLER ABU SEKAM PADI, PASIR ANGGANA, DAN SPLIT PALU ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

EVALUASI KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC - WC

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

PEMANFAATAN LIMBAH SLAG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT PADA PONDASI PERKERASAN JALAN

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

PERBANDINGAN KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG BETON ASPAL BERGRADASI RAPAT DAN BERGRADASI SENJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. aspal optimum pada kepadatan volume yang diinginkan dan memenuhi syarat minimum

PEMANFAATAN BATUGAMPING KEPRUS SEBAGAI CAMPURAN AGREGAT PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

PERBANDINGAN KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL PENETRASI 60 DAN PENETRASI 80. Pembimbing : Wimpy Santosa, Ph.

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP WORKABILITAS CAMPURAN ASPAL PANAS

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN POLYURETHANE TERHADAP STABILITAS CAMPURAN BERASPAL BERPORI

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN

PENGARUH CAMPURAN SEMEN DALAM PEMBUATAN SOIL CEMENT COLUMN PADA TANAH MARGOMULYO-SURABAYA

PERBANDINGAN DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL BERGRADASI RAPAT DAN BERGRADASI SENJANG

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

PERBANDINGAN INDEKS PERENDAMAN ANTARA CAMPURAN BETON ASPAL MENGGUNAKAN ASPAL PENETRASI 60 DAN ASPAL PENETRASI 80

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Dimensi Teknik Sipil, Vol., No. 1, Maret 01, 2-29 ISSN 110- PENELITIAN PENDAHULUAN PENGGUNAAN BENDA UJI KUBUS BETON PADA PERKERASAN LENTUR TYPE CEMENT TREATED BASE (CTB) Harry Patmadjaja, Suhartono Irawan Dosen Fakultas Teknik & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Richard Tanara, Fransisca Soeprajogi Alumni Fakultas Teknik & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra ABSTRAK Cement Treated Base (CTB) adalah salah satu type perkerasan lentur dengan menggunakan semen portland sebagai bahan pengikat. Saat ini CTB belum umum digunakan di Indonesia sehingga teknik pembuatannya belum berkembang dan pengujiannya belum dibakukan. AASHTO 19 menggunakan cara Unconfined Compressive Strength (UCS) untuk pengujian CTB. Pengujian dilakukan pada benda uji berbentuk silinder dengan diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm, yang tidak umum digunakan di Indonesia. Di Indonesia lebih umum digunakan benda uji berbentuk kubus 1x1x1 cm. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan di laboratorium untuk mencari hubungan antara kekuatan tekan benda uji bentuk kubus 1x1x1 cm dan UCS benda uji silinder diameter 7,1 cm dengan tinggi 1,2 cm. Dari penelitian ini dihasilkan suatu faktor pengali sebesar 0, untuk mengubah kuat tekan kubus menjadi UCS silinder. Kata kunci : cement treated base, unconfined compressive strength, benda uji. ABSTRACT Cement Treated Base is a structural layer using Portland Cement as a bonding agent.until now CTB is not commonly used in Indonesia, so the production method does not develop and the testing procedures is not standardized. AASHTO 19 specifies a testing procedure for CTB using Unconfined Compressive Strength (UCS). The sample used is a cylinder with diameter 7,1 cm and height 1,2 cm, which is not common in Indonesia. In Indonesia a 1x1x1 cm cube sample is more common. This paper is a preliminary laboratory research to get the relation between the compressive strength of a 1x1x1 cm cube with the UCS of a 7.1 cm diameter and 1.2 cm height cylinder. The result shows that a 0. multiplication factor is needed to convert the cube compressive strength to the cylinder UCS. Keywords: cement treated base, unconfined compressive strength, test sample. PENDAHULUAN Cement Treated Base (CTB) adalah bahan untuk lapis pondasi (base course) pada perkerasan lentur (flexible pavement) dan merupakan pengembangan dari stuktur soil Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Juni 01. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Dimensi Teknik Sipil Volume, Nomor 2 September 01. cement atau agregate cement. Walaupun cara pembuatan dan produk akhirnya berupa beton, namum CTB bukan merupakan pengembangan dari rigid pavement. Dalam mengantisipasi pertumbuhan volume lalu lintas kendaraan berat pada daerah industri dan pelabuhan, perkerasan tipe CTB (Cement Treated Base) merupakan alternatif 2 Dimensi Teknik Sipil ISSN 110- print 01 Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/civil

H. Patmadjaja, et. al / Penggunaan Benda Uji Kubus Beton pada Perkerasan Lentur / DTS, Vol., No. 1, Maret 01, Hal. 2-29 yang dapat digunakan untuk menggantikan perkerasan tipe Asphalt Treated Base (ATB). Penggunaan semen sebagai bahan pengikat pengganti aspal pada perencanaan perkerasan lentur juga didasarkan pada nilai ekonomis, dimana akhir akhir ini harga aspal relatif lebih mahal, masalah yang dihadapi dalam penggunaan CTB di Indonesia adalah belum adanya standart yang ditentukan. AASHTO 19 [1] mensyaratkan pengujian CTB dengan melakukan pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) pada benda uji berbentuk silinder diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm. Benda uji seperti ini tidak umum dipakai di Indonesia. Persyaratan untuk lapis pondasi dengan menggunakan bahan pengikat semen harus memiliki kuat tekan sebesar 0-0 psi atau,9 -, kg/cm 2 pada umur 7 hari dengan melakukan pengujian UCS [1] Pengujian kuat tekan kubus beton 1x1x1 cm dan UCS hanya dilakukan dengan menggunakan tiga () macam kadar semen sebesar %, % dan %, terhadap total berat agregat kering dan semen. Masing masing kadar semen tersebut dicampur dengan menggunakan tiga () macam kadar air sebesar %, % dan %, terhadap berat agregat kering. Untuk masing masing kadar air dibuatkan empat () buah sampel benda uji, sehingga didapatkan total sampel sebesar 72 buah benda uji. Pelaksanaan penelitian dilaboratorium dilakukan seperti pada Gambar 1. berikut ini: Tujuan dari penelitian adalah mencari alternatif pengujian pengganti UCS dengan menggunakan uji kuat tekan beton bentuk kubus ukuran 1 x 1 x 1 cm yang sudah umum digunakan di Indonesia. PROGRAM PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium bahan jalan Universitas Kristen Petra, dengan menggunakan macam fraksi agregat dari leveransir seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Fraksi Agregat yang Digunakan untuk Penelitian Fraksi Jenis dan Ukuran Agregat Sumber F1 F2 F F Agregat Kasar : - 0 mm. Cipta Alam Agregat Kasar : 10 - mm. Cipta Alam Agregat Kasar : - 10 mm. Cipta Alam Agregat Halus : 0 - mm. Cipta Alam F Pasir Gunung Gangsir Untuk penentuan job mix formula agregat kasar dan halus digunakan spesifikasi dari Bina Marga [2] seperti tertera pada Tabel 2. berikut ini: Tabel 2. Spesifikasi Agregat Kasar dan Halus untuk CTB [2] Agregat Kasar Agregat Halus Ayakan % Lolos Ayakan % Lolos 2" /" 1," 9 - # 9 /" - # 1 0 /" 10-0 # 0 10 0 # 0 - # 2 10 Gambar 1. Diagram Alir Penelitian di Laboratorium HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA DATA Pembuatan Job Mix Formula Komposisi campuran (mix design) antara agregat kasar dan halus yang digunakan beserta hasil perhitungannya dapat diikuti pada Tabel dan berikut ini : Tabel. Hasil Mix Design Agregat Kasar F2 (10-) F (-10) F (0-) Ayakan Gabungan Spesifikasi 2% % 1% 2" 1," /" /" # 2 2 0, 0,1 0,1, 1, 0, 1 1 1 1,7, 2,17 1,,7 9 10 0 0 2

H. Patmadjaja, et. al / Penggunaan Benda Uji Kubus Beton pada Perkerasan Lentur / DTS, Vol., No. 1, Maret 01, Hal. 2-29 Tabel. Hasil Ayakan Pasir (Agregat Halus) Ayakan /" # #1 #0 # Pasir % 9, 92,,1 2, 7,2 Spesifikasi 9 - - 0 10-0 2-10 Penentuan Pemadatan (Jumlah Tumbukan) pada Benda Uji Kubus Beton Penentuan jumlah tumbukan dari benda uji bentuk kubus 1x1x1 cm dilakukan dengan pedoman energi pemadatan dari standard proctor dan modified proctor yang sudah umum digunakan dalam perencanaan jalan. Energi pemadatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus energi pemadatan [1] berikut ini: N. W.S E = V Dimana: E = Energi (ft lb/cu ft) N = Jumlah tumbukan. V = Volume. (cu ft) W = Berat hamer (lb). S = Tinggi jatuh hamer (ft). Hasil perhitungan energi pemadatan Proctor untuk benda uji silinder diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm dapat dilihat di Tabel [] berikut ini: Tabel. Hasil Perhitungan Energi Pemadatan Proctor [] Standard Proctor Modified Proctor Jumlah Tumbukan x x Berat Hamer, lb 10 lb Tinggi Jatuh 1 ft 1, ft Diameter Cetakan in in Tinggi Cetakan, in, in Volume Cetakan 0,07 cu ft 0,07 cu ft Energi Pemadatan 12 ft lb/cu ft 000 ft lb/cu ft Dengan pedoman energi pemadatan benda uji silinder diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm yang ditunjukkan dalam Tabel, selanjutnya dapat dihitung jumlah tumbukan yang dibutuhkan untuk cetakan berbentuk kubus beton 1x1x1 cm. Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel [] berikut ini: Tabel. Hasil Perhitungan Jumlah Tumbukan Kubus Beton [] Jenis Kubus Beton 1x1x1 cm Pemadatan V (cu ft) W (lb) S (ft) Jumlah Tumbukan Standard 0,119, 1 1 x 2 Modified 0,119 10 1, 1 x Pembuatan Benda Uji Kubus Beton 1x1x1 cm Benda uji kubus beton 1x1x1 cm dipadatkan dengan jumlah tumbukan seperti ditunjukkan dalam Tabel. Ditentukan prakiraan mula mula kadar semen sebesar % dan kadar air sebesar %, dengan menggunakan perbandingan antara fraksi kasar dan fraksi halus dengan tiga () macam variasi (0 :0, 0 :0, :0). Hasil pengujian kuat tekan kubus beton dapat dilihat pada Tabel 7 [] dan Bambar 2 [] berikut ini: Tabel 7. Hasil Uji Kubus Beton dengan Semen % & Air % No. Sampel Ratio A. Kasar/A.Halus Jumlah Tumbukan Berat ( gram ) Kaut Tekan ( kg/cm 2 ) 1 722 9,91 2 0/0 2 71 1,27 71 7, 7 0,2,71 0/0 2 792, 7 77 9,9 71,2 9 2, 10 /0 2 70 9,1 11,9 12 71 7,7 1 71 2, 1 0/0 77 7,19 1 71, 1 79 7,92 17,2 1 0/0 72 7, 19 77 9, 2 7,9 21 79 77, 22 /0 777 7, 2 70 1,1 2 79 71, Pada Gambar 2 terlihat bahwa komposisi perbandingan Fraksi Kasar/Fraksi Halus 0/0 dengan pemadatan cara modified proctor merupakan komposisi campuran yang terbaik, sehingga untuk penelitian selanjutnya dalam menentukan kadar semen dan kadar air yang optimum digunakan komposisi campuran 0/0 ini. 2

H. Patmadjaja, et. al / Penggunaan Benda Uji Kubus Beton pada Perkerasan Lentur / DTS, Vol., No. 1, Maret 01, Hal. 2-29 9 0 7 0/0 0/0 /0 F.Kasar/F.Halus Gambar 2. Hubungan Kubus Beton vs F.Kasar / F.Halus Penentuan Semen dan Air untuk Benda Uji Kubus 1x1x1 cm Dengan menggunakan komposisi campuran Fraksi Kasar/Fraksi Halus 0/0 dan dengan pemadatan cara modified proctor, dibuat benda uji bentuk kubus 1x1x1 cm dengan kadar semen %, %, % dan dengan kadar air %, %, % untuk masing masing kadar semen dengan jumlah sampel buah. Hasil pengujian kuat tekan kubus beton umur 7 hari dapat dilihat di Tabel, 9 dan 10 [] berikut ini: Tabel. Hasil Kubus Beton dengan Semen % Air Berat (gram) 79, 77,1,2 702 29,02 2, 0,2 1,29 77,7 79,2 7,2 72, 70, 7,9 7, 79,1, 2,1, 1,27 2,7 2,9 0, 2,7 Tabel 9. Hasil Kubus Beton dengan Semen % Air Berat (gram) 729,1 79, 79,2 711,7,9 2,1 0,2,1 727, 77,2 79, 72, 7, 2,2 71, 79,9, 71, 7,12 7,02 1,22,7,9,0 Tabel 10. Hasil Kubus Beton dengan Semen % Air Berat (gram) 7, 7779,0 7,9 79,2,17, 0,7, 0 0 0 0 0 772, 7,2 791,7 779, 71,7 712,9 72, 77, 1,, 7,7 7,9 7,,9 0,2,7 2 10 Air Gambar. Hubungan Kubus vs Air (Semen %) 0 0 0 0 0 2 10 Air Gambar. Hubungan Kubus vs Air (Semen %) 0 0 0 0 2 10 Air Gambar. Hubungan Kubus vs Air (Semen %) 27

H. Patmadjaja, et. al / Penggunaan Benda Uji Kubus Beton pada Perkerasan Lentur / DTS, Vol., No. 1, Maret 01, Hal. 2-29 Dari Gambar, dan diperoleh kadar air optimum dari variasi kadar semen dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini: Tabel 11. Hasil dari Semen, Berat Volume dan Air Optimum Semen Kubus Berat Volume Rata 2 (gr/cm 2 ) Air Optimum 7 2,27, 9 2,2, 2,2, Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) Dengan menggunakan pedoman kadar air optimum dan berat volume rata rata dari hasil pengujian kubus beton di Tabel 11, dibuat benda uji berbentuk silinder dengan diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm untuk dilakukan pengujian UCS sesuai persyaratan AASHTO 19 [1]. Hasil pengujian UCS dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar berikut ini: Tabel 12. Hasil Uji Unconfined Compressive Strength No. Sampel 1 2 7 9 10 11 12 0 0 0 0 Semen Air Optimum,,,,,,,,,,,, Berat Volume (gr/cm ) 2, 2,27 2,27 2,2 2,27 2,22 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,29 (UCS) 2,29 2,02 2,1 29,2 0,7,2 2,92,1,9 2,07,1,2 Hubungan Antara Kubus dengan Unconfined Compressive Strength Dari hasil pengujian Cement Treated Base dengan menggunakan benda uji berbentuk kubus beton 1x1x1 cm dan benda uji silinder diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm, selanjutnya dapat dibuatkan suatu hubungan dari kedua pengujian tersebut sehingga menghasilkan suatu angka faktor pengali, dimana faktor pengali ini nantinya dilapangan dapat digunakan sebagai pengali apabila dilapangan menggunakan benda uji yang berbentuk kubus 1x1x1 cm, hubungan dari hasil pengujian kuat tekan kubus beton 1x1x1cm dengan kuat tekan silinder beton diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Hubungan Antara Kubus vs Silinder (UCS) Semen Air Kubus Silinder (UCS) Faktor Pengali, 7 27, 0,9, 9 0,2, 0,7 Faktor Pengali rata rata = 0, Dari Tabel 1 diperoleh koefisien faktor pengali sebesar 0, apabila digunakan benda uji berbentuk kubus 1x1x1 cm. KESIMPULAN Dari hasil penelitian pendahuluan ini dapat disimpulkan: Untuk kemudahan pengontrolan mutu dari Cement Treated Base di lapangan, diusulkan penggunaan benda uji berbentuk kubus 1x1x1 cm yang sudah umum digunakan di Indonesia. Untuk mengkonversikan hasil uji kuat tekan kubus beton 1x1x1 cm ke Unconfined Compressive Strength (UCS) pada benda uji silinder beton diameter 7,1 cm dan tinggi 1,2 cm seperti disyaratkan oleh AASHTO 19 [1], dapat digunakan suatu koefisien faktor pengali sebesar 0,. 2 Semen Gambar. Hubungan UCS Dengan semen 2

H. Patmadjaja, et. al / Penggunaan Benda Uji Kubus Beton pada Perkerasan Lentur / DTS, Vol., No. 1, Maret 01, Hal. 2-29 DAFTAR PUSTAKA 1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO), "AASHTO Guide for Design of Pavement Structures", Washington, D.C.,19. 2. Direktorat Jendral Bina Marga, Depertemen Pekerjaan Umum RI, "Spesifikasi Umum Bina Marga", Jakarta, 199.. Tanara, R., dan Soeprajogi, F., "Pengujian Nilai Struktur Cement Treated Base dan Asphalt Treated Base Diuji dengan Tarik Tak Langsung", Skripsi, Tugas Akhir No 1011 S, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, 00. 29