Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial

dokumen-dokumen yang mirip
Catatan-catatan Permasalahan Oleh Erika STYGER Bank Dunia, Washington DC

BAB I. PENDAHULUAN. dalam lingkup daerah, nasional maupun internasional. Hutan Indonesia

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

Fakta tentang Air. Air tawar itu terbatas dan langka

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

Deklarasi Dhaka tentang

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,

BAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan daerah di kawasan timur Indonesia yang mengalami

Manajemen Mutu Pendidikan

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. pukul 20:09 WIB] 1 [diakses pada hari Rabu, 04 Mei 2011,

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMBAHARUAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN IRIGASI PRESIDEN REBUBLIK INDONESIA,

Forestry Options Launching, Feb 2007, p. 1

R a a t f. Sistem Informasi Pedesaan

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

Asesmen Gender Indonesia

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

Alang-alang dan Manusia

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

BAB V PEMBAHASAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Goal terhadap

Perempuan dan Industri Rumahan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERENCANAAN DAUR PROGRAM DALAM IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BAB 2 DASAR KEBIJAKAN BAGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. 2.1 Rencana Pembangunan Nasional dan Regional

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

I. PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan dalam berbagai bidang, baik bidang ekonomi,

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP KAJIAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT PADA PNPM - P2KP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Strategi UNICEF dalam Mendukung Pemerintah untuk Memperluas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

MENUJU POLA PENGUASAAN TANAH YANG MERATA DAN ADIL

BAB XI. SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Pembangunan Ekonomi

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

OVERVIEW PROSES PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN (Management Plan) dan RENCANA AKSI (Action Plan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Perjalanan ekonomi Indonesia telah berlangsung hampir sepuluh tahun

I. PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur. Dengan demikian segala upaya pelaksanaan

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, papan, obat-obatan dan pendapatan

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

PARADIGMA APARATUR PEMERINTAH DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN (Studi Kasus: Kota Semarang) TUGAS AKHIR

Kebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. promosi inovasi teknologi. Lebih jauh, suatu pemerintah memainkan peran yang

Transkripsi:

Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial Erika Styger Bank Dunia Washington, DC

Pengantar Lebih dari 1 milyar orang (2/3nya perempuan) hidup dalam kemiskinan yang parah (< $1US/hari) Kebanyakan orang miskin tinggal di daerah pedesaan dan bergantung pada sumber pertanian dan sumber alam (NR) Lingkaran setan dari degradasi kemiskinan dan lingkungan Meningkatnya kebutuhan pangan dan tekanan pada panggilan NR yang mendesak bagi pengelolaan lahan yang berkelanjutan (Sustainable Land Management- SLM) Sustainable land use and land management

Pengantar (lanj.) Banyaknya kegagalan dalam proyek pertanian Pengembangan pertanian yang sukses, jika.. Orang pada akar rumput : Terorganisir dengan baik Terdorong untuk membentuk kelompok Ketika pengetahuan mereka digali dan dipakai Dimensi organisasi manusia dan sosial penting untuk mencapai keuntungan jangka panjang ekonomi dan SLM dan SNRM

Apa itu SLM? Pengelolaan lahan yang berkelanjutan yang menggabungkan antara teknologi, kebijakan dan kegiatan yang ditujukan pada terintegrasinya prinsip-prinsip sosio-ekonomi dengan kepedulian lingkungan sehingga menjadi simultan: (Dumanski et al, 1998)

Definisi SLM (lanj( lanj) Memelihara dan meningkatkan produksi Mengurangi tingkat resiko produksi Melindungi potensi sumber daya alam dan mencegah serta merehabilitasi degradasi kualitas lahan dan air Bisa berjalan secara ekonomis Bisa diterima secara sosial dan menjamin akses pada manfaat dari SLM (Dumanski et al, 1998) Sustainable land use and land management

SLM dan Bank Dunia SLM adalah pusat dari misi Bank Dunia Bank Dunia berkomitmen pada MDG Tujuan 1: Memberantas kemiskinan dan kelaparan yang parah Tujuan 7: Menjamin kelestarian lingkungan Studi kerja sektor dan ekonomi dalam memfokuskan SLM pada pertanian, NRM dan program pengembangan pedesaan, ARD (Departemen Pengembangan Pedesaan dan Pertanian, Bank Dunia) Program Operasional GEF SLM (OP15) Sustainable land use and land management

SLM yang Partisipatori dan Sosial Dimensi-dimensi sosial dipusatkan pada SLM Bank Dunia mengembangkan 5 entry point untuk analisa sosial: Keragaman sosial dan jender Institusi, peraturan/kaidah dan perilaku Para stakeholder Partisipasi/peran serta Resiko sosial Social Analysis Sourcebook, World Bank, 2003 Sustainable land use and land management

Partisipasi Partisipasi adalah proses yang mana para stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas inisiatif pengembangan dan keputusan serta sumber-sumber yang mempengaruhinya (WB Participation Sourcebook) Jika partisipasi tidak dapat diakses oleh siapapun, ini bisa berakibat pada ketidaksetaraan Fokus partisipasi dalam kerja proyek selama 10-15 tahun terakhir tidak memberikan hasil yang diharapkan Apa itu partisipasi yang sebetulnya?

Menjangkau kelompok miskin Mengurangi efeknya seringkali tidak efektif Siapakah kelompok miskin itu? Usaha-usaha khusus dibutuhkan melebihi sarana partisipatori yang biasa Mengidentifikasi hambatan-hambatan dan merancang strategi spesifik untuk mengatasi hambatan-hambatan tsb.

Pendekatan untuk menjangkau kelompok miskin Pendekatan bottom-up/ dari bawah ke atas Belajar dari kelompok miskin (menghargai sebagai partner/mitra sejajar) Membangun kepercayaan diri mereka dan basis pengetahuan mereka Menguatkan kapasitas organisasi dan finansial Pemberdayaan progresif

Kesetaraan Jender dalam partisipasi Mengenalkan kesetaraan jender untuk memungkinkan semua orang perempuan dan lakilaki sama untuk berpartisipasi Perempuan dan laki-laki: peran, kebutuhan, dan batasan yang berbeda dalam pengelolaan lahan Bias jender untuk berpartisipasi itu ada dan dipengaruhi oleh kebiasaan, kepercayaan, beban kerja, hukum, dll. Yang berakibat pada perbedaan akses untuk memperoleh lahan, kredit, dan informasi di antaranya.

Inovasi-inovasi inovasi Apa itu inovasi, dan untuk siapa? Inovasi para petani jarang sekali dikenali dan diintegrasikan dalam R&D (research and development/ penelitian dan pengembangan) Perubahan dalam persepsi dan sikap diperlukan di semua tingkat

Paradigma Lama Para peneliti mengidentifikasikan masalah dan menciptakan teknologi baru Transfer paket-paket teknologi Adopsi/pemakaian merupakan tujuan Jalan linear untuk komunikasi Pendekatan pengajaran = transfer pengetahuan satu arah Insentif bagi adopsi teknologi diperlukan (input gratis atau yang disubsidi,dll)

Paragidma Baru Para petani mengidentifikasi masalah dan kebutuhan Proses Penelitian dan Pengembangan dimulai dengan pengetahuan serta inovasi para petani Pilihan-pilihan SLM dikembangkan dan ditawarkan sebagai prinsip-prinsip, metode, komponen, dan sebagai sekeranjang pilihan Penyesuaian pada kondisi lokan merupakan tujuan Cara sirkular untuk berkomunikasi Belajar/mempelajari bukannya mengajar Modal sumber daya manusia dan sosial dimobilisasi dan dibangun (Pemberdayaan)

Pengetahuan asli dan ilmiah Pengetahuan asli bisa: Memberikan wawasan yang dalam tentang kondisi lokal Menginformasikan tentang interaksi antara sumber daya alam dan pengelolaan lahan petani Membantu mengidentifikasi jika langkah-langkah petani dalam mengatasi masalah cukup efektif Membantu dalam mengidentifikasi di mana pengetahuan ilmiah bisa menjadi komplemen/pelengkap dan memberi sumbangan untuk meningkatkan LM

Peran dari Pengetahuan Ilmiah Mengusulkan elemen-elemen untuk tes/mencoba Menasihati petani tentang bagaimana merancang eksperimen yang sederhana Menjelaskan alasan-alasan untuk hasil-hasil penemuan petani Membantu dalam membuat hard data untuk mengesahkan penemuan/hasil dalam terminologi ilmiah yang konvensional untuk meyakinkan para ahli, pembuat keputusan atau pihak donor Menganalisa proses

Implikasinya bagi institusi dan kebijakan Menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi partisipasi dan proses belajar sosial Membangun kapasitas masyarakat Mengembangkan model penyuluhan kelompok Mengambil manfaat dari desentralisasi dan privatisasi: Pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis masyarakat / Community based natural resources management (CBNRM) Kehuatanan sosial Pengembangan yang digerakkan oleh masyarakat / Community Driven Development (CDD)

Prinsip-prinsip prinsip dari Interaksi Sosial Resiprositas / saling timbal balik Saling menghargai Transparansi Kesetaraan dan keadilan dalam berbagi sumber daya dan tanggung jawab.

Perubahan alokasi waktu Tantangan-tantangan tantangan Fleksibilitas dan keterbukaan untuk Partisipasi dalam SLM Melampaui proses-proses standar untuk menjangkau stakeholder yang tertinggal Perubahan sikap dari semua stakeholder untuk memakai pendekatan partisipatori Adaptasi/penyesuaian dari institusi, kebijakan, rancangan proyek, dll Komitmen Sustainable land use and land management

Pertanyaan- pertanyaan untuk diskusi Tantangan-tantangan lain apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi dalam SLM? Untuk mencapai partisipasi yang sungguh-sungguh, apa implikasinya lebih lanjut pada tingkat kebijakan, institusional, finansial, ekonomi, dan ilmiah? Pertanyaan untuk PR bagi setiap peserta workshop: Langkah-langkah konkrit apakah yang bisa diambil untuk mencapai partisipasi kelompok sasaran di SLM yang lebih baik?