BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Acuan peta permasalahan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Secara geografis TK Pembina terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penting, sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. khusus lagi dikatakan sebagai jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. taktis yang relevan dengan pemecahan permasalahan pembelajaran sepak bola di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. SD Negeri 2 Guwa Lor siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di lapangan (TK), sekaligus mencari jawaban

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Adanya keberhasilan dalam suatu penelitian dapat ditentukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitaif. Bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis. Dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Menentukan metode penelitian diperlukan suatu pemilihan secara cermat, sehingga dengan

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah kelompok A Kecamatan Tanjungsari

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dibahas yaitu Meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak yang terjadi di lapangan (RA),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wardhani, dkk. (2007 :14), Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

KARYA TULIS ILMIAH ERLINA WIYANARTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh. Menurut Lexy Moleong dalam bukunya Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian yang mencangkup

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS di Madrasah Tsanawiyah.

BAB III METODE PENELITIAN. profesi penulis dimana diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODE PENELITIAN A.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan kepada situasi kelas atau Classroom Action Research dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi secara mendalam tentang penerapan model cooperative learning dalam pembelajaran sejarah sebagai upaya untuk mengembangkan sikap solidaritas siswa. Menurut Depdikbud, (1996), menyatakan bahwa hakekat dari penelitian dikelas adalah suatu usaha berupa tindakan atau intervensi yang dilakukan dengan prosedur terencana dan sistematis untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru di kelas. Elliot, (1993:49), mengatakan bahwa penelitian tindakan merupakan metode penelitian yang banyak diperhatikan oleh para peneliti bidang IPS dan humaniora termasuk bidang pendidikan. Penggunaan metode penelitian tindakan kelas diharapkan dapat membawa perbaikan pada situasi sistem pembelajaran sebagai hasil refleksi diri. Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif partisipatoris, seperti apa yang disampaikan oleh Hopkins, (1993 :121), bahwa pendekatan kolabaoratif terjadi antara peneliti dan guru, di mana peneliti membuat rancangan, pengamatan dan mengkritisi, sementara guru merupakan praktisi mitra kerja dilapangan bagi peneliti. Guru mitra dan peneliti akan bersama-sama diskusi mulai dari tahap perencanaan, tindakan dan refleksi dari hasil tindakan.

61 Dalam penelitian ini diawali dengan melakukan penjajakan sebagai langkah awal penelitian atau tahap orientasi. Hasil dari temuan ini dilakukan refleksi dengan guru untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan penelitian.tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendapatkan model cooperative learning yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran sejarah di kelas, karena dalam penelitian tindakan merupakan sarana dalam upaya mengevaluasi diri guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 1. Lokasi penelitian. Tema penulisan tesis yang dipilih dalam rencana pelaksanaan penelitian ini yaitu Internalisasi Nilai-nilai Budaya Dati Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Solidaritas Siswa Pada Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Mareku di Kota Tidore Kepulauan. Dengan demikian lokasi penelitiannya adalah sekolah Madrasah Aliyah Swasta Mareku di provinsi Maluku Utara Kota Tidore Kepulauan Kecamatan Tidore Utara. Menurut Nasution, (1992: 35), bahwa yang dimaksud dengan lokasi penelitian menunjuk pada pengertian lokasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan. Maka, yang dimaksud dengan lokasi penelitian meliputi: 1). Dari unsur tempat yakni lokasi tempat berlangsungnya pembelajaran di kelas X 2 Pada Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Mareku kelas di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara.

62 2).Unsur pelaku, yaitu guru dan siswa yang terlibat dalam tindakan pengembangan model pembelajaran cooperative learning. 3).Unsur kegiatan, yaitu pengembangan model cooperative learning dengan menginternalisasikan nilai-nilai budaya Dati dalam pembelajaran sejarah didalam kelas. Pemilihan lokasi (kelas) didasarkan pada pertimbangan pertama, penelitian kelas merupakan penelitian yang bersifat situasional, kontekstual dan tergantung pada realita konteks. Kedua, situasi sosial kelas bersifat crucial,konteks fisik dan sosial didalamnya melebur (guru, siswa dan bahan belajar) dengan segala keunikannya masing-masing. Selain itu pemilihan kelas X 2 pada sekolah Madrasah Aliyah Swasta Mareku karena pada jenjang ini upaya pengembangan pembelajaran nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran IPS pada umumnya atau dalam pembelajaran sejarah. Alasan-alasan lain dalam pemilihan lokasi penelitian ini juga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: a). Peneliti juga sebagai guru mata pelajaran sejarah pada sekolah tersebut sehingga sudah mengenal karakteristik situasi sekolah, karenanya tidak lagi melakukan adabtasi baru terhadap lingkungan sekolah itu. b). Anak didik di sekolah tersebut khususnya di X 2 karena kelasnya lebih berfariasi baik dari latar belakang ekonomi keluarganya, asal tempat tinggal serta jenis kelamin.

63 c). Fasilitas belajarnya belum lengkap dan tenaga pengajarnya terdiri tiga orang, yaitu peneliti, Pak Rauf dan Ibu Jena (calon Guru Mitra) guru yang baru diangkat dan masih kurang pengalaman dalam proses belajar mengajarnya. d). Anak didik yang terdapat disekolah tersebut adalah dari lingkungan masyarakat yang menerapkan tradisi Dati sebagai budaya solidaritas antar warga. 2. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini kinerja guru dalam proses belajar mengajar menjadi subjek dalam penelitian dengan mengembangkan model cooperative learning untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya Dati dalam pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Swasta Mareku. Selain guru juga termasuk siswasiswa dan peneliti itu sendiri karena sebagai instrument dalam penelitian tindakan kelas. Kondisi dan kejadian yang berlangsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas ketika sedang melaksanakan suatu tindakan maupun sikap siswa dalam pergaulan di lingkungan sekolah di luar kelas akan menjadi pengamatan peneliti. Peneliti akan berusaha untuk memperoleh data, baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang berhubungan dengan penelitian. Sehingga data yang diperlukan dalam penelitian ini bisa diperoleh dari guru, siswa maupun dari pihakpihak lain yang dianggap perlu dan sesuai dengan kepentingan penelitian.

64 3. Prosedur Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang kolaboratif dan partisipatorik. Dalam penelitian ini penulis akan mengunakan bentuk prosedur siklus yang mengacu pada model yang dikembangkan oleh Elliot dari Hopkins, 1993( dalam Wiriaatmadja 2005: 86). Tahap pertama dilakukan dengan penelitian pendahuluan untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan ide yang tepat dalam kemampuan guru mengembangkan bahan ajar dalam pembelajaran Sejarah sebelum siklus-silkus berikutnya dilaksanakan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu merencanakan (pian), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect), Kemmis dan Taggart, 1981 Hopkins, 1993(dalam Wiriaatmadja, 2005: 60). Siklus selanjutnya peneliti bersama guru memperbaiki rencana, pelaksanaan, mengobservasi dan refleksi seperti pada gambar bagan siklus dibawah ini. Bagan: 3.1 Model Penelitian Tindakan Berbentuk Spiral dari Kemmis dan Taggart Act O b s e r v e Reflect Act O b s e r v e Reflect Revised Plan Plan Sumber: Wiriaatmadja, (2005: 66).

65 Makna suatu siklus dalam PTK harus memperhatikan apakah dari siklus itu masalah semakin mengerucut ataukah sebaliknya, karena PTK dikatakan berhasil apabila masalah yang dikaji semakin mengerucut atau melalui tindakan setiap siklus masalah-masalah semakin dapat dipecahkan, sedangkan hasil belajar yang diperoleh anak didik semakin besar atau hasil belajar dari setiap tahapan dalam siklus menunjukan adanya peningkatan. Semakin kecilnya masalah dan semakin besarnya hasil belajar siswa, disebabkan oleh tindakan yang dilakukan guru pada setiap siklus yang didasarkan pada hasil refleksi. Dari penelitian awal peneliti menemukan masalah-masalah yang menghambat berkembangnya proses belajar anak didik, baik itu masalah yang muncul dari dalam diri anak didik maupun dari lingkungannya. Masalah tersebut terjadi karena kurangnya inovasi belajar serta kurangnya kepekaan dari guru terhadap perkembangan anak didik sehingga menjadi penyebab permasalahan disekolah Madrasah Aliyah swasta Mareku. Melalui langkah-langkah selanjutnya masalah-masalah tadi menjadi mengerucut dan akan terciptanya hasil belajar yang semakin meningkat karena masalah-masalah yang ditemui dari setiap siklus yang telah ditetapkan diperiksa secara rinci untuk diperbaiki ke langkah-langkah selanjutnya. B. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Hopkins, (1993), menyatakan bahwa instrumen dalam penelitian tindakan kelas adalah peneliti sendiri., sebagai"sole instrumen" sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara seperti observasi, wawancara dan

66 dokumentasi yang terfokus pada konsep-konsep pengembangan sikap solidaritas siswa. Adapun alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan melengkapi data agar lebih valid antara lain dengan menggunakan catatan lapangan (field notes), dokumen-dokumen seperti Satuan Pelajaran dan Rencana Pelajaran, alat perekam, alat pemotretan atau dokumentasi dan catatan lapangan. Selanjutnya instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu dengan cara mengamati keseluruhan kegiatan guru di kelas dalam pempelajaran sejarah dan siswa di dalam dan di luar kelas selama proses penelitian dan pengumpulan data juga disertai dengan lembar observasi. Data yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan dicatat dalam catatan lapangan (field notes) untuk dianalisis, dikategorikan, dan diinterpretasikan. 2. Audio tape recorder dapat digunakan untuk kelengkapan catatan dilapangan melalui rekaman dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun untuk wawancara dengan guru maupun murid melalui kesepakatan bersama terlebih dahulu. 3. Wawancara, wawancara yang terencana baik terstruktur maupun tidak diperlukan dalam penelitian untuk menggali dan memperjelas informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan dalam penelitian melalui proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara ini dapat dilakukan dengan: - Observer dengan Siswa - Observer dengan guru - Observer dengan Kepala Sekolah

67 4. Foto, untuk mendokumentasi dalam bentuk gambar selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung dalam penelitian yang merupakan peristiwa penting dalam pengumpulan data. Kegunaannya untuk alat ilustrasi dari kegiatan kritis dan diskusi yang bersifat lebih menarik perhatian. 5. Catatan Lapangan (Field Notes). Dalam penelitian kualitatif, field notes merupakan bagian yang penting sebagai alat pengumpul data. Field notes atau catatan lapangan adalah catatan mengenai peristiwa atau kejadian pada saat melakukan observasi baik mengenai perilaku, sikap mental maupun peristiwa yang tidak direncanakan sebelumnya. Peristiwa yang dimaksud adalah bisa berupa ucapan atau perkataan, sikap atau perilaku yang muncul secara spontan ataupun diorganisir. Dalam penelitian tindakan kelas field notes digunakan untuk mencatat peristiwayang berkaitan dengan aktivitas guru ataupun siswa pada proses pembelajaran berlangsung atau juga di luar proses pembelajaran berlangsung, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kekuatan pada hasil penelitian yang diharapkan, karena pada dasarnya yang berkaitan dengan aspek sikap atau perilaku manusia selalu berubah setiap saat dan dengan field notes bisa diabadikan meski tidak seoptimal alat perekam. Menurut Nasution (1992:92) menjelaskan bahwa, catatan itu terdiri dari dua bagian yakni: (1) deskripsi tentang apa yang sesungguhnya kita amati, yang benar-benar terjadi menurut apa yang kita lihat, dengar atau amati dengan alat dari kita. (2) komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan kita tentang apa yang kita amati itu.

68 Dalam penelitian ini, deskripsi adalah berupa catatan seluruh kegiatan siklus pembelajaran dari aktivitas guru dan siswa dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran serta persitiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. Sedangkan komentar, tafsiran atau refleksi merupakan kegiatan kedua yang dilakukan oleh peneliti setelah membuat catatan lapangan atau hasil observasi sebagai tanggapan dari kegiatan yang telah terjadi atau dilaksanakan. 1. Kategorisasi Data Data-data yang telah direduksi dibubuhi kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti mendekripsikannya kemudian melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data, kegiatan ini dilakukan berdasarkan pengkodean dalam analsis data kualitatif. Menurut Wiriaatmadja (2005:142) kode dan koding adalah kegiatan memberi label dan mencari data yang sangat efisien, serta mempercepat dan memberdayakan analisis data. 2. Analisis Data Analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data ini dilakukan pada setiap tahap refleksi sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh alternatif pemecahan masalah untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya. Hal yang paling baik untuk menganalisis data ini karena adanya kerjasama antara peneliti dengan mitra yang diteliti. Instrumen bantu seperti

69 catatan lapangan, panduan observasi, serta pedoman wawancara digunakan untuk menganalisis data. 3. Validasi Data Validasi data dilakukan melalui empat tahapan yaitu: triangulation, member-chek, audit trail dan expert opinion. a. Triangulasi, memeriksa kesahihan data dengan menggunakan sumber lain, misalnya guru sebagai mitra dan siswa dengan didasarkan pada prinsip reflektif kolaboratif antara guru, siswa, peneliti dan mitra peneliti. Seperti dijelaskan Moleong; (1989) bahwa "proses triangulasi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, misalnya mermbandingkan kebenaran data dengan data yang diperoleh dari sumber lain (guru, guru lain, siswa) atau membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi dan seterusnya sehingga diperoleh derajat kepercayaan yang maksimal". b. Member Chek, menurut Miles & Huberman; 1992, (dalam Nasution; 1992), adalah dengan meninjau kembali kebenaran dan keshahihan data penelitian dengan mengkonfirmasikannya pada sumber data. c. Audit Trail, menurut Nasution (1992:46) bahwa audit trail adalah mencek kebenaran hasil penelitian sementara, beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya, dengan mengkonfirmasikannya pada bukti-bukti

70 temuan (evidences) yang telah diperiksa dan dicek keshahihannya pada sumber data tangan pertama. d. Expert Opinion, menurut Nasution (1992:46), adalah mengkonsultasikan hasil temuan peneliti dilapangan kepada para ahli seperti halnya pembimbing. 4. Interpretasi Data Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan penelitian atau hasil dengan merujuk atau menghubungkannya dengan teori dan norma-norma lainnya yang telah diterima secara umum. Disamping itu setiap temuan lapangan yang diperoleh dari catatan lapangan dan beberapa instrument lainnya tentang pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan pendekatan cooperative learning model dua tamu dua tinggal untuk meningkatkan solidaritas siswa sehingga memiliki keterampilan sosial, dan dihubungkan dengan temuan para peneliti atau penulis sebelumnya sebagai sumber rujukan. Semua interpretasi diatas dijadikan bahan dalam memperbaiki atau dijadikan tolak ukur untuk melakukan tindakan selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja guru, aktivitas siswa atau aktivitas lainnya. Semua hasil tersebut dapat membantu penulis dalam penelitian ini, hasil interpretasi ini dapat dijadikan referensi yang dapat memberikan makna terhadapnya, referensi ini juga digunakan untuk melakukan tindakana selanjutnya.