Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak dan Fraksi Daun Paitan (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni 2017

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dalam Tumbuhan Lamun Cymodocea Rotundata Ehrenberg & Hemprich Ex Ascherson

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji determinasi di laboratorium Sistematika tumbuhan Fakultas

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ros Sumarny, Ratna Djamil, Afrilia Indira S. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA rosaries15@yahoo.com ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : Kersen, Flavonol, Antioxidant

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Rumput Laut Sargassum duplicatum J.G. Agardh. dari Pantai Ujung Genteng

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) BERDAGING BUAH PUTIH

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Prosiding Farmasi ISSN:

1. Pendahuluan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI TAUCO DENGAN METODE DPPH

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

Anang Budi Utomo, Agus Suprijono, Ardan Risdianto. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Rimpang Pacing Costus Speciosus (J.Koenig) Sm.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN DAN BUAH JAMBLANG (SYZIGIUM CUMINI L.) SKEEL

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

Transkripsi:

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak dan Fraksi Daun Paitan (Tithonia Diversifolia (Hemsley) A. Gray) 1 Riza Andriani Hanifa, 2 Yani Lukmayani, 3 Livia Syafnir 1,2,3 Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 rizaandrianihanifa@ymail.com 2 lukmayani@gmail.com Abstrak: Telah dilakukan penelitian pengujian aktivitas antioksidan dan penetapan kadar flavonoid total daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray). Ekstraksi serbuk simplisia dilakukan dengan menggunakan metode maserasi yang menggunakan pelarut etanol 95%. Penapisan fitokimia telah dilakukan pada simplisia dan ekstrak. Fraksinasi telah dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Pemantauan fraksi dilakukan secara Kromatografi Lapis Tipis dengan fase diam silika GF 254 dan fase gerak etil asetat : n-heksan (7:3). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan metode spektrofotometri Ultra Ungu-sinar tampak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, monoterpenoid/seskuiterpenoid, steroid/triterpenoid, kuinon dan saponin. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa fraksi n-heksan memiliki aktivitas antioksidan lebih baik dengan nilai IC 50 3,874 ppm, sedangkan nilai untuk fraksi etil asetat, ekstrak etanol dan fraksi air berturut-turut adalah 3,992 ppm, 4,525 ppm dan 11,588 ppm. Hasil penetapan kadar flavonoid total dari ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air berturut-turut adalah 4,209 mg QE/g ekstrak; 8,936 mg QE/g ekstrak; 5,224 mg QE/g ekstrak; dan 1,163 mg QE/g ekstrak. Kata kunci: Daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray), ekstrak, fraksi n-heksan, aktivitas antioksidan, nilai IC 50. A. Pendahuluan Diabetes adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia (Dods, 1996: 27). Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah daun tumbuhan paitan. Di wilayah Lampung daun paitan yang dikenal dengan sebutan daun insulin digunakan sebagai penurun kadar gula darah. Penggunaan secara empiris, menggunakan 5 lembar daun paitan segar atau yang telah dikeringkan direbus dengan menggunakan air sebanyak 3 gelas hingga air rebusan menjadi 1 gelas lalu diminum. Aktivitas antidiabetes dapat ditimbulkan dari aktivitas antioksidan, karena konsumsi antioksidan dalam jumlah yang memadai dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti kardiovaskular, diabetes, kanker, aterosklerosis, dan osteoporosis (Winarsi, 2007: 14). Pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan menggunakan metode DPPH (Difenilpikril hidrazil). Penelitian sebelumnya (Lie-Fen Shyur, 2005) telah melakukan pengujian aktivitas antioksidan tetapi hanya menggunakan ekstrak, pada penelitian ini pengujian aktivitas antioksidan dilakukan pada ekstrak dan fraksi sehingga dapat diketahui antioksidan lebih aktif dalam bentuk ekstrak atau fraksi. Daun paitan memiliki aktivitas antioksidan karena daunnya memiliki senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun (klorofil), kecuali alga. Selain flavonoid tumbuhan paitan mengandung saponin, triterpenoid dan polifenol. Tetapi kadar flavonoid dalam tumbuhan ini belum diketahui. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan diantara ekstrak dan fraksi daun paitan sampel manakah yang memiliki aktivitas 164

Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak... 165 antioksidan lebih baik, serta berapa kadar flavonoid total dari ekstrak dan fraksi daun paitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang lebih baik antara ekstrak dan fraksi daun paitan serta mengetahui kadar flavonoid total ekstrak dan fraksi daun paitan. Bagian dari tumbuhan paitan yang diteliti kadar flavonoidnya adalah bagian daun. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan yang lebih baik antara ekstrak dan fraksi daun paitan serta kadar flavonoid yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi daun paitan. B. Landasan Teori Tumbuhan paitan mengandung saponin, polifenol dan flavonoid pada bagian daun, kulit batang dan akarnya (Hutapea, 1994: 297). Metabolit sekunder lain adalah alkaloid, cardiac glycoside dan tannin (Kolawole, 2010: 272). Sedangkan kandungankandungan lain dari tumbuhan paitan adalah karbon dan nitrogen (Tobing, 2009: 154). Gambar 1. Tumbuhan paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Flavonoid Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Markham, 1988: 1). Gambar 2. Struktur dasar flavonoid (Markham, 1988: 3) Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan ikatan hemiasetal yang tak tahan asam. Pengaruh glikosilasi menyebabkan Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

166 Riza Andriani Hanifa, et al. flavonoid menjadi kurang reaktif dan lebih mudah larut dalam air, sifat ini memungkinkan penyimpanan flavonoid di dalam vakuola sel (Markham, 1988: 5). Gula dapat terikat pada atom karbon flavonoid dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam. Glikosida yang demikian disebut C-glikosida. Jenis gula yang terikat jauh lebih sedikit ketimbang jenis gula pada O-glikosida, biasanya dari jenis glukosa yang paling umum dan juga galaktosa. Jenis aglikon flavonoid yang terlibat pun sangat terbatas. Jadi, walaupun isoflavon, flavanon, dan flavonol kadang-kadang terdapat dalam bentuk C- glikosida, sebegitu jauh hanya flavon C-glikosida yang paling lazim ditemukan (Markham, 1988: 6-7). Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dengan mengecualikan alga dan hornwort. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar bunga, buah buni dan biji. Hanya sedikit catatan yang melaporkan adanya flavonoid pada hewan, misalnya pada kelenjar bau berang-berang, propolis (sekresi lebah), dan di dalam sayap kupu-kupu; itu pun dengan anggapan bahwa flavonoid tersebut berasal dari tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis didalam tubuh mereka (Markham, 1988: 10). Antioksidan Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, senyawa ini harus mencari elektron lain sebagai pasangan (Hernani, 2005: 3-5). Antioksidan adalah senyawa yang berada pada konsentrasi lebih rendah dari substratnya secara signifikan dapat menunda atau mencegah oksidasi (Moein et al., 2007: 83). Senyawa ini dapat menghentikan reaksi radikal bebas. Usaha pencarian antioksidan alami terus dilakukan untuk menggantikan antioksidan sintetis yang masih diragukan akan tingkat keamanannya (Orhan, et. al., 2009: 276). C. Metodologi Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray). Penyiapan simplisia kering dibuat dari daun paitan yang telah dikumpulkan, kemudian dilanjutkan dengan sortasi, pencucian, pengecilan ukuran simplisia dengan dirajang dan pengeringan. Karakterisasi simplisia terdiri dari pengujian parameter standar termasuk parameter spesifik dan non spesifik, dan penapisan fitokimia. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 95% kemudian dipekatkan, terhadap ekstrak kental dilakukan fraksinasi. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran yang berbeda, yaitu n-heksan, etil asetat dan air. Fraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan lagi dengan rotary vacuum evaporator. Selanjutnya dilakukan pemantauan ekstrak dan fraksi secara KLT menggunakan fase diam plat silika gel GF 254 dan fase gerak yang sesuai dengan penampak bercak lampu UV λ 254 nm dan 366 nm. Terhadap ekstrak dan fraksi dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Selain pengujian aktivitas Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak... 167 antioksidan, ekstrak dan fraksi ditetapkan kadar flavonoidnya. Pengukuran kadar flavonoid total dihitung menggunakan spektrofotometri Ultra Ungu-Sinar Tampak dengan panjang gelombang (λ) 510 nm terhadap ekstrak dan fraksi. D. Hasil Penelitian Uji Aktivitas Antioksidan Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak etanol dan ketiga fraksi yaitu fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air. Sebelum dilakukan pengujian aktivitas antioksidan, terlebih dahulu dilakukan pemantauan KLT terhadap masing-masing sampel dengan penampak bercak DPPH 5%. EE FN FE FA K Gambar 3. Kromatogram pemantauan ekstrak dan fraksi dengan penampak bercak DPPH 5% Keterangan : FN: Fraksi n-heksan, FE: Fraksi etil asetat, FA: Fraksi air, EE: Ekstrak etanol, K: Kuersetin Dari hasil pemantauan tersebut, ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat memberikan hasil positif berupa warna bercak kuning dengan latar belakang ungu setelah disemprot dengan pereaksi DPPH 5%. Hasil ini menunjukkan adanya reaksi senyawa antioksidan dalam sampel dengan radikal bebas DPPH. Selanjutnya terhadap sampel dilakukan pengujian aktivitas antioksidan. Metode pengujian yang dilakukan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil). Metode DPPH dipilih karena merupakan metode yang cepat, sederhana dan murah untuk mengukur aktivitas antioksidan (Prakash et al., 2001: 68). Ketika suatu larutan DPPH dicampurkan dengan senyawa yang dapat memberikan atom hidrogen, molekul DPPH akan tereduksi, ditandai dengan berubahnya warna ungu menjadi kuning. Interaksi antara antioksidan dengan DPPH dapat berupa transfer elektron atau donor hidrogen, kedua interaksi tersebut akan menetralkan radikal bebas. Parameter yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil pengujian aktivitas antioksidan ad dialah nilai Inhibition Concentration 50% (IC 50 ) (Chang et al., 2007: 408). Larutan DPPH dalam metanol dibuat dengan konsentrasi 40 ppm. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum yang didapatkan dari DPPH adalah 515 nm dengan absorbansinya 0,446. Pembanding yang digunakan adalah vitamin C. Vitamin C merupakan suatu antioksidan yang larut dalam air, dengan rumus molekul C 6 H 8 O 6 yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang besar karena bersifat sebagai reduktor. Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

168 Riza Andriani Hanifa, et al. Sifat reduktor tersebut disebabkan oleh mudah terlepasnya atom-atom hidrogen pada gugus hidroksil yang terikat pada atom C 2 dan atom C 3 (atom-atom C pada ikatan rangkap), sehingga radikal bebas dapat dengan mudahnya menangkap dan membentuk radikal bebas tereduksi yang stabil (Soewoto, 2001: 114). Pada penelitian ini, penambahan ekstrak dan fraksi-fraksi daun paitan menurunkan intensitas warna ungu dari DPPH menjadi kuning. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi-fraksi daun paitan memiliki aktivitas antioksidan. Dari hasil kurva aktivitas antioksidan diperoleh persamaan garis linear sehingga diperoleh nilai IC 50. Nilai IC 50 merupakan konsentrasi ekstrak dan fraksi daun paitan yang dapat meredam atau menghambat radikal bebas sebanyak 50%. Nilai IC 50 ditentukan dari kurva hubungan antara persen inhibisi terhadap larutan uji. IC 50 akan berbanding terbalik dengan kemampuan antioksidan substrat. Semakin kuat aktivitas antioksidan substrat maka nilai IC 50 nya semakin kecil. Tabel 1. Hasil uji aktivitas antioksidan Bahan Uji IC 50 Ekstrak etanol Fraksi air Fraksi etil asetat Fraksi n-heksan Vitamin C 4,525 ppm 11,588 ppm 3,992 ppm 3,874 ppm 2,958 ppm Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai IC 50 dari fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan lebih baik dibandingkan dengan ekstrak daun paitan. Hal tersebut dikarenakan senyawa-senyawa yang terkandung didalam fraksi lebih murni dibandingkan dalam bentuk ekstraknya. Jika dibandingkan dengan nilai IC 50 dari pembanding yang digunakan yaitu vitamin C, nilai IC 50 dari ekstrak dan fraksi tidak lebih baik dari vitamin C. Hal tersebut berarti aktivitas antioksidan dari vitamin C lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi daun paitan. Dari ketiga fraksi tersebut nilai IC 50 dari fraksi air nilainya paling tinggi, hal tersebut berarti potensi aktivitas antioksidannya lebih lemah dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan. Bahan uji yang digunakan memiliki nilai IC 50 kurang dari 50 ppm. Hal tersebut sesuai dengan Jun (2006: 2118) yang mengklasifikasikan tingkat kekuatan antioksidan menggunakan metode uji DPPH dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Tabel 2.) Tabel 2.Tingkat kekuatan antioksidan (Jun, 2006: 2118) Intensitas IC 50 Sangat aktif Aktif Sedang Lemah < 50 ppm 50-100 ppm 101-250 ppm 250-500 ppm Penetapan Kadar Flavonoid Total Prinsip penetapan kadar flavonoid adalah adanya reaksi antara flavonoid dengan AlCl 3 kompleks berwarna kuning, dan dengan penambahan NaOH akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah muda yang dapat diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510 nm (Rohman et al., 2005: 136-140). Sebelum dilakukan Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Flavonoid Total dari Ekstrak... 169 penetapan kadar flavonoid total terlebih dahulu dilakukan pemantauan KLT terhadap masing-masing sampel dengan penampak bercak AlCl 3 1%. EE FN FE FA K Gambar 4. Kromatogram pemantauan ekstrak dan fraksi dengan penampak bercak AlCl 3 1% Keterangan : FN: Fraksi n-heksan, FE: Fraksi etil asetat, FA: Fraksi air, EE: Ekstrak etanol, K: Kuersetin Dari hasil pemantauan tersebut, ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat memberikan hasil positif berupa warna kuning terang yang sama dengan warna dari kuersetin dengan pereaksi AlCl 3 1%. Hasil ini menunjukkan adanya senyawa flavonoid pada ketiga sampel tersebut. Standar pengukuran yang digunakan adalah kuersetin karena merupakan suatu senyawa flavonol terbesar (Agestia dan Sugrani, 2009: 12). Kandungan flavonoid total dalam tumbuhan dinyatakan dalam QE (quercetin equivalent) yaitu jumlah kesetaraan milligram kuersetin dalam 1 gram ekstrak. Tabel 3. Hasil penetapan kadar flavonoid total Bahan Uji Ekstrak etanol Fraksi n- heksan Fraksi etil asetat Fraksi air Kandungan Flavonoid Total (mg QE/g ekstrak) Rata-rata Kandungan Flavonoid Total (mg QE/g ekstrak) 3,963 4,209 4,454 8,095 8,936 9,776 5,014 5,224 5,434 1,303 1,163 1,022 Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

170 Riza Andriani Hanifa, et al. Dari bahan yang digunakan yaitu ekstrak dan fraksi-fraksi tersebut, fraksi n- heksan memiliki kadar flavonoid terbanyak dikarenakan senyawa flavonoid lebih banyak terekstrak ke senyawa yang lebih non polar. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan terbaik adalah fraksi n-heksan dengan nilai IC 50 adalah 3,874 ppm sedangkan nilai untuk fraksi etil asetat, ekstrak etanol dan fraksi air berturut-turut adalah 3,992 ppm, 4,525 ppm dan 11,588 ppm. Nilai kadar flavonoid untuk fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, ekstrak etanol dan fraksi air berturut-turut adalah 8,201 mg QE/g ekstrak, 5,224 mg QE/g ekstrak, 4,201 mg QE/g ekstrak dan 1,163 mg QE/g ekstrak. Daftar Pustaka Agestia, R. dan Sugrani, A. (2009). Kimia Organik Bahan Alam FLAVONOID (Quersetin), [Makalah]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Dods R.F. 1996. Diabetes Mellitus, In Clinical Chemistry: Theory, Analysis, Correlation, Eds, Kaplan L.A, Pesce A.J, 3rd Edition, Mosby Inc, USA. Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. J. Pharm. Sci. 55 (3). Hernani, R. (2005). Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. Hutapea, J.R. (1994). Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jun, M., H.Y., Hong, J., Wang., X., C.S. (2006). Comparison of Antioxidant Activities of Isoflavones from Kudzu Root (Pueraria lobate ohwi). The Journal of Food Science. Institute of Technologist. 2117-2122. Kolawole, Ayodele. O. (2010). Tithonia diversifolia, Cyperus rotundus and Hyptis suaveloensis Ethanol Extracts Combinatorially and Competitively Inhibit Affinity Purified Cowpea Storage Bruchid (Callosobrochus maculatus) Glutathione S- transferase [Skripsi]. Nigeria: Departement of Biochemistry. Orhan, I. Kartal, M. Asaker, M.A. Senol, F.S. Yilmaz, G. and Sener, B. (2009). Free radical scavenging properties and phenolic characterization of some edible plants. Food Chemistru 114. Prakash, A. Rigelhof, F. Miller, E. (2001). Antioxicant activity. Medallion Laboratories Analytical Progress. Minnesota. Rohman, A., Riyanto, S. (2005). Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara In Vitro. Majalah Farmasi Indonesia. Soewoto, H. (2001). Antioksidan Eksogen sebagai Lini Pertahanan Kedua dalam Menanggulangi Peran Radikal Bebas. Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran UI: Jakarta. Tobing, Esther. L. (2009). Studi tentang Kandungan Nitrogen, Karbon Organik dan C/N dari Kompos Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara. Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)