KAIDAH FIQH. Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah

dokumen-dokumen yang mirip
KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

KAIDAH FIQH. Semua hukum ilmu dan amal tidak sempurna kecuali dengan dua perkara: Terpenuhi syarat dan rukunnya serta tidak ada penghalangnya

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Syarah Istighfar dan Taubat

YAKIN TIDAK HILANG DENGAN KERAGUAN

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

Kaidah Fiqh MENUTUP JALAN MENUJU KEMUNGKARAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

KESOMBONGAN Penghalang Masuk Surga

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Rahasia di Balik Uban Menurut

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits Palsu Tentang Larangan Melihat Kemaluan SUAMI/ISTRI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

UNTUK KALANGAN SENDIRI

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

ADAB AL-IJAARAH (Mempekerjakan Orang)

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

PAKAIAN IHRAM DAN MENGINGAT KAIN KAFAN

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Kecantikan Wanita. Antara Anugerah dan Fitnah. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1436 H_2014 M

TAFSIR SURAT AL- AADIYAAT

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Iman Kepada KITAB-KITAB

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

حفظه هللا Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-abbad al-badr. Publication 1436 H/ 2015 M HAJI DAN TAUBAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Qasim bin Muhammad. Cucu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Publication: 1435 H_2014 M. Oleh: Ustadz Abu Minhal, Lc

Barometer Akhlak Mulia

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

YANG TIDAK PENYAYANG TIDAK DISAYANG

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Syafa at Agung SYAFA AT AGUNG. Publication: 1435 H_2014 M. Download > 700 ebook Islam di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Tafsir Surat AL-LAIL

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

ETIKA BERUTANG. Publication: 1435 H_2013 M. حفظو هللا Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA

Transkripsi:

KAIDAH FIQH الب ي ن ة ال تم د ع ي و ال ي م ي ع ل ى م ن أ ن ك ر Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti, Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah حفظه هللا Oleh : Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Disalin dari Kaidah-Kaidah Praktis Memahami Fiqih Islam Terbitan Pustaka Al-Furqon-Gresik, hal. 212-219 Download > 950 ebook di www.ibnumajjah.com

ASAL KAIDAH الب ي ن ة ال تم د ع ي و ال ي م ي ع ل ى م ن أ ن ك ر Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah Kaidah ini terambil dari nash Rasulullah هللا ىلص yang :رضي هللا عنهما diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ي ع ط ى ل و ق ا ل: و س ل م ع ل ي ه ا لل ا لل ص ل ى ر س و ل أ ن ع ب اس ب ن ع ن ع ب د ع ل ى ال ب ي ن ة و ل ك ن و د م اء ه م ق و م أ م و ا ل ر ج ال الد ع ى ب د ع و اه م الن اس أ ن ك ر م ن ع ل ى و ال ي م ي ال م د ع ي Dari Abdullah bin Abbas رضي هللا عنهما bahwasanya Rasulullah bersabda, "Seandainya orang-orang itu diberi atas هللاىلص pengakuan mereka, niscaya akan ada orang-orang yang mengaku harta dan darah orang lain. Namun bagi yang mengaku (menuntut) wajib membawa bukti sedangkan yang mengingkari cukup bersumpah." (HR. Baihaqi dalam Sunan al-kubra 10/252 no. 20990 dengan sanad hasan sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dan al-hafizh

Ibnu Hajar dalam al-fath 5/283. Al-Hafizh Ibnu Rajab telah memaparkan semua jalan hadits ini dengan sangat bagus dalam kitab beliau, Jami'ul Ulum wal Hikam, hadits ke-33) Imam Bukhari (4552) dan Muslim (1711)juga meriwayatkan hadits yang semakna dengan lafazh di atas: ع ن ع ب د ب ن ع ب اس أ ن الن ب ص ل ى ا لل ب د ع و اه م ال د ع ى ن س د م اء ر ج ال ع ل ي ه ال م د ع ى ع ل ي ه و س ل م ق ا ل: ل و و أ م و ال ه م و ل ك ن ي ع ط ى الن ا س ي ع ل ى ال ي م Dari Abdullah bin Abbas رضي هللا عنهما bahwasanya Rasulullah bersabda, "Seandainya manusia diberi atas pengakuan هللاىلص mereka, maka akan lenyap darah dan harta mereka. Namun bagi yang dituntut cukup bersumpah." MAKNA KAIDAH adalah sesuatu yang bisa untuk membuktikan sebuah ب ي ن ة ال hak, dan hal ini untuk menetapkan kebenaran apa yang menjadi pengakuan seseorang. (Lihat Syarah al-arba'in an- Nawawiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin, hal. 357)

Pada dasarnya, yang dimaksud dengan al-bayyinah adalah saksi dalam semua perkara hukum, baik berhubungan dengan darah, harta, tindakan kriminal, atau lainnya. Saksi ini ada beberapa macam, yang diantaranya adalah: 1. Harus empat orang laki-laki. Dan ini berlaku pada persaksian zina. 2. Harus dua orang laki-laki. Dan ini berlaku pada semua tindakan kriminal kecuali zina, juga pernikahan, perceraian, dan lainnya. 3. Persaksian yang bisa dilakukan oleh dua orang laki-laki atau satu laki-laki dua wanita atau satu laki-laki dan sumpah. Hal ini berlaku pada masalah yang berhubungan dengan harta. Seperti jual beli, sewa-menyewa, dan lainnya. 4. Persaksian yang bisa dilakukan oleh wanita saja. Hal ini berlaku pada masalah yang tidak bisa dilihat oleh kaum laki-laki, misalkan masalah persusuan, haidh, nifas, dan lainnya. (Lihat perincian masalah ini pada al-wajiz oleh Syaikh Abdul Azhim Badawi, hal. 376) Namun tidak selamanya al-bayyinah itu berupa saksi. Bisa jadi al-bayyinah itu berupa keadaan yang sangat kuat mendukung salah satu dari yang menuntut atau dituntut. Sebagai sebuah contoh mudah: Kalau ada suami istri yang bertengkar memperebutkan barang perkakas rumah;

masing-masing mengaku bahwa barang tertentu di rumah itu miliknya. Maka kita melihat benda tersebut, kalau benda itu adalah benda yang biasa dipakai laki-laki saja maka yang nampak bahwa itu milik suami. Sedangkan kalau benda tersebut adalah benda yang biasa dipakai wanita saja maka milik istri. Sedangkan kalau dipakai laki-laki dan wanita, maka yang mengaku harus mendatangkan saksi. Menghukumi dengan cara mirip seperti ini juga :عليه السالم dikisahkan oleh Alloh Ta'ala dalam kisah Nabi Yusuf ك ا ن و إ ن ال ك اذ ب ي. م ن و ه و ف ص د ق ت ق ب ل م ن ق د ق م يص ه ك ا ن إ ن... ق د ق م يص ه ر أ ى ف ل م ا ال صاد ق ي. م ن و ه و ف ك ذ ب ت د ب ر م ن ق د ق م يص ه ع ظ يم. ك ي د ك ن إ ن ك ي د ك ن م ن إ ن ه ق ا ل د ب ر م ن Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang, berkatalah dia: "Sesungguhnya kejadian ini adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar." (QS. Yusuf: 26-28)

Di ayat ini tidak ada saksi yang bisa dijadian rujukan, namun qarinah atau terdapat sesuatu yang sangat nampak sebagai bukti, yaitu koyaknya baju. (Syarah al-arba'in an- Nawawiyah 359) adalah sumpah atas nama Alloh bahwa dialah yang الي م ي benar dari segala tuntutan, tuduhan, dan pengakuan, serta bahwa semua yang dilakukan oleh yang mengaku itu tidaklah benar. Dan para ulama sepakat bahwa sumpah yang sah adalah kalau menyebut Alloh Ta'ala atau nama dan sifat- Nya. (Lihat al-fiqhul Islami wa Adilatuhu oleh DR. Wahbah az-zuhaili, 6/588 dst.) الم د ع ى ع لي ه DAN الم د ع ي SIAPAKAH Ada sedikit perselisihan di kalangan ulama mengenai siapakah al-mudda i dan al-mudda a alaihi, namun bisa kita ringkas menjadi dua pendapat: 1. Mayoritas ulama Malikiyah dan Syafi'iyah mengatakan bahwa barangsiapa didukung oleh sesuatu yang menjadi pokok dan asal permasalahan maka dialah al-mudda a alaihi, sedangkan yang satunya adalah al-mudda i. Berkata Imam al-qarrafi, "Al-mudda i adalah semua orang yang menyelisihi asal dan adat kebiasaan yang

berlaku, sedangkan al-mudda a alaihi adalah semua orang yang sesuai dengan asal dan urf, karena pada dasarnya semua orang itu bebas dari tanggung jawab dan pada dasarnya semua itu sama dengan hukum sebelumnya. (adz-dzakhirah 5/459) 2. Adapun mayoritas ulama Hanafiyah dan Hanabilah mengatakan bahwa al-mudda i adalah orang yang apabila tidak terjadi permasalahan di hadapan hakim, maka dia tidak dipaksa untuk melakukannya, sedangkan almudda a alaihi adalah seseorang yang apabila membiarkan permasalahan ini di hadapan hakim maka dia dipaksa untuk melakukannya. (al-mabsuth 17/31, al- Mughni 9/272) Namun sebenarnya kedua pendapat ini sama dan bisa digabungkan, bahwa yang namanya al-mudda i adalah orang yang mengaku sesuatu yang berselisih dengan kenyataan yang zhahir dan urf yang berlaku dan apabila dia tidak mempermasalahkannya kepada hakim maka dibiarkan dan tidak dipaksa untuk melakukannya. Sedangkan al-mudda a alaihi adalah orang yang keadaannya dikuatkan oleh zhahir keadaan dan urf yang berlaku dan apabila dia tidak mempermasalahkan di hadapan hakim namun ada pihak lain yang mempermasalahkannya maka dia dipaksa untuk menyelesaikannya di hadapan hakim. (Lihat Jamharatul Qawa'id Fiqhiyah 1/199 dst.)

Dari sini, secara umum makna kaidah ini adalah wajib bagi seorang al-mudda i dalam sebuah permasalahan hukum untuk mendatangkan bayyinah dalam menguatkan apa yang dia akui dan dia tuntut, kalau tidak bisa mendatangkan saksi maka tidak diakui pengakuannya. Sedangkan bagi pihak almudda'a 'alaihi, kalau al-mudda i tidak bisa mendatangkan bayyinah cukuplah bagi dia bersumpah bahwa semua yang dikatakan oleh al-mudda i itu tidak benar. KEDUDUKAN KAIDAH Hadits ini adalah sebuah kaidah yang sangat besar dalam syari'at Islam, karena merupakan pokok dasar semua permasalahan dalam menetapkan benar dan tidaknya sebuah persoalan hukum oleh seorang hakim. (Lihat Syarah Muslim oleh Imam Nawawi, 12/3) Tidak ada perselisihan di antara para ulama tentang penggunaan kaidah ini secara global meskipun mereka sedikit berselisih tentang perincian masalahnya. (Lihat 'Aridhatul Ahwadzi oleh lbnul Arabi, 6/86) Berkata Imam as-sarakhsi, "Rasulullah هللاىلص telah bersabda dengan dua kalimat, yang mana para ulama mengambil faedah hukum darinya yang bisa mencapai beberapa kitab." (al-mabsuth 17/28)

PENERAPAN KAIDAH Kaidah ini digunakan hampir dalam masalahan hukum untuk menetapkan siapa yang berhak atau tidak. Cukup di sini saya sebutkan bisa dikiaskan pada lainnya: 1. Kalau ada orang yang mengaku bahwa sebuah barang yang dipegang oleh seseorang itu miliknya, dia harus mendatangkan bukti atau saksi. Jika dia bisa mendatangkan saksi, maka cukup bagi yang dituntut untuk bersaksi atas nama Alloh dan barang itu tetap miliknya. 2. Kalau ada seseorang yang menuduh seseorang berbuat zina, maka dia harus mendatangkan bayyinah berupa empat laki-laki yang menjadi saksi. Jika tidak, maka tuduhannya tidaklah sah dan bahkan dia hukum delapan puluh cambukan karena menuduh berbuat zina tanpa bukti. 3. Kalau ada seseorang yang berhutang pada orang lain, lalu dia mengaku sudah membayarnya tapi diingkari oleh yang menghutangi, maka yang berhutang harus mendatangkan bayyinah, kalau tidak, maka yang bagi yang menghutangi untuk bersumpah. (Lihat al-qawa'id wal Ushul Jami'ah, Syaikh Sa'di, hal. 38)

FAEDAH: Kalau ada yang bertanya: "Kalau semacam itu sangat mungkin sekali seorang mudda'a 'alaihi bersumpah palsu sehingga dia mendapatkan keuntungan Jawabnya: Ya, sangat mungkin si mudda'a 'alaihi berbohong demi sedikit keuntungan duniawi. Tapi harus diingat bahwa hukum duniawi adalah hukum zhahir, adapun mengenai masalah yang sebenarnya hanya Alloh عز وجل yang mengetahui. Kemudian harus diingat juga oleh setiap muslim bahwa hidup ini tidak hanya di alam dunia. Ada kehidupan dialam lain yang seseorang di sana tidak mungkin berbohong, karena hakimnya adalah Alloh Ta'ala. Perhatikan hadits berikut, "Dari Asy'ats bin Qais al-kindi berkata, "Ada sebuah permusuhan antara saya dengan seseorang tentang masalah sumur, maka kami datang kepada Rasulullah.هللىلص Lalu Rasulullah هللاىلص bersabda, "Kamu bisa mendatangkan dua saksi atau cukup sumpah dia." Maka saya berkata, "Kalau begitu dia akan bersumpah dan dia هللاىلص tidak akan peduli dengan hal itu." Maka Rasulullah bersabda:

ل ق ي م ن ح ل ف ع ل ى ي ي و ه و ع ل ي ه غ ض ب ا ن ا لل ف اج ر ع ل ي ه ا ه و ام ر ئ م ا ل ب ا ي ق ت ط ع Barangsiapa bersumpah untuk mendapatkan sebuah harta dengan cara yang zhalim, maka dia akan bertemu dengan Alloh dalam keadaan Alloh marah kepadanya. Kemudian Rasulullah هللاىلص membaca firman Alloh: ق ل يال... ث ن ا و أ ي ا ن م ا لل ب ع ه د ي ش ت ر و ن ال ذ ي ن إ ن Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya dengan Alloh dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit. (QS. Ali Imran: 77) (HR. Bukhari 2357, Muslim 138) Dari Ibnu Abbas رضي هللا عنهما berkata, "Ada dua orang yang bertengkar datang kepada Rasulullah.هللىلص Salah satu dari keduanya mengaku sebuah hak atas yang lainnya. Maka Rasulullah هللاىلص berkata kepada yang menuntut, 'Datangkan bayyinah-mu.' Dia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya tidak mempunyai bayyinah.' Maka Rasulullah bersabda kepada satunya lagi, 'Bersumpahlah atas nama Alloh yang tiada Ilah (sesembahan) melainkan Dia, bahwa engkau tidak mempunyai tanggungan kepada dia.'" (HR. Nasa'i, Ahmad 1/253, Abu Dawud 3275 dan dishahihkan oleh Hakim serta disepakati oleh Dzahabi) Wallohu A'lam bish shawab.[]