BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. seiring berjalannya perkembangan teknologi yang begitu pesat. efektif selain dari media cetak dan media elektronik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan bahasa dapat di lihat dari banyaknya kaidah dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. 1 Disadur dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengamat perkotaan, yang dikutip dari okezone.com (4 Oktober 2012)

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat setiap bisnis film di bioskop tetap eksis dan mulai mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keinginannya. Hal inipun diatur dalam Undang-Undang Dasar Terdapat paham liberalisme dimana liber yang artinya bebas atau

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. muncul pada abad ke-19. Pada pertengahan abad ke-19, studio film dengan sendirinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan bagian dari penyebaran budaya dan salah satu dari media komunikasi massa. Film mempunyai peranan yang sangat penting tidak hanya sebagai media hiburan saja tetapi juga sebagai media penyampaian pesan yang efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi. Film tergolong sebagai hegemoni yang paling efektik untuk pihak tertentu, hal tersebut salah satunya terlihat dalam film-film yang diproduksi oleh negara Amerika pada era berakhirnya perang dunia II. Holywood, bekerja sama dengan pemerintah yang pada saat itu memproduksi film-film sebagai alat propaganda pemerintah. Pada alur cerita hampir sebagian besar memperlihatkan superiotas Amerika sebagai negara adikuasa atau alur cerita yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain. Film biasa dikatagorikan menurut Genre-nya, kata Genre sendiri berasal dari bahasa perancis, yang mempunyai arti macam atau jenis. 1 Sebuah film bisa memiliki satu Genre atau lebih. Pada intinya, bukanlah hal yang mudah untuk menentukan Genre dari sebuah film. 1 Bordwell, David and Kristin Thompson,. Film Art: An Introduction. New York: The Mc. Graw Hill Companies, Inc. 2008.hal 318 1

2 Genre film terkadang ditentukan dari subjek atau temanya. Pada beberapa kasus, Genre ditentukan oleh efek emosi yang ditimbulkan oleh film tersebut. Namun tidak jarang, Genre ditentukan dari Ikonografi sebuah film, dimana karakter-karakter atau simbol-simbol dalam film tersebut memiliki makna-makna tertentu yang telah umum diketahui banyak orang. Sama dengan tayangan di televisi, khalayak juga mempunyai tujuan dalam menonton film terutama ingin memperoleh hiburan. dalam hal ini film dapat terkandung fungsi Informatif, Edukatif, bahkan Persuasif. ketiga fungsi tersebut dapat berfungsi positif atau negatif tergantung dari tujuan pembuat film itu sendiri karena pada dasarnya para pembuat film terutama film-film Holywood menjadikan film mereka sebagai sarana penyampai pesan yang paling efektif agar khalayak dapat menangkap isi pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linear. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam

3 realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan memproyeksikanya ke atas layar. 2 Tema film berupa Superhero beberapa tahun ini menjadi tema yang cukup banyak diangkat oleh perfilman Holywood. Hal ini menjadi sangat menarik karena sebelumnya perfilman Holywood hanya didominasi oleh tayangan berjenis drama, aksi dan horror saja. Film berjenis Superhero ini mulai banyak dilirik oleh banyak sineas film Hollywood dengan mengambil referensi dari cerita komik seperti dari Marvel komik seperti X-Men atau dari DC Komik seperti Superman atau rekaan yang sudah ada dan divisualisasikan melalui layar lebar. Sejak tahun 2005 sampai dengan saat ini sudah puluhan film berjenis superhero yang diputar di bioskop seperti Batman Begins, Fantastic Four,Superman,Hell Boy, Spiderman, Iron Man, watchmen,x-men dan masih banyak lagi yang semuanya menjadi film Box Office dan mendapatkan tempat tersendiri bagi penontonya. Jenis film superhero ini biasanya memadukan berbagai jenis film seperti aksi, fiksi, drama dan fantasy. Hal yang menarik dari jenis film Superhero ini adalah kekuatan dalam mempengaruhi khalayak yang menontonya, jenis film ini biasanya hanya akan dianggap sebagai film khayalan dan sebagai hiburan semata, tetapi dilain sisi ternyata pesan yang disampaikan oleh film jenis ini lebih mengena dan terbawa ke 2 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2009 hal 127

4 alam bawah sadar penontonya bahkan para penontonya akan tergiring dan sepakat dengan pesan dan juga ideologi yang disampaikan oleh film tersebut. Contoh nyatanya ada pada film sekuel superhero yang diangkat oleh peneliti yaitu film X-Men:First Class, dimana film ini merupakan film kelanjutan dari sekuel X-Men yang sudah ada dilayar bioskop sebelumnya. Film X-men ini menjadi menarik untuk ditelaah dan diteliti karena pesan yang disampaikan kepada khalayak akan banyak mempengaruhi pola pikir penontonya terutama mengenai ideologi. Film X-Men: First Class ini menjadi film pertama berjenis superhero yang menyisipkan banyak ideologi di dalamnya dan hal ini akan sangat berbahaya karena seperti yang diketahui bahwa target penonton untuk jenis film ini biasanya anak-anak dan para remaja. Visualisasi yang digambarkan dalam film tersebut mengenai suatu ideologi akan membuat para penontonya berpikir bahwa ideologi tersebut dapat diterima dan disepakati sebagai ideologi yang bisa dilaksanakan padahal ideologi tersebut mempunyai sejarah yang kurang baik. Film X-Men :First Class sendiri adalah satu project dari rumah produksi 20 th Century Fox dan Marvel Entertainment sebagai pemilik hak paten dari karakter X-Men yang berawal dari sebuah komik. Dari segi pengeluaran atau modal yang dikeluarkan oleh rumah produksi untuk film ini juga tidak bisa dibilang sedikit atau bisa dikatakan seri X-Men kali ini adalah yang paling mahal dibandingkan seri-seri X-men pendahulunya. Selain itu keterlibatan orang-orang dibalik layar seperti Mathew Vaughn sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, Bryan Singer

5 sebagai Produser, dan raksasa media Rupert Murdoch sebagai salah satu pemilik dari 20 th Century Fox menandakan bahwa film ini tidak dibuat main-main dan ditujukan untuk mendapatkan keuntungan sekaligus menyampaikan pesan dari film ini. Dari segi Rating and Share, film X-men ini bisa dikatakan sukses dengan nilai median delapan dan secara keseluruhan menurut penilaian para penonton, film ini mendapatkan persentase rating yang cukup baik. Ditujukan dengan hasil perolehan rating X-Men : First Class berikut : Tabel 1.1 User Ratings For X-Men : First Class Demographic breakdown are shown below. 3 Votes Percentage Rating 35457 15.7% 10 47163 20.9% 9 74384 32.9% 8 42986 19.0% 7 15237 6.7% 6 5136 2.3% 5 2184 1.0% 4 1091 0.5% 3 698 0.3% 2 1671 0.7% 1 Arithmetic mean = 8.0. Median = 8 3 http://www.imdb.com/title/tt1270798/ratings

6 Pesan-Pesan ideologi yang ada pada film X-Men: First Class ini yang membuat peneliti tertarik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam film ini secara visualisasi banyak ditemukan muatan-muatan pesan ideologi yang hendak disampaikan kepada penontonya dan ideologi tersebut tidak hanya satu atau dua ideologi tapi tiga ideologi sekaligus dimana ketiga ideologi tersebut mempunyai kemiripan visi dan misi yang hendak disampaikan. Dalam hal ini pesan-pesan tersebut menjurus pada ideologi Komunis, Nazi dan Fremasoon yang ketiganya mempunyai sejarah yang negatif dimata khalayak. Dari sekian banyak film berjenis Superhero yang dilahirkan oleh Holywood baru film X-men : First class ini saja yang memuat pesan ideologi yang begitu kontras dan dapat dilihat dalam bentuk visualisasi berupa simbol yang tertuang dalam setting,kostum,dan latar yang ada didalam film tersebut. Istilah ideologi sendiri memiliki ragam pengertian yang kompleks. Orang dapat menggunakan istilah itu untuk merujuk pengertian yang berbeda-beda. Kompleksitas pengertian ideologi tidak lepas dari pengaruh dinamika perkembangan konsep dari ideologi tersebut selama bertahun-tahun. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Film dapat diakses oleh semua orang dengan berbagai macam cara, apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang, jika tidak sempat menontonnya di bioskop, bisa membeli DVD / VCD orisinil atau mungkin yang tak mau mengeluarkan banyak biaya akan memilih yang bajakan

7 saja. Di depan komputer dan hanya meng-klik beberapa link kita juga akan dengan mudah mendapat sebuah film hasil download dari situs internet. Secara umum Film ini memang hanya menggambarkan ide cerita khayalan yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Akan tetapi jika ditelurusuri lebih jauh akan banyak ditemukan muatan-muatan pesan yang ingin ditanamkan oleh sang sutradara. Muatan-muatan pesan terebut di visualisasikan melalui simbol-simbol tertentu yang mengindikasikan ada nya pesan ideologi. Berbicara mengenai simbol dan tanda maka tepat kiranya jika semiotika dijadikan pisau bedah untuk meneliti lebih jauh tentang film X-Men :First Class ini. Pemilihan analisis semiotika sendiri bukan tanpa alasan. Peneliti memilih semiotika karena kemampuan pendekatan ini memilih dan memilah setiap tanda dalam film baik berupa audio maupun visual, verbal maupun non verbal, Selain itu semiotika berkaitan erat dengan ideologi. Semiotika sering ditunjuk sebagai model awal dari analisis yang mampu menampilkan bekerjanya ideologi dalam teks. Terdapat banyak varian mengenai ideologi meski secara singkat dapat dimengerti sebagai serangkaian ide tertentu.dalam film X-Men : First class ini diharapkan kecurigaan penulis mengenai pesan-pesan ideologi yang ditanam dalam simbol,latar,dan setting seperti penekanan terhadap ideologi Nazi,Komunis dan Fremasoon dapat dikupas secara detail dengan teori semiotika. Dengan pertimbangan itulah penulis ingin mengangkat sebuah film sebagai objek penelitian dan semiotika sebagi pisau bedahnya.

8 Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu mengkaji lebih jauh film ini ke dalam bentuk penelitian yang berjudul Visualisasi Pesan-Pesan Ideologi Pada Film X-Men:First Class. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Visualisasi Pesan-Pesan Ideologi Pada Film X-Men: First Class? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penulisan ini ialah untuk mengetahui secara jelas mengenai visualisasi pesan-pesan ideologi dalam film X-Men: First Class. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi studi komunikasi, khususnya mengenai media film yang berkaitan dengan studi semiotika baik dalam pembelajaran teori pada perkuliahan mengenai semiotika komunikasi maupun sinematografi.

9 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada khalayak mengenai pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film. Juga sebagai masukan untuk para sineas perfilman tanah air baik itu untuk produser, pekerja film maupun penikmat film. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana fungsi kerja sutradara dalam membungkus pesan-pesan sebuah film. Lebih khusus penulis bermaksud agar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mempunyai ketertarikan dan hubungan dekat dengan dunia film dapat mengetahui bahwa film dapat dikaji dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah semiotika yang dapat digunakan dalam membaca tanda - tanda yang digunakan sepenuhnya atas dasar kekuasaan sutradara dan di interpretasikan penuh atas dasar kekuasaan penonton.