Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Serta Peringkat CGPI Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size.

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel. manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Teknik pengambilan sampel dilkukan secara purposive sampling dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang pada tahun 2007-

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Izzati Amperaningrum 1 Intan Komala Sari 2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan publik yang terdaftar berjumlah 393 perusahaan. Sampel dari

Oleh: Doan Tegar Prastyawan, Dr. Erwin Saraswati, Ak.,CPMA.,CSRS.,CA.

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Audit, Leverage, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba. viii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan Manufaktur periode tahun yang terdapat di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kriteria sesuai dengan teknik purposive sampling. Sumber data yang

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang IPO pada tahun

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP MANAJEMEN LABA. : Kurnia Pandu Wibowo NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sum, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). Variabel

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

Dwita Aliniar Sri Wahyuni Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

: Ayu Sulistya NPM : : Dr. Ir. Waseso Segoro, MM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Maduretno Widowati *)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perusahaan yang diambil untuk menjadi objek penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

TRI YUONO SAPUTRA Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Gunadarma

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

Accounting Analysis Journal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun yang dipilih dengan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA

Muhammad Syukri Hamdi

CHAIRUNNISA NURSANI

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

Prosiding Akuntansi ISSN:

Accounting Analysis Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

RIZKI AFRIANSYAH

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. tentang kondisi perusahaan yang diteliti meliputi rata-rata (mean), nilai maksimum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TATA KELOLA BAIK DAN MANAJEMEN LABA: PENDEKATAN QUALITY ACCRUAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yaitu dengan perangkat lunak SPSS. Adapun penjelasan hasil penelitian sebagai

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

Transkripsi:

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Serta Peringkat CGPI Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Lia Agustin Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tata kelola perusahaan (GCG) serta peringkat CGPI terhadap manajemen laba. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah GCG yang dijelaskan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit serta kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI. Sedangkan, variabel dependen dalam penelitian ini yaitu manajemen laba. Metode pemilihan sample yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data peringkat CGPI yang diambil dari IICG dan laporan keuangan pada tahun 2008,2009, dan 2010. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan variabel kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Kata kunci : Good Corporate Governance, Manajemen Laba ABSTRACT This research aimed to determine the effect of corporate governance (GCG) and ranking CGPI to earnings management. The variables included in this research is the independent variable and the dependent variable. The independent variables used are described by the size of the GCG board of commissioners, the proportion of independent commissioners and audit committee size and the quality of corporate governance is described

with a score in the CGPI. While the dependent variables in this research that earnings management. Sample selection method used was purposive sampling. The samples in this study were 30 companies. This research used data drawn from CGPI ratings IICG and financial statements in the year 2008, 2009, and 2010. The analysis tool used is multiple linear regression. The results in this study indicate that the variable size of the board of commissioners, the proportion of independent commissioners and audit committee size has no effect on earnings management. While the quality of corporate governance variables were described with a score in the CGPI effect on earnings management. Keyword : Good Corporate Governance, Earnings Management PENDAHULUAN Informasi laba merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan, hal ini dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat bagi perusahaan untuk menunjukkan kondisi dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Laporan keuangan juga merupakan salah satu sarana informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan ekonomi. Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002 : 5) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Umumnya investor sering hanya terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan bagaimana proses laba itu dihasilkan. Kesalahan dalam mendeteksi laba dapat meyebabkan kegagalan dalam mengalokasi dana dari perusahaan yang benar2 prospektif (Handoko dan Anatias, 2010). Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi laba (earning manipulation) ( Vita dan Rahmawati,2010). Berdasarkan beberapa penelitan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan adanya manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi data adalah dengan melaksanakan penerapan system tata kelola perusahaan (corporate governance). Isu mengenai corporate governance

mulai terkemuka di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Bermula dari usulan penyempurnaan peraturan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk mengangkat komisaris independent dan membentuk komite audit pada tahun 1998, Corporate Governance mulai dikenalkan pada seluruh perusahaan publik di Indonesia. Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang (Fischer dan Rozenzwig,1995). Meskipun secara prinsip, praktek manajemen laba ini tidak menyalahi prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, namun adanya praktek ini dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan eksternal dan menghalangi kompetensi aliran modal di pasar modal. Praktek ini juga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan. Manajemen laba juga merupakan hal yang merugikan investor karena mereka tidak akan mendapat informasi yang benar mengenai posisi keuangan perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh Good Corporate Governance terhadap manajemen laba telah banyak dilakukan dan menunjukan hasil penelitian yang berbeda-beda. Palestin (2006) menunjukan pengaruh struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensasi bonus menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap manajemen lama, sedangkan komite audit dan ukuran KAP menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen laba. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2007) yang menunjukan bahwa dewan komisaris dan komite audit memiliki pengaruh terhadap tindak manajemen laba, sehingaa memberikan kesimpulan bahwa mekanisme audit yang diproksikan oleh dewan komisaris dan komite audit telah efektif dalam mengurangi tindak manajemen laba. Penelitian ini tetap menarik untuk diteliti mengingat ketidakkonsitennya hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEJ (Periode tahun 2008-2010).

METODE PENELITIAN Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance yang dijelaskan dengan ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, komite audit serta kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam peringkat CGPI. Unit penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang mengikuti pemeringkatan skor GCG yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Unit analisis yang akan digunakan yaitu skor pemeringkatan GCG dalam pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Corporate Governance Perception Index (CGPI) terhadap perusahaan yang telah menjadi 10 besar selama tahun 2008, 2009 dan 2010 serta laporan keuangan perusahaan per 31 Desember tahun 2008, 2009 dan 2010. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan yang terdaftar dalam peringkat 10 besar Corporate Governane Perception Index (CGPI) pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Periode 2011 tidak dimasukkan dalam tahun penelitian dikarenakan pada periode ini skor penilaian CGPI belum dipublikasikan Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam melakukan pemilihan data. Dalam hal ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria-kriteria khusus yang telah ditentukan. Kriteria khusus pemilihan sampel data perusahaan yang ditentukan penulis dalam menentukan data sampel penelitian penulisan ini yaitu: 1. Perusahaan yang telah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan (annual report) pada tahun 2008-2010. 2. Perusahaan yang mengikuti pemeringkatan dalam Corporate Governance Perception Index. 3. Perusahaan yang terdaftar dalam peringkat 10 besar dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) pada tahun 2008, 2009 dan 2010. Variabel Penelitian Variabel adalah objek yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) Variabel Dependen Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang merupakan suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal

dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Penggunaan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model (Dechow et al,. 1995), model tersebut dituliskan sebagai berikut : TA it = N it CFO it Nilai Total Akrual (TA) yang diestimasi dengan persamaan regresi Ordinary Least Square (OLS) sebagai berikut : TA it /A it -1 = β1 (1 / A it -1) + β2(δrev t / A it -1) + β3 (PPE t /A it -1) + e Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals (NDA) dapat dihitung dengan rumus : NDAit = β1 (1 / A it -1) + β2(δrev t / A it -1 - ΔRec t / A it -1 ) + β3 (PPE t /A it -1) Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut : DAit = TA it /A it -1 NDAit Keterangan : DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t TA it N it CFO it = Total akrual perusahaan i pada periode ke-t = Laba bersih perusahaan I pada periode ke-t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan I pada periode ke-t A it -1 = Total aktiva perusahaan I pada periode ke t-1 ΔRev t = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke-t PPE t = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke-t ΔRec t = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke-t β1-β3 = Koefisien variabel e = error terms Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui discretionary accrual mengidentifikasi manajemen laba. Jika tidak terjadi praktek manajemen laba, maka besarnya nilai discretionary accrual (DA) = 0. Rekayasa menaikkan laba (income increasing) ditunjukkan dengan nilai disecretionary accrual yang positif, dan rekayasa menurunkan laba (income decreasing) ditunjukan dengan nilai discretionary yang negatif (Dini Tri Wardani dan masodah, 2011).

Variabel Independen a. Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anggota dewan komisaris yang bertanggung jawab mengawasi perusahaan dengan wewenang yang dimiliki. b. Proporsi dewan komisaris independen diukur denganmenggunakan indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. c. Ukuran komite audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anggota komite audit yang ada dalam perusahaan. Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit yang dapat dilihat dari annual report. d. Variabel ini diukur dengan melihat perolehan skor pemeringkatan GCG dalam pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Corporate Governance Perception Index (CGPI) terhadap perusahaan yang telah menjadi 10 besar selama tahun 2008, 2009 dan 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DA 30 -.0197922.0091030.000560181.0045873825 UDK 30 4 8 5.67 1.155 PKI 30.3330.6670.455267.0861418 UKA 30 3 8 4.50 1.503 CGPIS 30 81.5900 91.8100 86.168000 3.2089190 Valid N (listwise) 30 Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil statistik dari 30 pengamatan, rata-rata nilai discretionary accrual adalah sebesar 0.000562 dan angka tersebut bernilai positif. Hal tersebut menandakan bahwa pada periode 2008-2010 rata-rata perusahan melakukan tindak manajemen laba dengan pola memaksimalkan labanya. Untuk variabel UDK (ukuran dewan komisaris) nilai minimumnya eadalah 4 orang. Nilai maksimumnya adalah 8, yang berarti bahwa jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan paling banyak adalah 8 orang. Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa nilai minimum untuk variabel proporsi komisaris independen adalah 33.3% sampai 66.7% dengan rata-rata 45.6%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan telah mengikuti peraturan yang ada yakni jumlah komiisaris independen minimal 30% dari jumlah dewan komisaris. Pada variabel UKA (ukuran komite audit) nilai minimumnya adalah 3. Ini berarti bahwa jumlah komite audit yang paling sedikit adalah 3 orang. Sedangkan nilai maksimumnya adalah 8 yang berarti bahwa jumlah komite audit yang paling banyak adalah 8 orang. Untuk variabel CGPIS (Corporate Governance Perception Index Score) nilai minimumnya yang diperoleh perusahaan yang terdaftar dalam 10 besar CGPI adalah 81.59 dan nilai maksimumnya adalah 91.81. Uji t ( Uji Parsial) Tabel 2. Hasil Uji t Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant).058.023 2.574.016 UDK.001.001.210 1.184.248 PKI -.008.010 -.151 -.775.446 UKA.001.001.223 1.238.227 CGPIS -.001.000 -.500-2.422.023 a. Dependent Variable: DA Sumber : Data diolah Tabel 2 menunjukan bahwa nilai signifikan variabel UDK adalah sebesar 0.248 atau > 0.10 maka maka H a1 Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Variabel proporsi komisaris independen memiliki nilai signifikan sebesar 0.446 > 0.10. maka H a2 Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Variabel ukuran komite audit memiliki nilai signifikan 0.227 > 0.10 maka maka H a3 Ukuran komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Variabel corporate governance perception index score mempunyai nilai signifikan 0.023 < 0.10, maka H a4 Kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba diterima. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variable kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Uji F (Uji Simultan) Tabel 3. Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression.000 4.000 2.503.068 a Residual.000 25.000 Total.001 29 a. Predictors: (Constant), CGPIS, UDK, UKA, PKI b. Dependent Variable: DA Sumber : Data diolah Pada tabel 3 didapat hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa secara bersama-sama keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Analisis Pembahasan Hasil uji hipotesis H a1 Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh antara dewan komisaris dengan tindak manajemen laba yang dilakukan perusahaan.. Hal ini berarti bahwa jumlah anggota dewan komisaris tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan manajemen laba. Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukan merupakan faktor penentu dari efektifitas pengawasan terhadap manajemen perusahaan karena tidak dapat menjamin adanya mekanisme pengawasan yang efektif. Hal ini bisa juga disebabkan ukuran dewan komisaris sebagai salah satu pilar dalam good corporate governance yang tidak dapat terpisahkan dengan pilar yang lain. Pengawasan yang lebih efektif dapat dicapai dengan memperhatikan nilai, norma, dan

kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) serta kinerja dari masing-masing anggota dalam melaksanakan fungsi pengawasan sehingga dapat memberikan arahan yang baik demi kepentingan perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution & Setiawan (2007) yang menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhdap manajemen laba. Penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Sefiana (2009) yang menyatakan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil uji hipotesis H a2 Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pemilihan anggota dewan komisaris termasuk komisaris independen dilakukan oleh para pemegang saham yang umumnya kurang mengetahui tentang informasi perusahaan sehimgga menjadi salah satu faktor penyebab kinerja komisaris independen menjadi kurang efektif. Sylvia dan Siddharta (2005) menyatakan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan. Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survey Asian Development Bank dalam Gidoen (2005) yang menyatakan bahwa kuatnya kendali para pendiri perusahaan dan pemegang saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak independen, fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab anggota dewan menjadi tidak efektif. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Palestin (2008) yang menyatakan proporsi komisaris independen memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dinyatakan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh untuk mengurangi manajemen laba pada perusahaan. Hasil uji hipotesis H a3 Ukuran komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh antara komite audit dengan tindak manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal ini berarti semakin besar jumlah komite audit semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk melakukan tindak manajemen laba. Hal ini disebabkan proses penunjukkan anggota komite audit masih belum jelas dan terbuka,

sehingga keindependensiannya masih patut diragukan. Hal ini tentu saja akan menyebabkan penerapan Good Corporate Governance disuatu perusahaan menjadi tidak sesuai dengan tujuan diterapkannya Good Corporate Governance dan merendahkan kualitas informasi yang diberikan. Keberadaan komite audit belum berhasil mengurangi manajemen laba karena dengan keberadaan komite audit manajemen dapat melakukan manajemen laba dengan lebih leluasa (Wedari, 2004). Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal & Fachriyah (2007) yang menyatakan komite audit memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Utami dan Rahmawati (2008) bahwa ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil uji hipotesis H a4 Kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba diterima. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variable kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap kualitas GCG, penelitian ini menemukan adanya pengaruh antara kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap tindak manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Pengaruh dalam penelitian ini ditandai dengan tanda negatif. Skor yang terdapat dalam CGPI menggambarkan kualitas GCG yang dilakukan perusahaan. Semakin besar skor dalam CGPI maka semakin baik kualitas GCG pada perusahaan tersebut sehingga tindak manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjadi semakin kecil, hal ini sesuai dengan tujuan good corporate governance yaitu meminimalisir manajemen laba. Berdasarkan tabel diatas nilai F hitung > dari F tabel dan nilai signifikannya > 0.10 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama sama keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil uji F pada penelitian ini yaitu Ha diterima atau dapat diartikan bahwa secara serentak (bersama-sama) variabel independen (ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit dan kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam cgpi) berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini berarti penerapan good corporate governance yang dilakukan perusahaan tidak hanya untuk pemenuhan regulasi saja tetapi penerapan good corporate governance telah dilakukan dengan baik sehingga dapat membantu perusahaan dalam meminimalisir tindak manajemen laba.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Murhadi (2009) yang menyatakan bahwa praktik good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Besar kecilnya jumlah dewan komisaris bukan menjadi faktor penentu dalam manajemen laba tetapi kinerja dari masing-masing anggota dewan komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsi demi kelangsungan hidup perusahaan; (2) Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini berarti komisaris independen belum menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan prinsip good corporate governance; (3) Ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Pemilihan komite audit yang masih belum jelas dan terbuka sehingga jumlah komite audit tidak menjadi faktor penentu dalam meminimalisir manajemen laba; (4) Kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin besar skor dalam CGPI semakin baik kualitas GCG suatu perusahaan sehingga tindak manajemen laba yang dilakukan semakin kecil; (5) Ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan kualitas GCG yang dijelaskan dengan skor dalam CGPI berpengaruh terhadap manajemen laba. Penerapan good corporate governance yang baik dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan mampu mengurangi tindak manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Daftar Pustaka Dechow, Patricia M., R.G. Sloan and A.P. Sweeney, (1995), Detecting earnings management, The Accounting Review 70, 193-225. Dini Tri, Wardani dan Masodah. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba dalam Industri Perbankan. Jurnal Pesat Universitas Gunadarma Depok. Fischer, M dan K Rosenzweig. 1995. Attitudes of Students and Accounting Practitioners Concerning the Ethical Acceptability of Earnings Management. Journal of Bussiness Ethic, 14: 434-444. Gideon SB Boediono. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Handoko dan Anatias. 2010. Manajemen Laba Di Sekitar Penawaran Harga Saham Perdana (Initial Public Oferring / IPO) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Iqbal, Syaiful dan Fachriyah, Nurul. 2005. Corporate Governance Sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 6(4), hal. 25-43. Kieso,Weygandt,Warfield.2002.IntermediateAccounting,Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta. Murhadi, Werner R. 2009. Studi Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Praktek Earnings Management pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11. No. 1. Maret. Hal 1-10. Nasution, M., dan Setiawan, D. (2007). Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan indonesia. Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X. Palestin, Halima Shatila. 2008. Analisa Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktek Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba (Studi empiris pada di PT. Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi.. Utami, Rini dan Rahmawati. 2008. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktifitas Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Jakarta. Yogyakarta : Seminar Ketahanan Ekonomi Nasiona (SKEN). Schipper, K. 1989. Commentary: Earnings Management. Accounting Horizons (December): 91-102. Sefiana, Eka. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Telah Go Public Di BEI. Jakarta : Universitas Gunadarma. Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Makassar: Simposium Nasional Akuntansi X. Vita, Rahmawati. 2010. Analisis Praktek Real Earnings Management Melalui Manipulasi Aktivitas Riil Dan Dampaknya Terhadap Dividend Payout Ratio. Wedari, L.K. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Simposim Nasional Akuntansi VII pp 963-990.