BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. syariah dapat berperan sebagai intermediasi antara unit-unit ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga perbankan merupakan salah satu aspek yang diatur dalam

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kauangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

Materi 5 Operasional Lembaga Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengalami perkembangan. Perkembangan ini diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. sirkulasi perekonomian akan melahirkan tingkat inflasi yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian syariah, dilihat dari sektor ini. menginginkan adanya sebuah perbankkan yang benar-benar menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat terpenuhi. Semua ini tergantung pada kemampuan masing-masing orang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling tolong-menolong dan bekerjasama untuk mengerjakan kebaikan. Islam memiliki aturan tersendiri dalam aktifitas ekonomi terutama hal keuangan. Di dalam tidak diperbolehkan riba, menahan uang (al-iktinas) dan membiasakannya menganggur. Oleh karena bunga secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram, di sejumlah negara Islam yang berpenduduk mayoritas islam mulai timbul usaha-usaha mendirikan lembaga alternatif non ribawi. 1 Menyusul diundangkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang telah memberikan ruang terhadap keberadaan bank syariah, maka berdirilah Bank Umum Syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun yaitu tahun 1992. Kemudian bermunculan Bank Umum Syariah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Umum yang membentuk unit usaha syariah seperti Bank IFI, Bank BNI, Bank Jabar, Bank BRI, Bank Mega dan lain-lain. Meskipun perbankan syariah tersebut relatif baru di Indonesia, akan tetapi pertumbuhannya dari tahun ke tahun baik dari sisi jumlah banknya maupun ekspansi penghimpunan dana dan pembiayaannya cukup signifikan dalam memberikan kontribusi pada market share perbankan nasional. Hal ini menjadi 1 Adiwarman A. Karim, Bnk Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,(Jakarta:PT RajaGrafindoPersada, 2008),h. 22 1

2 fenomena yang terus dicermati kalangan bisnis karena merupakan peluang yang sangat prospektif untuk terus dikembangkan, mengingat bahwa penduduk di Indonesia yang mayoritas muslim merupakan pasar yang cukup potensial bagi perkembangan perbankan syariah. Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan atas dasar prinsip syariah. Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal-hal yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini,fungsi tersebut dilaksanakan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvensional dapat digolongkan sebagai transaksi ribawi. 2 Dalam sebuah pernyataan yang menguraikan tentang pembiayaan syariah dengan menyatakan bahwa sumber pendapatan suatu perbankan syariah berasal dari distribusi pembiayaan (debt financing) yang dilakukan oleh perbankan syariah yang terdiri dari : 1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah 2. Keuntungan atas kontrak jual beli (al bai ') 3. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wal iqtina 4. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa syariah lain 2 http://www.academia.edu/7782869/makalah_bank_syariah.diakses 28-11-2014.

3 Berdasarkan Pasal 1 angka (12) Undang-Undang No. 10 Tahun l998 tentang perbankan, dijelaskan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Adapun pembiayaan dapat dibagi dalam beberapa jenis sebagai berikut : 1. Pembiayaan dengan prinsip Bagi Hasil Mudharabah Musyarakah 2. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli Murabahah Salam Istishna 3. Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap Hiwalah Rahn Qard Pembiayaan multimanfaat merupakan pola pembiayaan konsumtif perorangan yang ditujukan khsusus bagi para pegawai dan para pensiunan yang manfaat pensiunannya dibayarkan melalui jasa payroll BTN batara dengan dapat juga digunakan untuk keperluan pembelian berbagai jenis barang yang halal yang dibutuhkan oleh nasabah sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang

4 berlaku seperti barang elektronik, furniture dan perlengkapan rumah tangga, dan barang halal yang lainnya, dengan menggunakan akad murabahah dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 36 bulan. 3 Dalam Fitur Dan Mekanisme Pembiayaan Multimanfaat atas dasar akad murabahah, Bank bertindak sebagai pemberi jaminan atas pemenuhan kewajiban kebutuhan terhadap pihak terkait, adapun obyek penjaminan harus : 1. Merupakan kewajiban pihak/orang yang meminta jaminan 2. Jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya 3. Tidak bertentangan dengan syariah (tidak diharamkan). Kemudian Bank dapat memperoleh keuntungan atau margin yang disepakati di awal serta dinyatakan dalam jumlah nominal yang ditetapkan, Bank dapat meminta jaminan berupa Cash Collateral atau bentuk jaminan lainnya atas nilai penjaminan dan dalam hal kebutuhan kewajiban pihak terkait, maka Bank melakukan pemenuhan kewajiban pihak terkait dengan memberikan dana talangan sebagai pembiayaan atas dasar akad murabahah yang harus diselesaikan oleh pihak terkait. 4 Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin terdapat produk pembiayaan yang bernama Multimanfaat BTN ib, pembiayaan ini dapat digunakan untuk membiayai berbagai keperluan pembelian berbagai jenis barang yang dibutuhkan oleh nasabah sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, seperti : barang elektronik, furniture dan 3 Pradjoto and Associates, Pembiayaan dalam Perbankan Syariah, Makalah, Desember 2007. http://eprints.undip.ac.id/18803/1/rahadi_kristiyanto.pdf 4 KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH, Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2008, hlm. B-16

5 perlengkapan rumah tangga, barang halal lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Adapun akad pembiayaan yaitu menggunakan akad murabahah dengan konsep bank sebagai penanggung jasa layanan yang diselenggarakan oleh penyenggara layanan jasa. Atas manfaat dari layanan jasa yang dipilih, nasabah membayar margin (keuntungan) sesuai dengan ketentuan bank. 5 Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti masalah tersebut lebih mendalam dan di tuangkan dalam sebuah skripsi yang diberi judul : PEMBIAYAAN MULTIMANFAAT BTN IB PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk KANTOR CABANG SYARIAH BANJARMASIN. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana praktik pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin? 2. Bagaimana penerapan akad murabahah pada pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian ini, yaitu : Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, di tetapkan tujuan penelitian 5 Brosur Multimanfaaat BTN ib, BTN Syariah.

6 1. Untuk mengetahui bagaimana praktik pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. 2. Untuk penerapan akad murabahah pada pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai : 1. Bahan informasi bagi mereka yang akan mengadakan penelitian mendalam berkenaan dengan permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda. 2. Bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang perbankan syariah. 3. Kontribusi pengetahuan dalam memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari pada umumnya dan khususnya Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam hasil penelitian ini. E. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami maksud dari penelitian ini, maka penelitin memberikan defenisi operasional sebagai berikut: 1. Pembiayaan ialah dengan maksud Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

7 pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 6 2. Pembiayaan Multimanfaat adalah pembiayaan konsumtif perorangan yang ditujukan khsusus bagi para pegawai dan para pensiunan yang manfaat pensiunannya dibayarkan melalui jasa payroll BTN batara dengan dapat juga digunakan untuk keperluan pembelian berbagai jenis barang yang halal yang dibutuhkan oleh nasabah sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku seperti barang elektronik, furniture, dan perlengkapan rumah tangga, dan barang halal yang lainnya, dengan menggunakan akad murabahah dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 36 bulan. 7 3. Bank Tabungan Negara (BTN) Adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang berbentuk persero terbatas bergerak di bidang jasa keuangan perbankan. Sejak tahun 2005 mulai dilakukan Peluncuran BTN Syariah 8. F. Kajian Pustaka Berdasarkan penelahaan penulis beberapa penelitian terdahulu, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan apa yang akan penulis teliti, diantaranya adalah: 6 UU NO. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Pasal 1 No. 12 7 REDAKSI. (2013, April 5). Pembiayaan Multimanfaat dalam Perspektif Fiqh Muamalah. Diamb il kembali dari http://ekonomisyariah.info/blog/2013/04/05/pemb iayaanmultimanfaat-dalam-perspektif-fiqh-muamalah/ 8 http://id.wikipedia.org/wiki/bank_tabungan_negara

8 Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah 0701157986,menulis skripsi dengan judul pemahaman pedagang aksesoris tentang pembiayaan murabahah.isi dari skripsiini lebih menekankan kepada pemahaman pedagang murabahah Selanjutnya Yusna Listiani 0501156842, menulis skripsi dengan judul Penentuan Harga Jual Produk murabahah, namun tulisannya menekankan bagaimana cara Bank BTN Syariah Bnajarmasin dalam menentukan harga jual produk murabahah. Kemudian Nurul Qamariatul Awaliyah dengan NIM 0601157808, menulis skripsi dengan judul Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada Bank BPD Kal- Sel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin yang membahas tentang mekanisme pembiayaan murabahah yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian antara teori dan praktik yang sesuai prinsip syariah. Dapat disimpulkan bahwa sudah ada penelitian yang meneliti tentang pembiayaan multimanfaat, Namun dari beberapa penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan dengan permasalahan yang ingin penulis teliti, dimana penulis memfokuskan kepada bagaimana praktik pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan bagaimana penerapan akad murabahah pada pembiayaan Multimanfaat BTN ib di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin.

9 No Nama / Nim Tema 1 Hasanah / 0701157986 Pemahaman pedagang aksesoris tentang pembiayaan murabahah. 2 Yusna Listiani / Penentuan Harga Jual Produk murabahah. 0501156842 3 Nurul Qamariatul Awaliyah / 0601157808 Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada Bank BPD Kal-Sel Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. G. Sistematika penulisan Penyusunan Skripsi ini terdiri dari V bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I adalah pendahuluan, yang menguraikan permasalahan terkait penelitian ini tentang Pembiayaan Multimanfaat BTN ib pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kantor cabang syariah Banjarmasin. Kemudian dirumuskanlah permasalahan penelitian dan ditetapkan tujuan penelitian yang merupakan hasil yang diinginkan. Signifikasi dari penelitian ini merupakan kegunaan dari hasil penelitian. Dari judul itu sendiri telah ditemukan beberapa definisi operasional yang diperlukan untuk memahami kata-kata yang penulis maksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan penafsiran yang berbeda, kemudian sebagai rujukan dalam penulisan maka diambillah kajian pustaka dari skripsi-skripsi terdahulu agar memudahkan penulisan dan menjaga

10 kebenaran originalitas penulisan, untuk lebih mudah memahami penelitian ini maka disusunlah sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teoritis yang menjadi acuan untuk menganalisis data yang diperoleh, berisi tentang : pengertian pembiayaan murabahah, syarat-syarat murabahah, jenis-jenis murabahah, rukun murabahah, pembiayaan murabahah pada perbankan, dasar hukum murabahah, pengertian resiko perbankan, macam-macam resiko, manajemen resiko perbankan. Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri atas : jenis dan sifat penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengolahan dan analisis data, teknik pengumpulan data, dan tahapan penelitian. Bab VI merupakan penyajian data dan analisis, terdiri dari : pertama, laporan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pembiayaan multimanfaat BTN ib pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kantor cabang syariah Banjarmasin. Kedua analisis terhadap hasil penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah disusun, yang berisi : gambaran umum tentang pembiayaan multimanfaat BTN ib pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kantor cabang syariah Banjarmasin, hasil wawancara, analisis data dan pembahasan penelitian. Bab V merupakan penutup dari penelitian yang dilakukan, terdiri dari kesimpulan dan saran.