ANALISA FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA DAN LINGKARAN DENGAN PENAMBAHAN RIBS (RUSUK) Rismalinda ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH BERAT ISI PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL DENGAN BEBERAPA METODE

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III DAYA DUKUNG TANAH

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

Tugas Rekayasa Pondasi Jurusan Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret Surakarta PONDASI DANGKAL

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

ARTIKEL ILMIAH ANALISA PENGARUH BERAT ISI PASIR TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGI TIGA DAN LINGKARAN

PENDAHULUAN TUJUAN TINJAUAN PUSTAKA Geogrid sebagai Material Perkuatan pada Tanah Gambar 1. Gambar 1. Gambar

REKAYASA PONDASI 1. Pondasi adalah bagian terendah dari struktur bangunan yang meneruskan beban bangunan ketanah atau batuan yang ada dibawahnya.

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5, Pekanbaru ABSTRACT

FADEL MUHAMMAD H. NIM.

PENGARUH JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DAN RASIO D/B TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN PERKUATAN GEOGRID TIPE BIAKSIAL

Galuh Ajeng Listyaningrum, As ad Munawir, Yulvi Zaika

REKAYASA PONDASI I PONDASI DANGKAL

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS

TINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

LANGKAH KERJA PERHITUNGAN PONDASI DANGKAL. Tanah dianggap homogen dengan mengambil karakteristik tanah pada lapisan γb N γ. =c ' N c.

KAJIAN EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIK PENGARUH DIMENSI FONDASI DANGKAL

PENGARUH JUMLAH LAPIS GEOGRID DAN KEDALAMAN DENGAN LEBAR B = 10 CM TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS DENGAN KEPADATAN RC 70%

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID TERATAS DENGAN RASIO d/b = 1 DAN n = 3 TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DENGAN PENAMBAHAN SIRIP ULIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN RUMUS EMPIRIS DAN MODEL TEST

Kapasitas Dukung Tanah : Kemampuan tanah dalam menahan beban yang bekerja padanya

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

PENGARUH KONSISTENSI TANAH LEMPUNG TERHADAP STABILITAS FONDASI MENERUS BERDASARKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya Korespondensi : ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JARAK LAPIS GEOGRID KE PONDASI TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PASIR PADA PONDASI MENERUS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG

PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN SUDUT KEMIRINGAN LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR RC 85% DENGAN PERKUATAN GEOGRID

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR DENGAN KEMIRINGAN 46 O

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JUMLAH LAPISAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG TANAH PASIR

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun Oleh: Lestari

terhadap variasi lebar pondasi dan jumlah lapis perkuatan geogrid. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

STUDI KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI DANGKAL DI TEPI LERENG PASIR TRASS DENGAN DR = 50%

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 46

Keywords: bearing capacity, sand slope, geogridreinforcement, slope angles, footing width.

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 4, No ISSN

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN JUMLAH LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN SUDUT 56 O

METODE KESEIMBANGAN BATAS vs METODE ELEMEN HINGGA UNTUK ANALISIS PONDASI DANGKAL MENERUS PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH KONDISI BATAS TEPI TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL MENERUS PADA TANAH LEMPUNG ABSTRAK

STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK

PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN DAN JARAK PONDASI MENERUS DARI TEPI LERENG PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOGRID MAKALAH JURNAL

MODUL 5 DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR BERLAPIS DENGAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA.

Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak

REKAYASA PONDASI I Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL

PENGARUH VARIASI JUMLAH DAN JARAK ANTAR LAPIS GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MENERUS PADA TANAH PASIR POORLY GRADED

SHEAR STRENGHT OF SOIL, BEARING CAPACITY AND FOUNDATION

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK DAN ANYAMAN BAMBU PADA DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Tipe Menerus Pengaruh Kedalaman Tanah Keras

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

PENGARUH JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG DAN PANJANG GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG PASIR

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik EKKI DARMAWAN PUJO SUSILO NIM.

Ditha Permata, As ad Munawir, Yulvi Zaika. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Jalan MT. Haryono 167, Jawa Timur, Indonesia

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL. (berdasarkan sifat dan karakteristik tanah)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Daya Dukung (Bearing Capacity)

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Pasir, Pondasi menerus, Geogrid, Lebar pondasi, Jumlah lapisan geogrid ABSTRACT

PENGARUH LEBAR DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL DENGAN JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG 6 CM TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN LERENG

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DI BAWAH PONDASI DANGKAL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ALTERNATIF PERKUATAN TANAH PASIR MENGGUNAKAN LAPIS ANYAMAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK DAN JUMLAH LAPIS

NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

SOAL DIKERJAKAN DALAM 100 MENIT. TULIS NAMA, NPM & PARAF/TTD PADA LEMBAR SOAL LEMBAR SOAL DIKUMPULKAN BESERTA LEMBAR JAWABAN.

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 ( ) Desain Dinding Penahan Tanah (Retaining Walls) di Tanah Rawa Pada Proyek Jalan

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN PERKUATAN ANYAMAN BAMBU DAN GRID BAMBU DENGAN BANTUAN PROGRAM PLAXIS

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

PENGARUH VARIASI PANJANG LEMBARAN GEOTEKSTIL DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74%

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DI BAWAH PONDASI DANGKAL

PENGARUH LEBAR PONDASI DAN PERKUATAN GEOGRID TERHADAP DAYA DUKUNG LERENG TANAH PASIR KEMIRINGAN 51 0 MAKALAH JURNAL

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

PENGARUH PANJANG DAN JUMLAH LAPISAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : daya dukung, tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi panjang pondasi, variasi jarak antar lapis geogrid, overburden.

DAYA DUKUNG TIANG TERHADAP BEBAN LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UJI PADA TANAH PASIR

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH YANG DIPERKUAT DENGAN GEOTEXTILE

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Transkripsi:

Analisa Fondasi Dangkal Berbentuk Segitiga Dan Lingkaran ANALISA FONDASI DANGKAL BERBENTUK SEGITIGA DAN LINGKARAN DENGAN PENAMBAHAN RIBS (RUSUK) Rismalinda ABSTRAK Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bentuk fondasi segitiga dengan panjang sisi sisinya 15.20 cm dan lingkaran dengan diameter 11.28 cm yang memiliki luas penampang yang sama yaitu 100 cm 2 terhadap penambahan kuat dukung tanah pasir. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan model pondasi yang diletakkan diatas permukaan dengan menggunakan kotak kayu berukuran 150 cm x 150 cm x 80 cm yang terlebih dahulu diisi pasir lapis perlapis dengan berat isi tanah pasir = 1,90 gr/cm 3 diberi beban tegak lurus menggunakan dongkrak hidrolik. Pengujian yang dilakukan adalah untuk menentukan pengaruh perpanjangan rib terhadap kapasitas dukung fondasi tersebut. Dimana penambahan rib pada setiap model fondasi dengan beberapa variasi, yakni variasi panjang rib D f /B=0.2, D f /B=0.3, D f /B=0.5. Dari pengujian diketahui model keruntuhan yang terjadi adalah jenis Local shear dimana pada lokasi sekitar fondasi dengan lapisan teratas terjadi pengelembungan. Dalam penelitian ini akan ditentukan daya dukung tanah dengan analisis perhitungan menggunakan analisa daya dukung yang dihitung dengan dua metode, antara lain; Metode T e r z a g h i, Meyerhof,H a n s e n d a n V e s i c. Pada penelitian ini, menunjukkan terdapatnya perbedaan hasil yang didapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya disebabkan karena perbedaan alat yang digunakan material perkuatan dan jenis material pasir serta kepadatan material pasir, juga perbedaan model pemasangan perkuatan, namun perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Kata Kunci : kuat dukung tanah pasir dengan penambahan rib pada pondasi, perkuatan pada tanah pasir, rib fondasi dangkal. ABSTRACT This experiment was conducted to determine the effect of foundation forms a triangle with sides of length 15.20 cm sides and form the foundation of a circle with a diameter of 11.28 cm which have the same cross-sectional area of 100 cm 2 of the strong increase soil bearing sand. The experiment was conducted by using a model that is placed on the surface of the foundation using a wooden box measuring 150 cm x 150 cm x 80 cm were first filled with sand layer by layer with sand soil bulk density = 1.90 g/cm 3 is loaded perpendicular to use hydraulic jack. Tests were conducted to determine the effect of the extension of the rib to the foundation bearing capacity. Where the addition of a rib on each foundation model with some variations, the variation in the length rib Df/B = 0.2, Df/B = 0.3, Df/B = 0.5. Of testing known models is the kind of collapse that occurred at the location where the Local shear around the foundation with the top layer occurs mound. In this study will be determined by analysis of soil bearing capacity calculations using analysis of bearing capacity is calculated by four methods, among others; Methods Terzaghi, Meyerhof, Hansen and Vesic. Then determine which interpretation is carrying. In this study, showed the presence of differences in the results are compared with previous studies, this is due to differences in the tools used reinforcement material and the type of material of sand and sand material density, are also differences in the model installation of reinforcement, but the difference is not too far away. Keywords : Strong support rib sand soil with the addition of the foundation, reinforcement on sandy soil, shallow foundation rib. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 45

I. PENDAHULUAN Perkembangan jumlah penduduk sangat pesat pada saat ini, membuat lahan untuk pemukiman semakin sempit terutama pada kota kota besar yang lahannya sudah sangat terbatas diakibatkan banyaknya sarana dan prasarana yang harus dibangun untuk menunjang kehidupan masyarakat. Analisa ini menitik berat pada fondasi dangkal untuk dasar dari banyak bangunan perumahan dan bangunan yang menjadi sarana prasarana penunjang kehidupan masyarakat umum, oleh karena itu penelitian ini menitik beratkan pada fondasi dangkal karena bangunan perumahan dan sarana presarana umum menggunakan fondasi tersebut sebagai dasar bangunan. Penelitian inimenitik beratkan pada penambahan rib (rusuk) pada fondasi dangkal ini dilakukan untuk mendapatkan daya dukung fondasi yang lebi optimal tampa menambah dimensinya hanya dengan penambahan rusuk pada fondasi tersebut. Type pondasi ini sering dikenal dengan pondasi langsung atau pondasi telapak, dikatakan dangkal karena letak dasar pondasi cukup dangkal terhadap permukaan tanah, jenis ini digunakan apabila letak tanah dasar pondasi dengan kuat dukung yang tinggi terletak cukup dangkal (< 2.00 meter) terhadap muka tanah setempat, dan tanah mampu menerima beban yang bekerja diatasnya (Suryolelono, 2004). Penambahan rib (rusuk) pada fondasi ini dibatasi pada D f /B = 0,2, D f /B = 0,3 dan D f /B = 0,5. Pada masing masing model fondasi yang di teliti, dengan bentuk yang tidak lazim yaitu bentuk segitiga. Dimana pada umumnya bentuk fondasi dangkal pada umunya dalah bentuk persegi empat dan persegi panjang. Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk menahan suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui fondasi. Kapasitas/Daya Dukung tanah batas (q u = qult = ultimate bearing capacity) adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan sekeliling fondasi. Konsep perhitungan daya dukung batas tanah dan bentuk keruntuhan geser dalam dapat dilihat dalam model fondasi menerus dengan lebar (B) yang diletakkan pada permukaan lapisan tanah pasir padat (tanah yang kaku) seperti pada Gambar 3a, apabila beban terbagi rata (q) tersebut ditambah, maka penurunan fondasi akan bertambah pula. Bila besar beban terbagi rata q = q u (q u = daya dukung tanah batas) telah dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang berarti fondasi akan mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan beban q lebih lanjut seperti Gambar 3b Hubungan antara beban dan penurunan. Untuk keadaan ini, qu didefenisikan sebagai daya dukung batas dari tanah. II. METODOLOGI PENELITIAN Analisis kapasitas dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut: 1. Tahanan geser yang melewati bidang horisontal di bawah pondasi diabaikan 2. Tahanan geser tersebut digantikan oleh beban sebesar q =. Df 3. Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian 4. Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya yang mengikuti hukum Coulumb. = c +. tan dimana : = tegangan geser c = kohesi tanah = tegangan normal Page 46 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015

Analisa Fondasi Dangkal Berbentuk Segitiga Dan Lingkaran = sudut geser dalam tanah 5. Untuk pondasi menerus penyelesaian masalah seperti pada analisa dua dimensi Kapasitas dukung ultimit (ultimate bearing capacity) didefenisikan sebagai beban maksimum persatuan luas dimana tanah masih dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan (Hardiyatmo,2002) Dinyatakan dalam persamaan : AD atau BD terhadap arah horisontal ) tidak sama dengan nilai φ, dan nilai β > φ. Akibatnya bentuk baji lebih memanjang ke bawah bila dibandingkan dengan analisis Terzaghi. Zona keruntuhan berkembang dari dasar fondasi, ke atas sampai mencapai permukaan tanah. Jadi tahanan geser di atas dasar fondasi diperhitungkan. Dimana : q u = kapasitas kuat dukung ultimit (kn/m 2 ) P u = beban ultimit (kn) A = luas pondasi (m 2 ) Analisa distribusi tegangan di bawah dasar pondasi menurut teori Terzaghi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7, dimana bidang keruntuhan dibagi menjadi 3 (tiga) zona keruntuhan yaitu: Gambar 3.7. Analisa distribusi tegangan di bawah pondasi menurut teori Terzaghi (1943) Model keruntuhan keruntuhan kuat dukung tanah dibedakan keruntuhan geser umum (general shear failure), keruntuhan geser umum, keruntuhan geser lokal ( local shear failure) dan keruntuhan tembus (punching shear failure) (Suryolelono, 2004). Didalam teknik fondasi analisa yang digunakan adalah analisa yang dikaitkan dengan sifat-sifat tanah serta bentuk bidang keruntuhannya. Cara menghitung besarnya kapasitas dukung tanah fondasi dangkal, yang paling terkenal dikemukakan oleh Terzaghi (1943) kemudian disusul oleh yang lainnya seperti Mayerhof(1955), De Beer and Vesic(1958), Hansen, Vesic, dan lain-lain. Analisa daya dukung Mayerhof (1955) menganggap sudut baji β (sudut antara bidang Gambar 2. Keruntuhan kapasitas dukung analisis Mayerhof (1963) Meyerhof (1963) memberikan persamaan daya, dukung dengan mempertimbangkan bentuk fondasi, kemiringan beban dan kuat geser tanah di atas dasar fondasinya, sebagai berikut: qu = s c d c i c cn c + s q d q i q p o N q +s γd γi γ 0,5B N γ dimana : qu = daya dukung ultimit Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung untuk fondasi memanjang s c, s q, s γ = faktor-faktor bentuk fondasi d c, dq,d γ = faktor-faktor kedalaman fondasi i c, i q,i γ = faktor kemiringan beban B = lebar fondasi efektif Df = kedalaman fondasi γ = berat volume tanah Po = Df.γ = tekanan overburden pada dasar fondasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 47

Gambar 3. Faktor-faktor kapasitas dukung Mayerhof (19630) Faktor-faktor daya dukung yang diberikan oleh Meyerhof (1963) dan Hansen (1970) hampir sama, yaitu: Nc = (N q - 1) ctg Nq = tg 2 (π tg φ) (45º + φ/2)e (2b) Nγ = (N q - 1) tg (1,4φ) Nilai-nilai faktor daya dukung untuk fondasi memanjang dan bujur sangkar atau lingkaran dari Meyerhof dapat dilihat pada Gambar 5. sedang table 3 menunjukkan nilainilai kapasitas dukung tanah untuk fondasi memanjang dari usulan-usulan Mayerhof (1963), dan sekaligus peneliti-peneliti lain, seperti : Brinch Hansen (1961) dan Vesic (1973) Faktor bentuk. Nilai-nilai factor kapasitas dukung fondasi bujursangkar lebih besar daripada fondasi memanjang. untuk fondasi empat persegi panjang analisis Meyerhof (1963), diperoleh dari interpolasi antara fondasi memanjang dan bujur sangkar. Bila beban eksentris, maka digunakan cara dimensi fondasi efektif yang disarankan Meyerhof, dengan B' = B - 2e, d an L' = L - 2ey (lihat modul 5). Untuk pembebanan eksentris dua arah, digunakan B'/L sebagai ganti B/L untuk persamaaan-persamaan pada Tabel 2a dan Tabel 2b. Bila beban eksentris satu arah, digunakan B /L atau B/L' tergantung dari letak relatif eksentrisitasnya. Meyerhof (1963) mengamati bahwa sudut geser dalam (φ ) dalam pengujian laboratorium untuk jenis pengujian plane strain pada tanah granuler kira-kira lebih besar 10% daripada nilai (φ ) dari pengujian triaksial. Oleh karena itu, untuk fondasi empat persegi panjang yang terletak pada tanah granuler, seperti pasir dan kerikil, Meyerhof menyarankan untuk menggunakan koreksi sudut gesek dalam : φ r = (1,1-0,1 B/L) φ t dengan : φ r = sudut gesek dalam yang digunakan untuk menentukan faktor daya dukung. φ t = sudut gesek dalam tanah dari pengujian triaksial kompresi. Hansen (1970) dalam Bowles (1992) menyarankan persamaan daya dukung sebagai berikut : q u = cn c s c d c i c g c b c +D f γn q s q d q i q g q b q +0,5γBN γ (2a) s γ d γ i γ g γ b γ Bila, φ = 0 (2c) q u = 5.14 S u ( 1+ S c + d c i c b c g c ) + q Dengan : Nq = e ( π tg φ) tg 2 (45 o + φ /2 Nc = (N q -1)ctg φ N γ = 1,5 (Nq 1) tg φ Persamaan Hansen secara mutlak memberi kelonggaran suatu D/B dan dapat dipakai baik untuk alas yang dangkal (telapak) maupun alas yang dalam (tiang pancang, kaison bor). Pemeriksaan atas ketentuan qn q mengandung arti suatu penambahan yang besar dalam q ult seiring dengan kedalaman yang jauh. Untuk membuat batas-batas yang sederhana atas hal ini, Hansen menggunakan persamaan : d c = 1 + 0,4 ( D f / B ) d q = 1 + 2 ( D f / B ) tg φ (1 sin φ) 2 Metode Vesic (1973, 1974) dan Bowles (1992) yang pada dasarnya pengembangan metode Hansen, memiliki perbedaan pada pemakaian N γ. menggunakan persamaan N γ = 2(Nq + 1) tan φ, dan variasi atas beberapa faktor i i, b i, dan g i. Beberapa faktor Vesic itu kurang konservatif daripada faktor-faktor Hansen dan kedua metode tersebut tidak ada Page 48 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015

TEGANGAN GESER (Kg/cm 2 ) Analisa Fondasi Dangkal Berbentuk Segitiga Dan Lingkaran yang telah diuji kebenarannya secara luas memakai pengujian-pengujian lapangan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian tanpa rib (rusuk) dilakukan dengan pembebanan pada fondasi dangkal dengan bentuk pemodelan fondasi yang berbentuk segitiga dengan panjang sisi sisi nya adalah 15.20 cm. Pada pengujian pembebanan tanpa rib (rusuk) ini terjadi model keruntuhan geser umum atau local shear failure, karena adanya gundukan tanah disamping fondasi. Untuk mengetahui kuat dukung ultimit dari pengujian tanpa rib (rusuk) ini digunakan metode para ahli yaitu Mayerhoff dan Hansen. Hasil pengujian sifat-sifat mekanis terhadap sampel material tanah pasir yaitu pengujian untuk menentukan = 1,90 gr/cm 3. Sudut geser dalam ( ) berdasarkan pengujian geser langsung (direct shear) diperoleh besar sudut geser ( ) sebesar 34,84 o. Grafik hubungan antara tegangan geser terhadap tegangan normal seperti terlihat pada Gambar 4. 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 y = 0,696x + 0,0499 0,0 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 TEGANGAN NORMAL (Kg/cm 2 ) Gambar 4. Grafik Tegangan Geser Berdasarkan hasil penelitian pengujian pendahuluan didapat nilai seperti Tabel 4.7 dibawah ini : Tabel 1. Resume Hasil Pengujian Pendahuluan No Pengujian Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. coefficient of uniformity (C u ) coefficient of curvature (C c ) kadar air (w) Berat isi ( ) Berat Jenis (G s ) Sudut geser dalam (ϕ) 3,18 0,91 1,58 % 1,90gr/cm 3 2,59 34,84 o Tabel 1. Q ult Fondasi Segitiga terhadap Penambahan Rib D f /B D f /B D f /B D f /B = Qult (Kg) = 0 = 0.2 = 0.3 0.5 Terzaghi 26,60 44.07 52.83 70.28 Mayerhof f 48,64 61.03 70.66 94.07 Hansen 21,36 44.57 63.78 104.23 Vesic 30.27 55.34 68.78 97.52 Rata - rata 32,20 49,89 62,42 89,53 Untuk melihat hasil dari perbandingan metode Terzaghi, metode Mayerhoff dan Hansen diatas dapat dilihat pada Gambar 4.3. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 49

Beban Qult (Kg) Beban Qult (Kg) 120 100 80 Terzaaghi lingkaran 60 Mayerhoff 40 lingkaran Hansen 20 lingkaran Rata -rata 0 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 Gambar 5. Hasil Kuat Dukung Ultimit Untuk Fondasi Lingkaran. Tabel 2. Q ult Fondasi Segitiga terhadap Penambahan Rib Q ult (Kg) Terzaaghi D f / B = 0 Penambahan Rib D f / B = 0.2 D f / B = 0.3 D f / B = 0.5 - - - - Mayerhoff 66.05 100.89 118.17 137.6 Hansen 40.77 74.73 73.62 134.8 Vesic - - - - 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Gambar 6. Hubungan Penambahan Rib DenganKuat Daya Dukung Tanah (Q ult ) Untuk Fondasi Segitiga IV. KESIMPULAN Df/B 0,00 0,20 0,30 0,50 Df/B Vesic lingkaran Mayerhoff segitiga Hansen segitiga Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada pondasi bentuk segitiga dan lingkaran dengan penambahan rib (rusuk) didapat peningkatan daya dukung 52% untuk penambahan rib D f /B=0,2 pada fondasi segitiga. Dan pada fondasi lingkaran terdapat juga kenaikan sebesar 65% pada D f /B=0,2. Untuk penambahan D f /B=0,3 sebesar 17% dan tidak terlalu besarseperti pada penambahan rib (rusuk) D f /B=0,2 dan pada penambahan D f /B=0,5 juga demikian tidak terlalu besar kenaikanannya seperti pada penambahan rib (rusuk) D f /B=0,2. DAFTAR PUSTAKA Akinmusuru, J.O., and Akinbolade, J.A., (1981). Stability of loaded footing on reinforced soil. Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, Vol. 107, No.6, pp. 819-827. Das, B.M (1990), " Principles of Foundation Engineering", Fouth Edition, Boston : PWS- KENT Publishing Company. Das, B.M., and Omar, M.T., (1994) The effects of foundation width on model tests for the bearing capacity of sand with geogrid reinforcement. Geotechnical and Geological Engineering, Vol. 12, pp. 133-141. Das, B.M, (1995), "Mekanika Tanah I", Edisi Keempat, Jakarta : Penerbit Erlangga."Principles of Geotecnical Enginering", Alih Bahasa : Mochtar, N.E, Mochtar, I.B, Fakultas Teknik Sipil ITS Das, B.M, (1995), "Mekanika Tanah II", Edisi Keempat, Jakarta : Penerbit Erlangga."Principles of Geotecnical Enginering", Alih Bahasa : Mochtar, N.E, Mochtar, I.B, Fakultas Teknik Sipil ITS Fragaszy, J.R., and Lawton, E., (1984). Page 50 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015

Analisa Fondasi Dangkal Berbentuk Segitiga Dan Lingkaran Bearing capacity of reinforced sand subgrades. Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, Vol. 110, No.10, pp. 1500-1507. Hardiyatmo, H.C (2006), "Mekanika Tanah 1", Yokyakarta : GadjahMada University Press. Hardiyatmo, H.C (2006), "Mekanika Tanah 1I", Yokyakarta : GadjahMada University Press. Hardiyatmo, H.C (2002), "Teknik Fondasi 1", Edisi Kedua, Yokyakarta : Beta Offset. Hardiyatmo, H.C (2002), "Teknik Fondasi I1", Edisi Kedua, Yokyakarta : Beta Offset. Muni Budhu (2007), "Mechanics and Foundations", 2 nd Edion, United State Of America : John Wiley & Sons,Inc. Bowles, Joseph E.(1998), Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat, Jakarta; Penerbit Erlangga. Koerner, R.M, "Designing with Geosynthetics", Second Edition, Drexel University, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 51

. Page 52 JURNAL APTEK Vol. 7 No. 1 Januari 2015