Oleh CHANDRA PERMANA SANI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh YUSUP HIDAYAT Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd.

FIKI SETIYADI Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, S.Pd.

ANDRI ANDRIANA

Oleh MUHAMMAD NURHAMZAH Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Agus Mulyadi, M.Pd.

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENGAN TERHADAP RENANG GAYA BEBAS (Studi Deskriptif pada Klub Renang Sukapura Tasikmalaya)

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

INDRA AGUSTINA FIRMANSAH

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

PENGARUH PENERAPAN METODE RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA DADA. (Eksperimen pada Siswa Putra Kelas X.1 SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya)

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PUNGGUNG TERHADAP HASIL SPIKE PADA PERMAINAN BOLA VOLI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

Oleh YOPI ANGGA SETIA Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Gumilar Mulya, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

WARDIAN AGUS S. 1) H. ABDUL NARLAN 2)

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

(Studi Deskriptif pada UKM Bolavoli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. oleh; Nuryadin; 1 H. Agus Mulyadi, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.

KONTRIBUSI PANJANG RENTANG LENGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI

( Studi Deskriptif pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Universitas Siliwangi Tahun Ajaran 2014/2015 ) NANANG KUSNADI 1) IMAN RUBIANA 2)

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT DAN POWER DENGAN JARAK MELUNCUR RENANG GAYA DADA. (Jurnal Skripsi) Oleh MUHAMMAD RANGGANI

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PJKR

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan,

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh YUDHA DWI FITARIANTO

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

JIME, Vol. 3. No. 2 ISSN Oktober 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

DEVI AGUS SUPRIADI 1) NANANG KUSNADI 2)

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TAHUN AJARAN 2015/1016 SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk memenuhi salah

RONI PURNAMA

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP HASIL TOLAK PELURU

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

PENGARUH LATIHAN SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU TALI TERHADAP HASIL LONG SERVICE FOREHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal.

SKRIPSI. Oleh : YULEN WIDHIARTI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh DENNY EKA NUSANTARA NPM

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVICE

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGGI, BERAT BADAN, PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh YULIANI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh : ARDITYA PRADANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi pilihan dijadikannya perhelatan-perhelatan kejuaraan renang baik ditingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 25 METER PADA PERENANG PEMULA MUH. SOFIAN ALI RUSKIN HENDRO KUSWORO

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

AZMY RAMADHAN 1) NANANG KUSNADI 2)

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Putra Angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya) Oleh CHANDRA PERMANA SANI 10191067 Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Doddy A. Hidayat, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 014 ABSTRAK Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada. Populasi dan sampel adalah mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 140 orang. Sampel diambil secara acak dengan teknik purposive sampling sebanyak 0 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes standing broad jump, tes two hand medicine ball put, dan tes renang gaya dada 50 meter. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada. Kata Kunci : Hubungan, power otot tungkai, power otot lengan, dan renang gaya dada ABSTRACT This descriptif study aimed to determine the correlation between leg muscle power and muscle power arm with speed breast stroke swimming. Population and sample is a students of PJKR FKIP Siliwangi University Tasikmalaya academic years 01 as many as 140 people. Samples were taken at random by using purposive sampling as many as 0 people. The instrument used in this study were standing broad jump test, two hand medicine ball put test, and 50 metres breast stroke swimming test. The study concluded there is a significant correlation between leg muscle power and muscle power arm together with the speed of breast stroke swimming 50 metres Keywords: Correlation, leg muscle power, muscle power arm, and breast stroke swim 1

A. PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan tubuh melalui gerakan-gerakan yang didasari dengan gerak otot.karakteristik olahraga secara langsung berkaitan dengan ciri-ciri perilaku manusia dan dengan berbagai macam kegiatan di masyarakat. Premis yang telah berkembang menyebutkan bahwa inti dari kegiatan olahraga adalah bermain, dengan keadaan itu pula manusia memperagakan keterampilannya dalam melakukan suatu gerakan.salah satu tujuan berolahraga yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kondisi fisik yang optimal adalah renang. Menurut Nenggala (006 : 75) renang adalah olahraga yang paling baik untuk sebagai aktivitas olahraga, karena renang adalah aktivitas yang melibatkan gerak semua organ tubuh baik untuk pertumbuhan kesehatan baik fisik maupun mental berupa ketahanan, kemampuan, dan kecepatan. Renang adalah olahraga yang menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak sehingga seluruh otot berkembang dengan pesat dan kekuatan perenang bertambah meningkat. Renang sebagaimana kita ketahui merupakan salah satu cabang olahraga yang selalu di pertandingkan di arena pertandingan antar bangsa seperti Olympic, Asian games, juga dalam arena pertandingan olahraga yang diselenggarakan di Indonesia, seperti kejuaraan Nasional Renang atau bahkan dalam pertandingan olahraga yang di selenggarakan di tingkat daerah seperti Porda, Kejurda, dan sebagainya. Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Sebagaimana dijelaskan Dwijowinoto (1997 : ) sebagai berikut : Renang akan berhubungan dengan media air, hal ini sangat berbeda dengan cabangcabang olahraga lain, dimana medianya adalah tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Olahraga renang tahanan yang dihadapinya adalah air, sedangkan cabang lain lari misalnya, tahanan (hambatan) yang dilawan adalah udara (angin) maka tahanan dalam renang lebih berat dibanding dengan lari. Perenang yang dapat memperkecil tahanan yang dihadapinya akan semakin cepat renangnya. Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi gaya bebas atau crawl stroke, gaya dada

3 atau breast stroke, gaya kupu-kupu atau butterfly stroke, dan gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Gaya dada sering disebut gaya katak karena gerakannya meniru hewan tersebut. Gaya ini merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi, dimana posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak, sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki. Dalam kaidah ilmu kepelatihan komponen fisik yang sangat di perlukan untuk dapat berprestasi pada cabang olahraga renang yaitu komponen kondisi fisik. Komponen fisik yang akan di kembangkan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal salah satu di antaranya ialah, kekuatan otot.selain itu di tunjang dengan pendekatan latihan fisik secara teratur, sistematis terprogram dan berkesinambungan. penunjang lain yang sangat mendukung prestasi yang diinginkan ialah teknik dan mental sehinga menjadi satu rangkaian pendukung prestasi olahraga ialah pendekatan latihan fisik sesuai dengan karakteristik olahraganya, ketepatan teknik dan mental. Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara, dan fisik. Sajoto (1995 : 8 10) menjelaskan sebagai berikut : Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction. Ada tiga komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu kekuatan, kecepatan, dan power. Namun demikian, faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah power. Power pada umumnya yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (00 : 4) power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Latihan untuk power dapat diberikan pada minggu 5, 6, dan 7

4 dalam pre season yaitu musim jauh sebelum pertandingan. Dalam hal ini, power yang berkaitan dengan olahraga renang gaya bebas adalah power otot tungkai dan otot lengan. Olahraga renang mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi, dan tidak kalah pentingnya sebagai kebanggaan suatu negara atau bangsa. Sasaran utamanya adalah manusia secara keseluruhan, baik dalam segi jasmani maupun rohani. Subyek atau obyek olahraga renang adalah manusia dengan kemampuan fisik dan psikisnya untuk bereaksi. Dengan demikian, untuk mendapatkan prestasi renang yang tinggi, seseorang perlu dilatih kemampuan fisik dan psikisnya. Kemampuan fisik yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen fisik yang dapat mendukung prestasi atlet, di antaranya kecepatan. Kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang sama pentingnya dengan komponenkomponen fisik yang lainnya. Hampir semua cabang olahraga baik perorangan maupun beregu harus memiliki kemampuan tersebut. Hal ini berarti bahwa, keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal dari kecepatan perenang. Kecepatan menurut Sajoto (1995 : 8) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Unsur lain dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan renang khususnya gaya bebas yang baik adalah power. Pada umumnya power berupa cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat. Menurut Badriah (00 : 4) power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Power sangat mempengaruhi keberhasilan prestasi renang gaya bebas, disamping penguasaan teknik gaya yang benar. Di antara komponen power yang digunakan oleh atlet renang gaya bebas yaitu power otot tungkai dan power otot lengan. Kedua jenis power tersebut sangat berpengaruh terhadap setiap cabang olahraga, termasuk renang gaya dada. Setiawan (004 : 11) menjelaskan bahwa, Tenaga dorong dapat ditingkatkan dengan latihan kekuatan otot dan memperbaiki teknik gaya, sedang hambatan dapat dikurangi berdasarkan jenisnya. Ada tiga macam hambatan, yaitu hambatan gesekan, hambatan bentuk dan hambatan gelombang. Sedangkan power otot lengan berfungsi sebagai pendayung. Pada renang gaya bebas gerakan laju ke depan ditentukan oleh anggota tubuh bagian atas berupa gerakan ayunan lengan (stroke) dan gerakan anggota tubuh bagian bawah berupa gerakan menendang (kick) dengan koordinasi gerak yang tepat. Gerakan ayunan lengan dan gerakan

5 menendang oleh kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu ketahanan dan kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dari kemampuan fisik yang ada. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul Hubungan antara Power Otot Tungkai dan Power Otot Lengan dengan Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada. Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan subjek penelitian yaitu mahasiswa putra angkatan 01 pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi Tasikmalaya. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X 1 ) adalah power otot tungkai, variabel bebas kedua (X ) adalah power otot lengan, dan variabel terikat (Y) adalah kecepatan renang 50 meter gaya dada. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah berupa pengukuran tes power otot tungkai, tes power otot lengan, dan tes renang gaya dada 50 meter. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 140 yang tersebar di delapan kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 0 orang. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel, mempersiapkan instrumen penelitian, mengadakan tes, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumusrumus statistik, dengan langkah-langkah yaitu : 1. Mengubah skor rata-rata dari masing-masing variabel tes. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Mencari nilai korelasi antar variabel 4. Menguji signifikansi korelasi tunggal 5. Mencari nilai korelasi berganda (multiple correlation) 6. Menguji kebermaknaan korelasi berganda

6 7. Mencari kontribusi dari tiap variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus determinasi Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka pengambilan data hanya dilakukan melalui satu kali tes. Pengambilan data ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 Januari 014 bertempat di Kolam Renang Mangkubumi Indah Kota Tasikmalaya. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, yang beralamat di Jl. Siliwangi Kotak Pos 4 Tasikmalaya. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui serangkaian pengukuran (tes), yaitu pengukuran power otot tungkai (X 1 ), power otot lengan (X ), dan renang gaya bebas 50 meter (Y). Tes tersebut dilakukan pada 0 orang sampel yaitu mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi. Adapun data dari ketiga butir tes tersebut penulis deskripsikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Hasil Penelitian No. Nama Sampel Skor X 1 Power Otot Tungkai (cm) Skor X Power Otot Lengan (cm) Skor Y Renang Gaya Bebas 50 m (dtk) 1 Ramdan M.,55 4,40 47.55 M. Nur H. 1,94 3,50 60.0 3 Agni H.,35 5,00 51.84 4 Luki R.,33 4,18 53.06 5 Adang I. 1,87 3,90 60.09 6 Faisal R.,54 4,80 43.1 7 Dian N.,53 3,94 53.05 8 Arya B.,0 3,85 60.15 9 Wili S.,1 3,55 60.19 10 Agus M.,9 3,30 56.9 11 Aldi A.,43,91 59.9 1 Firmansyah,44 5,48 49.1 13 Esa K.,4 4,61 40.58 14 Deni A.,43 4,78 51.07 15 M. Restu,3 3,69 60.04 16 Rian F.,48 4,35 43.70 17 Dede A. 1,94 3,63 60.14 18 Iman A.,30 4,4 51.47 19 Wahyu N.,11 3,19 60.14 0 Deswan,35 5,80 44.56 X = 9,7 S = 0,3 X = 415,5 S = 76,1 X = 53,17 S = 6,68

7 Agar data hasil penelitian sebagaimana pada Tabel 1 memberi makna, maka data tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Variabel Tes Rata-rata Standar Deviasi 1. Power otot tungkai 9,7 0,3. Power otot lengan 415,5 76,1 3. Kecepatan renang gaya dada 53,17 6,68. Pengujian Persyaratan Analisis Selanjutnya, untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada, power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada, dan power otot tungkai dengan power otot lengan. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Penghitungan Interkorelasi Variabel Tes Nilai (r) Kategori t hitung t tabel Hasil 1. Power otot tungkai dengan kecepatan 0,78 Tinggi 5,34,10 Signifikan. Power otot lengan dengan kecepatan 0,77 Tinggi 5,11,10 Signifikan 3. Power otot tungkai dengan otot lengan 0,57 Sedang,9,10 Signifikan Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpretasi nilai korelasi menurut Surakhmad (1998 : 30) sebagai berikut. Sampai 0,0 : Korelasi yang rendah sekali 0,1 0,40 : Korelasi yang rendah tapi ada 0,41 0,70 : Korelasi yang sedang 0,71 0,90 : Korelasi yang tinggi 0,91 1,00 : Korelasi yang tinggi sekali Berdasarkan Tabel 3 dan interpretasi nilai korelasi di atas, dapat dilihat bahwa power otot tungkai mempunyai korelasi yang signifikan dengan kecepatan renang 50 meter gaya

8 dada, dimana nilai korelasinya adalah 0,78 dan termasuk kategori tinggi. Kemudian antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,77 dan termasuk kategori tinggi. Sedangkan antara power otot tungkai dengan power otot lengan mempunyai korelasi yang sedang, dimana nilai korelasinya adalah sebesar 0,57. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana hubungan atau korelasi dari power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation), dengan rumus yaitu : ry1 ry ry1 x Ry 1. = 1 r 1. ry x r 1. Adapun penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut : Power tungkai ry 1 = 0,78 r 1. = 0,57 Ry 1. Kecepatan renang 50 m gaya dada ry = 0,77 Power otot lengan (0,78) (0,77) x (0,78) x Ry 1. = 1 (0,57) (0,77) x (0,57) = = 0,6084 0,599 0,6847 1 0,349 0,5166 0,6751 = 0,87 Perhitungan di atas menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada, dengan nilai korelasi sebesar 0,87 dan termasuk kategori tinggi.

9 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikansi korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut : F = (1 R k R ) (n k 1) Dimana k = dan (n k 1) = (0 1) = 17 Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis nol (Ho) jika F hitung lebih kecil dari F tabel pada = 0,05 dan tolak dalam hal lainnya. Adapun hasil perhitungan signifikansi korelasi berganda dari ketiga butir tes tersebut adalah sebagai berikut : F = (1 (0,87) 0,87 ) (0 1) = (1 = 6,46 0,7569 0,7569) 17 = 0,37845 0,0143 Dari perhitungan di atas, ternyata hasilnya membuktikan bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada = 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang penulis ajukan terbukti atau hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti bahwa power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama mempunyai korelasi yang sangat berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada. Selanjutnya untuk mencari persentase dukungan dari power otot tungkai dan power otot lengan terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus determinasi, dan hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Power otot lengan dengan kecepatan renang = 0,78 x 100% = 60,84%. Power otot lengan dengan kecepatan renang = 0,77 x 100% = 59,9% 3. Gabungan keduanya dengan kecepatan renang = 0,87 x 100% = 75,69% 4. Lainnya = 100% 75,69% = 4,31%

10 4. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut : a. Hipotesis pertama yang menyatakan, Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 60,84%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam olahraga renang gaya dada, power otot tungkai sangat dominan pada saat melakukan ayunan kaki, di mana gerakan kaki yang efisien tidak akan menimbulkan efek samping terhadap gerakan lainnya sehingga renang akan stabil dan cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,78 yang termasuk dalam kategori korelasi tinggi. b. Hipotesis kedua yang menyatakan, Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasilnya terbukti dan dapat diterima, dimana nilai kontribusinya berdasarkah hasil uji determinasi adalah sebesar 59,9%. Diterimanya hipotesis tersebut diduga disebabkan dalam cabang olahraga renang gaya dada, power otot lengan sangat dibutuhkan saat melakukan ayunan dan kayuhan yang membutuhkan kekuatan dan kecepatan untuk menghasilkan daya dorong sehingga renang menjadi cepat. Hal ini didukung pula oleh hasil uji korelasi yaitu sebesar 0,77 yang termasuk dalam kategori korelasi tinggi. c. Hipotesis ketiga yaitu : Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasilnya hipotesis diterima dengan nilai korelasi sebesar 0,57 yang termasuk kategori sedang. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan power otot tungkai dan power otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup besar pengaruhnya dalam olahraga renang, meskipun power otot tungkai dan power otot lengan yang dimiliki setiap perenang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penghitungan determinasi, hipotesis ini mendapat dukungan sebesar 75,69%, sedangkan sisanya sebesar 4,31% merupakan dukungan faktor lain seperti faktor mental, taktik, dan faktor eksternal perenang lainnya. Dari serangkaian pengolahan dan analisis data yang penulis lakukan, maka hubungan antara power otot tungkai dan power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya

11 dada sangat erat. Power otot lengan berfungsi sebagai pendayung, sedangkan power otot tungkai diperlukan oleh perenang untuk menghasilkan daya dorong dan mengurangi hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa power otot tungkai dan power otot lengan merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam olahraga renang. Dengan bentuk fisik badan proporsional dan ditunjang dengan power otot tungkai dan power otot lengan yang memadai memungkinkan seorang perenang mampu melakukan kemampuan renang gaya bebas yang baik dengan kecepatan maksimal. D. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran power otot lengan, power otot tungkai, dan kecepatan renang 50 meter gaya dada, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya.. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot lengan dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Power otot tungkai dan power otot lengan secara bersama-sama memiliki hubungan yang berarti dengan kecepatan renang 50 meter gaya dada mahasiswa putra angkatan 01 PJKR FKIP Universitas Siliwangi. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Baru. Jakarta : Rineka Cipta. Badirah, Dewi L. (00) Fisiologi Olahraga dalam Perspektif dan Praktik. Bandung : Pustaka Ramadhan. Dwijowinoto, Kasiyo (1997). Renang, Pengembangan Pengajaran Teknik dan Taktik. Semarang : IKIP Semarang Press. Harsono. (001). Latihan Kondisi Fisik. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Indik. (1997). Didaktik Metodik Renang. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

1 Nenggala, Asep K. (006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Grafindo Media Pratama. Nurhasan, dan Abdul Narlan. (001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Diktat. Bandung : FPOK IKIP. Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Priatna, Jaka. (010). Kontribusi Power otot Lengan dan Power Tungkai terhadap Kecepatan Renang Gaya Bebas. Skripsi. Tasikmalaya : PJKR FKIP Unsil, tidak dipublikasikan. Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Setiawan, Tri Tunggal. (004). Renang Dasar I. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press. Surakhmad, Winarno. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung : Tarsito.