BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis pergunakan dalam studi ini adalah Metode Historis,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendekatan Historis Struktural

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan tidak lepas dari peranan rakyatnya yang bahu-membahu berjuang membela tanah airnya dari tangan para penjajah. Politik penjajah barat biasanya hanya menghisap kekayaan alam daerah jajahannya tanpa memberi kemakmuran bagi rakyat yang dijajahnya. Penindasan ini telah membangkitkan rakyat Filipina untuk melawan ketidakadilan tersebut. Perlawanan rakyat Filipina tidak hanya dilakukan oleh para kaum cendekiawan saja atau-pun orang-orang terpelajar, tetapi juga oleh orang-orang lapisan bawah terutama kaum petani yang merasa tersiksa dengan pajak-pajak yang ditarik oleh pihak kolonial. Para petani di Filipina juga merasa sangat tertekan ketika tanah yang mereka miliki harus diserahkan kepada pihak kolonial untuk digunakan kepentingan pemerintah kolonial. Penguasaan tanah ini telah membangkitkan semangat perlawanan dari para petani di Filipina. Mereka menentang kebijakan pemerintah Spanyol yang menerapkan sistem perekonomian economienda yang salah dalam penerapannya di lapangan. Sistem ini sebenarnya adalah adanya pembagian bagi hasil yang cukup rata yaitu 50 : 50 dari hasil panen (Agoncillo,1990 : 441). Namun seiring dengan kekuasaan Spanyol di Filipina yang cukup lama membuat para tuan tanah yang terdiri dari orang-orang Spanyol dan orang pribumi pemilik modal melanggar sistem economienda yang telah ditetapkan. Tidak ada tindakan apapun yang diambil oleh pemerintah Spanyol di Filipina, karena kebanyakan para pejabat pemerintah juga merupakan para tuan tanah.

Pemerintah Spanyol menerapkan sistem pemerintahannya di Filipina secara tidak langsung (indirect rule) dengan mengangkat orang orang pribumi sebagai pegawai pemerintahannya. Orang-orang yang diangkat sebagai pegawai pemerintahan biasanya adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan yang cukup tinggi dalam masyarakatnya seperti pemuka desa dan pendeta ( Bresnan, 1988:53). Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat Filipina pada masa itu, yang menjadi objek ekploitasi pemerintah kolonial adalah para petani menengah dan para petani miskin yang menggantungkan hidupnya menjadi petani penggarap. Agoncillo (1990:442) menegaskan bahwa tuntutan mereka adalah adanya perbaikan dalam bidang upah yang mereka terima. Para tuan tanah biasanya memberi upah tidak sesuai dengan tingkat kerja mereka yang selalu dituntut bekerja secara penuh dari pagi sampai sore hari. Dengan diberi upah sebesar 1 peso tiap harinya para petani miskin ini juga diwajibkan untuk membayar pajak pula terhadap pemerintah kolonial. Begitu juga dengan para petani menengah yang dituntut untuk membayar sewa lahan pertanian kepada para tuan tanah dengan harga yang cukup tinggi dan juga pajak kepada pemerintah kolonial. Selain itu adanya perubahan dalam bidang pertanian dimana biasanya masyarakat Filipina menanam padi untuk kebutuhan sehari-harinya dialihkan menjadi menanam tebu, bit dan kelapa yang pada saat itu laku dipasaran Eropa dan Amerika. Akibatnya, Filipina tidak dapat berswasembada beras dan untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut Filipina tergantung dari Indonesia ( Bresnan, 1988 : 55). Kondisi masyarakat di Filipina khususnya di daerah Luzon Tengah yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian telah membentuk pola hubungan antara para tuan tanah dan para petani (Patron Klien) secara struktural (Bresnan, 1988 : 56).

Hubungan ini berubah menjadi ketidakselarasan ketika terjadi perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat petani yang diakibatkan adanya ekploitasi oleh tuan tanah ( Halimah, 2002 : 27-28). Ketidakselarasan ini telah menumbuhkan suatu bibit-bibit perlawanan dari para petani. Perkembangan zaman yang semakin modern dan ditunjang pula dengan semakin meluasnya ilmu pengetahuan. Para petani di Filipina membentuk suatu organisasi petani yang dinamakan dengan KPMP (Katipunan Pambansang mga Makbubukid sa Philipina atau The National Union of Peasant in the Philipines). KPMP merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh para petani dan buruh. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk menuntut adanya reformasi dalam hal pertanian dan perburuhan (Agoncillo, 1990 : 445). KPMP yang awalnya merupakan organisasi Buruh dan tani biasa menjadi organisasi yang mulai mengadakan perlawanan terhadap kepentingan pemerintah kolonial di Filipina. KPMP juga menjadi penyokong berdirinya organisasi Hukbalahap di daerah Luzon Tengah. Hukbalahap (Hukhbong Bayan Laban Sahapon) merupakan organisasi para petani yang anti Jepang yang dipimpin oleh Luis Taruc, yang berdiri pada tanggal 29 Maret 1942 ( Elisabeth, 1989 : 77). Berdirinya Hukbalahap merupakan akumulasi dari kekecewaan para petani di Luzon Tengah terhadap pemerintahan yang berkuasa, dimana mereka selalu ditekan oleh para penjajah yang pernah berkuasa di Filipina, mereka ( para petani ) mengaharapkan suatu perubahan yang sangat signifikan khususnya mengenai kepemilikan lahan-lahan yang luas oleh para tuan tanah dan juga sistem penarikan pajak oleh pemerintah yang selalu memberatkan beban mereka. Tuntutan yang selalu mereka dengungkan adalah land reform, atau reformasi agraria. Para petani yang tergabung dalam keanggotaan Hukbalahap meminta kepada pemerintah yang berkuasa saat itu untuk meninjau kembali kepemilikan tanah yang luas oleh para tuan tanah, namun tidak ada

tanggapan yang diberikan oleh pemerintah Jepang yang saat itu sedang berkuasa di Filipina, ini disebabkan karena para tuan tanah menjadi kolaborator dengan pemerintah Jepang. Para tuan tanah yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang selalu memberikan apa yang mereka minta, hal ini juga tidak lepas dari persiapan pemerintah Jepang untuk menghadapi perang Timur Raya setelah Jepang menyerang pangkalan militer Amerika di Pasifik persisnya di Pearl Harbaour. Faktor tersebutlah yang menyebabkan rasa tidak senang dari kalangan para petani miskin terhadap pemerintah Jepang yang selalu menganak tirikan mereka, padahal merekalah sebagai ujung tombak dari persediaan logistik Jepang. Keanggotaan Huk ini tidak hanya dari anggota dari KPMP tetapi juga berasal dari berbagai organisasi yang anti Jepang, maka pada waktu itu gerakan Huk dipuji karena militansinya yang luar biasa. Pada masa pendudukan Jepang keadaan perekonomian Filipina sangat morat-marit, para tuan tanah dan para pejabat sebelumnya malah ikut berkolaborasi dengan Pemerintahan Jepang. Orang-orang ini menurut Bresnan (1988 : 58) disebut Ilustrados. Ilustrados adalah orang-orang yang terpelajar yang menerima pendidikan dari Barat. Bukti dominan kalangan Ilustrados adalah bekerja sama dengan Jepang dalam Perang Dunia II yang tidak sejalan dengan mayoritas penduduk Filipina yang menuntut ingin merdeka (Bresnan, 1988 : 62). Maka muncullah perjuangan dari bawah yang dipelopori oleh para petani untuk melawan Jepang. Adapun hal-hal yang menarik penulis untuk meneliti Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953 adalah Pemberontakan Hukbalahap ini dianggap sebagai cikal bakal dari rasa nasionalisme rakyat Filipina yang muncul dari kalangan bawah (petani dan buruh tani) untuk lepas dari segala bentuk penjajahan yang sangat menyengsarakan rakyat. Namun pada akhirnya pasca

kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 Hukbalahap dianggap sebagai ancaman serius bagi pemerintah Filipina. Dari permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis berusaha mengangkat masalah tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan utama dalam penulisan skripsi ini adalah mengapa terjadi Pemberontakan Hukbalahap?. Untuk memfokuskan penulisan skripsi ini, maka penulis merincinya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang? 2. Bagaimanakah jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap? 3. Bagaimana dampak politik, sosial dan ekonomi pemberontakan Hukbalahap terhadap Pemerintah Filipina? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Filipina pada masa pendudukan Jepang, dengan uraian mengenai kondisi geografis, struktur sosial masyarakat Filipina, dan karakteristik perekonomian Filipina. 2. Mendeskripsikan jalannya peristiwa pemberontakan Hukbalahap, dengan uraian mengenai latar belakang peristiwa, toikoh-tokoh yang terlibat, dan proses terjadinya peristiwa pemberontakan itu sendiri.

3. Mendeskripsikan dampak politik yang diakibatkan dari peristiwa pemberontakan Hukbalahap terhadap pemerintahan Filipina, dengan uraian mengenai kondisi pemerintahan Filipina dan kondisi kaum komunis setelah terjadinya pemberontakan. 1.4 Penjelasan Judul Untuk menjelaskan maksud yang terkandung di dalam judul, maka akan diungkapkan dengan beberapa istilah yang dianggap perlu mendapat penjelasan. Definisi judul ini akan menjelaskan mengenai maksud yang terkandung dalam judul. Pemberontakan diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh seseorang atau-pun kelompok yang menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik menurut pandangan mereka. Di sisi lain, pemberontakan juga sering diartikan sebagai suatu proses penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Hukbalahap (Hukhbong Bayan Laban Sahapon) atau Tentara Rakyat Anti Jepang adalah suatu organisasi para petani dan buruh yang berada di Luzon Tengah Filipina yang menentang pemerintahan Jepang. Mereka menentang pemerintah yang semena-mena terhadap mereka, khususnya mengenai lahan pertanian mereka yang ingin dikuasainya. Pemberontakan Hukbalahap adalah suatu gerakan protes para petani di Luzon Tengah terhadap pemerintahan Jepang pada awalnya dan berlanjut sampai pada pemerintahan Filipina setelah merdeka. Pemberontakan ini boleh dikatakan suatu gerakan sosial karena melibatkan seluruh para petani dan buruh yang ada di Luzon Tengah. Tahun 1942 merupakan awal terjadinya perlawanan Hukbalahap terhadap Pemerintah Jepang yang menuntut kemerdekaan. Perkembangan Hukbalahap ini sangat pesat daerah-daerah di Luzon Tengah para petani dan buruh tani di daerah seperti Balucan. Pampanga, Nueva Ejica

bergabung dalam Hukbalahap untuk berjuang melawan pemerintah Jepang guna merebut kemerdekaan. Tahun 1953 ketika Filipina diperintah oleh Ramon Magasaysay sebagai presiden adanya suatu kebijakan Land Reform yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan tersebut. 1.5 Metoda dan Teknik Penelitian Metode Penelitian yang penulis pergunakan dalam studi ini adalah Metode Historis, metode historis ini lazim digunakan dalam penelitian sejarah. Metode historis mengandung pengertian sebagai suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986 : 32). Langkah-langkah tersebut terdiri dari heuristik, kritik atau verifikasi, aufassung atau intepretasi, dan darstellung (historiografi) yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penulisannya yaitu: Pertama heuristik (pengumpulan sumber-sumber sejarah), merupakan suatu teknik, suatu seni dan bukannnya suatu ilmu, serta lebih merupakan keterampilan dalam menemukan, menangani dan merinci bibliografi. Dalam hal ini penulis menghimpun dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi yang berjudul Pemberontakan Hukbalahap 1942-1953, sumber yang banyak digunakan dalam mengkaji tentang bahasan tersebut ialah sumber sekunder, yaitu sumber/bahan bacaan yang sudah diolah berdasarkan hasil rekonstruksi pemikiran orang lain (Gottschalk, 1986 :35-40). Sumber primer yang tadinya menjadi prioritas utama yang penulis coba cari, ternyata tidak didapatkan. Untuk sumber-sumber sekunder ini penulis dapatkan di perpustakaan UPI, perpustakaan Jurusan, perpustakaan daerah, Perpustakaan Asia-Afrika. Perpustakaan Asia-Afrika untuk saat ini

menjadi tempat yang banyak memberikan bahan-bahan tulisan, baik berupa buku maupun Jurnal Ilmu politik. Kedua kritik internal dan eksternal atau analisis (menilai sumber), penulis melakukan kritik eksternal yang mencoba menguji otentitas serta integritas sumber sejarah yang telah dikumpulkan. Kritik internal mencoba melihat dan menguji sumber sejarah dari dalam mengenai realibilitas serta kredibilitas isi sumber-sumber yang telah dikumpulkan tersebut. Ketiga interpretasi (menafsirkan sumber sejarah), penulis berusaha memberikan penafsiran terhadap sumber yang diperoleh selama penelitian berlangsung dengan cara menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah teruji melalui proses kritik internal dan eksternal. Keempat historiografi (penulisan sejarah), penulis akan menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap sebelumnya dengan cara menyusun dalam bentuk tulisan yang jelas dalam gaya bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Dalam mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk bahan pengkajian penelitian ini penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan fakta dari berbagai sumber yang relevan terhadap penelitian yang dikaji, terutama literatur-literatur asing dan juga melakukan penelusuran melalui Internet untuk mencari sumber-sumber yang relevan.. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, penjelasan judul, tinjauan pustaka, metoda dan teknik penelitian serta sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka, dalam bab ini akan diuraikan mengenai beberapa literatur yang relevan serta memiliki kontribusi baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap ide dasar yang akan ditulis. Bab III metode dan teknik penelitian, bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis tempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, mencakup rancangan penelitian serta pelaksanaannya. Bab IV pembahasan, bab ini berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis mencakup ; kondisi-kondisi sebelum terjadinya peristiwa, jalannya peristiwa, akhir peristiwa serta dampaknya terhadap kondisi politik di Filipina. Bab V kesimpulan, bab ini berisi tentang pandangan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang sudah diperoleh penulis dan juga merupakan jawaban singkat dari masalah yang menjadi objek penelitian penulis