dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

I. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 15% penduduk Amerika Serikat memiliki kadar kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang dewasa dan usia balita. Jika kegemukan terjadi pada masa balita

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus pembangunan di bidang kesehatan. Sasaran utama pembangunan kesehatan adalah perilaku hidup sehat, manajemen pembangunan kesehatan, dan derajat kesehatan masyarakat yang diharapkan dapat bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan(depkes RI,2011). Di Indonesia masalah gizi lebih masih sering ditemui. Gizi lebih ini disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan mengenai gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Pendapatan yang meningkat pada kelompok masyarakat tertentu terutama di perkotaan menyebabkan perubahan pola makan maupun gaya hidup. Perubahan pola makan bergeser menjadi tinggi karbohidrat, lemak, dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang. Selain itu ditunjang juga dengan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat makin banyak yang mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2010). 1

Seperti telah diketahui, obesitas memiliki keterkaitan dengan sejumlah penyakit manifestasi klinik seperti hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus (Kenchaiah,2002). Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masingmasing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh (Siagian, 2004). Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI (2013) mengenai riset kesehatan dasar, prevalensi penduduk dewasa kurus 8.7%, berat badan lebih 13,5%, dan obesitas 15,4%. Selain itu terdapat pula sebuah grafik yang menunjukkan prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9%, naik 18,1% danri tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%) (Riskesdas, 2013). Saat ini, indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan dalam menentukan kriteria proporsi tubuh seseorang. Hal ini karena IMT berkorelasi dengan jumlah total lemak tubuh pada manusia yang dapat menggambarkan status berat badan seseorang (Gibson, 2005). Selain itu IMT juga dapat digunakan untuk menggambarkan secara kasar komposisi tubuh meskipun tidak disertai nilai kontribusi berat dari lemak dan otot (Fink et al, 2006). Metode ini dikalkulasikan sebagai berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (meter). 2

Profil lipid adalah suatu gambaran kadar lipid di dalam darah. Beberapa gambaran yang diperiksa dalam profil lipid adalah kolesterol total, HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Gambaran profil lipid menjadi suatu indikator dalam memprediksi risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) (Selwyn, 2005). Pada orang obesitas terdapat gangguan metabolik sehingga energi tubuh dibawa ke hati untuk menjadi lemak. Hal ini dapat meningkatkan kadar lipid darah (Free Fatty Acid atau FFA) (Djanggan, 2009). Penelitian di Inggris menyatakan bahwa IMT sangat berhubungan dengan ketiga komponen lipid darah yaitu kolesterol, HDL, dan trigliserida (Pietrobelli et al.,1999) Berdasarkan teori-teori dan kenyataan di atas,maka peneliti merasa perlu untuk diadakan penelitian Hubungan Indeks Antara Massa Tubuh dengan Kadar Profil Lipid pada Pasien Dewasa di Bagian Penyakit Dalam Periode 2013. Adapun alasan mengambil Rumah Sakit PHC sebagai tempat penelitian karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit yang menjadi pusat rujukan medis untuk wilayah Surabaya Utara. Selain itu, lokasi rumah sakit ini mudah dijangkau untuk mengadakan survei pada pasien dewasa di poli penyakit dalam. 3

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana keterkaitan antara IMT dengan kadar profil lipid pada pasien dewasa di Bagian Penyakit Dalam? 1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan IMT dengan kadar profil lipid pada pasien usia dewasa di Bagian Penyakit Dalam 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: - Mengidentifikasi kadar profil IMT pada pasien dewasa berdasarkan usia dan jenis kelamin di Bagian Penyakit Dalam - Mengidentifikasi kadar profil lipid pada pasien dewasa berdasarkan usia dan jenis kelamin di Bagian Penyakit Dalam - Menganalisis hubungan IMT dengan kadar profil lipid di Bagian Penyakit Dalam 1.4. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 4

1. Surabaya, sebagai bahan informasi yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan lebih optimal di Surabaya 2. Masyarakat, sebagai sebagai bahan penejelasan mengenai profil IMT dan kadar profil lipid maupun keterkaitannya pada pasien dewasa. 3. Penulis, sebagai pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah wawasan peneliti mengenai profil IMT dan kadar profil lipid pada pasien dewasa di bagian penyakit dalam Rumah Sakit PHC. 5