ANALISA SIMULASI MOBILE IPv6 (MIPv6) PADA JARINGAN WLAN

dokumen-dokumen yang mirip
NETWORK MANAGEMENT TASK 2

RANCANG BANGUN SIMULASI MOBILE IP PADA JARINGAN WLAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

Simulasi dan Analisis Mobile IPv6 dengan Menggunakan Simulator OMNeT++ Gede Pradipta Yogaswara gunadarma.ac.id Jurusan Teknik

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

ANALISA PENGARUH ROUTER ADVERTISE INTERVAL PADA PERFORMA JARINGAN MIPV6 MENGGUNAKAN SIMULATOR JARINGAN OPNET

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 KONSEP MOBILE IP. Mobile IPv4 mendukung IPv4 node untuk mobile atau berpindah dari suatu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB III PERANCANGAN SISTEM

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

Gambar 3.1 Tahapan NDLC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006/2007

Komunikasi dan Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

LAPORAN SKRIPSI. ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN OSPF PADA IPv4 DAN IPv6 MENGGUNAKAN GNS3

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Komunikasi dan Jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP harus mampu mengikuti

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

Teknologi Komunikasi Data Jaringan Nirkabel. Adri Priadana - ilkomadri.com

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Secure Soket Layer (SSL) Dan Protokol Point To Point Protocol (PTTP) Terhadap Quality Of Service

JARINGAN KOMPUTER NIRKABEL AD HOC MODE WLAN

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Security Policy Development Life Cycle (SPDLC)

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB III ANALISA DAN RANCANGAN PROGRAM

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

DESAIN DAN ANALISA INFRASTRUKTUR JARINGAN WIRELESS DI PDII-LIPI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE (NDLC)

Fungsi Address Resolution Protocol dalam Ethernet (Address Resolution Protocol Functions in The Ethernet)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI

IPV4 DAN IPV6 TRANSITION MENGGUNAKAN DUAL STACK PADA JARINGAN WIRELESS MODE AD-HOC TUGAS AKHIR

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

Bab 3 Parameter Simulasi

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

Analisa Perbandingan Kinerja Protokol OSPFv3 dan RIPng pada Aplikasi FTP di Jaringan Mobile

ANALISIS KINERJA TRAFIK VIDEO CHATTING PADA SISTEM CLIENT-CLIENT DENGAN APLIKASI WIRESHARK


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau

VLAN Sebagai Solusi Infrastruktur Jaringan Yang Lebih Efisien

Bab 3 Metode Perancangan

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

PERANCANGAN DAN REALISASI APLIKASI SOFTPHONE PADA JARINGAN VOIP BERBASIS SIP UNTUK SMARTPHONE ANDROID

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

Transkripsi:

ANALISA SIMULASI MOBILE IPv6 (MIPv6) PADA JARINGAN WLAN Oleh: Igor Novid 1, Zaini 1, Ihsan Lumasa Rimra 2 1 Teknik Elektro UNAND, 2 Teknik Elektro Politeknik Negri Padang Abstrak Mobile IP (MIP) adalah mekanisme adelivery untuk mengirim alamat IP yang sebe lumnya digunakan sehingga ketika perangkat terhubung Local Area Networks Wireless (WLAN) tidak perlu melakukan konfigurasi ulang saat bergerak. MIPv6 simulasi dilakukan dalam tiga kondisi menggunakan Network Simulator 2 (NS -2). Kondisi pertama adalah mensimulasikan 4 (empat) node nirkabel dan gerakan berurutan dari node nirkabel 1 (W1) ke W4. Kondisi kedua menggunakan jumlah yang sama node nirkabel tetapi berbeda dalam gerakan. Kondisi ketiga memiliki 2 (dua) node nirkabel sebagai standart waktu handoff. An alisis hasil simulasi dari setiap kondisi menunjukkan parameter yang mempengaruhi waktu handoff. Kata Kunci: waktu handoff, NS-2, MIP, MIPv6, node nirkabel. Abstrac Mobile IP (MIP) is adelivery mechanism to send previously used IP address so that when the devices is connected to Wireless Local Area Networks (WLANs) not need to do reconfiguration when moving. MIPv6 simulation is performed in three conditions using Network Simulator 2 (NS-2). First condition is simulate 4 (four) wireless node and sequential movement from wireless node 1 (W1) to W4. Second condition using same amount of wireless node but different in movement. Third condition has 2 (two) wireless node as standart of handoff time. Simulation result analysis of each conditions show the parameters that affect the handoff time. Keywords: handoff time, NS-2, MIP, MIPv6, wireless node. I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Komunikasi bergerak berkembang dengan pesat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dunia. Dengan banyaknya titik hubung (Attachment Points/AP) seperti jaringan seluler, Wireless Local Area Network (WLAN) dan Wireless Personal Area Network (WPAN) akan membuat komunikasi lebih mudah dan pergerakan lebih banyak (Aldalaty, 2009). Teknologi dalam telekomunikasi seluler terbaru adalah 4G dengan layanan IP based (yang memungkinkan melakukan pembicaraan telepon melalui internet) dan menggunakan jaringan internet, memiliki kriteria yang hampir sama dengan WLAN. Dengan persamaan kriteria inilah dilakukan penelitian oleh Hyung- Yu Wey untuk penggabungan 4G dengan WLAN yang menjadikan perpindahan komunikasi dari WLAN ke 4G atau sebaliknya menjadi lancar dan user sama sekali tidak merasakan perpindahan tersebut (Wey, 2004). Perancangan teknologi 4G berdasarkan teknologi pendahulunya, yaitu diawali dengan teknologi 1G dengan layanan suara analog. Dilanjutkan dengan 2G yang menyediakan layanan digital, kecepatan 2G yang masih kurang ditingkatkan dengan penambahan saluran radio frekuensi. Tetapi hal utama yang membuat 2G menjadi 2.5G adalah mulai dikenalkan akses internet melalui seluler. Setelah itu teknologi 3G dengan fitur percakapan video, dan diperbaiki pada teknologi 4G yang mampu mengirimkan percakapan video dengan kualitas yang lebih baik. Semua AP memiliki radius sinyal, jika semakin jauh dari AP maka kualitas sinyal semakin menurun. Saat kualitas sinyal menjadi Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 28

buruk (bahkan hilang), perangkat yang berkomunikasi dengan AP seperti notebook, tablet PC dan smartphone untuk WLAN/WPAN; handphone, tablet PC dan smartphone untuk jaringan seluler (yang na ntinya disebut mobile device/md) akan melakukan pencarian AP dengan sinyal baik (Perkins, 1997). Saat MD menemukan sinyal yang baik, MD melakukan proses pemindahan dari satu AP ke AP yang lain (handoff). Pada WLAN/WPAN, saat terhubung dengan AP yang baru, MD akan melakukan konfigurasi ulang (DiNicolo, 2012). Hal ini tentu akan menyebabkan streaming yang dilakukan menjadi terputus, pemutusan ini merupakan hal yang tidak boleh terjadi untuk komunikasi. Berbeda dengan jaringan seluler, masalah handoff ini telah diatasi. Menghindari konfigurasi ulang MD saat handoff pada WLAN/WPAN, dikeluarkanlah ide untuk Mobile Internet Protokol (Mobile IP/MIP). MIP adalah sebuah mekanisme pengiriman alamat IP yang ada pada home network(hn) agar bisa digunakan sebagai alamat IP oleh MD (Redi, 1998). MIP mempunyai tiga tahapan cara kerja. Pertama, MD mencari hubungan dengan sebuah jaringan WLAN/WPAN. Kedua, saat hubungan terjadi MD akan memberikan informasi untuk HN terhadap jaringan WLAN/WPAN. Ketiga, jaringan WLAN/WPAN menghubungi HN, dan dibalas oleh HN dengan mengirimkan alamat IP yang nantinya digunakan sebagai alamat IP oleh MD (Perkins, 1997). Berdasarkan cara kerja MIP, dapat disimpulkan bahwa saat terjadi handoff MD tidak akan melakukan konfigurasi ulang. Dan dengan tidak adanya konfigurasi ulang, komunikasi antara MD dengan WLAN/WPAN tidak akan terputus. I.2 Tujuan 1. Membuat simulasi MIPv6 dengan menggunakan 4 (empat) node wireless, sehingga membuat pergerakan MD lebih terlihat dan menjadikan simulasi mendekati keadaan sesungguhnya. 2. Dengan menjadikan kondisi pergerakan MD menjadi 2 (dua) rute, diharapkan hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda. 2. Tinjauan Pustaka Proses MIP secara singkat dapat dilihat sebagai berikut (Blanchet, 2006): 1. MD menggunakan alamat permanen, alamat home, ketika dilokasikan pada jaringan home. Jika sebuah node mengirim datagram ke MD (langkah 1 pada gambar II.13), node tersebut mengirim ke alamat home dari MD. 2. MD menerima datagram pada jaringan home. 3. Ketika MD mengunjungi sebuah jaringan, jauh dari jaringan home, menerima alamat IP sementara dari jaringan yang dikunjungi, disebut CoA. 4. MD mendaftarkan CoA ini ke HA. Gambar 2.1 Proses dasar MIP 2.1. MD saat di Home Home pada terminologi MIP tidak berhubungan dengan home (rumah) fisik tempat seseorang tinggal, tetapi didefinisikan sebagai tempat permanen dimana alamat IP permanen berada dan agen penerus permanen pengarah traffic ke alamat permanen IP. Untuk pekerja, home network biasanya jaringan organisasi tempat alamat IP permanen diberikan dan router pada jaringan tersebut mengambil alih fungsi Home Agent (HA). HA MIP adalah router yang dikonfigurasi secara khusus menerapkan MIP. Pada saat tertentu, HA mengirim Router Advertisement (RA) dengan data MIP khusus untuk memberi tahu MD bahwa HA tersedia pada jaringan dan advertising prefix. MD menerima advertisement tersebut dan membandingkan prefix jaringan yang diterima dengan prefix home yang disimpan sebelumnya. Jika kedua prefix sama, MD tahu bahwa prefix Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 29

berasal dari home. Alamat home adalah alamat permanen digunakan untuk semua hubungan, baik saat home atau mengunjungi jaringan lainnya. Saat berada pada home, MD bertindak sebagai node IP normal. Tidak ada terjadi pemrosesan mobilitas khusus. MD mengirim paket dengan alamat home sebagai alamat sumber. 2.2. MD saat jauh dari Home Fungsi MIP bisa dilakukan saat MD tahu kapan akan berpindah, untuk mengetahui kapan MD berpindah dengan membandingkan alamat home yang disimpan dengan alamat baru yang diterima. Jika alamat sama, MD berada pada home, demikian sebaliknya. MD mengunjungi jaringan mendapatkan alamat IPv6 secara konfigurasi otomatis atau DHCPv6. Correspondent Node (CN) mengenali MD dengan alamat home. Pada dasarnya, CN mengirim datagram ke alamat home. HA dengan MD tidak berada pada home, menerima paket yang dialamatkan ke home. Kemudian enkapsulasi paket tersebut dengan paket IPv6 yang memiliki alamat Care of Address (CoA) dari MD, setelah it mengirimkan paket terenkapsulasi ke MD yang berada pada jaringan lain. 2.3. MD kembali ke Home Ketika MD kembali ke home, MD melakukan proses pembandingan alamat jaringan dengan alamat home. Jika hasil pembandingan sama, maka fungsi MIP tidak lagi digunakan untuk mengirim paket ke CN. Walaupun demikian, Binding Update (BU) tetap dikirim ke HA dan CN untuk memberitahu lokasi MD yang baru. Gambar 2.2 Gambaran aplikasi dan stack IP dari MIP MIP mengatur perubahan alamat sumber pada stack IP untuk kedua peer, mengembalikan alamat permanen sebagai alamat sumber hubungan saat CN menerima paket dari stack. 2.5. Keamanan MIP sebenarnya adalah protokol routing host, dirancang untuk mengubah routing normal pada host tertentu. Cara mengirim datagram ke sebuah host pada MIP berubah, sehingga bisa mendatangkan serangan aktif atau pasif baru, denial of service (DoS) atau ancaman keamanan umum lainnya (Mankin, 2001). BU yang membawa informasi untuk CN tentang CoA MD yang baru, diperiksa keaslian secara implisit oleh CN apakah BU tidak berasal dari node penyerang. Untuk menjamin keaslian BU, CN dan MD membutuhkan hubungan keamanan. Karena tidak ada infrastruktur public-key global pada Internet, tidak ada cara lain untuk menjamin keamanan. 2.4. Kriteria MIP Aplikasi pada MD selalu menggunakan alamat permanen, disebut home address sebagai alamat sumber paket pada MD. Gambar II.16 menunjukkan layer yang digunakan alamat IP untuk mengatur agar bisa mobilitas, saat MD mengirimkan paket ke node tujuan. Gambar 2.3 Prosedur rutebilitas kembali (return routability procedure) Tujuan prosedur ini untuk membuat hubungan antara CN dan MD dengan CN Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 30

mempunyai cara untuk memastikan BU yang dikirim MD benar-benar berasal dari MD yang mempunyai alamat IP home. Proses melibatkan MD mengirim kunci yang dibuat secara acak melalui HA dan dibalas ke CN. Proses kriptografi membuat sebuah cache pada CN untuk membuktikan BU yang akan datang. 3. Metode Penelitian 3.1.Alur Kerja Penelitian Alur kerja penelitian dapat dilihat pada flowchart berikut: Gambar 3.2 Flowchart program yang akan dikerjakan. Pengaturan topologi dengan NAM pada NS2 yang ditunjukkan pada gambar III.2. Gambar 3.1Tahapan jalannya penelitian 3.2. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian mencakup hardware dan software berikut: 1. Hardware: Laptop Toshiba Satellite L510, Pentium Dual-Core CPU T4400 (2.20 GHz), 1GB DDR2 dan 300GB HDD 2. Software: a. Windows XP Professional SP3 b. Cygwin c. Ns-allinone-2.31 d. FHMIP 1.3.1 3.3. Rancangan yang Digunakan Simulasi dibuat berdasarkan flowchart dan topologi sederhana. Flowchart program dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.3 Skema Topologi Jaringan Dengan medium wireless 802.11 1Mbps, jaringan yang terhubung dengan Mobile Anchor Point (MAP) menggunakan kabel 10Mbps dan jaringan backbone terhubung menggunakan kabel 100Mbps, demikian juga untuk jaringan antara HA dan CN yang terhubung menggunakan kabel 100Mbps. Sumber untuk simulasi menggunakan UDP CBR yang menyediakan traffic konstan tanpa proses acknowledgment terlebih dahulu. Traffic ini biasa digunakan oleh aplikasi real-time tanpa mekanisme recovery dan memudahkan untuk melakukan analisa. Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 31

4. Hasil dan Pembahasan Simulasi berlangsung selama 53 detik untuk keadaan pertama dan kedua, 20 detik untuk keadaan ketiga. Dengan waktu untuk masingmasing nodewireless selama 10 detik termasuk perjalanan MD menuju masing-masing node wireless. Tabel 4.1 Waktu saat terjadi permintaan dan balasan antara MD dengan W1 keadaan pertama Event Waktu terjadi MD mengirim permintaan (T 1 ) 0 W1 menerima permintaan (T 2 ) 0.640047 W1 mengirim balasan (T 3 ) 1.171094 MD menerima balasan (T 4 ) 0.640047 MD mulai melakukan pengiriman data (T 5 ) 0.01 Maka waktu handoff kondisi pertama: Didapatkan: 2.461188 mdetik Gambar 4.1 simulasi kondisi pertama Simulasi MIPv6 dilakukan dengan MD melakukan pergerakan dari HA menuju FN (ForeignNetwork). FN terdiri dari 4 node wireless untuk kondisi pertama dan kedua. Perbedaan antara kondisi pertama dan kedua adalah pada pergerakan MD. Kondisi pertama, MD bergerak dari HA menuju W1 yang terdapat pada FN. Setelah terjadi handoff dan MD terhubung dengan W1, pergerakan MD dilanjutkan menuju W2, W3, W4 dan kembali ke HA. Waktu untuk masingmasing pergerakan MD disediakan selama 10 detik termasuk untuk waktu tempuh yang dibutuhkan MD menuju setiap node. Kondisi kedua diawali dengan pergerakan MD dari HA menuju W4. Saat MD telah melakukan handoff dan terhubung dengan W4 yang terdapat pada jaringan FN, MD melakukan pergerakan menuju W2, W3, W1 dan kembali ke HA. Seperti kondisi pertama, waktu yang disediakan termasuk pergerakan MD menuju masing-masing node adalah 10 detik. Berbeda dengan kondisi pertama dan kedua yang memiliki 4 node wireless pada FN. FN pada kondisi ketiga hanya memiliki 2 node wireless. Kondisi ketiga berfungsi sebagai patokan waktu handoff. Data simulasi pada masing-masing keadaan menunjukkan waktu handoff berbeda-beda. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2Waktu saat terjadi permintaan dan balasan antara MD dengan W4 keadaan kedua Event Waktu terjadi MD mengirim permintaan (T 1 ) 0 W4 menerima permintaan (T 2 ) 0.640053 W4 mengirim balasan (T 3 ) 1.091107 MD menerima balasan (T 4 ) 0.640054 MD mulai melakukan pengiriman data (T 5 ) 0.544 Waktu handoff kondisi kedua: 2.915214 mdetik. Tabel 4.3 Waktu saat terjadi permintaan dan balasan antara MD dengan W1 keadaan ketiga Event Waktu terjadi MD mengirim permintaan 0 (T 1 ) W1 menerima permintaan 0.640047 (T 2 ) W1 mengirim balasan (T 3 ) 0.846094 MD menerima balasan (T 4 ) 0.640047 MD mulai melakukan 0.01 pengiriman data (T 5 ) Waktu handoff kondisi ketiga: 2.136188 mdetik. Pengiriman data yang terjadi pada saat handoff untuk masing-masing kondisi dapat dilihat pada gambar berikut: Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 32

Gambar 4.2 Transaksi data antara MD dan W1 selama handoff Gambar 4.2 menunjukkan waktu handoff terjadi saat simulasi dilakukan untuk kondisi pertama. Berdasarkan tabel IV.1 hingga IV.3, tahapan handoff masing-masing keadaan simulasi hampir sama, maka transaksi data untuk kondisi kedua dan ketiga memiliki skema yang sama dengan kondisi pertama. Perbedaan hanya pada waktu saat transaksi terjadi. Saat proses handoff terjadi, proses BU, CoA dan RA juga terjadi. Dan pada gambar IV.2 proses tersebut tidak diperlihatkan karena telah termasuk pada jarak waktu yang telah ada. Berdasarkan data simulasi masing-masing keadaan, terjadi perbedaan waktu handoff. Perbedaan inidisebabkan karena: Jarak antara MD dengan W1 pada kondisi pertama lebih dekat dibandingkan dengan jarak antara MD dengan W4 pada kondisi kedua. Jumlah node wireless pada kondisi pertama lebih banyak dibandingkan dengan kondisi ketiga yang mempengaruhi kinerja MAP. Jumlah node wireless yang terlibat saat proses handoff. Pada keadaan pertama node yang terlibat hanya MD dan W1, dan pada keadaan kedua yang terlibat adalah MD, W1 dan W4. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Hasil trace menunjukkan bahwa alamat IP yang digunakan MD tidak mengalami perubahan. Hal ini membuktikan bahwa simulasi MIPv6 menggunakan NS2 telah berhasil dilakukan. Waktu handoff pada masing-masing keadaan tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, yaitu antara 0.324992 hingga 0.779026 mdetik. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan handoff dipengaruhi oleh jarak, jumlah node wireless pada FA dan jumlah node wireless yang terlibat saat proses handoff. 5.2. Saran Untuk perkembangan selanjutnya, bisa dengan menambahkan MAP atau MD lebih dari 1 (satu). Sehingga simulasi menjadi lebih mendekati keadaan yang sesungguhnya, selain dengan membuat pergerakan MD menjadi berbeda. Daftar Pustaka [1]. Aldalaty, K. E. (2009). Mobile IP Handover Delay Reduction Using Seamless Handover Architecture. Blekinge Institute of Technology. [2]. Anjum, F. (2003). Voice Performance in WLAN Network - An Experimental Study. United States of America: Telecordia Technologies; Toshiba America Research. [3]. Blanchet, M. (2006). Migrating to IPv6 A Practical Guide to Implementing IPv6 in Mobile and Fixed Network. Quebec: John Wiley & Sons, Ltd. [4]. DiNicolo, A. (2012). Mobile IP Over WLAN Simulation Using NS2. ENSC 427. [5]. Mankin, A. (2001). Threat Models Introduced by Mobile IPv6 and Requirements for Security in Mobile IPv6. Internet-Draft draft-teammobileip-mipv6-sec-reqts-00. [6]. Perkins, C. E. (1997). Mobile IP. IEEE Communications Magazine. [7]. Redi, J. (1998). Mobile IP: A Solution for Transparent, Seamless Mobile Computer Communications. United States of America: Microsoft Research. [8]. Wey, H.-Y. (2004). Two-Hop-Relay Architecture for Next-Generation WWAN/WLAN Integration. Columbia University: IEEE Wireless Communication. Jurnal Teknik Eletro ITP, Volume 3 No. 1; Januari 2014 33