UNIVERSITAS DIPONEGORO PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CILACAP KABUPATEN CILACAP MELALUI PENINGKATAN KUALITAS FISIK LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. oleh: KURNIA RIZKI HANJANI NIM Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Bambang Setioko, M.Eng Dr. Ir. Titien Woro Murtini, MSA

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

TAMAN BERTEMA INDOOR TRANS STUDIO SEMARANG

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG TUGAS AKHIR BITANIA DYAH MUSTIKANINGRUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SPA HOTEL DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Eko Arsitektur

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

UNIVERSITAS DIPONEGORO. Taman Rekreasi Pendidikan di Semarang Penekanan Desain Universal Desain TUGAS AKHIR DIMAS DISEPTYANTO L2B

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERPUSTAKAAN UMUM DENGAN KONSEP EDUTAINMENT DI KOTA YOGYAKARTA

UNIVERSITAS DIPONEGORO ASRAMA MAHASISWA DI DEPOK, JAWA BARAT TUGAS AKHIR PRIYANDRA ARYO WICAKSONO

Desa Wisata Keseneng

PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA KAWASAN KOKROSONO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

REST AREA JALAN RAYA SRAGEN-NGAWI KM.14 SRAGEN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN Dengan Penekanan Desain Sustainable Settlement

LP3A SEKOLAH INKLUSI DI KABUPATEN BOYOLALI ISTI NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (KHUSUS MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK) TUGAS AKHIR MOHAMMAD IQBAL HILMI L2B009060

HOTEL RESORT GUCI KABUPATEN TEGAL

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL APARTEMEN DI KAWASAN BEKASI KOTA TUGAS AKHIR INTAN FITYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO HOTEL WISATA DI SENGGIGI, LOMBOK TUGAS AKHIR PRAMUDITA MAHOTTAMA SAKTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (LP3A)

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

PENGEMBANGAN PANGGUNG BUDAYA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN BUDAYA CIREBON (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUSUNAWA DI KOTA SEMARANG (PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE ARCHITECTURE) TUGAS AKHIR ERWIN TOMMY H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA TUGAS AKHIR PADMO PRABOWO AJIBASKORO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT BUDAYA DAN PARIWISATA KARESIDENAN MADIUN TUGAS AKHIR FARY NUR FAIZAL

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR SIGIT RIANTO NIM

Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PURDYAH AYU K. PUTRI

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL REDESAIN RUMAH SAKIT KHUSUS MATA KELAS A CICENDO BANDUNG TUGAS AKHIR M HABYLL PRIYATAMA G

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

TUGAS AKHIR. oleh: ANHAR FARIS NOVIANTONO NIM Dosen Pembimbing: Ir. Dhanoe Iswanto, MT Ir. Budi Sudarwanto, M.Si

BEACH RESORT DI KAWASAN PANTAI KLAYAR DENGAN PENEKANAN KONSEP EKO ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO KANTOR BPN KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR RISTA DHIAN ANGGOROWATI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO APARTEMEN DI JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR YUDHI PRATAMA L2B FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL REDESAIN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA KOTA SOREANG TUGAS AKHIR AAM MUHARAM ALJABAR

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO BENGKEL KERETA API DI SEMARANG TUGAS AKHIR PUTERA MARHADIKA WIBOWO

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG TUGAS AKHIR DISA CERIA PERMATASARI

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA AIR PANAS GUCI KABUPATEN TEGAL Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik - Frank Lioyd Wright

PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

TUGAS AKHIR 135 KRAKATOA BAY RESORT HOTEL

WATERPARK DI KAWASAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAMPOENG WISATA TAMAN LELE SEMARANG Dengan Penekanan Desain Green Architecture

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PEMBANGUNAN HOTEL IMPERIUM ASTON TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI PUSAT KOTA PURWOKERTO

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

RELOKASI DAN PENGEMBANGAN SLB/A DRIA ADI SEMARANG

UNIVERSITAS DIPONEGORO DESAIN SMA NEGERI 54 JAKARTA (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN) TUGAS AKHIR DEASY OLIVIA L2B

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RESORT HOTEL TEBING BEKAH DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODEREN

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO KONDOMINIUM DI KOTA BEKASI TUGAS AKHIR ADHITYA UTAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO TERMINAL BUS TIPE A KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR TRI WIDAYANTO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS DIPONEGORO. MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI YOGYAKARTA Dengan Penekanan Desain Green Architecture TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

Transkripsi:

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CILACAP KABUPATEN CILACAP MELALUI PENINGKATAN KUALITAS FISIK LINGKUNGAN TUGAS AKHIR CORA MARETHA L2D607009 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG April 2012

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CILACAP KABUPATEN CILACAP MELALUI PENINGKATAN KUALITAS FISIK LINGKUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana CORA MARETHA L2D607009 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG April 2012 i

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh : NAMA : Cora Maretha NIM : L2D607009 Jurusan : Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas : Teknik Judul Tugas Akhir : Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Lingkungan Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. TIM PENGUJI Pembimbing : Ir. Sunarti, MT (... ) Penguji I : Samsul Ma rif, SP, MT (... ) Penguji II : Diah Intan Kusuma Dewi, ST.M.Eng (... ) Semarang, April 2012 Mengetahui, Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Dr. Ing. Asnawi,ST NIP. 197107241997021001

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama NIM Jurusan Fakultas Jenis Karya : Cora Maretha : L2D607009 : Perencanaan Wilayah & Kota : Teknik : Tugas Akhir demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Lingkungan beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada Tanggal : April 2012 Yang menyatakan Cora Maretha

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir yang berjudul, Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Lingkungan ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. NAMA NIM : CORA MARETHA : L2D607009 Tanda Tangan :... Tanggal : APRIL 2012

ABSTRAK Permukiman di kawasan pesisir saat ini berkembang pesat, masyarakat memilih bermukim di pesisir karena dekat dengan sumber mata pencahariannya sebagai nelayan. Permukiman nelayan pada umumnya terbentuk secara alami dan tanpa bantuan pemerintah, sehingga tidak dilengkapi prasarana permukiman yang memadai, seperti di kampung nelayan Kelurahan Cilacap. Kondisi permukiman di kawasan ini sangat padat dengan sistem sanitasi dan drainase yang kurang memadai sehingga terjadi banjir saat hujan lebat. Selain itu ekonomi masyarakat yang rendah menyebabkan mereka tidak mampu memperbaiki fisik lingkungannya secara swadaya, sehingga kondisi permukiman pun terkesan kumuh. Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui penaatan kawasan permukiman yang tepat untuk permukiman Kelurahan Cilacap. Tujuan dari penelitian adalah merumuskan bentuk penataan kawasan permukiman kumuh yang ada di wilayah pesisir Kelurahan Cilacap dari fisik bangunan dan lingkungan permukiman. Sasaran yang dilakukan dalam penelitian untuk menunjang pencapaian tujuan yaitu dengan mengidentifikasi kondisi fisik, sosial dan ekonomi masyarakat, lalu dilakukan analisis karakteristik fisik permukiman, sosial, ekonomi, dan kebijakan serta tingkat kekumuhan Metode penelitian yang digunakan berupa metode kuantitatif dengan teknik analsis deskriptif dan pembobotan untuk menganalisis data yang dikumpulkan secara primer dan sekunder. Output yang dihasilkan pada penelitian ini adalah bentuk penataan kawasan permukiman kumuh dengan peningkatan kualitas fisik. Hasil temuan analisis yang didapat yaitu, kondisi permukiman kumuh di wilayah studi terbagi menjadi kawasan tingkat kumuh sedang dan kumuh tinggi. Kondisi permukiman di kawasan tingkat kumuh sedang yaitu mayoritas hunian bertipe permanen dengan kondisi prasarana banyak yang rusak, tetapi kondisi perekonomian masyarakat baik serta memiliki kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan kondisi tersebut penataan yang dilakukan dengan merehabilitasi permukiman dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar bersedia menyisihkan penghasilannya untuk perbaikan permukiman. Sedangkan kawasan permukiman dengan tingkat kekumuhan tinggi, kondisi perumahan dominan bertipe temporer dan berada di lahan illegal, penyediaan prasarana pun masih terbatas, dan kondisi perekonomian rendah serta belum seluruh masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Penataan yang dilakukan untuk kawasan kumuh tingg yaitu dengan merelokasi permukiman yang berada dilahan illegal serta melakukan peremajaan kawasan. Kata kunci: Kawasan Pesisir, Permukiman kumuh, dan penataan permukiman. ii

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul Penataan Permukiman Kumuh di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Lingkungan dapat terselesaikan. Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ing. Asnawi,ST selaku Ketua Jurusan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. 2. Ibu Ir. Sunarti, MT sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Samsul Ma arif, SP, MT sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan tugas akhir ini. 4. Diah Intan Kusuma Dewi, ST.M.Eng sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan tugas akhir ini. 5. Bapak Dr. Sc. Agr. Iwan Rudiarto, ST, M.Sc; Ibu Santy Paulla Dewi ST, MT dan Bapak Anang Wahyu Sejati, ST, MT selaku koordinator tugas akhir yang telah mengkoordinir pelaksanaan sidang. 6. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. 7. Orang tua, kakak dan adik yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta selalu mendoakan. 8. Bapak dan Ibu Pemerintah Kota Cilacap yang telah memberikan data dan informasi selama penelitian di lapangan, serta masyarakat Kelurahan Cilacap yang telah memberikan informasi. 9. Seluruh teman-teman ekstensi angkatan 2007 Planologi UNDIP. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas akhir ini untuk itu mohon maaf. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semarang, April 2012 Cora Maretha NIM. L2D 607 009 iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan dan Sasaran... 4 1.3.1 Tujuan... 5 1.3.2 Sasaran... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Lingkup Kegiatan... 6 1.5.1 Lingkup Substansial... 6 1.5.2 Lingkup Wilayah... 6 1.6 Keaslian Penelitian... 7 1.7 Kerangka Pemikiran... 8 1.8 Metode Penelitian... 11 1.8.1 Pendekatan Penelitian... 11 1.8.2 Tahapan Pengumpulan Data... 11 1.8.3 Teknik Sampling... 13 1.8.4 Teknik Pengolahan Data... 14 1.8.5 Teknik Analisis... 16 1.8.6 Kerangka Proses Analisis... 18 1.9 Sistematika Penyusunan Laporan... 20 iv

BAB II KAJIAN PERMUKIMAN KUMUH KAWASAN PESISIR... 21 2.1 Definisi Wilayah Pesisir... 21 2.2 Definisi Perumahan dan Permukiman... 22 2.2.1 Perumahan dan Permukiman... 22 2.2.2 Permukiman Kumuh... 23 2.3 Standar Perumahan dan Permukiman... 28 2.4 Pengelolaan Pesisir... 32 2.5 Perbaikan Permukiman... 37 2.6 Rangkuman Kajian Teori... 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN CILACAP... 44 3.1 Gambaran Umum Kota Cilacap... 44 3.2 Karakteristik Fisik Permukiman Kelurahan Cilacap... 47 3.2.1 Kondisi Fisik Alam... 48 3.2.2 Penggunaan Lahan... 49 3.2.3 Karakteristik Fisik Bangunan... 51 3.2.4 Kondisi Prasarana Permukiman... 52 3.3 Karakteristik Sosial Masyarakat Kelurahan Cilacap... 56 3.3.1 Kepadatan Penduduk... 57 3.3.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat... 58 3.4 Karakteristik Ekonomi Masyarakat Kelurahan Cilacap... 59 3.5 Kebijakan Penataan Permukiman Kumuh Pesisir Cilacap... 60 BAB IV ANALISIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CILACAP... 65 4.1 Analisis Karakteristik Fisik Lingkungan Permukiman Kumuh... 65 4.1.1 Analisis Kondisi Spasial Lahan Hunian... 66 4.1.2 Analisis Kondisi Fisik Bangunan... 69 4.1.3 Analisis Kondisi Prasarana Permukiman... 81 4.2 Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat... 87 4.2.1 Analisis Alasan Bermukim... 88 4.2.2 Analisis Tingkat Pendidikan Masyarakat... 89 4.3 Analisis Karakteristik Perekonomian Masyarakat... 90 v

4.3.1 Analisis Mata Pencaharian Masyarakat... 91 4.3.2 Analisis Tingkat Perekonomian Masyarakat... 92 4.4 Analisis Tingkat Kekumuhan Kawasan... 94 4.5 Analisis Kebijakan Rencana Penataan Permukiman... 104 4.6 Analisis Bentuk Penataan Permukiman... 107 4.6.1 Analisis Bentuk Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Sedang... 107 4.6.2 Analisis Bentuk Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Tinggi... 111 BAB V PENUTUP... 118 5.1 Kesimpulan... 118 5.2 Rekomendasi... 120 DAFTAR PUSTAKA... 121 LAMPIRAN... 123 vi

DAFTAR TABEL Tabel I.1 Keaslian Penelitian... 8 Tabel I.2 Kebutuhan Data... 13 Tabel I.3 Komponen Penilaian Tingkat Kekumuhan... 17 Tabel II.1 Variabel Penelitian... 41 Tabel III.1 Luas Wilayah Menurut Ketinggian per Kecamatan di Administratis Kota Cilacap... 44 Tabel III.2 Luas Wilayah Menurut Kelerengan per Kecamatan di Administratis Kota Cilacap... 46 Tabel III.3 Jenis Penggunaan Lahan Kota Cilacap... 47 Tabel III.4 Jenis Rumah di Kelurahan Cilacap... 51 Tabel III.5 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Cilacap Tahun 2010... 57 Tabel III.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Cilacap Tahun 2010... 58 Tabel III.7 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kelurahan Cilacap Tahun 2010... 58 Tabel III.8 Jenis Mata Pencaharian Masyarakat di Kelurahan Cilacap Tahun 2010... 59 Tabel IV.1 Status Kepemilikan Lahan... 70 Tabel IV.2 Permanensi Bangunan Rumah... 71 Tabel IV.3 Kondisi KDB... 74 Tabel IV.4 Kepadatan Hunian... 75 Tabel IV.5 Tingkat Pendidikan Masyarakat... 90 Tabel IV.6 Tingkat Perekonomian Masyarakat... 93 Tabel IV.7 Rincian Penilaian untuk Observasi... 95 Tabel IV. Penilaian Kondisi Jalan Berdasarkan Persebaran Permukiman... 96 Tabel IV. Penilaian Kondisi Drainase Berdasarkan Persebaran Permukiman... 96 Tabel IV. Penilaian Kondisi Persampahan Berdasarkan Persebaran Permukiman... 96 Tabel IV. Penilaian Kondisi Sanitasi Berdasarkan Persebaran Permukiman... 96 Tabel IV. Penilaian Fisik Bangunan Berdasarkan Persebaran Permukiman... 96 Tabel IV. Penilaian Kepadatan Hunian Berdasarkan Persebaran Permukiman... 97 vii

Tabel IV. Penilaian Tingkat Perekonomian Berdasarkan Persebaran Permukiman... 97 Tabel IV. Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Temporer... 99 Tabel IV. Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Semi Permanen... 100 Tabel IV. Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Permanen... 102 Tabel IV. Tingkat Kekumuhan Kawasan... 102 Tabel IV. Analisis Bentuk Penataan Berdasarkan Karakteristik Kawasan Kumuh Sedang... 108 Tabel IV. Analisis Bentuk Penataan Berdasarkan Karakteristik Kawasan Kumuh Tinggi... 112 viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kondisi Permukiman Nelayan... 3 Gambar 1.2 Peta Deliniasi Wilayah Studi Kelurahan Cilacap... 7 Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran... 10 Gambar 1.4 Proses Analisis... 19 Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Cilacap... 45 Gambar 3.2 Peta Administrasi Kelurahan Cilacap... 48 Gambar 3.3 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Cilacap... 50 Gambar 3.4 Tipe Rumah Permanen dan Temporer... 51 Gambar 3.5 Kondisi Permukiman yang Padat dan Tidak Teratur... 52 Gambar 3.6 Klasifikasi Jalan... 53 Gambar 3.7 Kondisi Jalan Paving Hasil PNPM... 54 Gambar 3.8 Kondisi TPS di Kelurahan Cilacap... 55 Gambar 3.9 Permasalahan Prasarana Permukiman di Kelurahan Cilacap... 56 Gambar 3.10 Kegiatan Nelayan... 60 Gambar 3.11 Rencana Tata Guna Lahan Kelurahan Cilacap 2014... 64 Gambar 4.1 Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan... 67 Gambar 4.2 Lokasi Kerawanan Bencana... 69 Gambar 4.3 Status Kepemilikan Lahan... 71 Gambar 4.4 Tipe Bangunan Rumah... 72 Gambar 4.5 Zoning Berdasarkan Permanensi Bangunan... 73 Gambar 4.6 Zoning Berdasarkan Kepadatan Hunian... 76 Gambar 4.7 Kondisi Fisik Permukiman... 77 Gambar 4.8 Persebaran Permukiman Berdasarkan Permanensi Bangunan... 80 Gambar 4.9 Kondisi Kerusakan Jalan... 82 Gambar 4.10 Kondisi Drainase... 83 Gambar 4.11 Kondisi Prasarana Sanitasi... 85 Gambar 4.12 Kondisi Persampahan... 86 Gambar 4.13 Kegiatan Nelayan saat di Darat... 87 ix

Gambar 4.14 Persebaran Penduduk Berdasarkan Alasan Bermukim... 89 Gambar 4.15 Jenis Mata Pencaharian... 91 Gambar 4.16 Jenis Perahu yang Digunakan Nelayan... 92 Gambar 4.17 Peta Analisis Tingkat Kekumuhan Kawasan... 103 Gambar 4.18 Bantuan Perbaikan dari Pemerintah... 106 Gambar 4. Kondisi Permukiman Tingkat Kumuh Sedang... 109 Gambar 4. Penataan Permukiman Tingkat Kumuh Sedang... 111 Gambar 4. Kondisi Permukiman Tingkat Kumuh Tinggi... 114 Gambar 4. Penataan Permukiman Tingkat Kumuh Tinggi... 116 x

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk di perkotaan menyebabkan peningkatan kegiatan pembangunan. Dimana setiap kegiatan pembangunan pasti memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga berdampak pada menipisnya keberadaan sumber daya tersebut. Akhirnya sumber daya pesisir dan laut pun dijadikan tumpuan pembangunan dimasa mendatang. Hal ini tentu menyebabkan perkembangan wilayah pesisir semakin meningkat. Wilayah pesisir yang memiliki keragaman ekosistem dan sumber daya alam seperti perikanan, hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu sumber bahan makanan. Pesisir juga kaya akan bahan tambang dan mineral seperti minyak dan gas alam, pasir kwarsa, dan bijih besi yang dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan perekonomian. Beragamnya potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang ada di kawasan pesisir, membuat banyak masyarakat yang memilih untuk tinggal di kawasan ini. Kota Cilacap sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi khususnya dalam bidang perikanan laut. Hal ini terlihat dari jumlah produksi ikan laut pertahun yang mencapai 15.153.2 ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cilacap). Tingginya potensi perikanan di kota Cilacap ini secara langsung maupun tidak langsung telah membentuk salah satu karakteristik mata pencaharian penduduk sebagai nelayan. Para nelayan tersebut terkonsentrasi di sepanjang tepi pantai atau daerah pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dengan membentuk suatu perkampungan nelayan. Kawasan permukiman nelayan pada umumnya merupakan kawasan dengan tingkat pelayanan akan pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana dasar lingkungan yang sangat terbatas, khususnya keterbatasan untuk memperoleh pelayanan sarana air bersih, drainase dan sanitasi, serta prasarana dan sarana untuk mendukung pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Selain itu profesi sebagai nelayan dengan tingkat kemampuan ekonomi yang rendah berdampak pada ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi biaya hidupnya. Hal ini menyebabkan masyarakat tidak mampu membenahi lingkungannya untuk menjadi lingkungan layak huni. Akhirnya kondisi permukiman di kawasan pesisir pun cenderung berkembang menjadi permukiman kumuh. Permukiman kumuh merupakan suatu daerah yang tidak layak huni, tidak memenuhi syarat kesehatan, dengan kondisi lingkungan permukiman tanpa sanitasi, dimana utilitas permukiman

2 tanpa pengelolaan yang baik, fasilitas permukiman sangat kurang, kualitas bangunan rendah dan bersifat kotemporer atau darurat. Masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh mayoritas merupakan golongan yang berpendapatan rendah dan menetap di rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat dengan kepadatan kawasan yang tinggi. Kelurahan Cilacap merupakan salah satu daerah yang berada dalam BWK I Rencana Tata Ruang Kota Cilacap dengan rencana fungsi kawasan sebagai area industri, perdagangan jasa, dan pariwisata. Lalu memiliki fungsi pendukung kegiatan utama yaitu permukiman, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Berdasarkan fungsi utama maka berkembang beberapa industri pengolahan seperti Pertamina dan Permiko. Lalu sebagai area pariwisata dan perdagangan jasa berkembang di sepanjang pantai dengan obyek wisata sejarah dan pemandangan alam seperti Benteng Pendem dan Pulau Nusa Kambangan. Sedangkan perkembangan fungsi pendukung kawasan yaitu terbentuknya permukiman nelayan. Kelurahan Cilacap yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat kegiatan perikanan terbesar mulai dari hasil tangkapan ikan hingga penjualannya. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pendatang dari Kota Tegal dan Brebes yang tertarik untuk berimigrasi pada tahun 1990-an. Pada awalnya mereka bermigrasi ke Kelurahan Cilacap hanya untuk bekerja sebagai nelayan, setelah beberapa lama akhirnya mereka menetap dan mendirikan rumah untuk tinggal. Namun karena masih rendahnya tingkat ekonomi, mereka mendirikan rumah dengan bahan bangunan yang dapat mereka jangkau harganya, yaitu dengan bahan dari bambu/ kayu sehingga kondisi rumah yang ada mayoritas temporer. Pengetahuan mereka akan penataan permukiman pun masih rendah, tidak adanya pengetahuan tentang aturan garis sempadan membuat mereka mendirikan rumah di sepanjang pantai dan sungai karena dianggap lebih dekat dengan sumber mata pencahariannya. Kawasan permukiman nelayan ini merupakan kawasan yang tumbuh dan berkembang secara alami. Namun perkembangan permukiman tersebut tidak didukung dengan pemenuhan prasarana permukiman. Bahkan jumlah pendatang dan penduduk yang terus bertambah menyebabkan kawasan ini menjadi sangat padat. Kondisi ekonomi yang rendah juga menjadi penyebab tidak terpeliharanya lingkungan permukiman. Keadaan tersebut menyebabkan lingkungan permukiman nelayan di Kelurahan Cilacap menjadi permukiman yang kumuh. Kondisi permukiman yang kumuh tersebut sebenarnya sudah mendapat perhatian dari pemerintah daerah dengan adanya berbagai kebijakan dan program perbaikan lingkungan permukiman. Program perbaikan yang sudah dilakukan di Kelurahan Cilacap seperti perbaikan prasarana jalan, drainase dan pembuatan MCK umum. Namun hal tersebut belum dapat mengatasi masalah kekumuhan di Kelurahan Cilacap, seperti yang diungkapkan Bapak Sodikin Ketua RW I Perbaikan jalan dan drainase belum mengatasi kekumuhan yang ada, kesan kumuh disini masih terasa. Namun karena

3 kami sudah terbiasa jadi tidak mempermasalahkannya (Sodikin, ketua RW I). Kondisi permukiman yang rawan akan masalah kesehatan dan kebersihan lingkungan tentu dapat mengganggu keberlanjutan permukiman. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka perlu dilakukan penelitian untuk mengatasi permasalah tersebut agar dapat tercipta lingkungan permukiman yang bersih dan sehat. Penanganan permasalahan permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Cilacap tidak hanya diselesaikan dengan cara perbaikan fisik, tetapi juga dilakukan secara berkesinambungan dengan lingkungan sekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah Permukiman kumuh merupakan salah satu permasalahan pokok yang telah berkembang sejak lama. Walaupun demikian permasalahan permukiman kumuh tetap menjadi masalah dan hambatan utama bagi pengembangan wilayah. Pertimbangan tentang penanganan permukiman kumuh yang tidak dipisahkan dari penanganan permasalahan pembangunan, menyebabkan bentuk penanganan permukiman kumuh harus mengacu pada konstelasi penanganan wilayah. Kampung nelayan Kelurahan Cilacap sebagai salah satu wilayah di Kota Cilacap yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar sehingga masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun karena rendahnya tingkat penghasilan sebagai nelayan membuat masyarakat tidak mampu membenahi permukiman tempat tinggalnya. Sumber: Observasi Lapangan 2011 Gambar 1.1 Kondisi Permukiman Nelayan Kawasan permukiman nelayan di Kelurahan Cilacap merupakan kawasan kumuh, salah satu indikasi kawasan ini dikatakan kumuh yaitu dengan melihat kondisi fisik lingkungan permukimannya. Perkampungan nelayah yang tumbuh dan berkembang secara alami dengan kondisi kualitas lingkungan yang buruk berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat setempat.

4 Buruknya kondisi fisik lingkungan dan terbatasnya pemenuhan prasarana permukiman dapat menjadi bukti bahwa tingkat sosial dan ekonomi masyarakat yang menempati kawasan tersebut rendah sehingga tidak mampu melakukan peningkatan lingkungan permukimannya. Permukiman dengan kepadatan penduduk 900 jiwa/km² (Kelurahan Cilacap dalam angka, 2010) menyebabkan kepadatan kawasan permukiman menjadi tinggi, sehingga timbul berbagai permasalahan permukiman. Permasalahan permukiman yang terjadi misalnya kondisi fisik rumah yang tidak layak serta penyediaan prasarana yang tidak terencana dengan baik. Padatnya jumlah penduduk menyebabkan ruang terbangun untuk permukiman menjadi padat, sehingga ada satu rumah yang ditempati hingga dua KK. Akibat kepadatan juga menyebabkan beberapa masyarakat mendirikan bangunan di atas saluran drainase sehingga sulit untuk melakukan pemeliharaan jaringan drainase. Hal tersebut menyebabkan sedimentasi dan penyempitan saluran sehingga menimbulkan banjir saat hujan lebat (http://persoalansegaraanakan/agus_ 03122010). Kondisi prasana permukiman yang kurang layak seperti drainase yang tersumbat sampah, tidak semua rumah memiliki saluran sanitasi serta adanya TPI di dekat permukiman membuat kawasan permukiman di Kelurahan Cilacap menjadi rawan akan masalah kesehatan dan kebersihan lingkungan (http://ihcs.or.id/article/masyarakat-pesisir-cilacap_180910). Selain itu, perencanaan yang tidak matang saat membangun drainase, dimana kurang memperhatikan kemiringan saluran untuk pengaliran pembuangan air mengakibatkan menggenangnya air sehingga saat hujan lebat terjadi banjir. Kondisi prasarana yang kurang memadai serta bencana banjir yang terjadi saat curah hujan tinggi menyebabkan lingkungan permukiman di Kelurahan Cilacap terlihat kumuh, untuk itu diperlukan penataan kawasan permukiman melalui peningkatan kualitas fisik lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan Research Question yang menjadi fokus penelitian: Bagaimana cara meningkatkan kualitas fisik lingkungan permukiman di Kelurahan Cilacap Kabupaten Cilacap agar dapat mengatasi kekumuhannya? 1.3 Tujuan dan Sasaran Proses penelitian memerlukan tujuan sebagai pedoman untuk menghasilkan output penelitian. Pencapaian tujuan tersebut dijalankan berdasarkan sasaran-sasaran. Berikut akan dijabarkan mengenai tujuan dan sasaran penelitian penataan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Cilacap melalui peningkatan kualitas fisik lingkungan. 1.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merumuskan bentuk penataan

untuk permukiman kumuh dengan peningkatan kualitas dari fisik bangunan dan lingkungan permukiman di kawasan pesisir Kelurahan Cilacap. 5 1.3.2 Sasaran Sasaran-saran yang akan dilakukan dalam penelitian untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian ini, yaitu: a. Mengidentifikasi kondisi fisik alam, kondisi fisik buatan, kondisi sosial masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat. b. Mengidentifikasi kebijakan penataan permukiman. c. Menganalisis karakteristik fisik lingkungan permukiman kumuh. d. Menganalisis karakteristik sosial masyarakat. e. Menganalisis karakteristik ekonomi masyarakat. f. Menganalisis tingkat kekumuhan kawasan. g. Menganalisis kebijakan penataan permukiman h. Rumusan bentuk penataan permukiman kumuh. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu bidang ilmu perencanaan wilayah dan kota, pemerintah dan masyarakat, sebagai berikut: a) Jika dilihat dari bidang ilmu perencanaan wilayah dan kota, maka penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui seberapa besar peran teori-teori yang dipelajari dalam penerapan dilapangan. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi literatur yang berkaitan dengan permukiman kumuh khususnya di kawasan pesisir. b) Manfaat untuk pemerintah yaitu agar penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah di Kabupaten Cilacap untuk merencanakan perbaikan atau pemeliharaan lingkungan dan prasarana permukiman kumuh khususnya di pesisir Kelurahan Cilacap. c) Manfaat bagi masyarakat adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi masyarakat agar peduli akan pentingnya pemeliharaan lingkungan permukiman. Cara memotivasi masyarakat dilakukan dengan pengungkapan permasalahan lingkungan yang ada, pengulasan harapan masyarakat tentang perbaikan permukiman agar tercipta keberlangsungan lingkungan permukiman. 1.5 Lingkup Kegiatan

6 Lingkup kegiatan terdiri dari lingkup substansial dan lingkup wilayah. Lingkup substansial meliputi materi-materi yang akan dibahas dalam penelitian, sedangkan dalam lingkup wilayah meliputi kawasan yang menjadi wilayah studi. 1.5.1 Lingkup Substansial Lingkup substansial pada penelitian ini dibatasi pada bentuk penatan kawasan permukiman kumuh pesisir dengan peningkatan kualitas fisik lingkungan. Lingkup substansi disesuaikan dengan kondisi karakteristik lingkungan, sosial dan ekonomi yang ada di Kelurahan Cilacap, yang ditekankan pada: a) Tinjauan terhadap karakteristik fisik permukiman, diidentifikasi dari kondisi fisik alam dan kondisi fisik buatan. Kondisi fisik alam yang diidentifikasi diantaranya yaitu topografi, klimatologi dan kerawanan bencana yang sering atau berpotensi terjadi di Kelurahan Cilacap. Kondisi fisik buatan yang diidentifikasi terdiri dari fisik bangunan (tipe bangunan) dan prasarana yang ada seperti sanitasi, drainase, jalan, dan sampah. b) Selain tinjauan terhadap kondisi fisik permukiman, juga dilakukan tinjauan pada karakteristik penduduknya. Hal yang diidentifikasi dari karakteristik penduduk di wilayah studi yaitu tentang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Kondisi sosial terkait tentang budaya, atau kebiasaan masyarakat dalam menjaga lingkungan permukiman. Lalu dari ekonomi melihat tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat berdasarkan keseimbangan antara tingkat pendapatan dan besar pengeluaran setiap bulan. c) Tinjauan juga dilakukan pada pelaksanaan atau rencana kegiatan dari pemerintah yang berkaitan dengan penataan permukiman di Kelurahan Cilacap. Tinjauan ini untuk mengidentifikasi kebijakan rencana penataan permukiman yang ada dari pemerintah Kabupaten Cilacap. d) Hasil dari tinjauan karakteristik permukiman dan penduduk kemudian digunakan untuk membagi zona-zona permukiman berdasarkan tingkat kekumuhannya. Pembagian tersebut dilakukan untuk mempermudah rumusan bentuk penataan permukiman. Bentuk penataan permukiman yang dirumuskan juga disesuaikan dengan rencana kebijakan dari pemerintah serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. 1.5.2 Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penelitian mencakup permukiman kampung nelayan Kelurahan Cilacap, Kabupaten Cilacap. Pemilihan wilayah studi berdasarkan pada karakteristik permukiman meliputi kondisi fisik lingkungan seperti kepadatan bangunan tinggi, kurangnya ketersediaan

7 prasarana dan kondisi prasarana yang buruk. Permukiman Kelurahan Cilacap terletak di garis pantai dengan mayoritas masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan. Penghasilan sebagai nelayan yang tidak menentu dan cenderung rendah menyebabkan masyarakat tidak mampu memperbaiki kualitas permukimannya. Hal ini tampak dari masih banyaknya rumah temporer. Rendahnya ekonomi juga membuat masyarakat tidak dapat memelihara lingkungan permukiman. Tidak terpeliharanya lingkungan permukiman mengakibatkan kawasan menjadi kumuh. Maka dilakukan penelitian penataan permukiman kumuh dengan peningkatan kualitas lingkungan. BENGAWAN DONAN KECAMATAN CILACAP UTARA KECAMATAN KESUGIHAN KELURAHAN SIDAKAYA KELURAHAN TEGALKA MULYA KECAMATAN CILACAP TENGAH KELURAHAN CILACAP SAMUDERA HINDIA SAMUDERA HINDIA KECAMATAN CILACAP SELATAN Gambar 1.2 Peta Deliniasi Wilayah Studi (Kelurahan Cilacap) 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian tentang peningkatan kualitas permukiman kumuh telah dilakukan sebelumnya, namun terdapat perbedaan dengan penelitian yang sekarang sedang dilakukan. Pada penelitian Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di Kelurahan Cilacap, Kabupaten Cilacap Melalui Peningkatan Kualitas Fisik Lingkungan lebih menyoroti tentang peningkatan kualitas fisik

8 permukiman kumuh di kawasan pesisir dengan lokasi wilayah studi adalah Kelurahan Cilacap, Kabupaten Cilacap. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bentuk penataan lingkungan permukiman. Tabel I.1 menjelaskan tentang penelitian-penelitian permukiman kumuh sebelumnya. Tabel I.1 Keaslian Penelitian PENELITI Anwar Rusgiyarto, 2005 JUDUL PENELITIAN Strategi Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman di Tepi Kali Semarang. FOKUS PENELITIAN Penyusunan strategi peningkatan kualitas lingkungan permukiman Kali Semarang untuk memperbaiki citra perkampungan kota di Semarang. METODOLOGI Analisis normatif dan deskriptif, analisis SWOT. Metode pengumpulan data: primer dan sekunder. HASIL PENELITIAN Strategi peningkatan kualitas lingkungan permukiman Kali Semarang. Mustofa Kamal, 2005 Manfaat Penataan Permukiman Kumuh Terhadap Masyarakat Nelayan di Kawasan Bandengan Kabupaten Kendal Kajian terhadap manfaat penataan permukiman kumuh melalui pembangunan sarana dan prasarana di kawasan nelayan Kota Kendal Analisis deduktif, analisis normatif dan deskriptif. Metode pengumpulan data: primer dan sekunder. Mengetahui manfaat penataan permukiman kumuh terhadap masyarakat nelayan Kota Kendal Dwi Walojo, Johan Silas, Haryo Sulistiyarso, 2010 Konsep Penataan Kawasan Permukiman Nelayan Ngemplakrejo sebagai Dampak Pengembangan Kota Pasuruan Identifikasi pengembangan Kota Pasuruan yang tidak berpengaruh pada perkembangan permukiman nelayan Ngemplakrejo Analisis faktor, analisa triangulasi. Metode kualitatif dan kuantitatif. Perumusan konsep penataan permukiman nelayan Ngemplakrejo Sumber: Analisis Penyusun, 2012 1.7 Kerangka Pemikiran Penelitian ini berasal dari fenomena kondisi permukiman di wilayah pesisir yang cenderung kumuh karena menurunnya kualitas lingkungan permukiman. Pada kenyataannya wilayah pesisir memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan wilayah secara makro. Namun

9 kondisi di lapangan menunjukan pemanfaatan pesisir untuk pemukiman menjadikan pesisir tersebut kumuh. Selain itu kekumuhan juga disebabkan oleh kurang memadainya prasarana pendukung permukiman. Hal ini juga dikarenakan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat untuk melakukan pemeliharaan lingkungannya. Pada tahap awal studi diperlukan pengkajian terhadap literatur yang terkait dengan tema permukiman kumuh pesisir, permukiman layak, pengelolaan pesisir dan perbaikan permukiman. Pengkajian terhadap literatur-literatur tersebut untuk memperoleh variabelvariabel penelitian yang diangkat pada studi ini. Setelah didapat variabel penelitian, selanjutnya variabel tersebut dijabarkan kedalam beberapa tahapan identifikasi, yaitu identifikasi fisik alam, identifikasi fisik bangunan, identifikasi prasarana, identifikasi kondisi sosial masyarakat, identifikasi kondisi ekonomi, dan identifikasi kebijakan rencana penataan permukiman. Tahap selanjutnya melakukan analisis, yang terdiri dari analisis karakteristik sosial masyarakat, analisis karakteristik perekonomian masyarakat, analisis karakteristik fisik permukiman kumuh, analisis karakteristik persebaran permukiman kumuh, analisis tingkat kekumuhan, dan analisis kebijakan rencana penataan. Analisis karakteristik sosial masyarakat dianalisis menggunakan analisis deskriptif hasil dari identifikasi kondisi sosial yang ada. Analisis karakteristik perekonomian masyarakat dianalisis menggunakan analisis deskriptif hasil dari identifikasi kondisi ekonomi masyarakat. Analisis karakteristik fisik permukiman kumuh merupakan hasil dari identifikasi fisik alam, identifikasi fisik permukiman, dan identifikasi prasarana yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Setelah diketahui karakteristik fisik permukiman kumuh, karakteristik sosial serta karakteristik ekonomi, dilakukan analisis karakteristik persebaran permukiman kumuh. Hasil analisis tersebut kemudian dianalisis menggunakan pembobotan untuk mengetahui tingkat kekumuhan kawasan. Lalu dilakukan juga analisis kebijakan rencana penataan kawasan berdasarkan hasil identifikasi kebijakan rencana penataan permukiman. Setelah diketahui tingkat kekumuhan kawasan dan kebijakan rencana penataan kawasan, kemudian disusun output berupa arahan bentuk penataan permukiman di Kelurahan Cilacap. Selanjutnya memberikan rekomendasi yang dapat mendukung pelaksanaan hasil penelitian. Berikut ini diagram kerangka pikir penelitian:

10 Perkembangan permukiman yang mengarah ke wilayah pesisir dengan mayoritas masyarakat bekerja sebagai nelayan Kurang memadainya prasarana pendukung permukiman Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat Peningkatan penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan rumah Menurunnya kualitas lingkungan permukiman menyebabkan permukiman menjadi kumuh Kajian literatur Merumuskan penataan lingkungan permukiman kumuh, di Kelurahan Cilacap melalui peningkatan kualitas fisik. Identifikasi kondisi sosial masyarakat Analisis karakteristik sosial masyarakat Identifikasi kondisi ekonomi Analisis karakteristik perekonomian masyarakat Identifikasi kondisi fisik alam Analisis tingkat kekumuhan kawasan Identifikasi kondisi fisik bangunan Analisis karakteristik fisik permukiman kumuh Identifikasi kondisi prasarana Identifikasi kebijakan penataan permukiman Cilacap Analisis kebijakan penataan permukiman Cilacap Arahan bentuk penataan permukiman kumuh yang sustainable untuk pesisir Kelurahan Cilacap Rekomendasi Sumber: Analisis Penyusun, 2012 Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran 1.8 Metode Penelitian

11 Metode yang digunakan sebagai dasar penelitian adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang berpatokan pada teori-teori yang sudah ada sebagai dasar penelitian dan hasil akhir yang dikemukakan, disimpulkan menggunakan permbuktian ilmiah (Hasan, 2004:5). 1.8.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan merupakan konsep-konsep dasar yang digunakan untuk menjabarkan pencapaian tujuan penelitian kedalam metode dan teknik pelaksanaan penelitian. Penelitian penataan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Cilacap melalui peningkatan kualitas lingkungan permukiman menggunakan pendekatan yang disesuaikan dan berkaitan dengan tujuan dan ruang lingkup studi. Penelitian fokus pada penanganan lingkungan permukiman yang terdapat di Kelurahan Cilacap, meliputi bangunan rumah, jalan, drainase, sanitasi, persampahan, sosial, serta ekonomi masyarakat. Objek penelitian diambil secara acak dengan menggunakan perhitungan sampling. Pada penelitian ini output yang hasilkan adalah bentuk penataan lingkungan kawasan permukiman kumuh. 1.8.2 Tahapan Pengumpulan Data Data merupakan hal mendasar yang dapat mendukung proses analisis dalam penelitian. Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian (Bungin, 2004:119). Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisiting di wilayah studi. Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan cara yang tersistematik untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian merupakan hasil pengumpulan data dengan survei. Survei merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh fakta dari gejala atau kejadian yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang institusi, sosial, ekonomi atau politik, dari suatu kelompok atau daerah (Hasan, 2004:8). Survei yang dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu: 1. Survei sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari sumber kedua dari data yang dibutuhkan, yaitu dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian (Hasan, 2004:19). Teknik pengumpulan data meliputi survei instansional yang bertujuan untuk melengkapi data dari survei primer di lapangan. Survei instansional berupa pengumpulan dokumen/ arsip/ peta dari berbagai instansi terkait. Data-data yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dicari dari kantor BAPPEDA Kabupaten Cilacap, DPU dan Kelurahan Cilacap. Data-data yang

12 diperlukan yaitu kondisi fisik alam seperti topografi, klimatologi dan rawan bencana, kondisi prasarana serta kondisi kependudukan seperti mata pencaharian dan tingkat pendapatan. 2. Survei primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari objek penelitian di lapangan (Hasan, 2004:19). Survei primer yang dilakukan yaitu: a. Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden (Nazir dalam Bungin, 2004:126). Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang valid tentang kondisi permukiman. Wawancara dilakukan pada instansi-instansi terkait dan tokoh masyarakat di Kelurahan Cilacap untuk mendukung data sekunder yang ada, sehingga mempermudah proses analisis. Kebutuhan data yang didapat dengan cara wawancara adalah kondisi karakteristik penduduk dan kondisi pembangunan berkelanjutan. b. Kuesioner merupakan instrumen survei yang memuat pertanyaan untuk direspon oleh individu yang dapat diajukan sebagai bandingan terhadap wawancara (Hasan, 2004:24). Teknik ini dilakukan dengan cara pengisian form pertanyaan kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya dengan perhitungan sampling. Tujuan menggunakan kuesioner untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai kondisi sosial, ekonomi, permukiman dan prasarana yang ada di wilayah studi. Kuesioner dilakukan dengan melakukan proses tanya jawab yang mengacu pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang digunakan bersifat terbuka (open question) dengan format yang terstruktur dan bentuknya merupakan pilihan ganda untuk mempermudah dalam pengolahan data. Kebutuhan data yang didapat dengan cara kuesioner adalah karakteristik permukiman, karakteristik sosial, serta karakteristik ekonomi masyarakat. c. Observasi adalah survei yang dilakukan dengan mengamati secara langsung fenomena ataupun karakteristik dari parameter yang ditinjau (Hasan, 2004:23). Kegiatan pengamatan langsung di lapangan dilakukan untuk menambahkan informasi dan data yang tidak bisa diperoleh melalui survei sekunder. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan visual langsung ke lingkup permukiman di Kelurahan Cilacap. Hasil pengamatan kemudian didokumentasikan dengan foto untuk mendukung proses menganalisis. Objek yang diamati berupa permanensi bangunan, serta ketersediaan dan kondisi prasarana. Data hasil survei kemudian disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan kelompok data. Pengelompokkan data hasil survei dilakukan untuk mempermudah proses analisis dalam penelitian. Variabel data yang butuhkan dalam penelitian untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel I.2 berikut:

13 Tabel I.2 Kebutuhan Data NO SASARAN VARIABEL 1 Identifikasi karakteristik fisik permukiman, sosial dan ekonomi masyarakat secara makro 2 Identifikasi karakteristik fisik permukiman, sosial dan ekonomi masyarakat secara mikro 3 Identifikasi kebijakan pemerintah Sumber: Hasil Analisis, 2012 Fisik alam - Topografi - Klimatologi - Jenis tanah - Rawan bencana Fisik bangunan - Legalitas - Kepadatan bangunan Kondisi sosial masyarakat - Kepadatan penduduk - Budaya/adat Fisik bangunan - Status kepemilikan - Permanensi bangunan - Luas unit rumah - Jumlah KK dan anggota keluarga Ketersediaan dan kondisi prasarana - Ketersediaan sanitasi - Kondisi drainase (luas, jenis bahan, kondisi) - Kondisi jalan (luas, jenis bahan, kondisi) - Pembuangan sampah Kondisi ekonomi masyarakat - Mata pencaharian - Tingkat pendapatan - Tingkat pengeluaran Kondisi sosial masyarakat - Tingkat pendidikan - Alasan bermukim - Status bermukim (sejak lahir/pendatang) - Regulasi penataan permukiman - Rencana penataan permukiman KEBUTUHAN DATA Pimer Sekunder W K O 1.8.3 Teknik Sampling Teknik sampling dilakukan dengan pengambilan sampel, sampel merupakan sebagian populasi yang diambil sebagai representatif untuk dijadikan sumber informasi bagi peneliti. Pengambilan sampel sangat diperlukan karena banyaknya jumlah responden yang ada diwilayah studi, sehingga sulit bila harus diteliti satu persatu karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan

14 biaya. Meskipun terbatas waktu, tenaga dan biaya, pengambilan sampel dilakukan pada sumber yang akurat dan validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling. Random sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan menjadi responden dari kuesioner. Proses pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael yaitu sebagai berikut (Arikunto dalam Hasan, 2004): χ2 NP (1-P) S = d 2 (N-1) + χ2 P(1-P) Keterangan: S = ukuran sampel d = ketelitian (error) N = ukuran populasi χ= harga tabel chi-quadrat untuk α tertentu P = proporsi dalam populasi Penelitian ini menggunakan ketentuan-ketentuan untuk nilai χ, d, dan P sebagai berikut ini: Nilai χ normal yaitu 1,645. Nilai ketelitian (d) sebesar 10%, menunjukkan tingkat kepercayaan penelitian sebesar 90%. Nilai proporsi dalam populasi (P) adalah 50% atau 0,5. Diketahui jumlah penduduk dari Kelurahan Cilacap sebesar 18.154 jiwa (Sumber: Kecamatan Cilacap Selatan dalam Angka, 2010), maka: S = = (1,645) 2 18.154 x 0,5 (1-0,5) (0,1) 2 (18.154-1) + (1,645) 2 x 0,5 (1-0,5) 12.281,294 182,206 = 67,4 atau 67 jiwa 1.8.4 Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul selanjutnya diolah sehingga informasi yang tersaji lebih mudah untuk dianalisis. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Berikut akan dijelaskan secara detail tentang kedua metode tersebut:

15 a) Metode Kuantitatif Metode kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk data yang tersaji dalam bentuk angka dan terukur. Metode ini lebih akurat dari kualitatif karena didukung bukti numerik. Data yang diolah menggunakan metode ini adalah: Distribusi frekuensi Distribusi frekuensi digunakan untuk mempertegas berbagai deskripsi kualitatif dalam identifikasi dan analisis. Distribusi frekuensi untuk mengolah data numerik hasil kuesioner dengan melibatkan data statistik dan standar-standar yang terkait literatur studi untuk memperoleh gambaran suatu fenomena. Hasil dari pengolahan berupa prosentase yang ditampilkan dalam bentuk perhitungan dan pie chart. Kategori yang digunakan adalah kelayakan hunian, kepadatan hunian, tingkat kemiskinan, dan tingkat perekonomian. a. Kelayakan Hunian Kelayakan hunian didapat dari variabel luas persil/kapling rumah sesuai Kepmen PU No.2/KPTS/M/1986, yaitu: - Layak : luas kapling > 60 m². - Tidak layak : luas kapling < 60 m². b. Kepadatan Hunian Kepadatan hunian didasarkan pada pedoman standar teknis pembangunan rumah sederhana sehat dalam Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.403/KPTS/M/ 2002 yaitu: standar kebutuhan luas minimum bangunan Indonesia adalah 9 m²/jiwa. Berdasarkan hal tersebut maka kepadatan hunian dalam rumah dibagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut: - Sangat baik : apabila luas lantai hunian per jumlah penghuni > 10 m²/jiwa. - Baik : apabila luas lantai hunian per jumlah penghuni adalah 9-10 m²/jiwa. - Buruk : apabila luas lantai hunian per jumlah penghuni < 9 m²/jiwa. c. Tingkat Perekonomian Tingkat perekonomian dihitung berdasarkan perbandingan antara tingkat pengeluaran dan pendapatan masyarakat yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: - Sangat baik : apabila pengeluaran < pendapatan - Baik : apabila pengeluaran = pendapatan - Buruk : apabila pengeluaran > pendapatan b) Metode Kualitatif Metode kualitatif merupakan metode yang praktis dan hasilnya mudah dipahami. Metode ini merupakan metode yang sifatnya non-numerik dan biasanya berupa deskriptif atau sebab-

16 akibat. Deskripsi dalam studi ini merupakan intepretasi dari observasi dan wawancara. Pada penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan yaitu: Analisis deskriptif merupakan analisis untuk memberi gambaran penjelasan dan pengertian tentang keadaan wilayah studi dengan lengkap dan jelas. Analisis ini dilakukan berdasarkan data kualitatif yang tidak terukur dan data kuantitatif yang terukur serta hasil observasi. Analisis deskriptif digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis karakteristik fisik permukiman kumuh, karakteristik sosial, karakteristik ekonomi, kebijakan rencana penataan permukiman, tingkat kekumuhan, serta bentuk penataan permukiman. Analisis pembobotan merupakan analisis untuk mengelompokkan kriteria berdasarkan nilai sesuai tingkatannya. Analisis pembobotan pada penelitian ini dilakukan untuk menghitung tingkat kekumuhan berdasarkan karakteristik persebaran permukiman kumuh. 1.8.5 Teknik Analisis Penelitian mengenai penataan permukiman kumuh di Kelurahan Cilacap dilakukan dengan teknik analisis yang dapat mendukung penelitan ini, maka digunakan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik pengolahan data, yaitu hanya sekedar membaca tabel, grafik atau angka dan kemudian diuraikan oleh peneliti (Hasan, 2004:30). Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang sudah diolah yaitu analisis deskriptif dan analisis pembobotan. Berikut analisis yang digunakan dalam penelitian: a) Analisis Karakteristik Fisik Permukiman Kumuh Analisis karakteristik fisik permukiman kumuh dilaksanakan menggunakan alat analisis deskriptif. Input data yang dibutuhkan untuk analisis ini yaitu kondisi fisik alam untuk mengetahui kesesuaian lahan; kondisi fisik bangunan untuk mengetahui tipe permanensi bangunan; dan kondisi prasarana. Hasil dari identifikasi tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis karakteristik fisik permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Cilacap sehingga diketahui zona persebaran permukiman. b) Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat Analisis karakteristik sosial masyarakat menggunakan alat analisis deskriptif. Identifikasi tersebut dilakukan menggunakan data tingkat pendidikan masyarakat, alasan bermukim, lama bermukim serta budaya/adat yang ada. c) Analisis Karakteristik Perekonomian Masyarakat Analisis karakteristik ekonomi masyarakat menggunakan alat analisis deskriptif. Identifikasi tersebut dilakukan menggunakan data mata pencaharian, tingkat pendapatan, dan tingkat

17 pengeluaran. Tahapan pertama mengidentifikasi kondisi jenis mata pencaharian yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan. Lalu dilakukan perhitungan antara tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran (per bulan) untuk mengetahui tingkat perekonomian masyarakat. d) Analisis Tingkat Kekumuhan Penentuan tingkat kekumuhan dilakukan untuk memudahkan penataan yang sesuai dengan tingkat kekumuhan kawasan. Analisis ini untuk menentukan tingkat kekumuhan kawasan sesuai pembagian zona berdasarkan permanensi bangunan rumah. Analisis tingkat kekumuhan menggunakan alat analisis pembobotan dengan input data kondisi fisik rumah, prasarana dan ekonomi. Pembobotan dilakukan dengan menyajikan data dalam tabel sesuai kriteria, kemudian dinilai bobotnya. Hasil penilaian bobot kemudian dihitung menggunakan rumus nilai bobot per komponen penilaian, seperti berikut: I= NB N Keterangan: I = Tingkat kekumuhan NB = Nilai bobot N = Komponen penilaian Berikut ini kompenen penilaian yang dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kekumuhan di Kelurahan Cilacap: Tabel I.3 Komponen Penilaian Tingkat Kekumuhan No Faktor Klasifikasi Bobot 1 Kondisi Sangat baik (aspal/paving, tidak ada lubang) 40 Jalan Baik (aspal/paving, ada sedikit lubang) 50 2 Kondisi Drainase 3 Kondisi Persampahan 4 Kondisi Sanitasi 5 Fisik Bangunan Buruk (paving/tanah, banyak lubang) 60 Sangat baik (aliran lancar, tidak ada sampah) 40 Baik (aliran tidak lancar, ada sedikit sampah) 50 Buruk (air menggenang, ada banyak sampah) 60 Sangat baik (dibuang ke TPS) 40 Baik (dibakar) 50 Buruk (dibuang ke laut/sungai) 60 Sangat baik (WC pribadi) 40 Baik (WC umum) 50 Buruk (sungai/laut) 60 Sangat baik (dinding beton, atap genting, lantai keramik) 40 Baik (dinding ½ bata, ½ kayu, atap seng/ genting, lantai plester) 50 Buruk (dinding kayu/ anyaman bambu, atap seng/rumbai, lantai tanah) 60

No Faktor Klasifikasi Bobot 6 Kepadatan Sangat baik (luas lantai hunian per jumlah penghuni > 10 m²/jiwa) 40 Hunian Baik (luas lantai hunian per jumlah penghuni adalah 9-10 m²/jiwa) 50 7 Kondisi Perekonomian Sumber: Analisis Penyusun, 2012 Buruk (luas lantai hunian per jumlah penghuni < 9 m²/jiwa) 60 Sangat baik (pengeluaran < pendapatan) 40 Baik (pengeluaran = pendapatan) 50 Buruk (pengeluaran > pendapatan) 60 Penilaian akhir penzonaan kawasan permukiman kumuh dilakukan sebagai akumulasi dari hasil perhitungan terhadap kriteria diatas. Proses penilaian menggunakan batas ambang yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu: Kategori kumuh rendah = 30 40 Kategori kumuh sedang = 41 50 Kategori kumuh tinggi = 51 60 e) Analisis Kebijakan Rencana Penataan Permukiman Analisis rencana penataan permukiman merupakan suatu acuan untuk merumuskan bentuk penataan permukiman agar sesuai dengan kebijakan pemerintah. Data rencana penataan didapat dari hasil wawancara dengan Bappeda dan DCKTR bidang permukiman. f) Analisis Bentuk Penataan Permukiman Analisis bentuk penataan permukiman dilakukan menggunakan alat analisis deskriptif dengan melihat permasalahan yang ada di setiap zona tingkat kekumuhan, lalu disesuaikan dengan kebijakan penataan dari pemerintah. 18 1.8.6 Kerangka Proses Analisis Kerangka proses analisis merupakan gambaran urutan rangkaian analisis yang dimulai dari input data, proses analisis hingga output. Kerangka analisis dapat membantu peneliti dalam proses pengecekan kembali setiap prosedur dalam menganalisis yang disesuaikan dengan metode yang digunakan hingga mendapat output yang diinginkan.