I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam proses menuju dewasa. Dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. sudah disusun secara matang dan terperinci. (

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

HAMBATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI PETA TEMATIK DI SMA. Sutarji Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya saling berkaitan. Dalam Standar Nasional Pendidikan sebagaimana

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

PENGARUH AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (JURNAL) Oleh : NETI BETRIA SARI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. terwujud guru harus menerapkan model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Wakijo Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Advance Organizer (AO) dibandingkan. 5% yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

I. PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 06 OGAN KOMERING ULU

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha dalam proses menuju dewasa. Dalam proses pendidikan terdapat adanya kegiatan belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut akan ada perubahan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik, 2012:79). Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interkasi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:1). Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dan siswa saling berinteraksi dan guru merencanakan kegiatan belajar

2 mengajar dan memanfaatkan segala sesuatunya dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, seorang guru berusaha untuk mengembangkan variasi mengajar. Ditambahkan pula bahwa keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu aspek dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa (Syaiful Bahri dan Aswan Zain,2006:160). Dalam pengembangan variasi mengajar tentu saja tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru, sekolah dan sesama teman, dan mendorong siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran, bila seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Penggunaan variasi mengajar terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah: (Syaiful Basri dan Aswan Zain, 2006:161). 1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar 2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi 3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah 4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual 5. Mendorong anak didik untuk belajar

3 Dalam proses belajar mengajar masalah kegiatan siswa merupakan yang menjadi fokus utama. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Artinya tidak ada guru yang ingin agar siswa tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan pengembangan dari pengertian bahwa dalam KBM, peserta didik yang menjadi fokus perhatian (learner-centered). Pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran (Dewi Salma, 2009:4). Kemampuan guru mengajar ditentukan oleh strategi dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain seorang guru harus memiliki kemampuan menggunakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, sehingga secara variatif dapat menciptakan cara mengajar yang efektif dan efisien. Ketika kelas dianggap sebagai tempat siswa belajar, maka kegiatan belajar di kelas harus dikelola secara baik oleh guru. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak dipundak guru, tanpa kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran maka kegiatan pengajaran tidak dapat berlangsung dengan baik dan sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian kegiatan untuk dapat mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan tersebut (Maritis Yamin, 2013:1). Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang

4 merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cact tubuh, faktor psikologis yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif kematangan dan kesiapan, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, dan faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat(slameto, 2010:54). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dalam kegiatan belajar mengajar guru sudah melakukan variasi mengajar seperti variasi media, metode dan interaksi dengan siswa namun dalam pelaksanaannya masih kurang dalam hal ini dilihat dari hasil belajar siswa. Guru pun menggunakan metode ceramah, diskusi dan penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga menerapkan strategi pembelajaran namun masih di rasa kurang dalam pembelajaran. Siswa pun merasa

5 jenuh sehingga mereka tidak terlalu suka dengan pelajaran sejarah karena dalam pikiran mereka pelajaran sejarah itu membosankan dan mengantuk apabila guru hanya menerapkan metode ceramah di kelas. Siswa-siswa disini pun memiliki berbagai suku yang berbeda yang membuat guru terkadang susah memahami karakteristik siswa tersebut, namun selama ini proses pembelajaran tetap berjalan cukup baik tanpa mengetahui karakteristik siswa dan budayanya. Nilai mata pelajaran sejarah untuk kelas X di nilai cukup karena ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Banyaknya perkembangan dari luar akan membuat siswa terpengaruh dan terjerumus ke hal-hal yang tidak baik, itu merupakan pengawasan guru yang paling ketat sebagai peran orang tua di sekolah (Nur Indah, S. Pd 5 Desember 2013). Siswa yang memiliki suku berbeda dan kebudayaan yang berbeda juga terkadang sering menimbulkan perbedaan pendapat dan berprasangka buruk terhadap siswa lain yang memiliki suku yang berbeda. Dampak negatif yang sering ditemukan adalah siswa-siswa tidak ingin berteman dengan temannya yang berbeda suku sehingga dapat mengucilkan siswa lainnya, siswa-siswa sering berkelahi dengan siswa yang berbeda suku baik dalam sekolah maupun sekolah lain dan mendiskriminasi antar sesama siswa. Untuk menanamkan karakteristik budaya yang dimiliki oleh siswa, guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan mengatasi guru dalam pembelajaran dengan siswa yang sukunya berbeda. Strategi pembelajaran yang tepat diterapkan oleh guru adalah pembelajaran berbasis multikutural.

6 Menurut Liliweri, pembelajaran multikultural merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas (dalam Ngalimun, 2013:115). Kebudayaan akan mempengaruhi cepat lambatnya pencapaian tahaptahap perkembangan moral dan juga mempengaruhi batas tahap perkembangan yang dicapai. Dengan kata lain, bahwa individu yang mempunyai latar budaya tertentu dapat berbeda perkembangan moralnya dengan individu lain yang berasal dari kebudayaan lain atau perkembangan moral dipengaruhi oleh faktor kebudayaan (Asri Budingsih, 2004:8). Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk kerja sama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis melihat betapa pentingnya kompetensi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan Startegi Pembelajaran Berbasis Multikultural Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X Di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

7 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan strategi pembelajaran berbasis multikultural pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014? C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui penerapan strategi pembelajaran berbasis multikultural pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti maupun pada pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah yakni: Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran termasuk strategi pembelajaran berbasis multikultural

8 terutama pengaruh penerapannya di kelas dalam pembelajaran sejarah kelas X4 di SMA Al-Azhar. Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti, sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya. Dapat memberikan pengalaman yang berharga kepada penulis untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran berbasis multikultural pada Mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. 2. Bagi guru, memberikan masukan atau informasi kepada guru tentang strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan hasil belajar siswa. 3. Bagi siswa, dapat meningkatkan penguasaan materi, peran dan tanggung jawab siswa dalam proses belajar di kelas pada mata pelajaran sejarah. 3. Ruang Lingkup Penelitian Objek Penelitian : Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Multikultural Subjek Penelitian : Siswa Kelas X Sejarah SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tempat Penelitian : SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Waktu Penelitian : Tahun Ajaran 2013/2014 Bidang Ilmu : Pendidikan

9 REFERENSI Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Halaman 79. Basri, Syaiful., Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Halaman 1. Ibid., halaman 160. Ibid., halaman 161. Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Halaman 4. Yamin, Marintis. 2013. Model, Metode, Strategi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 1. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 54. Ngalimun.2013. Strategi Dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Awaja Pressindo. Halaman 115. Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Halaman 8.