BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara ideal, penyelenggaraan KKN dapat menjangkau tiga sasaran utama. Pertama, sebagai wahana pembelajaran bagi mahasiswa (Anggota KKN) untuk mengaplikasikan berbagai teori yang telah diperoleh diperkuliahan, sesuai dengan masing-masing disiplin ilmu yang mereka dalami. Kedua, KKN dapat memberika nilai tambah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, KKN merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga Perguruan Tinggi yang bersangkutan dengan masyarakat, termasuk di dalamnya sebagai upaya untuk membangun citra tentang Perguruan Tinggi bersangkutan. Selama proses kegiatan KKN, mahasiswa belajar sebagai komunikator. Mahasiswa belajar berkomunikasi aktif dengan masyarakat, melakukan pemetaan sosial mengenai kondisi masyarakat serta menyelenggarakan kegiatan yang dapat menigkatkan wawasan dan keterampilan masyarakat, yang tentunya juga disesuaikan dengan potensi masyarakat tersebut. Selain itu, diharapkan mahasiswa juga bisa mengambil peran sebagai pihak motivator dan inovator yang bertugas memberikan dorongan kepada masyarakat agar dapat nerpatisipasi aktif dalam proses pembangunan di daerahnya dan juga berpatisipasi aktif dalam proses pembaharuan untuk kepentingan kemajuan masyarakat. Peran-peran tersebut dapat dilakukan secara simultan, pada saat bersamaan mungkin bertindak sebagai fasilitator, sekaligus juga merangkap sebagai motivator, komunikator, atau peran-peran lainnya. Kesuksesan pendekatan sosial sangat ditentukan oleh sejauh mana para peserta KKN dapat mewujudkan peran-peran tersebut secara baik. Perkembangan pembangunan gampong secara keseluruhan telah mengalami pergeseran ke arah yang lebih baik ditandai dengan pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami tahun 2004 serta perjanjian kesepakatan damai antara pemerintah republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka menuju peningkatan yang signifikan,sudah mulai adanya bantuan dari pemeriontah maupun swasta yang masuk ke gampong yang dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,secara umum kondisi sumber daya manusia dan infrastruktur sudah mulai diperbaiki.. 1
A. Gambaran umum lokasi KKN Gampong Jurong Pante adalah gampong yang terletak sangat dekat dengan ibukota kecamatan dengan penghasilan utama masyarakat Gampong Jurong Pante adalah berasal dari sektor pertanian, baik petani, walaupun ada beberapa masyarakat yang bekerja sebagai PNS, swasta, pedagang, DLL. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Gampong Jurong Pante masih banyak yang tergolong miskin sehingga pemerintah maupun pihak swata perlu membantu dan membenahi sosial ekonomi masyarakat setempat. Gampong Jurong Pante merupakan gampong yang terletak tidak jauh dari ibukota kecamatan. Penghasilan utama penduduk gampong ini adalah dari pertanian sebagai mata pencaharian utama, PNS, TNI, karyawan honorer, tukang, dll. Berdasarkan data yang kelompok dapatkan dari Buku Induk Penduduk (BIP) Desa Ujong Pante pada Juni 2001, komposisi mata pencaharian masyarakat gampong Jurong Pante teridi dari petani sebanyak 62 orang, PNS 10 orag, TNI 2 orang, karyawan honorer 5 orang, tukang kayu 2 orang, wiraswasta 38 orang, pedagang 14 orang, guru 2 orang, ustad 2 orang, supir 5 orang. Gampong Jurong Pante merupakan salah satu Gampong yang tergolong sebagai gampong biasa dengan rata-rata penduduknya tergolong masyarakat biasa dengan rasa persaudaraan yang erat sehingga sosialnya masih kental,dan masih menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Masyarakat Gampong Jurong Pante dipimpin oleh seorang keuchik sebagai kepala pemerintahan gampong yang dibantu oleh beberapa orang anggota yang memimpin lembaga gampong. Setiap lembaga yang ada di gampong memiliki perannya masing-masing dalam masyarakat baik lembaga adat maupun pemerintahan, untuk memaksimalkan kinerja, pelayanan dan administrasi gampong. Lembaga tersebut membutuhkan pembinaan dan pelatihan dari lembaga-lembaga pemerintahan dan non pemerintahan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya aparatur gampong masyarakat. 1. Sejarah Gampong Pada zaman dahulu (tidak diketahui tahunnya) jurong Pante adalah bagian dari sungai yang sangat besar, kemudian sungai itu tebelah menjadi dua yaitu satu pindah ke arah barat yang sekarang disebut dengan krueng keumala dan satu ke arah timur yaitu krueng tiro, dan desa jurong pante ini menjadi pantai sungai yang besar (pante krueng). 2
Gampong Jurong Pante juga beberapa kali berganti nama dari Leupeum pada waktu itu juga ada yang menyebutnya dengan Pulau Pante, namun sekitar tahun 80an sampai sekarang diubah lagi namanya menjadi Jurong Pante. Menurut cerita orang tua gampong selama terbentuknya desa ini, Gampong Jurong Pante sudah dipimpin oleh 14 orang geuchik gampong, yaitu; Geuchik Mahmud, Geuchik Sabi, Geuchik Husen. Geuchik Ibrahim, Geuchik Ahmad, Geuchik Syamaun gade, Geuchik Mansur, Geuchik Usman yusuf, Geuchik Usaman ibrahim, Geuchik Ahmad AR, ada tiga orang lagi geuchik sebelum geuchik ke 14 namun namanya sudah tidak ingat lagi dan Geuchik yang ke 14 adalah Geuchik Sarmidi yang memimpin gampong sampai sekarang. Diantara nama-nama geuchik diatas ada juga yang memimpin sampai dua atau bahkan tiga periode berturut-turut. Meunasah Gampong Jurong Pante mengalami tiga kali pemindahan, letak pertama menasah di sebelah barat gampong yaitu sekarang tempat bangunan SD N Kandang, lalu pada masa jajahan jepang menasah dibongkar dan dipindahkan ke arah selatan gampong yaitu sekarang tempat lapangan bola gampong, lalu dibongkar lagi pada masa jajahan Belanda ketempat lain dan setelah kemerdekaan menasah bangun ke tempat yang sekarang. Gampong Jurong Pante terbagi atas dua dusun, yaitu dusun droem jepang dan dusun blang poroh. Kenapa disebut dusun drom Jepang? Karena pada zaman jajahan Jepang di desa Jurong Pante ini adalah salah satu tempat gudang penyimpanan persenjataan perang milik tentara Jepang dan juga tangki besar tempat penyimpanan minyak milik Jepang. Dan blang poroh yang berarti sawah yang tidak dibajak selama bertahun-tahun yang dalam bahasa aceh disebut blang poroh. Gampong Jurong Pante termasuk dalam kemikiman leupeum, dalam kemukiman leupeum ada tujuh desa, yaitu ; 1. Jurong Pante 2. Leupeum Mesjid 3. Beutong Perlak 4. Beutong Pocut 5. Pulo Jumpa 6. Gampong Jumpa 7. Pante Krueng 3
2. Letak Geografis Gampong Jurong Pante merupakan salah satu gampong yang berada di Kecamatan Sakti kabupaten Pidie.Gampong Jurong Pante juga termasuk ke dalam Kecamatan Sakti kabupaten Pidie yang memiliki luas sekitar 3.082,14 km². Gampong Jurong Pante memiliki jumlah penduduk 149 jiwa dari sekitaran 89 kepala keluarga. Gampong Jurong Pante bisa dilihat dari batas pembagian wilayahnya adalah suatu wilayah yang sangat strategis dengan potensi sumber daya alamnya yang luas. Dalam menentukan batas pembagian wilayah Gampomng Jurong Pante dengan wilayah gampong lainnya adalah berupa jalan dan lorong, adapun batas pembagian wilayah Gampong Jurong Pante adalah : a. Sebelah utara : berbatasan dengan Gampong Leupeuem Mesjid b. Sebelah barat : berbatasan dengan Gampong Beutong Perlak c. Sebelah selatan : berbatasan dengan Gampong Meunasah Cut d. Sebelah timur : berbatasan dengan Gampong Lingkok Sakti 3. Demografi Penduduk Gampong Jurong Pante sebagian besar adalah penduduk asli gampong tersebut dan hanya sebagian kecil pendatang yang menikah dengan warga gampong Jurong Pante. Penduduk yang terdapat di gampong tersebut berjumlah 149 jiwa, dan yang mendominasi di gampong ini adalah anak-anak dan perempuan. Berikut penjelasan secara detail mengenai demografi penduduk gampong Jurong Pante. Tabel 1. 1 Data Penduduk Secara Umum No. Penduduk Jumlah 1. Jumlah Kepala Keluarga 89 KK 2. Penduduk 149 Jiwa 3. Jumlah Laki-laki 112 4. Jumlah Perempuan 187 4
Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Nama Pekerjaan Jumlah No 1. Petani/Pekebun 62 2. Wiraswasta 38 3. PNS 10 4 Lain-lain 39 Jumlah 149 Tabel 1. 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan No Jenjang Pendidikan Jumlah 1. Lulusan Akademik 19 2. SLTA/MA Sederajat 53 3. SLTP/MTs Sederajat 30 4. SD/MI Sederajat 8 5. Tidak Sekolah 39 Jumlah 149 Tabel 1. 4 Sarana dan Fasilitas Umum Gampong Jurong Pante No. Sarana/Fasilitas Keterangan 1. Rumah 89 Unit 2. SD KANDANG 1 Unit 3. Mesjid 1 Unit 4. Meunasah 1 unit 5. Sungai 1 Unit 6. Balai Pengajian/Dayah 3 Unit 7. Jembatan 1 unit Jumlah 106Unit 5
Tabel 1. 5 Lembaga Kemasyarakatan No Lembaga Status 1. Tuha Peut Aktif 2. Kelompok Tani Aktif 3. Organisasi Pemuda Tidak Aktif 4. Organisasi Perempuan / PKK Tidak Aktif B. Maksud dan Tujuan Proposal Maksud dari proposal ini sebagai bentuk acuan bagi kelompok P204 dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Gampong Jurong Pante yang sesuai direncanakan dan sebagai bentuk perwujudan untuk memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan baik mahasiswa, pemerintah, masayarakat maupun perguruan tinggi. a. Bagi Mahasiswa 1. Melatih mahasiswa untuk menjadi inspirator dalam menghadapi persoalan di masyarakat. 2. Melatih mahasiswa untuk menerapkan ilmu teoritis yang telah didapatkan di kampus. 3. Melatih mahasiswa untuk hidup bermasyarakat yang penuh dengan realitas yang terkadang tidak realistis. b. Bagi Pemerintah 1. Melalui Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa dapat membantu melancarkan programprogram yang telah dicanangkan pemerintah. 2. Membantu pemerintah desa setempat untuk membenahi administrasi desa. 3. Membantu pemerintah desa dalam melakukan pendataan penduduk. 4. Pemerintah dapat menjalin hubungan dengan lembaga perguruan tinggi sebagi mitra kerja sejajar. c. Bagi Masyarakat. 1. Dapat memberikan perubahan-perubahan sosial ke arah yang lebih baik masyarakat. 2. Masyarakat dapat memperoleh masukkan-masukkan baru terhadap permasalahan permasalahan yang dihadapi. 3. Kehadiran mahasiswa kiranya diharapkan mampu menyelesaikan konflik secara pragmatis. 6
d. Bagi Perguruan Tinggi 1. Mahasiswa diharapkan mampu mempertegas eksistensi perguruan tinggi sebagai lembaga yang mampu melahirkan kader-kader yang mempu membawa perubahan bagi masyarakat. 2. Melalui kegiatan ini secara tidak langsung Universitas Syiah Kuala mempertegas kehadirannya ditengah-tengah masyarakat. 3. Mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan level Universitas Syiah Kuala ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Adapun tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebagai berikut: a. Tujuan Umum 1. Menjadi seorang sarjana yang mampu menyelesaikan segala persoalan yang ada dilingkungan masyarakat secara pragmatis. 2. Mendukung dan memotivasi segala proses dan kegiatan pembangunan yang ada di lingkungan masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat dimana mahasiswa KKN berada. b. Tujuan Khusus 1. Melatih mahasiswa dalam mengkaji fenomena-fenomena sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat. 2. Memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatkandi fakultas demi kepentingan masyarakat. C. Pembangunan Gampong Yang Telah Ada Beberapa pembangunan Gampong yang telah ada yaitu: a. Pembangunan jalan beton b. Pembangunan Meunasah c. Pembangunan MCK d. Balai Pengajian 7
D. Metode dan Sistematika Pembahasan Dalam pelaksanaan kegiatan ini yang menjadi objeknya dalah Gampong Jurong Pante, dengan lokasinya berada di Gampong Jurong Pante, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan cara menggunakan data primer yang diperoleh dari perangkat desa dan masyarakat yang dijumpai langsung pada saat turun kelapangan. Sedangkat teknik pengampilan sampel adalah menggunakan teknik random sampling (pengambilan sampel secara acak). Sistematika pembahasan pada pelaksanaan kegiatan pada bab satu yang pertama, membahas tentang gambaran umum dari lokasi KKN yang di tempati oleh kelompok KKN P204 yaitu terdiri dari sejarah gampong, pembagian wilayah gampong, luas wilayah gampong, jarak tempuh, kondisi social kemasyarakatan dan fasilitas gampong. Kedua, maksud dan tujuan dari laporan. Ketiga, program pembangunan gampong yang telah ada. Dan keempat, metode dan sistemastika pembahasan. Bab dua yang pertama, membahas tentang beberapa bidang permasalahan yang ada didalam Gampong Jurong Pante baik itu di bidang pendidikan, agama, ekonomi dan social budaya. Kedua, Prasarana dan sarana yang ada didalam gampong. Ketiga, apa saja produksi yang dihasilkan dalam Gampong Jurong Pante Kempat, tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan. Dan kelima, tentang administrasi gampong dan pemerintahan gampong. Bab tiga membahas tentang realisasi kegiatan mahasiswa kkn selama di gampong Jurong Pante yang terdiri dari kegiatan mandiri, kegiatan penunjang, kegiatan pendukung, kegiatan tambahan dan kegiatan kelompok yang dilakukan oleh seluruh anggota kelompok KKN P204. Bab empat membahas tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh selama melakukan pelaksanaan kegiatan KKN mulai tanggal 11 Januari sampai dengan 10 Febuari 2016 di Gampong Jurong Pante, kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. 8
BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi dan Sosial Budaya Terdapat beberapa masalah di Gampong Jurong Pante terkait bidang pendidikan,ekonomi dan sosial budaya.di bidang pendidikan,agama, ekonomi dan sosial budaya. Bidang Pendidikan Pendidikan di Gampong Jurong Pante bisa dikatakan lumayan baik. Gampong Jurong Pante memiliki sarana pendidikan SD dan SMP diwilayah Desa Jurong Pante, tetapi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) berada didesa sebelah namun jarak nya tidak terlalu jauh dari Desa Jurong Pante. Banyak juga anak-anak yang menempuh pendidikan SMA nya di ibukota kabupaten dengan alasan fasilitas pendidikan lebih lengkap dan lebih bagus. Masalah lainnya adalah perihal yang sangat terkendala yaitu masih terbatasnya infomasi bagi anak-anak tentang pendidikan Bidang Agama Tidak adanya Mesjid di Gampong Jurong Pante, sehingga masyarakat melaksanakan ibadah sholat Jum at di ibukota kecamatan sakti yang berjarak tidak jauh dari Gampong Jurong Pante, tetapi untuk ibadh sholat lima waktu secara berjamaah dan pengajian rutin dilaksanakan di Meunasah Gampong Jurong Pante, dan untuk pengajian dilaksanakan dibalai pengajian di desa tersebut. Bidang Ekonomi Gampong Jurong Pante adalah gampong yang terletak sangat dekat dengan ibukota kecamatan dengan penghasilan utama masyarakat Gampong Jurong Pante adalah berasal dari sektor pertanian, baik petani sawah dan berkebun, walaupun ada beberapa masyarakat yang bekerja sebgai PNS, TNI, ustad, swasta, wiraswasta, pedagang, dll. Keadaan sosial ekonomi masyarakat Gampong Jurong Pante masih banyak yang tergolong miskin sehingga pemerintah maupun pihak swata perlu membantu dan membenahi sosial ekonomi masyarakat setempat. 9
Bidang Sosial Budaya Gampong Jurong Pante masih sangat kental dengan adat dan budaya. Hal ini terlihat dengan masih adanya khauri blang atau kenduri yang dibuat oleh para petani gampong, serta turut berpartisipasi pada maulid dan khauri blang di desa tetangga. Tidak ada permasalahan yang begitu mendasar dibidang sosial di gampong Jurong Pante. Hanya saja dari bidang budaya, yakni kesadaran remaja yang kurang terhadap kepedulian terhadap gampong Jurong Pante karena mereka lebih memilih untuk keluar dari desa pada saat pendidikan menengah mereka selesai. Adapun selajutnya adalah masalah budaya gotong royong di Gampong Jurong Pante seperti membersihkan mushalla, lingkungan, dan fasilitas bersama sudah jarang bahkan tidak pernah diadakan lagi, sehingga perlu adanya pembenahan kembali dari adat gotong royong sebagi perwujudan adat masyarakat Aceh. B. Prasarana dan Sarana Pada bidang ini, gampong Jurong Pante juga masih bermasalah dengan kurang lengkapnya fasilitas yang ada sehingga membuat masyarakat menjadi tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan maksimal. Permasalahan dalam bidang prasarana dan sarana (infrastruktur) diantaranya: a. Jalanan gampong masih ada yang berbatuan b. Masih ada rumah yang tidak mempunyai fasilitas WC c. Tidak adanya perpustakaan desa d. Tidak adanya papan nama struktur organisasi gampong e. Tidak adanya puskesmas pembantu dan atau polidesa f. Tidak adanya papan nama disetiap lorong C. Produksi Dari bidang produksi masyarakat gampong Jurong Pante memproduksi padi dan melinjo yang diolah menjadi kerupuk emping untuk kebutuhan ataupun dijual dipasar. Permasalahnya hasil produksi yang dibuat tersebut tidak banyak di jual di pasar, lebih banyak di konsumsi untuk sendiri dan kebutuhan masyarakat di gampong. Hal ini dikarenakan oleh tidak adanya penyuluhan di berbagai bidang produksi baik perkebunan maupun pertanian. 10
D. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Permasalahan di bidang kesehatan adalah tidak adanya Puskesmas atau pustu ataupun polidesa di gampong Jurong Pante, dikarenakan pemerintah belum memberi izin disebabkan jarak gampong dan puskesmas sendiri masih tergolong dekat.. Tetapi di bidang lingkungan Gampong Jurong Pante masih ada sebagian yang tergolong belum mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHPS). Karena tidak semua rumah memiliki bak mandi dan sumur serta tidak semua warga mempunyai WC pribadi sehingga sebagian masyarakat BAB di WC umum atau dimeunasah. Serta jarak atara rumah dan kandang ternak terlalu dekat yang berakibat tidak baik bagi kesehatan. E. Administrasi dan Pemerintahan Gampong Gampong Jurong Pante saat ini tidak memiliki fasilitas yang bisa dibilang cukup. Ini disebabkan tidak adanya fasilitas kantor Keuchik karena kantor keuchik masih dalam proses pembangunan. Ketiadaan kantor pada dasarnya dapat menghambat administrasi gampong, namun di gampong Jurong Pante agar administrasi tetap berjalan maka segala jenis kegiatan dilakukan di rumah geuchik atau meunasah. 11
12