BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya berpengaruh terhadap kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat. Bentuk pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap kecemasan adalah negatif, artinya semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin rendah kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional sebaliknya semakin rendah dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat. Menurut Purwanto (dalam Prawitasari, 2012), Ujian Nasional bagi sebagian siswa sering dirasakan sebagai stressor yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang timbul pada saat Ujian Nasional diperkirakan dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan dalam berpikir dan bertindak saat ujian. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai pada saat ujian tersebut. Sejalan dengan itu, Sari dan Kuncoro (2006) menyatakan bahwa keadaan pribadi individu, tingkat pendidikan, pengalaman yang tidak menyenangkan, dan dukungan sosial merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan. Sedangkan menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2007), kecemasan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan sosial (meliputi pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau traumatis dan kurangnya dukungan sosial), faktor biologis (meliputi predisposisi genetis, abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal bahaya), faktor tingkah laku, dan faktor kognitif serta emosional. Selain itu, 77
78 masalah kesehatan, relasi sosial/dukungan sosial, ujian, karir, relasi internasional, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang juga menjadi sumber kecemasan. Dari hasil analisa tambahan didapatkan bahwa dimensi penghargaan/ pengakuan (Reassurance of Worth) adalah dimensi yang berpengaruh terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat. Bentuk pengaruhnya adalah negatif, artinya semakin tinggi penghargaan maka semakin rendah kecemasan dalam menghadapi ujian nasional sebaliknya semakin rendah penghargaan maka semakin tinggi kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa kelas XII SMA X di Jakarta Barat. Menurut Taylor, Peplau, dan Sears (1997), dimensi penghargaan/pengakuan (reassurance of worth) merupakan pengakuan atas kompetensi, kemampuan, dan keahlian individu. Pada dukungan sosial jenis ini, seseorang akan mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain. Memberikan pujian apresiasi dan pengakuan positif akan menimbulkan keyakinan dalam diri sehingga hal ini dapat mereduksi kecemasan yang dirasakan. 5.2 Diskusi Penelitian yang sudah dilakukan mendapatkan beberapa hal yang dapat didiskusikan antara lain: 1. Temuan bahwa hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh SMA di Jakarta, karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 tempat sekolah untuk penelitian. 2. Temuan bahwa Sumbangan efektif dukungan sosial teman sebaya terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian nasional hanya sebesar 3%. Sedangkan sisanya 97% dijelaskan oleh hal-hal lain yang juga turut berperan
79 dalam mempengaruhi kecemasan menjelang ujian nasional yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Sari dan Kuncoro (2006) menyatakan bahwa keadaan pribadi individu, tingkat pendidikan, pengalaman yang tidak menyenangkan, dan dukungan sosial merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan. Sedangkan menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2007), kecemasan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan sosial (meliputi pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau traumatis dan kurangnya dukungan sosial), faktor biologis (meliputi predisposisi genetis, abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal bahaya), faktor tingkah laku, dan faktor kognitif serta emosional. Kecemasan remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, status kesehatan, jenis kelamin, pengalaman, sistem pendukung dan besar kecilnya stressor (Hurlock,2000). 3. Dimensi penghargaan merupakan dimensi yang berpengaruh terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian nasional. Menurut Sarason (dalam Elliott, 2000), ciri-ciri utama tes yang menimbulkan kecemasan salah satunya yaitu siswa mengantisipasi bahwa ia akan gagal dan kehilangan penghargaan dari orang lain. Penghargaan/pengakuan merupakan kunci yang paling penting dalam pembentukan perilaku yang akan membawa seseorang kearah keberhasilan atau kegagalan (Humanitas, 2006). Dukungan ini terjadi lewat ungkapan penghargaan positif untuk individu yang bersangkutan, dorongan maju, dan perbandingan positif individu dengan orang-orang lain (Sarafino, 1994). Dukungan ini membuat seseorang merasa berharga, kompeten, dan dihargai (Sarafino, 1994).
80 5.3 Saran Beberapa saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan diskusi dan temuan selama melakukan penelitian ini adalah 1. Jumlah subjek yang berpartisipasi diharapkan lebih banyak dari penelitian ini. Tidak hanya 1 sekolah tetapi bisa lebih dari 1 sekolah yang dapat mewakili setiap daerah. Hal ini berguna untuk lebih memastikan terpenuhinya validitas eksternal yakni generalisasi hasil penelitian. Sehingga temuan penelitian dapat diterapkan pada individu yang tidak terlibat dalam penelitian. Mengingat kecemasan Ujian Nasional merupakan fenomena umum yang terjadi hampir di seluruh Indonesia. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode campur (mix method) yang mengkombinasikan kuantitatif dan kualitatif. Tipe ini dapat memperkaya temuan penelitian dari sisi sebaran data dan analisis yang lebih mendalam terhadap subjek. 2. Sudah terbukti bahwa sumbangan efektif dukungan sosial teman sebaya terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian nasional adalah sebesar 3%, sedangkan sisanya 97% dijelaskan oleh hal-hal atau faktor-faktor lain yang juga turut berperan dalam mempengaruhi kecemasan menjelang ujian nasional. Untuk penelitian selanjutnya, bisa mempertimbangkan faktor lain selain dukungan sosial atau menggunakan lebih dari 1 IV. Menurut Sari dan Kuncoro (2006), keadaan pribadi individu/kepribadian, tingkat pendidikan, motivasi, pengalaman yang tidak menyenangkan, merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan selain dukungan sosial. Sedangkan menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2007), kecemasan dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, faktor biologis, tingkah laku, kognitif, dan emosional.
81 3. Dimensi penghargaan adalah dimensi yang berpengaruh terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian nasional. Untuk meningkatkan self efficacy individu bisa dilakukan melalui dukungan penghargaan. Dukungan penghargaan bisa diberikan lewat ungkapan penghargaan positif untuk individu yang bersangkutan. Dorongan maju, persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu dengan orang-orang lain. Penghargaan merupakan sesuatu hal yang memang diharapkan oleh individu sebagai makhluk sosial. Wujud nyata sebagai bentuk nilai penghargaan ini adalah sikap saling menghargai. Banyak cara yang dilakukan oleh individu agar dapat dihargai oleh orang lain. Akan menjadi nilai lebih tersendiri jika apapun yang dilakukan seseorang mendapat tanggapan dari orang lain baik berupa pujian atau benda. Ada beberapa cara dalam memberikan penghargaan antara lain penghargaan berupa ucapan atau penguatan verbal, penguatan dengan mimik & gerakan badan, dengan sentuhan, dengan kegiatan yang menyenangkan, dan dengan simbol/benda. Dalam hal ini, guru dapat berperan sebagai Role Model supaya siswa dapat saling menghargai. Peran sekolah adalah menciptakan iklim yang kondusif dimana guru dan siswa saling memotivasi baik dalam hal belajar maupun pergaulan serta saling membantu satu sama lain. Selain itu dapat membentuk tata pergaulan dalam suasana interaksi dan sosialisasi dimana guru dan siswa saling mempengaruhi. Mengingat fungsi sekolah bukan terbatas pada pengembangan intelektual saja tetapi juga pada pengembangan sosial, emosional, akademik, dan vokasional. Jadi, intervensi untuk dapat meningkatkan prestasi siswa, yaitu dengan meningkatkan penghargaan /pengakuan untuk dapat menurunkan kecemasan.